Keluarga Suwanto sangat mementingkan acara pertunangan kali ini. Mereka sudah mengundang para keluarga terhormat di Jenggala agar semua orang bisa menjadi saksi. Bukan hanya Keluarga Lestari, Keluarga Warren, dan Keluarga Lawrence, bahkan Raja Utaram, Raja Naldo, dan keluarga terhormat lainnya juga diundang. Saat ini, semua tokoh terkemuka yang berkuasa dan orang kaya yang terkenal sudah berkumpul di tempat ini.Tidak lama kemudian, Owen dan Yura pun keluar dari belakang panggung. Begitu melihat kemunculan pasangan yang serasi itu, semua orang langsung heboh. Namun, kebanyakan pujian itu ditujukan pada Yura.“Cantik banget! Yura memang pantas menjadi wanita tercantik kedua dari empat wanita tercantik di Jenggala. Dia benar-benar bagaikan seorang dewi langit yang turun ke dunia fana!”“Iya, Owen beruntung banget bisa mendapatkan hati Yura!”Para pemuda keturunan keluarga terhormat menatap Owen dengan sangat iri. Yura adalah salah satu dari empat wanita tercantik di Jenggala dan juga wan
Saat melihat Owen mengeluarkan cincin pertunangan dan hendak memasangkannya ke jari Yura, para pemuda dari keluarga terhormat sangat marah. Tokoh terkemuka dari generasi tua sudah melihat potensi Owen yang sangat besar. Namun, para pemuda dari generasi muda tidak berpikir demikian. Bagi mereka, Owen bagaikan seorang pengemis, sedangkan Yura bagaikan seorang dewi langit. Jadi, mereka merasa Owen sama sekali tidak layak mendampingi Yura. Pertunangan Owen dan Yura membuat mereka merasa Yura sangat dirugikan.“Tunggu, aku nggak setuju!”Tepat pada saat ini, terdengar teriakan seorang wanita. Kemudian, Theresa naik ke panggung dengan langkah yang penuh percaya diri.“Cantik banget! Theresa memang pantas jadi wanita tercantik dari empat wanita tercantik di Jenggala. Kecantikannya benar-benar nggak tertandingi!”Begitu melihat kemunculan Theresa, semua orang di bawah panggung langsung terpesona. Terutama para pemuda dari keluarga terhormat, mereka langsung menunjukkan ekspresi penuh pemujaan
Bagi kebanyakan orang, Theresa barulah wanita idaman pertama mereka. Hal yang terpenting adalah, mereka tidak merasa seorang pecundang yang sudah pernah bercerai seperti Owen pantas mendampingi Yura, apalagi Theresa. Namun, Theresa malah mengesampingkan martabat dan harga dirinya untuk merebut Owen dari Yura. Dapat dibayangkan seberapa terkejutnya mereka saat ini.“Jangan asal bicara! Theresa, dua hari yang lalu, Owen sudah dengan jelas menolak untuk kembali padamu. Tapi, kamu malah nggak nyerah dan berani berebutan denganku di hadapan semua orang. Apa kamu nggak malu?” bentak Yura dengan marah.Yura tidak menyangka Theresa rela melepaskan harga dirinya demi mendapatkan Owen kembali. Jika pria yang ingin direbut Theresa bukanlah Owen, dia pasti akan sangat mengagumi keberanian Theresa.“Sial, apa aku nggak salah dengar? Theresa dan Yura sudah bersaing untuk mendapatkan Owen, tapi Theresa malah kalah? A ... ada apa ini sebenarnya?”Para pemuda dari keluarga terhormat sudah sepenuhnya te
“Kamu ....” Ekspresi Owen langsung berubah, hatinya sangat bergejolak. Dia sudah tidak bisa mempertahankan sikap tenangnya.Theresa adalah wanita tercantik dari empat wanita tercantik di Jenggala. Namun, dia malah berlutut untuk memohon Owen kembali di hadapan semua keluarga terhormat Jenggala. Seberapa besar keberanian yang diperlukannya untuk melakukan hal ini?Hal yang terpenting adalah, Theresa adalah wanita yang sangat dicintai Owen. Perasaannya terhadap Theresa masih belum pernah berubah. Hanya saja, dia sudah memendamnya di lubuk hati yang terdalam. Sekarang, Theresa sudah melepaskan semua martabat dan harga dirinya demi mendapatkan Owen kembali. Bagaimana mungkin Owen bisa tetap bersikap acuh tak acuh? Pada saat ini, dia sudah tidak bisa menekan perasaannya. Tekadnya juga tanpa sadar sudah mulai goyah.Saat melihat situasi ini, Yura pun ketakutan. Dia tahu mengenai perasaan Owen terhadap Theresa, dan juga tahu air mata adalah senjata terbaik untuk menghadapi pria. Saat ini, Th
