Theresa tersenyum putus asa. Dia tiba-tiba mengeluarkan sebuah belati, lalu menancapkannya ke arah jantungnya.“Kak Theresa, jangan ....”Situasi ini terjadi begitu tiba-tiba. Rachel dan Angelina yang ada di samping Theresa sama sekali tidak menduga bahwa Theresa rela mati demi cinta. Mereka sudah terkejut hingga tidak bereaksi sama sekali.Di sisi lain, Owen memang sudah menyadari ada sesuatu yang aneh. Namun, berhubung jaraknya lumayan jauh dari Theresa, semuanya sudah terlambat saat dia tersadar dan ingin mencegah Theresa.Jleb! Seiring dengan belati yang menancap di dada Theresa, darahnya memercik ke sekitar dan menodai pakaian di sekitar dadanya.“Kak Theresa, kamu gila ya ....”“Theresa, kenapa kamu begitu bodoh ....”Setelah tersadar, Rachel dan Angelina langsung ketakutan dan berseru dengan suara bergetar. Mereka merasa sangat kewalahan.“Kenapa bisa begini ....” Owen merasa bagaikan disambar petir dan hampir terjatuh ke lantai. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Theresa
Senyum Theresa terlihat getir, tetapi juga mengandung kelegaan. Baginya, kematian mungkin adalah jalan keluar yang terbaik.“Nggak, nggak begitu. Kenapa kamu bilang nggak ada yang peduli padamu? Aku peduli padamu kok. Selama ini, orang yang kusukai itu kamu. Kamu itu orang yang terpenting dalam hatiku. Nggak ada yang bisa menggantikanmu dalam hatiku ...,” ujar Owen sambil menangis.Saat ini, Owen sangat ketakutan karena merasa akan segera kehilangan Theresa. Dia sudah tidak bisa mengendalikan perasaannya dan mengutarakan semua isi hatinya yang paling jujur. Pada saat ini, perasaannya sudah memenangkan pertarungan dengan akal sehatnya. Dia sudah tidak peduli pada yang namanya akal sehat.“Ma ... makasih .... Aku sudah nggak punya penyesalan karena bisa mendengar ucapanmu ini sebelum mati ....” Theresa tersenyum gembira. Dia sudah tidak mungkin bersama Owen lagi, tetapi dia sudah puas setelah mengetahui Owen masih tetap mencintainya dan tidak pernah melupakannya. Meskipun akan segera men
Owen tahu bahwa seuntai jiwa Theresa masih ada sehingga Theresa pasti bisa mendengar perkataannya. Dia berjanji kepada Theresa untuk membangkitkan semangat hidup Theresa!Setelah itu, Owen menggendong Theresa berjalan ke depan panggung dan mengalihkan pandangannya ke arah Indra yang duduk di bangku utama di bawah panggung. Owen pun berkata dengan sangat tulus, "Pak Indra, maafkan aku. Sekarang aku buru-buru harus menyelamatkan orang, aku nggak bisa melanjutkan pertunangan ini lagi. Mohon Anda memakluminya.""Owen, Theresa sudah meninggal, semua orang sudah melihat hal ini. Saranku, lebih baik kamu nggak perlu melakukan hal yang percuma saja!" pungkas Indra sambil mengernyitkan alisnya dan tampak kesal."Nggak, Theresa belum meninggal. Aku pasti bisa menyelamatkannya," ucap Owen dengan yakin."Owen, apa kamu berencana membatalkan pertunangan dan kukuh mau pergi?" tanya salah seorang anggota Keluarga Suwanto. Raut wajah mereka dan Indra tampak sangat buruk.Acara pertunangan kali ini dia
