"Masuklah!" perintah Abian saat kami telah berada di tempat parkir mobil."Tapi, Siti…""Apa kau tidak ingin melihat kondisi Restoran yang sebentar lagi akan buka?""Benarkah?" tanyaku dengan perasaan senang bercampur haru. Tak terasa tanganku masih berada dalam genggaman Abian.Abian mengangguk mengiyakan dan kembali memberikan isyarat agar aku masuk ke dalam mobilnya."Tapi, Siti akan mencariku. Aku tidak mungkin meninggalkan dirinya begitu saja bersama dengan Aslan.""Aslan adalah pria yang baik, aku yakin kau mengetahuinya." "Baiklah, kali ini aku setuju denganmu."***Mulan hampir saja memuntahkan cairan yang keluar dari tubuh Akbar. Namun, wanita itu segera menelan cairan itu walaupun perutnya bergejolak menahan rasa mual tak tertahankan."Bagus," Akbar membenarkan resleting celananya. Pria itu lalu berjongkok menatap wajah Mulan yang memerah. Entah karena malu atau marah dengan sikap Akbar, namun Akbar tak ingin membuat suasana hatinya menjadi rusak karena prasangka yang ada d
"Aku belum bercerai, Abian. Jangan lupakan hal itu."Abian membuang pandangannya. Ia tak lagi memandang ke arahku. "Ayolah Abian, jangan bertingkah seperti…""Anak kecil?" Abian memotong pembicaraanku.Aku tersenyum memperlihatkan deretan gigi putihku."Apa yang sebenarnya kau Rencanakan?" Abian mengalihkan pembicaraan dan memilih duduk di meja menghadap ke arahku."Tidak ada."Abian mengerucutkan bibirnya, terlihat lucu dan menggemaskan. Baru kali ini aku melihat seorang Abian Wibowo membuat ekspresi wajah seperti itu."Kau menolak semua bantuan dari Paman Hamzah. Lalu, siapa partner kerjamu saat ini?" Tatapan Abian menyiutkan nyaliku, entah mengapa rasanya begitu aneh jika ditatap seperti itu."Abian, berikan nomer rekeningmu. Aka aku transfer…""Sudah aku katakan, ini adalah hadiah untukmu. Jangan protes lagi,"Aku terpaksa menuruti permintaan Abian. Susah sekali untuk mematahkan perkataan Abian. Jika sudah memutuskan sesuatu, pasti akan susah untuk mengubah keputusannya.***Aku
"Setelah ini, kau harus memastikan tentang acara pestanya. Jangan sampai ada yang merusak suasana hatiku dengan sesuatu yang menjengkelkan." Ucap Sandoro saat berada di dalam mobil. "Baik, pak!" jawab Jimmy tegas, namun kedua sudut bibirnya melengkung ke atas membentuk sebuah senyuman.Keduanya saat ini sedang menuju ke bandara untuk penerbangan kembali ke Balikpapan. ***Aku membuka semua kotak perhiasan emas yang kumiliki. Walaupun saat nanti aku pakai tak terlihat karena tertutup oleh jilbabku, entah mengapa aku tetap ingin memakainya."Sedang apa sayang?"Mas Akbar datang dari arah belakang sambil memeluk tubuhku dari belakang. Aroma wangi parfumnya dapat membekukan siapa saja yang mendapatkan perlakuan seperti ini."Aku ingin memilih perhiasan yang akan aku pakai besok, Mas…"jawabku sambil terus membuka satu persatu kotak perhiasan emas itu.Tangan mas Akbar semakin erat memelukku. Beberapa kali aku dapat merasakan bibir lembutnya menyentuh leher dan pipiku. Sebenarnya aku jijik
Melihat tubuh Mas Akbar yang nyaris tak memakai sehelai benangpun, hanya celana dalam saja yang saat ini membungkus alat kelaminnya membuat diriku semakin merasa kesal dan ingin segera berlari ke arah pintu kamar mandi untuk mengeluarkan isi perutku.Aku masih membayangkan bagaimana bisa, diriku jatuh cinta pada monster menyeramkan seperti Mas Akbar. Pria egois berkedok baik yang diam-diam memberikan racun pada istrinya. Racun itu tidak mematikan, namun dapat membuat hati terasa begitu perih di setiap mata memandang wajahnya."Mawar," aku tersadar bahwa Mas Akbar telah berada di hadapanku. Tangannya terulur untuk menyentuh pipiku. Aku tak dapat berkata-kata, karena aku merasakan bahwa cairan yang berada dalam perutku sudah naik ke tenggorokan. Sekali membuka mulut, pasti cairan itu akan keluar dari tempat persembunyiannya.Mas Akbar menundukkan kepalanya, meraih daguku dan hendak kembali meraup bibir yang telah aku poles dengan lipstik berwarna pink.Aku sedikit mendorong dada Mas Ak
