Share

Di Atas Pangkuan

Penulis: Lovely Bintang
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-10 19:17:43

"Nona, sebaiknya jangan memasukkan kaki Anda ke dalam kolam terlalu lama. Ini sudah larut malam. Kau bisa masuk angin."

Javier mengingatkan seraya berjongkok di samping Visha. Ia tidak tahu, haruskan ia mempertanyakan alasan kenapa wajah Visha basah dengan air mata.

Itu jelas pekerjaan air mata, karena netra wanita itu yang sedikit bengkak dan memerah.

Tak terima karena Javier hanya jongkok—yang menurut Visha berarti sewaktu-waktu Javier bisa berdiri dan meninggalkannya, wanita itu langsung menarik lengan Javier.

Alhasil, pria kekar itu kehilangan keseimbangan dan jatuh di atas rerumputan segar, yang memang sengaja ditanam di pinggiran kolam.

"Astaga. Kau hampir membuatku tercebur, Nona!" protesnya sambil menghela napas lega karena ia tidak benar-benar tercebur.

Visha terkekeh sambil menuang isi botol wine ke dalam gelasnya lagi.

"Kau harus minum," perintah Visha dengan suara seperti diseret.

Kemungkinan besar wanita itu sudah setengah mabuk.

Tengah menyesap wine yang diberikan ole
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Kuperingatkan!

    "Kuperingatkan, Nona! Kau yang memulainya, kali ini." Javier mencoba membuat Visha mempertimbangkan ulang kelakuannya saat ini.Tapi wanita itu malah terus mendorong Javier hingga rebah ke atas rerumputan. Visha menurunkan sedikit tubuhnya dan mengetuk hidung mancung Javier dengan ujung jari telunjuk, kemudian berkata, "Dan kuperingatkan kau , Jav. Aku tidak sedang mabuk.""Bullshit!" gumam Javier, yang malah membuat Visha tergelak.Tak lagi menunggu, Visha pun kembali mengunci bibirnya dengan bibir Javier, sementara tangan pria itu menelusur pelan pinggang Visha.Ia memeluk erat pinggang kecil itu dan mulai mendorong berlawanan arah, supaya bisa beranjak dari atas rumput. Berpikir kalau Javier seperti menolaknya, Visha kemudian memutus ciuman panas mereka, melayangkan protesnya, "Jav! Jangan melarikan diri!" Tapi Javier terkekeh geli. "Kau akan menyesal sudah meminta hal yang memang takkan pernah kulakukan. Aku tak pernah melarikan diri," ujarnya sambil berdiri dan menggendong V

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-11
  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Kerepotan Javier

    "Ini jam 8 pagi dan kau keluar dari kamar Nona Visha?!"Madoka berulang kali menatap Javier, kemudian beralih pandang ke jam tangan yang melingkar dipergelangannya.Benar-benar jam 8 kurang 15 menit."Damn! Aku mau melaporkan ini nanti pada Tuan Luca!" seru Madoka sambil melompat ke sana-sini.Wajah jahil Madoka semakin terlihat."Jangan gila! Aku—" "Aku apa?!" goda Madoka saat Javier menggantung kalimatnya.Wajah Javier terlihat seperti tak sehat ketika ia memohon, "Jangan bicara aneh-aneh dengan Bos." Bahkan kejahilan Madoka pun surut memlihatnya. "Ada apa? Apa kau mau membahas malam pertamamu denganku?" tanya Madoka yang terlihat sangat serius.Javier mendengus tapi tidak tertawa. Ia sedang dalam tekanan batin yang besar.Karena kedatangan Luca membuatnya harus turun dari tempat tidur dan melanggar permintaan Visha yang pertama tadi.Ia seharusnya menemani Visha sampai wanita itu bangun. Tapi tidak mungkin ia melakukannya di saat pemimpin klannya sudah dalam perjalanan menuju ke

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-12
  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Menatap Masa Depan

    “Apa kau selalu berpakaian seperti ini, Navisha, putri semata wayang Ayah?” tanya Luca sambil menutup wajahnya dengan panik. Membayangkan sang putri berada di rumah berisi para lelaki, membuatnya berpikir dua kali untuk membiarkan Visha tinggal lebih lama lagi di Indonesia. “Tentu saja tidak. Tidak setiap hari ada yang berisik di depan kamarku. Aku hanya panik saja, karena tak percaya mendengar suaramu, Ayah!” kilah Visha sambil mengencangkan pelukannya. Luca menatap Visha dengan pandangan tidak percaya sehingga ia bertanya lagi, “Benar begitu?” “Iyes! Aku selalu siap sebelum keluar kamar kok. Dan lagi, biasanya mereka memang sudah ada di kantor, memantau keluarga Adinata. Sekarang semua sudah selesai, jadi mereka lebih santai mungkin,” celoteh Visha beralasan. Putri Luca itu kemudian menarik pelan pergelangan tangan sang ayah, supaya bisa masuk ke kamarnya. “Dante masih tidur, tahu sedang weekend,” kekeh Visha sambil masuk lagi ke dalam kamar mandi setelah ia mengambil pakaian g