Namun, luka ini bukanlah apa-apa dibandingkan dengan penderitaan yang Theresa rasakan karena kehilangan Owen.“Kak, kalau Owen begitu kejam terhadapmu, jangan dipaksain lagi. Sebaiknya kita pulang saja ...,” bujuk Rachel dengan berlinang air mata. Dia sudah sangat kecewa terhadap Owen.“Nggak bisa, aku nggak bisa menyerah begitu saja!” jawab Theresa dengan tegas. Kemudian, dia menahan lukanya dan mengisyaratkan Rachel untuk memapahnya.“Owen, aku akan memohon untuk yang terakhir kalinya. Aku benar-benar sudah sadar akan kesalahanku. Aku mohon, maafkan aku dan kembalilah ke sisiku ...,” mohon Theresa sambil menatap Owen dengan penuh harapan.“Aku ....” Owen membuka mulutnya, tetapi tidak ada kata-kata yang keluar. Hatinya sangat kacau. Awalnya, dia sudah mengubur perasaannya terhadap Theresa di dalam dasar hatinya dan berencana untuk memulai kehidupan baru. Namun, kali ini Theresa sudah melepaskan semua martabat dan harga dirinya demi Owen. Hal ini sudah benar-benar menyentuh hati Owen
Theresa tersenyum putus asa. Dia tiba-tiba mengeluarkan sebuah belati, lalu menancapkannya ke arah jantungnya.“Kak Theresa, jangan ....”Situasi ini terjadi begitu tiba-tiba. Rachel dan Angelina yang ada di samping Theresa sama sekali tidak menduga bahwa Theresa rela mati demi cinta. Mereka sudah terkejut hingga tidak bereaksi sama sekali.Di sisi lain, Owen memang sudah menyadari ada sesuatu yang aneh. Namun, berhubung jaraknya lumayan jauh dari Theresa, semuanya sudah terlambat saat dia tersadar dan ingin mencegah Theresa.Jleb! Seiring dengan belati yang menancap di dada Theresa, darahnya memercik ke sekitar dan menodai pakaian di sekitar dadanya.“Kak Theresa, kamu gila ya ....”“Theresa, kenapa kamu begitu bodoh ....”Setelah tersadar, Rachel dan Angelina langsung ketakutan dan berseru dengan suara bergetar. Mereka merasa sangat kewalahan.“Kenapa bisa begini ....” Owen merasa bagaikan disambar petir dan hampir terjatuh ke lantai. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Theresa
Senyum Theresa terlihat getir, tetapi juga mengandung kelegaan. Baginya, kematian mungkin adalah jalan keluar yang terbaik.“Nggak, nggak begitu. Kenapa kamu bilang nggak ada yang peduli padamu? Aku peduli padamu kok. Selama ini, orang yang kusukai itu kamu. Kamu itu orang yang terpenting dalam hatiku. Nggak ada yang bisa menggantikanmu dalam hatiku ...,” ujar Owen sambil menangis.Saat ini, Owen sangat ketakutan karena merasa akan segera kehilangan Theresa. Dia sudah tidak bisa mengendalikan perasaannya dan mengutarakan semua isi hatinya yang paling jujur. Pada saat ini, perasaannya sudah memenangkan pertarungan dengan akal sehatnya. Dia sudah tidak peduli pada yang namanya akal sehat.“Ma ... makasih .... Aku sudah nggak punya penyesalan karena bisa mendengar ucapanmu ini sebelum mati ....” Theresa tersenyum gembira. Dia sudah tidak mungkin bersama Owen lagi, tetapi dia sudah puas setelah mengetahui Owen masih tetap mencintainya dan tidak pernah melupakannya. Meskipun akan segera men
Owen tahu bahwa seuntai jiwa Theresa masih ada sehingga Theresa pasti bisa mendengar perkataannya. Dia berjanji kepada Theresa untuk membangkitkan semangat hidup Theresa!Setelah itu, Owen menggendong Theresa berjalan ke depan panggung dan mengalihkan pandangannya ke arah Indra yang duduk di bangku utama di bawah panggung. Owen pun berkata dengan sangat tulus, "Pak Indra, maafkan aku. Sekarang aku buru-buru harus menyelamatkan orang, aku nggak bisa melanjutkan pertunangan ini lagi. Mohon Anda memakluminya.""Owen, Theresa sudah meninggal, semua orang sudah melihat hal ini. Saranku, lebih baik kamu nggak perlu melakukan hal yang percuma saja!" pungkas Indra sambil mengernyitkan alisnya dan tampak kesal."Nggak, Theresa belum meninggal. Aku pasti bisa menyelamatkannya," ucap Owen dengan yakin."Owen, apa kamu berencana membatalkan pertunangan dan kukuh mau pergi?" tanya salah seorang anggota Keluarga Suwanto. Raut wajah mereka dan Indra tampak sangat buruk.Acara pertunangan kali ini dia