Share

Kencan Pertama

last update Last Updated: 2023-05-20 23:04:37

“Jangan berpikir macam-macam, Lev!” tegur Javier bahkan sebelum pria muda yang baru saja ditunjuk sebagai kepala sekretaris itu melanjutkan ucapannya.

Leviant pun berdecak, “Tsk! Mana berani aku berpikir macam-macam. Aku hanya ingin bertanya, seperti apa cara kerja Nona Navisha di kantor. Hal ini baru buatku, Jav.”

Mendengar pertanyaan Leviant, Javier pun terkekeh. “Tak ada yang perlu kau takutkan, Lev. Dia bukan wanita penuh intrik. Apa yang dia katakan ya sesuai dengan maksudnya. Tidak ada yang ia tutupi. Santai saja bekerja dengannya. Tanyakan apa yang tidak kau mengerti ketimbang menjadi orang sok tahu.”

“I see. Baiklah. Akan kuingat baik-baik saranmu, Jav. Lalu apa yang sedang kau lakukan di sini? Kau … terlihat kalut.” Leviant memberanikan diri bertanya.

Tapi Javier hanya mengangkat tangannya, memberi isyarat bahwa dia tidak akan pernah mendapatkan jawaban atas pertanyaannya itu.

Alih-alih membahas dirinya, Javier berkata pada Leviant, “Jadi, sebaiknya kau beritahu Visha mengena
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Didekati Duda

    “Tadinya memang tidak ada rencana ke tempat ini, Nona. Karena kau terlihat stress, kurasa pemandangan seperti ini bisa menenangkan. Iya, kan?”Visha terkekeh mendengar ucapan Javier. Dia selalu menjadi orang pertama yang memikirkan kebahagiaan Visha, selain Luca. Kenyataan itu menghangatkan hati Visha.Javier sedikit tegang ketika Visha menghampirinya dan duduk di sampingnya. “Aku mau masuk ke sana. Ayo?” tanya Visha meminta pertimbangan dari Javier, karena ia tidak tahu ke mana tempat kencan mereka selanjutnya.“Hm? Kurasa tak apa, Nona.” Javier memutuskan.‘Kurasa makan malamnya akan kuminta diatur di tepian pantai saja. Supaya lebih mudah,’ lanjut Javier dalam hatinya.Kalau soal memudahkan dan menyenangkan atasannya, Javier memang nomor satu. Yang kurang darinya hanyalah rasa cinta. Saat ini, semua rencana kencan yang diatur oleh Javier, semata ia lakukan dengan pemikiran seperti sedang menjalankan tugas.Visha pun segera beranjak menuju ke arah pantai, tapi ia berbalik sejenak la

    Last Updated : 2023-05-21
  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Perasaan Yang Tak Pantas

    "Nona!" Javier terkejut mendapati atasannya itu pulang dalam keadaan mabuk.Yang lebih mengejutkan adalah Visha pulang digendong oleh seorang pria. "Siapa kau?!" Javier mengepalkan tangannya. Marah bercampur rasa sesal ia rasakan memuncak di kepalanya melihat pria lain menyentuh tubuh nonanya. Ia menyesal sudah mengikuti perintah Visha untuk tidak ikut menemaninya."Ah ... maafkan saya. Saya hanya mencoba mengenal Bu Navisha, karena anak kami satu kelas. Saya mengajaknya untuk berbincang santai, ternyata Bu Visha tidak tahan alkohol." Pria itu menjelaskan dengan buru-buru. Ia terlihat cukup takut menghadapi Javier yang terlihat seolah ingin membunuhnya.Ketika Javier sudah memproses semua ucapan pria itu, ia pun langsung meminta tubuh Visha dari gendongan pria asing itu dan berterima kasih dengan ketus."Ka—kalau begitu, saya pa—pamit pulang dulu. Se—selamat malam."Javier yang masih belum bisa mengendalikan amarahnya, hanya bergumam saja menjawab pamitan pria itu.Setelah pintu di