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-13
  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Rencana Balasan Raffael

    “Ma, kau baik-baik saja?” Raffael bertanya dengan raut wajah panik dan khawatir. Ia tengah menemani Gregorry saat Asisten Rumah Tangganya menelepon dan memberitahu kalau sang ibu pingsan di apartemen yang baru saja ia belikan untuknya. Karena kondisi, Raffael akhirnya menjual rumah mewahnya untuk membeli apartemen yang sedang turun harga. Dan lagi, ia berpikir kalau sang ayah sudah meminta ibunya untuk membersihkan kediaman Adinata, untuk menyambut kepulangannya. Febriella yang terbaring lemas di tempat tidur meneteskan air mata ketika melihat wajah kusut putranya. “Bagaimana kabar ayahmu, Nak?” tanya Febriella dengan bibir gemetar, menahan isakannya. “Tenang saja, Ma. Yang penting Mama sehat dulu. Papa sudah memanggil Om Radjiv untuk mendampinginya.” Mendengar itu, Febriella pun terlihat lebih tenang. “Mama mau kembali ke rumah saja, Raffa. Kalau Papamu tidak berencana menceraikan Mama, Mama akan menunggu sampai ia bebas.” Raffael setuju. “Yang penting Mama sehat dulu. Oke?”

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-14
  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Reuni Kecil Raffael dan Visha

    “Hm?”Kerutan di dahi Visha pun muncul, karena ia yakin, tidak ada yang mengikutinya. Kalau Javier mengikuti, pasti memanggilnya dengan sebutan ‘Nona’.Dan ketika Visha menoleh ke arah sumber suara, ia terkejut mendapati Raffael berdiri di sana sambil menatapnya dengan pandangan menilai.“Selamat siang, Tuan Raffael. Saya tidak tahu Anda sedang berada di restoran ini. Apa ada yang anda butuhkan?” tanya Visha sambil mendorong pintu kamar mandi itu tetapi menunda langkahnya.“Visha, Sayang. Jangan seperti orang asing. Kita kenal lebih dalam dari hanya sekedar—”“Calon pembunuh dan korban?” sindir Visha memotong ucapan Raffael yang benar-benar membuatnya muak.Visha tidak habis pikir, dengan dasar apa Raffael masih memanggilnya dengan sebutan intim seperti itu.‘Sayang?! Cuih! Persetan!’ rutuk Visha dalam hati.Wanita itu menambahkan, sebelum Raffael menyela ucapannya, “Sudah baik aku tidak menyerahkan bukti-bukti kejahatan Anda pada kepolisian, jangan memaksa saya melakukannya.”Tapi te

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-15
  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Dia Milikmu!

    "Aku dan Javier kenapa?" tanya Visha dengan nada tenang, namun tatapannya mengancam Madoka dengan konsekuensi atas keberaniannya mencampuri urusan sang majikan.Melihat respon Visha, Madoka pun meringis. Ia tidak jadi melanjutkan pertanyaannya itu. Karena Madoka tak mengambil kesempatan untuk melanjutkan ucapannya—apapun resiko yang akan ditanggungnya, Visha memilih untuk memberikan pertanyaan, "Ke mana kau bawa Raffael itu?""Sepertinya anak buah Bos Luca yang mengintai daerah ini memberitahu Bos. Jadi, ia menyuruh 2 anak buah kesayangannya, yang biasa membereskan orang-orang seperti itu." Madoka menjelaskan sambil mengikuti Visha di belakang. Ia tetap siaga, mengamati kalau-kalau ada orang lain yang terlihat mencurigakan.Visha mengangguk. Ia tahu, urusan Raffael ini tidak akan selesai sampai Luca puas. Tentu saja. Luca tidak mungkin membiarkannya bernapas lega di bumi ini. Tiba di ruang makan mereka, makanan Dante sudah habis. Anak laki-laki itu pun langsung meminta Visha untuk

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-16
  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Pembalasan Terakhir