"Kalau kamu nggak kembali lagi nanti, aku pasti akan membencimu seumur hidup!" pungkas Yura sambil menangis.Meskipun Owen tidak menjawab, Yura sudah mengetahui jawabannya."Yura, maaf, aku sudah mengecewakanmu," ucap Owen dengan sangat tidak berdaya. Kemudian, dia menggendong Theresa dan berbalik pergi tanpa menoleh lagi."Nggak bisa! Owen, kamu nggak bisa pergi!" Pada saat ini, Heri menerjang ke depan dengan penuh emosi dan mengadang jalan Owen."Kak Heri, apa kamu masih ada hal lain?" tanya Owen."Owen, kamu benar-benar berengsek! Kamu pernah berjanji padaku nggak akan mengecewakan Yura di ruang rias belakang panggung tadi! Tapi, apa yang kamu lakukan sekarang? Semua ucapanmu hanya omong kosong!" bentak Heri."Kak Heri, maaf sekali. Aku benar-benar nggak bermaksud seperti ini," kata Owen dengan ekspresi bersalah."Aku nggak peduli kamu sengaja atau nggak. Intinya, aku pernah bilang kalau kamu berani menindas Yura, aku akan menjadi orang pertama yang nggak akan melepaskanmu! Aku aka
"Ayah, bagaimana bisa begitu?" tanya Clinton dengan kaget.Clinton berbeda dengan para tetua Keluarga Suwanto yang akan terpengaruh oleh kepentingan. Dia justru tidak goyah sama sekali. Baginya, Owen telah melukai putrinya, Yura dengan sangat dalam sekarang. Sebagai seorang ayah, bagaimana mungkin dia akan menyerah begitu saja?"Jangan bicara lagi! Urusan perasaan nggak bisa dipaksakan. Karena Owen sudah mengambil keputusan untuk pergi, kalau begitu biarkan dia pergi!" seru Indra yang langsung menyela ucapan Clinton dengan sikap yang sangat tegas.Indra tahu betul bahwa Grup Ora merupakan satu-satunya fondasi kekuatan yang dimiliki Owen. Demi Grup Ora, Owen telah melakukan kontribusi dan usaha yang sangat besar. Sekarang, Owen bersedia menyerahkan Grup Ora tanpa persyaratan apa pun. Ini sudah cukup mengartikan bahwa Owen sudah bertekad untuk pergi! Jika memang seperti itu, tidak ada artinya jika Keluarga Suwanto terus memaksanya!"Tapi …." Clinton tetap saja pantang menyerah.Clinton t
"Utaram, ternyata kamu! Apa yang ingin kamu lakukan?" tanya Owen dengan ekspresi suram. Dia samar-samar merasakan firasat buruk dalam hatinya."Owen, kamu benar-benar pria yang sangat setia. Awalnya aku juga nggak berharap kamu bertunangan dengan Yura, tapi nggak kusangka keberuntungan berpihak kepadaku. Aku belum sempat untuk bertindak dan menggagalkan hal ini, Theresa malah sudah lebih dulu membantuku!" ucap Utaram yang tidak bisa menahan kebahagiaan dalam hatinya dan tertawa dengan keras.Meskipun Utaram sudah lebih dulu bersekutu dengan Keluarga Lawrence serta beberapa keluarga berpengaruh lain untuk melawan Owen dan Keluarga Suwanto bersama-sama, kekuatan dan latar belakang Keluarga Suwanto tetap bukan sesuatu yang mudah untuk disinggung!Jika sampai terjadi konflik langsung antara kedua belah pihak dan mereka tidak mempertimbangkan situasi keseluruhan, mereka mungkin tidak akan mendapat keuntungan apa pun! Namun sekarang, keadaan berjalan sesuai keinginan mereka. Lantaran Theres
"Dasar nggak tahu diri! Karena kamu sudah bosan hidup, aku akan mewujudkan keinginanmu!" seru Utaram dengan suara dingin.Kemudian, dia mengeluarkan sebuah pukulan yang membawa kekuatan dahsyat dan langsung bergerak ke arah Naldo. Utaram berencana untuk membunuh Naldo dengan satu pukulan!"Aku nggak takut dengan seranganmu!" Saat menghadapi serangan mengerikan dari Utaram, sosok Naldo tidak bergerak mundur. Sebaliknya, dia mengeluarkan sebuah pukulan yang langsung menyerang ke arah Utaram!Saat melihat adegan ini, para anggota dari keluarga berpengaruh yang lain seketika menjadi heboh."Tamatlah sudah! Naldo akan mati kali ini.""Beberapa hari yang lalu, kudengar basis kultivasi Raja Utaram sudah menembus ke Alam Rigana. Sementara itu, basis kultivasi Raja Naldo hanya berada di Semi Alam Rigana. Nggak disangka dia begitu berani melawan pukulan Raja Utaram secara langsung. Bukankah dia sedang cari mati?""Benar, kurasa Utaram bisa membunuhnya hanya dengan satu pukulan!"…Para penonton
