“Nggak bisa! Aku harus melihatmu mengobati Theresa. Kalau nggak, aku nggak tenang!” bantah Lukas secara langsung.“Aku juga mau berada di sini!” kata Rachel sambil menggigit bibirnya. Dia dan Lukas sama-sama mengkhawatirkan keselamatan Theresa dan tidak bersedia pergi.“Hmm .... Baiklah! Kalau kalian memang mau berada di sini, nggak masalah. Tapi, kalian harus berdiri sejauh mungkin dan jangan menggangguku!” ujar Owen setelah ragu sejenak. Dia mengerti perasaan Lukas dan Rachel. Akhirnya, dia tidak bersikeras mengusir mereka.“Emm, kami nggak akan mengganggumu.” Rachel buru-buru mengangguk. Kemudian, Rachel, Angelina, dan Lukas pun mundur beberapa langkah agar bisa memberikan ruang kepada Owen.Setelah mempersiapkan semuanya, Owen pun memandang ke arah Theresa yang terbaring di tempat tidur. Selanjutnya, dia mengeluarkan sekotak jarum akupunktur dan memusatkan seluruh perhatiannya untuk mengerahkan Enam Jarum Takdir. Dia menusukkan satu demi satu jarum ke beberapa titik akupunktur di s
Dari awal, Lukas sudah merasa yakin bahwa Owen tidak akan mampu menyelamatkan Theresa. Dia pun menyerang Owen dengan mengerahkan kekuatan penuhnya.“Om Lukas, bu ... bukan begitu. Dengar dulu penjelasanku ....” Owen merasa terkejut dan ingin menghindar. Namun, apa daya seluruh kekuatan spiritual di tubuhnya sudah habis. Jadi, dia sama sekali tidak mampu melawan. Dia hanya bisa melihat dalam diam serangan Lukas yang makin mendekat.“Om, jangan ....” Ekspresi Rachel langsung berubah. Pada saat kritis, dia langsung berdiri di hadapan Owen dan merentangkan tangannya untuk melindungi Owen.Lukas khawatir akan menyakiti Rachel. Jadi, dia buru-buru menyimpan kembali energi sejatinya dan membentak, “Rachel, cepat minggir! Hari ini, aku harus membunuh anak itu untuk membalaskan dendam Theresa!”“Om, tenang dulu! Orang yang sudah mati pada dasarnya memang nggak bisa dihidupkan kembali, tapi Owen sudah berusaha sekuat tenaga. Ini bukan salahnya ...,” kata Rachel dengan berlinang air mata.Demi me
Meskipun Theresa sudah menunjukkan tanda-tanda kepulihan, napasnya masih sangat lemah dan nyawanya bisa terancam kapan saja. Owen harus mencari sebuah tempat yang penuh dengan energi spiritual, lalu melanjutkan pengobatan agar bisa membuat Theresa sadar. Dengan begitu, Theresa baru benar-benar bisa terlepas dari bahaya.Untungnya, ada sebuah tempat di sekitar yang sangat cocok untuk melakukannya, yaitu puncak gunung di belakang vila. Dulu, itu adalah tempat Owen berkultivasi. Puncak gunung di belakang vila bukan hanya memiliki energi spiritual yang melimpah, tetapi juga batu giok yang Owen kubur untuk mengaktifkan Formasi Pengumpul Energi. Dengan menggunakan bantuan Formasi Pengumpul Energi dan energi spiritual yang tersedia di puncak gunung, Owen sangat yakin bisa menyelamatkan Theresa.“Oke, ayo kita pergi bersama!” kata Lukas.“Nggak perlu, tempat itu nggak cocok buat kalian. Sebaiknya, aku sendiri yang membawa Theresa pergi,” ujar Owen sambil menggeleng.Lukas masih tidak nyaman u
“Aku masih hidup? Ng ... nggak mungkin ....” Theresa merasa sangat terkejut dan tidak berani memercayai pendengarannya. Kemudian, dia segera tersadar dan bertanya, “Owen, apa kamu yang menyelamatkanku?”“Emm, benar. Aku sudah bilang aku akan menyelamatkanmu. Aku benar-benar berhasil melakukannya ....” Owen memeluk Theresa dengan erat dan meneteskan air mata gembira. Meskipun sudah berkata berulang kali bahwa dirinya pasti akan menyelamatkan Theresa, Owen sebenarnya sama sekali tidak yakin bisa melakukannya karena luka Theresa terlalu serius. Namun, usahanya tidak sia-sia dan dia berhasil menciptakan keajaiban. Pada saat ini, dia merasa luar biasa gembira.“Ternyata begitu .... Tapi ... bagaimana dengan Yura? Bukannya upacara pertunanganmu dengan Yura sedang berlangsung ....” Theresa tiba-tiba tersadar dan teringat apa yang terjadi sebelum dia “mengembuskan napas terakhir”.“A ... aku sudah membatalkan pertunangan dengan Yura ...,” jawab Owen dengan sedih. Saat mengingat kembali tatapa