    Last Updated : 2023-05-22
  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Secarik Perpisahan

    "Ah ... ya. Bagaimana dengan jawaban dari pertanyaanku waktu itu, Navisha?" Suara Matthew terdengar jelas oleh Javier yang baru saja akan memasuki ruang tengah. Spontan langkahnya pun terhenti.Selain penasaran dengan 'pertanyaan apa yang diajukan Matthew pada Visha', Javier tidak suka kenyataan bahwa pria itu sudah memanggil nonanya dengan nama saja.Javier tidak bisa melihat wajah Visha yang kini panik karena ditodong tiba-tiba oleh Matthew setelah mereka selesai menikmati bebek peking."Uhm ... pe—pertanyaan soal hubungan kita?" tanya Visha, mengkonfirmasi.Ia tidak mau dicap terlalu pede dan malah salah jawaban.Memang, beberapa hari yang lalu Matthew sempat bertanya kalau sekiranya Visha punya bayangan hidup bersama dirinya dan juga putranya.Saat itu, Visha yang mengira kalau Matthew hanya bertanya saja, tidak menjawab dengan serius. "Yes. Maksudku, kau tahu kan, aku siap kalau memang kau mau menikahiku, Navisha." Matthew terlihat meraih salah satu tangan Visha yang jaraknya p

    Last Updated : 2023-05-23
  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Pengakuan

    "Javier kembali ke Italia?!" tanya Visha dengan suara nyaring.Wanita itu baru saja duduk di kursi makan dan berpikir akan pergi ke kantor bersama dengan Javier, tapi yang muncul di sana adalah Lucas."I—iya, Nona." Lucas mencicit kaget dengan suara Visha yang langsung meninggi.Visha mengerutkan dahinya sambil menoleh ke arah Madoka yang tengah menyuap sarapannya.Tanpa ditanya, Madoka pun tahu kalau Visha sedang menanti penjelasan darinya. Ia berdeham lalu berkata, "Ehm ... Bos Luca sepertinya memanggil Javier ke Italia. Hanya 2 atau 3 hari ... sepertinya."Visha tidak mau menerima jawaban Madoka yang jelas terdengar ragu-ragu itu. Tapi Dante yang turut menatapnya sejak tadi, membuat Visha menahan diri.Ia pun melanjutkan sarapan tanpa bicara apa-apa lagi. Yang jelas, ia tidak percaya kalau ayahnya memberi perintah pada Javier tanpa memberitahunya terlebih dahulu.Setelah selesai sarapan, Visha pun ikut mengantar Dante ke sekolah.Dan seperti biasa, Matthew akan berbincang dengan V

    Last Updated : 2023-05-25
  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Pengakuan (2)

    “Dan setelah semua yang kau lakukan, kau hanya minta aku untuk mengeluarkanmu dari klan?!” raung Luca yang diikuti dengan gerakan membuang ludah ke depan Javier.Javier tak bergerak. Ia tahu ia layak menerima semua perlakuan itu. Bahkan dirinya marah saat pertama kali tahu kalau sang nona sudah digauli oleh Raffael.Apalagi Luca, yang notabene adalah ayah kandung Visha.“Kau tidak sebodoh itu berpikir aku akan melepasmu ke alam bebas, kan, Bajingan?! Kau akan mati di tanganku!” pekik Luca. Ia mengerahkan semua emosi dan amarahnya di setiap kata yang ia teriakkan.Sementara itu, Damian yang berada di ruangan sebelah, bisa mendengar jelas perbincangan mereka. Ruangannya itu tidak dibatasi oleh pintu, jadi, pengakuan Javier barusan terdengar detail di telinganya.Begitu juga dengan suara pelatuk pistol yang ditarik oleh Luca.Bergegas, Damian menghubungi Visha dan langsung berkata, “Nona! Bos besar akan membunuh Javier sekarang, karena ia mengaku sudah menidurimu!”“Kututup dulu, Damian.