Ada banyak tokoh terkemuka generasi tua yang sudah berusaha keras untuk menerobos, tetapi masih tidak mampu melakukannya. Sekarang, Naldo dan Utaram yang masih belum begitu tua malah sudah menerobos mencapai Alam Rigana. Dapat dibayangkan seberapa iri mereka saat ini!“Naldo, basis kultivasimu awalnya baru mencapai Semi Alam Rigana. Kenapa tiba-tiba bisa menerobos mencapai Alam Rigana? Bagaimana sebenarnya kamu melakukannya?” tanya Utram dengan heran. Dia dan Naldo adalah musuh bebuyutan. Jadi, dia yang tahu paling jelas mengenai basis kultivasi dan latar belakang Naldo. Tanpa berkultivasi keras selama 3-5 tahun lagi, Naldo sangat sulit untuk mencapai Alam Rigana.Utaram sendiri bisa menerobos hambatan kultivasi murni karena memiliki peluang dan kebetulan. Di sisi lain, Naldo tidak memiliki peluang dan keberuntungan. Dia benar-benar tidak mengerti kenapa Naldo bisa dengan gampang menerobos hingga Alam Rigana.“Asal kamu tahu, Owen yang membantuku menerobos hingga Alam Rigana dua hari y
“Nona Yunita, terima kasih sudah menolongku ....”Theresa berjalan ke sisi tempat tidur, lalu mengucapkan terima kasih dengan tulus kepada Yunita yang sudah menolongnya dari tangan Rusli. Ini juga merupakan alasan utama kenapa dia tidak meninggalkan kamar Yunita.“Nona Theresa, kalau kamu benar-benar ingin berterima kasih padaku, apa kamu boleh setujui sebuah permintaanku ...,” ujar Yunita sambil menggigit bibirnya. Dia terlihat seperti sudah membuat sebuah keputusan.“Permintaan apa?” tanya Theresa. Setelah berpikir sejenak, da samar-samar bisa menebak apa permintaan Yunita.“Aku ingin bergabung dengan kalian. Kelak, aku mau hidup bersama kalian ...,” jawab Yunita dengan tatapan penuh harap.Sebelumnya, Yunita tidak berhenti berpikir untuk merebut Owen dari Theresa dan Yura karena menyukai Owen. Sekarang, setelah mengalami musibah sebesar ini, pikirannya sudah terbuka. Berhubung tidak mungkin bisa merebut Owen dari mereka, dia pun berencana untuk bergabung dengan mereka. Ini juga meru
“Nggak ada yang mustahil! Pak tua, semuanya sudah berakhir. Mati sana! Terima seranganku, Tinju Phoenix!” dengus Owen.Kemudian, Owen langsung mengerahkan jurus andalan terkuatnya tanpa ragu. Gelombang energi yang luar biasa kuat segera terpancar dari tinjunya, lalu memelesat ke arah Danu. Owen berencana untuk langsung membunuh Danu supaya bisa mengakhiri pertarungan ini secepat mungkin.“Jangan ....”Saat merasakan kekuatan mengerikan dari Tinju Phoenix, Danu pun ketakutan. Dia langsung melompat tanpa ragu dan berniat untuk melarikan diri. Sayangnya, kekuatan Owen jauh lebih tinggi dari kekuatannya. Selain itu, Tinju Phoenix merupakan jurus spiritual tingkat puncak yang kekuatannya sangat mengerikan.Selanjutnya, baru saja Danu melompat ke udara, tubuhnya sudah terhantam serangan Tinju Phoenix dan meledak menjadi kabut darah. Hidupnya yang dipenuhi dengan kejahatan akhirnya berakhir juga.“Ini ....”Begitu melihat Owen berhasil membunuh Danu hanya dengan satu serangan, semua orang pun