Theresa pada dasarnya adalah orang yang baik hati. Jadi, dia merasa sangat menyesal karena sudah menyebabkan luka yang begitu besar untuk Yura. Namun, cinta itu egois. Meskipun dia merasa bersalah pada Yura, dia juga tidak akan membiarkan Owen kembali kepada Yura.“Sudahlah, jangan bahas tentang hal ini lagi. Theresa, tubuhmu masih sangat lemah. Kamu harus beristirahat dengan baik selama beberapa hari. Ayo kita kembali ke rumah dulu,” ujar Owen dengan berpura-pura santai. Untuk sementara, dia ingin mengesampingkan masalah Yura dulu.“Emm, oke.” Theresa berdiri dengan susah payah dengan bantuan Owen.“Sini, kugendong saja.” Owen menggendong Theresa, lalu berjalan turun dari puncak gunung.Theresa merasa sangat malu, tetapi akhirnya menempelkan kepalanya di bahu Owen dan merasa hatinya terasa sangat hangat .......Di dalam vila.Lukas, Rachel, dan Angelina sedang menunggu kepulangan Owen di halaman. Setelah satu jam lebih berlalu dan Owen masih belum kembali, mereka pun menjadi agak kha
Melihat kemunculan Owen, Rachel dan Angelina langsung gembira dan buru-buru menghampirinya.“Theresa ....” Baru saja Owen hendak menjawab, Lukas sudah terlebih dahulu menyela dengan marah, “Ternyata kamu memang gagal! Owen, aku sudah tahu kamu itu penipu! Kamu nggak mungkin mampu menyelamatkan Theresa! Dasar bajingan! Kamu sudah mencelakai Theresa, aku akan membalaskan dendamnya!”Melihat Theresa yang tidak bergerak, Lukas mengira Owen tidak mampu menyelamatkan Theresa dan Theresa sudah meninggal. Dalam sekejap, dia pun merasa sangat sedih dan hendak menyerang Owen dengan energi sejatinya.“Ayah, a ... aku baik-baik saja ....” Tepat pada saat ini, terdengar suara Theresa yang lemah. Dia mengangkat kepalanya dari bahu Owen, lalu mengisyaratkan Owen untuk menurunkannya dengan malu.Meskipun mereka berdua sudah kembali bersama, Theresa tetap merasa agak malu karena bersikap begitu mesra dengan Owen di hadapan Lukas, Rachel, dan Angelina. Ini juga merupakan alasan utama kenapa dia membena
Namun, Ricardo tidak menyangka kakeknya malah membantu Owen melawan Keluarga Lawrence sehingga Owen berhasil melarikan diri dan terlepas dari bahaya. Ricardo tentu saja tidak berani membantah kakeknya. Jadi, dia hanya bisa menahan kekesalannya untuk sementara.Namun, begitu pulang ke rumah, Ricardo diam-diam mengumpulkan beberapa ahli dan langsung datang ke tempat ini untuk membalas dendam pada Owen. Berhubung tadi Owen pergi dengan menggendong Theresa, dia tentu saja bisa menebak bahwa Owen pasti datang ke Vila Bagya. Oleh karena itu, dia pun membawa orang untuk datang kemari.“Ricardo, kamu salah paham, Theresa ....” Sebelum Lukas sempat menjelaskan, Ricardo sudah mengalihkan perhatiannya dan melihat Owen yang berada di tidak kejauhan.“Owen, ternyata kamu memang di sini! Hari ini, aku pasti akan membunuhmu untuk membalaskan dendam Theresa!” Ricardo berkata dengan marah dan hendak langsung menyerang Owen. Namun, begitu teringat basis kultivasi Owen sudah mencapai tahap puncak Alam Mu
Saat berada di acara pertunangan Owen dan Yura tadi, mereka semua sudah menyaksikan Theresa yang mati setelah bunuh diri. Sekarang, Theresa malah muncul di hadapan mereka. Mereka semua pun menjadi pucat dan merasa seolah-olah sudah melihat hantu.“Ricardo, tutup mulutmu! Kamu yang hantu! Kak Theresa baik-baik saja kok. Jangan sembarangan bicara!” bentak Rachel dengan tidak senang.“Apa? Theresa baik-baik saja? Ma ... mana mungkin!” Setelah dibentak oleh Rachel, Ricardo pun terkejut dan masih terlihat tidak percaya. Dia sudah melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa Theresa mati karena bunuh diri. Bagaimana mungkin Theresa bisa hidup kembali? Hal ini terlalu sulit dipercaya!“Ricardo, apa yang dikatakan Rachel benar. Owen yang sudah menyelamatkan Theresa,” jelas Lukas secara singkat.“Owen yang menyelamatkan Theresa? A ... Apa Owen itu benar-benar manusia?” tanya Ricardo dengan terkejut.Ryan dan yang lain juga memiliki reaksi yang sama. Mereka semua menatap Owen dengan terkejut. Di