    Last Updated : 2023-05-26
  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Kamar Tahanan

    “Huh?!”Luca tertegun. Begitu juga dengan Javier yang memang sejak tadi belum juga mengangkat rahangnya yang menggantung karena shock.Hanya Damian yang memutar bola matanya, heran dengan keunikan Visha dan juga keras kepalanya Javier yang tidak menyadari kalau selama ini Visha selalu saja menggodanya.Visha pun melanjutkan, “Kau yang paling tahu, Yah. Javier terlalu lurus untuk melakukan hal-hal tidak senonoh. Apalagi padaku.”“Tapi, Navisha Nak—”“Tidak ada tapi, Yah. Aku juga mencintai Javier selama ini. Sulit sekali mendapatkan pengakuan dari mulut pria keras kepala itu. Dan setelah aku mengetahui perasaan Javier yang sebenarnya, aku tak berniat untuk kehilangan dia.”Visha langsung menutup sambungan telepon itu, membuat Luca tak bisa lagi berkata-kata. Kalaupun ia membunuh Javier, itu berarti ialah yang membuat anak dalam kandungan Visha kehilangan ayah.“Damian! Masukkan Javier ke dalam kamar tahanan! Aku tidak mungkin menyerahkan Visha ke tangan Javier, sekalipun ia adalah pria

    Last Updated : 2023-05-27
  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Lari dari Luca

    “Huh?!”Dalam keadaan bingung Javier pun melompat ke dalam mobil yang sudah terbuka lebar untuknya. Ia bisa mendengar teriakan dari rekan kerja yang tidak berhasil menangkapnya.“Kau—”“Nona Navisha memintaku untuk ke tempat ini dan menyelamatkanmu. Aku hanya membalas kebaikannya.” Sang penolong yang ternyata adalah Claire itu memotong ucapan Javier sambil tetap menginjak pedal gas dalam-dalam.Dalam sekejap Javier tiba di sebuah gedung. Claire membawanya naik sampai ke atap bangunan itu dan ia bisa melihat sebuah pesawat sudah siap berangkat.Wanita muda itu kemudian pamit, “Sampai sini saja, aku mengaturkan semuanya. Kau tahu kan, bosmu takkan tinggal diam. Dia—”“Itu Javier! Cepat tangkap dia!” seruan beberapa orang pun menghentikan percakapan mereka.Javier segera berlari ke dalam pesawat pribadi itu dan tak ada yang bisa menangkapnya lagi.“Ugh! Apa aku sudah gila. Lari dari bos sendiri?!” keluh Javier sambil terduduk lemas di salah satu kursi pesawat.Tentu saja, pesawat itu kos

    Last Updated : 2023-05-28
  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Percaya Penuh

    “Bos, maafkan saya. Saya lengah.” Damian membungkuk.Tapi tidak terpancar rasa takut sedikitpun dari sang sekretaris. Seolah permintaan maaf itu hanyalah sebuah formalitas. Mungkin juga, karena ia tahu kalau Luca takkan marah dengan kejadian kaburnya Javier dari kediaman Cavallo.Luca menndengkus, tak berbalik dari posisinya yang sedang mengamati pemandangan di luar jendela ruang kerjanya.“Kau pikir aku tak tahu kalau kau pasti membiarkan penjagaanmu lemah, hm? Berani betul anak itu!” ujar Luca yang ternyata diiringi oleh ledakan tawa yang sangat tidak biasa.Damian pun mengangkat tegak tubuhnya lagi, mencoba membaca situasi dari tawa dan raut wajah sang atasan.Wajah Luca menampakkan raut kekesalan bercampur dengan pancaran rasa terpikat oleh sesuatu yang kemungkinan adalah keberanian Javier melawan dirinya, demi bertemu Visha.“Damian. Segera urus perpindahan kekuasaan dari Visha pada Iuven di perusahaan Adinata.” Tiba-tiba Luca memerintahkan dengan nada tegas.Damian pun membungku