    "Ha?" Luca terkejut mendengar jawaban Raffael. bukan isi jawabannya, melainkan keberaniannya mengatakan kalimat itu."Iuven ... apa kau dengar bajingan ini mengatakan apa?" Luca terkekeh lalu menoleh pada Iuven yang sejak tadi juga tertawa sambil menggelengkan kepala.Iuven mencoba menjawab di sela tawanya, "Kurasa keberaniannya itu akan sirna kalau tahu kau siapa, Tuan Luca.""Aku tidak peduli siapa kau! Cepat lepapskan aku, atau kau akan menyesal sudah menggangguku!"Secepat kilat, sebuah pisau tajam sudah bertengger di samping leher Raffael, siap menebas nyawanya.Javier sudah di sana menggeram rendah, membuat Luca terpukau dengan kecepatannya. Bahkan Iuvn bertepuk tangan, rindu juga ia melihat aksi Javier."Hati-hati dengan lidahmu, Tuan Raffael. Kau tidak tahu kapan 'itu' akan membunuhmu.' Luca menekankan kata 'itu' merujuk pada lidah dan juga pisau yang ada di samping lehernya."Jai, kau bilang kalau Visha, yang notabene adalah putriku, memegang posisi sebagai calon istrimu? Ba

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-17
  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Mengurus Perusahaan Baru

    “Iuven?” tanya Javier tak percaya dengan cerita Visha.Sambil keluar dari gedung bandara, majikan perempuannya itu baru saja menjelaskan bahwa Luca akan meminta Iuven untuk memegang kendali atas Perusahaan Adinata Group.Mereka baru saja mengantar Luca sampai Bandara dan sekarang akan bergerak menuju ke perusahaan, yang baru saja dibeli Visha beberapa hari lalu.Visha menoleh menatap Javier untuk mengetahui kenapa bodyguardnya itu terkaget-kaget mendengar nama itu. “Yes. Nama yang aneh ya, sampai kau kaget begitu, Jav?”Menyadari kalau dirinya hampir saja kelepasan, Javier terkekeh canggung. Tidak ada yang tidak tahu siapa Iuven, kalau mereka bekerja di dunia mafia.Tak hanya soal siapa itu Iuven, Javier kaget karena ternyata itulah yang terjadi setelah subuh tadi Luca bertemu Iuven.Dan kejadian subuh tadi sama sekali tidak boleh diketahui oleh Visha.“Apa dia juga seorang mafia?” tanya Visha yang tak kunjung mendapat kejelasan apakah Javier mengenal pria bernama Iuven itu atau tidak

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-18

Bab terbaru

  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Epilogue

    10 tahun berlalu.Pemandangan gedung sekolah dasar yang ramai dengan hamburan murid pulang sekolah sudah menjadi kesenangan Dante sejak sang ibu—Navisha, menambah cabang Viensha Co. di negara lain.Tahun ini, putra pertama Visha tersebut sudah menginjak usia 18 tahun. Dan minggu ini, seorang gadis muda Italia yang berbeda dari minggu lalu, menempel lagi padanya.“Dante ... kapan kita pulang? Di sini panas sekali,” rengek gadis yang sudah mengekornya sejak dari gedung SMA.Dante menghela napas singkat. Netranya tak kuasa untuk tidak berputar lelah. “Aku sudah bilang akan menjemput adikku. Kau yang bersikeras untuk ikut Danny, jangan rewel.”“Kau pasti bohong! Kau—““Dante!” suara lantang yang memanggil Dante itu adalah milik seorang gadis kecil.Wajahnya mirip seperti Visha. Netranya yang biru pun persis seperti Dante dan ibu mereka.“Ammy!” seru Dante yang langsung meninggalkan teman perempuannya untuk menyambut kepulangan sang adik.Buk!Pukulan kecil dari sang adik pun mendarat di b

  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Penantian Javier

    “Cantik sekali ....”Javier ternganga di depan kaca besar yang menampilkan puluhan tempat tidur bayi. Netranya terfokus pada satu kreatur mungil yang diletakkan paling dekat dengan kaca tersebut.Putrinya. Buah hatinya dengan Navisha.“Kau belum lihat matanya, Jav. Biru langit sepertiku!” seru Ernesto dengan nada bangga.Javier mendengkus geli. Tentu saja. Matanya pasti seperti sang ibu. Keturunan dari Luca yang matanya juga berwarna biru.Tiba-tiba wajah Javier mengkerut kesal. Ia berpaling pada Ernesto dan bertanya, “Kau sudah menggendongnya?!”Nada cemburu terselip di setiap kalimat tanya yang dilontarkan Javier barusan. Ernesto pun tergelak.“Cemburu?! Aku bahkan sudah melihatnya mandi!” ledek Ernesto dengan wajah tenang, sementara Javier terlihat kesal, merasa kalah.“Bohong lah!” seru Ernesto tiba-tiba. “Aku tadi diseret Papa ke sana ke mari. Mencari baju untuk cucu perempuannya. Belum lagi sepatu bulu-bulu dan banyak lagi.”Mendengar pengakuan Ernesto, Javier pun terkekeh. “Ter