“Akhirnya basis kultivasiku menerobos juga! Pak tua, sekarang, kamu sudah boleh mati dengan tenang!”Owen membuka kedua matanya, lalu menatap ke arah Danu dengan tatapan yang sangat tajam dan menakutkan.“Nak, arogan sekali kamu! Memangnya kenapa kalau kamu beruntung bisa menerobos mencapai Alam Legana? Basis kultivasimu baru menerobos dan kamu bahkan belum sempat mengokohkannya. Kamu bukan tandinganku! Mati sana!” dengus Danu. Dia sama sekali tidak takut pada Owen.Seusai berbicara, Danu tidak ingin lanjut bicara omong kosong dengan Owen lagi. Dia langsung menyerang ke arah Owen dengan kekuatan yang sangat besar. Dia berencana untuk lanjut membunuh Owen sebelum Owen sempat mengokohkan basis kultivasinya.“Benar! Memangnya kenapa kalau basis kultivasinya sudah menerobos ....”Setelah mendengar ucapan Danu, semua anggota Keluarga Chandika juga langsung merasa jauh lebih lega.Di sisi lain, Graham, Juskitar, Surya, dan orang lainnya baru saja merasa agak senang dan mulai menaruh sedikit
“Haha .... Akhirnya berakhir juga!”Melihat Graham yang terluka parah dan tidak mampu melawan lagi, Danu langsung tertawa terbahak-bahak. Saat ini, kelompok Graham yang memiliki kemampuan terkuat sudah dijatuhkannya. Selanjutnya, yang tersisa hanyalah Owen, Juskitar, Surya, dan orang lain yang bisa dihadapinya dengan mudah.Dengan begitu, pihak Keluarga Chandika sudah termasuk meraih kemenangan. Jadi, dapat dibayangkan betapa gembiranya Danu.“Sesepuh paling hebat!”“Sesepuh paling hebat!”“Sesepuh paling hebat!”Selain Danu, Setiawan dan para ahli Keluarga Chandika lainnya juga bersorak gembira.“Gawat .... Kali ini, tamatlah riwayat kita ....”Di sisi lain, Juskitar, Surya, dan orang lainnya merasa bagaikan sudah disambar petir. Mereka langsung merasa putus asa. Meskipun memiliki keuntungan dalam jumlah, Danu merupakan seorang petarung Alam Legana yang tidak mungkin bisa mereka lawan. Jika tebakan mereka tidak meleset, yang menanti mereka selanjutnya adalah kematian. Selain itu, tida
Gluk! Owen memanfaatkan kesempatan ini untuk mengeluarkan pil spiritual suci dan mengonsumsinya.Awalnya, Owen berencana untuk menyerahkan pil penawar ratusan racun kepada kelompok Graham supaya bisa menawarkan racun mereka. Namun, Graham sudah terluka akibat serangan Danu, sedangkan kelompok Tristan juga terluka parah dan telah kehilangan semangat tempur. Jadi, sudah tidak ada gunanya Owen menawarkan racun mereka.Satu-satunya hal yang bisa dilakukan Owen saat ini hanyalah bertaruh apakah dirinya bisa memanfaatkan kesempatan saat hambatan kultivasinya menunjukkan kelonggaran untuk menerobos hambatan kultivasi mencapai Tingkat Pemahaman Agung dengan mengandalkan pil spiritual suci. Dengan begitu, pihak mereka mungkin masih memiliki harapan untuk menang.“Owen, aku akan menahan Danu sebisa mungkin. Kamu harus manfaatkan kesempatan ini untuk kabur! Setelah berhasil kabur, carilah cara untuk balaskan dendam Organisasi Dragmar Tonham Sentral ....”Saat ini, Graham berusaha untuk berdiri sa
“Cari mati kamu!”Saat merasakan serangan kuat Owen dari punggungnya dan melihat Owen telah membunuh Jordan, Danu merasa sangat marah. Dia mau tak mau menghentikan serangan lanjutannya terhadap kelompok Graham, lalu mengerahkan kekuatan yang luar biasa untuk menangkis serangan Owen.Duk! Seiring dengan suara benturan yang nyaring, Tinju Phoenix dan serangan Danu saling berhantaman dengan kuat. Selanjutnya, serangan Danu segera merobek pertahanan Tinju Phoenix dan sisa kekuatannya menghantam tubuh Owen dengan kuat.“Gawat!”Ekspresi Owen langsung berubah drastis. Dia buru-buru melangkah mundur dengan cepat supaya bisa menghindari sisa kekuatan dari serangan Danu. Apa daya, basis kultivasi Danu telah mencapai Alam Legana yang jauh lebih tinggi dari kekuatan Owen. Tidak peduli secepat apa pun dia melangkah mundur, dia tetap tidak dapat melepaskan diri dari ruang lingkup serangan Danu. Tubuhnya pun tersapu sisa energi sejati itu dan terpental ke lantai.Pfft! Pfft! Setelah mendarat di lan