    Last Updated : 2023-05-29

Latest chapter

  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Epilogue

    10 tahun berlalu.Pemandangan gedung sekolah dasar yang ramai dengan hamburan murid pulang sekolah sudah menjadi kesenangan Dante sejak sang ibu—Navisha, menambah cabang Viensha Co. di negara lain.Tahun ini, putra pertama Visha tersebut sudah menginjak usia 18 tahun. Dan minggu ini, seorang gadis muda Italia yang berbeda dari minggu lalu, menempel lagi padanya.“Dante ... kapan kita pulang? Di sini panas sekali,” rengek gadis yang sudah mengekornya sejak dari gedung SMA.Dante menghela napas singkat. Netranya tak kuasa untuk tidak berputar lelah. “Aku sudah bilang akan menjemput adikku. Kau yang bersikeras untuk ikut Danny, jangan rewel.”“Kau pasti bohong! Kau—““Dante!” suara lantang yang memanggil Dante itu adalah milik seorang gadis kecil.Wajahnya mirip seperti Visha. Netranya yang biru pun persis seperti Dante dan ibu mereka.“Ammy!” seru Dante yang langsung meninggalkan teman perempuannya untuk menyambut kepulangan sang adik.Buk!Pukulan kecil dari sang adik pun mendarat di b

  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Penantian Javier

    “Cantik sekali ....”Javier ternganga di depan kaca besar yang menampilkan puluhan tempat tidur bayi. Netranya terfokus pada satu kreatur mungil yang diletakkan paling dekat dengan kaca tersebut.Putrinya. Buah hatinya dengan Navisha.“Kau belum lihat matanya, Jav. Biru langit sepertiku!” seru Ernesto dengan nada bangga.Javier mendengkus geli. Tentu saja. Matanya pasti seperti sang ibu. Keturunan dari Luca yang matanya juga berwarna biru.Tiba-tiba wajah Javier mengkerut kesal. Ia berpaling pada Ernesto dan bertanya, “Kau sudah menggendongnya?!”Nada cemburu terselip di setiap kalimat tanya yang dilontarkan Javier barusan. Ernesto pun tergelak.“Cemburu?! Aku bahkan sudah melihatnya mandi!” ledek Ernesto dengan wajah tenang, sementara Javier terlihat kesal, merasa kalah.“Bohong lah!” seru Ernesto tiba-tiba. “Aku tadi diseret Papa ke sana ke mari. Mencari baju untuk cucu perempuannya. Belum lagi sepatu bulu-bulu dan banyak lagi.”Mendengar pengakuan Ernesto, Javier pun terkekeh. “Ter

  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Was-was

    “Jav ... duduklah dulu. Kau membuatku ikut panik.” Luca menggeleng singkat sambil menghela napas pendek.“Ah! Sorry, Yah.”Javier kemudian duduk di samping Luca, tetapi tubuhnya tak berhenti bergerak. Kadang ia akan membungkuk, kadang bersandar. Bahkan pria muda itu tak berhenti menggerakkan kakiknya, seperti orang sedang menjahit pakaian dengan mesin manual.Ekor mata Luca menangkap gerakan berulang tersebut dan kembali menegur mantunya itu, “Jav.”“Ugh! Aku tak bisa tenang. Aku ingin masuk ke dalam sana, Yah. Aku khawatir apa kami terlambat. Air ketubannya keluar sangat banyak tadi. Kuharap tidak akan ada yang terjadi pada Visha.”Mereka tengah was-was menunggu proses c-section yang harus dilewati Visha. Kondisi bayinya tidak berada di jalur lahir, sementara air ketuban sudah pecah. Kalau dibiarkan terlalu lama, kemungkinan terburuk bisa menyapa sang jabang bayi.Akhirnya, Visha pun harus masuk ruang operasi. Walau ini adalah operasi Visha yang kedua, entah kenapa Javier merasa lebi