  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Was-was

    “Jav ... duduklah dulu. Kau membuatku ikut panik.” Luca menggeleng singkat sambil menghela napas pendek.“Ah! Sorry, Yah.”Javier kemudian duduk di samping Luca, tetapi tubuhnya tak berhenti bergerak. Kadang ia akan membungkuk, kadang bersandar. Bahkan pria muda itu tak berhenti menggerakkan kakiknya, seperti orang sedang menjahit pakaian dengan mesin manual.Ekor mata Luca menangkap gerakan berulang tersebut dan kembali menegur mantunya itu, “Jav.”“Ugh! Aku tak bisa tenang. Aku ingin masuk ke dalam sana, Yah. Aku khawatir apa kami terlambat. Air ketubannya keluar sangat banyak tadi. Kuharap tidak akan ada yang terjadi pada Visha.”Mereka tengah was-was menunggu proses c-section yang harus dilewati Visha. Kondisi bayinya tidak berada di jalur lahir, sementara air ketuban sudah pecah. Kalau dibiarkan terlalu lama, kemungkinan terburuk bisa menyapa sang jabang bayi.Akhirnya, Visha pun harus masuk ruang operasi. Walau ini adalah operasi Visha yang kedua, entah kenapa Javier merasa lebi

  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Pecah

    183“Javier, kau ada waktu siang ini?” Luca, tak diduga Javier, menghubunginya tiba-tiba. Tentu saja, Javier menyanggupinya. Tugas menjemput Dante ia serahkan sementara pada Madoka. Biasanya Javier akan ikut ke sekolah untuk menjemput. Javier pun merespon, “Tentu, Ayah. Kau mau aku membawa Visha atau?”“Nah ... kau saja. Kuharap Visha tak perlu tahu aku mengajakmu bertemu, Jav.”Suami sah Visha tersebut tertegun sesaat sebelum menyetujui ucapan Luca. ‘Mungkin ini soal Ernesto.’Setelah sambungan telepon itu terputus, Javier segera pamit pada Visha dengan alasan akan menjemput Dante bersama Madoka.Dominic berjaga di apartemennya bersama dengan beberapa anak buah. Tentu saja, Javier sudah sedikit lega, karena berita Ernesto menghabisi Gale semalam sudah sampai di telinganya. Semua orang kini membicarakan pria muda itu.“Aku titip kue tart tiramisu,” pesan Visha saat mengantar Javier sampai di ambang pintu. Hamil keduanya ini membuat Visha menginginkan makanan manis. ia bisa menghabis

  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Di Balik Dinginnya Hati

    Dhuar!Bang!Bang!Bang!“Ha! Ha! Ha! Mati kalian semua antek Cavallo!” raung Gale yang berdiri di atas kendaraan jeep terbuka.Mereka baru saja mengebom gerbang utama kediaman Luca dan melumpuhkan semua penjaga.Luca yang terbangun karena alarm dari gerbang utama pun langsung menyuruh semua staf rumah tangga membawa Bianca, bersembunyi di ruang bawah tanah.Ernesto dan Luca bersiap menghadapi mereka dengan anak buah yang ada. Tidak banyak mereka yang tinggal di dalam area Cavallo. Paling banyak mereka bisa mengumpulkan 50 orang untuk kejadian tak terduga ini.“Kau sudah memanggil anak-anak di luar sana?” seru Luca pada Ernesto, yang berjalan bersama menuju ke luar teras untuk melihat keadaan seperti apa yang menunggunya.“Beres, Pa. Mereka sudah dekat.”‘Andai ada Javier ... aku merasa lebih tenang. Kalau hanya Ernesto ... haaah ... aku harusnya bisa percaya pada anakku,’ batin Luca berkonflik.Luca tak punya muka untuk memanggil Javier, karena Ernesto dengan bodohnya sudah membuat C