Dibandingkan dengan Juskitar dan Surya yang dipenuhi dengan rasa putus asa, Owen terlihat jauh lebih tenang. Dulu, dia yang menjatuhkan Tangan Beracun. Demi menghadapi Tangan Beracun sebelumnya, dia pernah meracik pil penawar ratusan racun untuk menawarkan Lima Racun Pelemas Otot.Saat ini, Owen kebetulan masih memiliki puluhan butir pil penawar ratusan racun. Meskipun kelompok Graham sudah keracunan, begitu dia memberikan pil penawar ratusan racun kepada mereka, pihak mereka masih memiliki kesempatan untuk meraih kemenangan.Begitu memikirkan hal ini, Owen segera menghentikan pertarungannya dengan Jordan, lalu melompat dan hendak menghampiri kelompok Graham untuk menawarkan racun mereka.“Owen, kamu mau kabur? Mana segampang itu!”Jordan salah paham bahwa Owen ingin melarikan diri setelah melihat situasinya sudah terbalik. Dengan dendam mendalam di antara dirinya dengan Owen, dia tentu saja tidak akan membiarkan Owen melarikan diri. Oleh karena itu, dia langsung bergerak dan menghalan
“Pak Graham, kalian yang memaksaku! Berhubung begitu, jangan salahkan aku lagi! Mati sana!”Melihat para ahli Keluarga Chandika yang jatuh dalam bahaya, ekspresi Danu terlihat sangat suram. Dia tahu dirinya harus segera mengakhiri pertarungan ini secepatnya untuk mencegah timbulnya korban jiwa dari pihak Keluarga Chandika. Oleh karena itu, Danu segera melambaikan kedua lengan bajunya yang menyebarkan kabut putih ke arah kelompok Graham. Kabut putih itu segera berubah menjadi serbuk yang memenuhi udara dan menyelimuti kelompok Graham. “A ... apa ini? Gawat! Ini racun!”Saat merasakan keanehan serbuk berwarna putih itu, kelompok Graham pun tercengang. Mereka berempat buru-buru menahan napas dan melangkah mundur dengan cepat untuk keluar dari jangkauan serbuk putih tersebut.Sayangnya, semuanya sudah terlambat. Serbuk putih itu dapat memasuki tubuh mereka melalui pori-pori. Ditambah dengan jarak mereka berempat yang terlalu dekat dengan Danu, tubuh mereka sudah menyerap serbuk putih itu
“Cuma seseorang yang pernah kukalahkan saja berani bersikap searogan ini? Dasar nggak tahu diri!” cibir Owen.Owen sudah pernah bertarung 2 kali dengan Jordan. Setiap kali, Jordan selalu terluka dan melarikan diri. Jadi, Owen tentu saja tidak takut pada Jordan. Tanpa berpikir panjang, dia segera mengerahkan Jari Bencana Bumi yang berkekuatan luar biasa kuat untuk menangkis serangan Jordan.Duk! Seiring dengan suara benturan yang nyaring, Jari Bencana Bumi dan Cakar Pemakan Jiwa saling berhantaman dengan kuat.Namun, berbeda dengan sebelumnya, Jari Bencana Bumi yang dikerahkan Owen kali ini tidak dapat menembus pertahanan serangan Jordan, malah berhasil dikalahkan oleh serangan Jordan.Selain itu, berhubung Owen baru mengonsumsi pil pemicu potensi dan efek obatnya masih belum sepenuhnya bekerja, serangan Jordan bukan hanya mengalahkan serangan Owen, tetapi sisa kekuatannya juga membuat Owen terdesak mundur beberapa langkah.“Jordan, nggak disangka ternyata basis kultivasimu sudah menero