  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Pecah

    183“Javier, kau ada waktu siang ini?” Luca, tak diduga Javier, menghubunginya tiba-tiba. Tentu saja, Javier menyanggupinya. Tugas menjemput Dante ia serahkan sementara pada Madoka. Biasanya Javier akan ikut ke sekolah untuk menjemput. Javier pun merespon, “Tentu, Ayah. Kau mau aku membawa Visha atau?”“Nah ... kau saja. Kuharap Visha tak perlu tahu aku mengajakmu bertemu, Jav.”Suami sah Visha tersebut tertegun sesaat sebelum menyetujui ucapan Luca. ‘Mungkin ini soal Ernesto.’Setelah sambungan telepon itu terputus, Javier segera pamit pada Visha dengan alasan akan menjemput Dante bersama Madoka.Dominic berjaga di apartemennya bersama dengan beberapa anak buah. Tentu saja, Javier sudah sedikit lega, karena berita Ernesto menghabisi Gale semalam sudah sampai di telinganya. Semua orang kini membicarakan pria muda itu.“Aku titip kue tart tiramisu,” pesan Visha saat mengantar Javier sampai di ambang pintu. Hamil keduanya ini membuat Visha menginginkan makanan manis. ia bisa menghabis

  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Di Balik Dinginnya Hati

    Dhuar!Bang!Bang!Bang!“Ha! Ha! Ha! Mati kalian semua antek Cavallo!” raung Gale yang berdiri di atas kendaraan jeep terbuka.Mereka baru saja mengebom gerbang utama kediaman Luca dan melumpuhkan semua penjaga.Luca yang terbangun karena alarm dari gerbang utama pun langsung menyuruh semua staf rumah tangga membawa Bianca, bersembunyi di ruang bawah tanah.Ernesto dan Luca bersiap menghadapi mereka dengan anak buah yang ada. Tidak banyak mereka yang tinggal di dalam area Cavallo. Paling banyak mereka bisa mengumpulkan 50 orang untuk kejadian tak terduga ini.“Kau sudah memanggil anak-anak di luar sana?” seru Luca pada Ernesto, yang berjalan bersama menuju ke luar teras untuk melihat keadaan seperti apa yang menunggunya.“Beres, Pa. Mereka sudah dekat.”‘Andai ada Javier ... aku merasa lebih tenang. Kalau hanya Ernesto ... haaah ... aku harusnya bisa percaya pada anakku,’ batin Luca berkonflik.Luca tak punya muka untuk memanggil Javier, karena Ernesto dengan bodohnya sudah membuat C

  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Tenang Sebelum Badai

    "Uncle Madoka!" seru Dante yang baru saja keluar dari kelasnya.Tuan muda kecil Cavallo tersebut baru saja menyudahi proses belajarnya hari itu. Dari wajah Dante, Madoka bisa menebak kalau permintaan maaf dari Simon tadi sudah menghilangkan air muka sedihnya."Tuan Muda! Apa mau makan dulu di kantin? Dengan Simon?" tanya Madoka tanpa basa basi.Dante yang memang sudah terbiasa mengamati orang-orang dewasa itu di sekitarnya pun paham, bahwa ada hal yang ingin dibicarakan Madoka dengam Simon."Tentu! Akan kupanggilkan Simon." Dante tersenyum riang sambil berbalik kembali ke kelas untuk menghampiri anak tersebut."Simon, mau makan siang denganku? Kau sering lama menunggu di kelas, kan?" ajak Dante dengan senyum ramahnya.Simon sedikit tertegun mendapat perlakuan baik dari Dante. Walau ia sudah minta maaf, baginya tidak serta merta mereka menjadi teman. "Tidak ada alasan aku makan siang denganmu! Jangan urusi aku!" sentak Simon.Suara Simon yang keras sudah tentu membuat Madoka memunculk