  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Tenang Sebelum Badai

    "Uncle Madoka!" seru Dante yang baru saja keluar dari kelasnya.Tuan muda kecil Cavallo tersebut baru saja menyudahi proses belajarnya hari itu. Dari wajah Dante, Madoka bisa menebak kalau permintaan maaf dari Simon tadi sudah menghilangkan air muka sedihnya."Tuan Muda! Apa mau makan dulu di kantin? Dengan Simon?" tanya Madoka tanpa basa basi.Dante yang memang sudah terbiasa mengamati orang-orang dewasa itu di sekitarnya pun paham, bahwa ada hal yang ingin dibicarakan Madoka dengam Simon."Tentu! Akan kupanggilkan Simon." Dante tersenyum riang sambil berbalik kembali ke kelas untuk menghampiri anak tersebut."Simon, mau makan siang denganku? Kau sering lama menunggu di kelas, kan?" ajak Dante dengan senyum ramahnya.Simon sedikit tertegun mendapat perlakuan baik dari Dante. Walau ia sudah minta maaf, baginya tidak serta merta mereka menjadi teman. "Tidak ada alasan aku makan siang denganmu! Jangan urusi aku!" sentak Simon.Suara Simon yang keras sudah tentu membuat Madoka memunculk

  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Konsekuensi

    "Saya sudah katakan pada Anda, bahwa Dante adalah keluarga Cavallo. Tapi Anda tidak menggubrisnya." Moses mengingatkan pria yang meneleponnya sambil mengamuk.Setelah kedatangan Javier yang sia-sia kemarin, hari ini ayah Simon—Richard Countesc, menghubungi sang kepala sekolah dan mengamuk.Richard menebak kalau orang yang sudah mengganggu bisnisnya pastilah orangtua Dante. Karena dalam pesan yang diterimanya, mereka menginginkan permintaan maaf dari Simon."Brengsek! Padahal Javier itu tidak ada urusannya dengan anak itu! Dari berita yang kudengar, anak itu hasil pemerkosaan! Tch! Keluarga berantakan!" raung Richard yang masih tidak paham dengan posisinya.Lagi, Moses menghela napas panjang. Ia tahu bahwa Richard adalah donatur terbesar di sekolah tersebut, tapi kalau selalu keras kepala seperti ini, tidak mungkin sang kepala sekolah mau pasang badan.Moses pun akhirnya berkata, "Tuan Richard, sebaiknya Anda selesaikan dengan baik-baik. Mau bagaimanapun masa lalu Dante, tidak akan per

  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Amarah Sang Kakek

    “Well ... apa kau sudah siap untuk minta maaf pada temanmu? Dante?”Dante menelan ludah. Tidak siap untuk melakukan apa yang ditanyakan sang ayah. Javier sedikit was-was menantikan jawaban dari Dante. Ia cukup takut kalau-kalau putranya itu menolak dan memilih untuk mengabaikan saja masalah ini.“Ehem! Si—siap!” seru Dante dengan terbata.Kini mereka sudah berada di depan ruang kepala sekolah untuk membicarakan mengenai perkelahian Dante dengan temannya kemarin.Javier terkekeh pelan sementara buku jarinya mulai menghantam lembut pintu ruang kepala sekolah yang masih tertutup rapat.“Masuk!” Seruan dari dalam terdengar samar, sebagai izin untuk Javier menggeser terbuka pintu itu.“Selamat pagi, Mr. Moses,” sapa Javier dan Dante hampir berbarengan.Mendengar sapaan itu, pria tua bernama Moses itu pun segera berdiri dan membalasnya, “Ah ... selamat pagi, Tuan Javier, Dante. Ayo duduk dulu.”Masing-masing mereka pun mengambil posisi duduk berhadapan. Dante duduk di samping Javier dengan

  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Bukan Papaku

    “Ada apa?”Belum juga Javier membuka pintu ruang kerja Visha, sang istri ternyata sudah lebih dulu mempertanyakan percakapan telepon barusan.Padahal Javier masih butuh waktu untuk mengatur kata-katanya agar Visha tidak langsung marah karena Dante berkelahi.“Nana ... kau sudah selesai bekerja?” tanya Dante sambil mendorong Navisha kembali ke dalam dan mendudukkan sang istri di sofa.Yang didorong pun menurut saja. Ia duduk sementara manik matanya mengikuti tubuh Javier yang bergerak menyusulnya duduk di sisi kanan.Alih-alih menjawab pertanyaan Javier, Visha malah balik bertanya, “Kudengar kau seperti panik. Siapa tadi, Jav?”Javier masih butuh waktu lebih untuk memutuskan dari sisi mana ia akan mulai menjelaskan apa yang terjadi pada Dante.Kalau ia mulai dengan kalimat bahwa Dante dirundung di sekolah, jelas Visha akan mengamuk dan segera menuju ke sekolah.Namun, kalau dijelaskan bahwa Dante berkelahi, ia pasti akan marah pada Dante.‘Ugh! Sejak kapan membuat kalimat saja sulit bu

DMCA.com Protection Status