Bab 112'Tapi, bagaimana caranya? aku belum pernah mengetahui wajah asli Mawar.' batin Mulan kesal sendiri."Cepat hisap!" teriakan Akbar membuyarkan lamunan Mulan. Wanita itu sadar bahwa Akbar menginginkan Mulan membantu melepaskan hasratnya dengan cara memasukkan benda seperti jelly itu ke dalam mulutnya. Mulan yang tadi tidur terlentang segera mengubah posisi tubuhnya duduk jongkok di hadapan Akbar."Ya, bagus seperti itu, sayang." Ucap Akbar sambil mendorong kepala Mulan maju mundur sesuai dengan tempo yang Diinginkannya.Mulan benar-benar merasa sangat bahagia jika ini berasal dari hati terdalam Akbar, namun anggapan itu harus segera ia tepis karena pada dasarnya Akbar memiliki kelainan sek*ual yang mengharuskan dirinya menjadi objek pria yang saat ini terlihat merem melek menikmati kenikmatan yang Mulan berikan.Setelah mendapatkan pelepasan pertama, Akbar terlihat belum sepenuhnya puas. Pria itu segera menarik celana dalam Mulan, mengarahkan keperkasaannya pada tubuh terdalam Mu
Perasaanku saat ini didukung oleh Video yang dikirimkan oleh Jimmy. Benar-benar sesuatu yang tidak membuatku terkejut. Namun, nyatanya hal ini tetap membuat hatiku begitu nyeri dan sakit. Permainan panas keduanya membuat diriku bertanya-tanya, apakah mereka bisa melakukan hal itu lagi setelah apa yang nanti akan aku lakukan. pembalasan dendamku ini, aku sungguh tidak ingin melewatkan ini. Melihat ekspresi wajah kedua suami istri yang begitu banyak telah menorehkan tinta luka di hatiku.***Hampir semua stasiun televisi dan media sosial memberitakan tentang ulang tahun pernikahan Akbar dan Mawar. Para wartawan telah bersiap untuk melakukan hal-hal yang biasa mereka lakukan, yaitu meliput berita secara live. Hampir semua sudut ruangan terbuka terdapat kamera yang telah dipersiapkan bersama dengan para pembawa acaranya.Memang waktu baru menunjukkan pukul dua siang dan masih ada dua jam lagi sampai pukul empat sore. tapi hampir semua orang yang berkepentingan untuk memperlancar proses a
Saat turun dari Mobil, aku disambut dengan beberapa awak media yang ingin mewawancarai diriku. Namun, hal itu di halangi oleh beberapa pria berbadan tegap yang memakai baju serba hitam. tubuhku dan orang tuaku di giring ke dalam ruang tunggu tempat para keluarga inti berkumpul.***Abian menarik kedua sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman manis. Ia dapat melihat kedatangan Mawar bersama dengan orang tuanya. Wanita itu terlihat begitu cantik dan manis dalam balutan gaun pesta muslim yang begitu indah. Gaun gamis brokat berwarna hitam dengan sentuhan mutiara bagian depannya menambahkan kesan glamor. Jilbab yang senada dengan warna gamisnya membuat wajah Mawar terlihat begitu cantik.Namun senyuman Abian memudar saat tangan Akbar menggenggam erat tangan Mawar. Wanita itu terlihat begitu santai dalam genggaman tangan Akbar, senyumnya terus mengembang dan hal itu membuat Abian harus kembali sadar bahwa Mawar bukanlah wanita yang seharusnya Ia Cinta. Namun, hal itu tak mudah. Hati Abian
Memilih untuk mengadakan Pesta ulang tahun pernikahan dengan tema outdoor merupakan impianku sejak dulu, saat akan menikah dengan Mas Akbar. Namun, keinginanku itu harus kandas karena orang tua Mas Akbar yang tak menyetujui rencana tersebut. Tapi kali ini, aku dapat mewujudkannya. Lagi pula, hal ini juga aku lakukan untuk melangsungkan rencana yang telah aku susun rapi. Aku sengaja meminta Mas Akbar untuk mengadakan Pesta yang berada di belakang hotel paman Hamzah. Tepatnya di sebuah kolam renang besar yang pemandangannya di kelilingi oleh bangunan-bangunan hotel yang menjulang tinggi.Biasanya juga setiap Hotel memiliki atau menyediakan area kolam renang rooftoop yang bisa digunakan sebagai berbagai acara pesta. Entah formal maupun informal.Suasananya begitu terasa romantis saat membuat konsep pesta yang berada di kolam renang. Terlebih adanya bunga-bunga yang berjejer rapi di setiap sudut, kursi para tamu yang berwarna putih membuat kesan begitu mewah. Panggung kecil yang diperunt