  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Konsekuensi

    "Saya sudah katakan pada Anda, bahwa Dante adalah keluarga Cavallo. Tapi Anda tidak menggubrisnya." Moses mengingatkan pria yang meneleponnya sambil mengamuk.Setelah kedatangan Javier yang sia-sia kemarin, hari ini ayah Simon—Richard Countesc, menghubungi sang kepala sekolah dan mengamuk.Richard menebak kalau orang yang sudah mengganggu bisnisnya pastilah orangtua Dante. Karena dalam pesan yang diterimanya, mereka menginginkan permintaan maaf dari Simon."Brengsek! Padahal Javier itu tidak ada urusannya dengan anak itu! Dari berita yang kudengar, anak itu hasil pemerkosaan! Tch! Keluarga berantakan!" raung Richard yang masih tidak paham dengan posisinya.Lagi, Moses menghela napas panjang. Ia tahu bahwa Richard adalah donatur terbesar di sekolah tersebut, tapi kalau selalu keras kepala seperti ini, tidak mungkin sang kepala sekolah mau pasang badan.Moses pun akhirnya berkata, "Tuan Richard, sebaiknya Anda selesaikan dengan baik-baik. Mau bagaimanapun masa lalu Dante, tidak akan per

  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Amarah Sang Kakek

    “Well ... apa kau sudah siap untuk minta maaf pada temanmu? Dante?”Dante menelan ludah. Tidak siap untuk melakukan apa yang ditanyakan sang ayah. Javier sedikit was-was menantikan jawaban dari Dante. Ia cukup takut kalau-kalau putranya itu menolak dan memilih untuk mengabaikan saja masalah ini.“Ehem! Si—siap!” seru Dante dengan terbata.Kini mereka sudah berada di depan ruang kepala sekolah untuk membicarakan mengenai perkelahian Dante dengan temannya kemarin.Javier terkekeh pelan sementara buku jarinya mulai menghantam lembut pintu ruang kepala sekolah yang masih tertutup rapat.“Masuk!” Seruan dari dalam terdengar samar, sebagai izin untuk Javier menggeser terbuka pintu itu.“Selamat pagi, Mr. Moses,” sapa Javier dan Dante hampir berbarengan.Mendengar sapaan itu, pria tua bernama Moses itu pun segera berdiri dan membalasnya, “Ah ... selamat pagi, Tuan Javier, Dante. Ayo duduk dulu.”Masing-masing mereka pun mengambil posisi duduk berhadapan. Dante duduk di samping Javier dengan

  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Bukan Papaku

    “Ada apa?”Belum juga Javier membuka pintu ruang kerja Visha, sang istri ternyata sudah lebih dulu mempertanyakan percakapan telepon barusan.Padahal Javier masih butuh waktu untuk mengatur kata-katanya agar Visha tidak langsung marah karena Dante berkelahi.“Nana ... kau sudah selesai bekerja?” tanya Dante sambil mendorong Navisha kembali ke dalam dan mendudukkan sang istri di sofa.Yang didorong pun menurut saja. Ia duduk sementara manik matanya mengikuti tubuh Javier yang bergerak menyusulnya duduk di sisi kanan.Alih-alih menjawab pertanyaan Javier, Visha malah balik bertanya, “Kudengar kau seperti panik. Siapa tadi, Jav?”Javier masih butuh waktu lebih untuk memutuskan dari sisi mana ia akan mulai menjelaskan apa yang terjadi pada Dante.Kalau ia mulai dengan kalimat bahwa Dante dirundung di sekolah, jelas Visha akan mengamuk dan segera menuju ke sekolah.Namun, kalau dijelaskan bahwa Dante berkelahi, ia pasti akan marah pada Dante.‘Ugh! Sejak kapan membuat kalimat saja sulit bu

DMCA.com Protection Status