"Halo, Tuan Owen, ada apa, ya?" Setelah panggilan terhubung, suara Johan yang jernih seketika terdengar di ujung telepon. "Johan, aku mau meminta bantuanmu …." Owen pun langsung menceritakan kondisinya dengan singkat.Setelah itu, dia memberi tahu alamat hotel dan juga nomor ruang privat mereka kepada Johan."Tuan Owen, ini benar-benar kebetulan sekali!" Setelah mendengar cerita Owen, Johan sontak tertawa."Apanya yang kebetulan?" tanya Owen yang tampak kebingungan dengan jawaban Johan."Tuan Owen, aku jujur saja. Sekarang aku sedang berada di lantai atas hotel yang sama denganmu. Aku sedang makan bersama dengan teman-temanku. Kamu tunggu sebentar, aku akan muncul di hadapanmu dalam waktu satu menit!" jelas Johan sambil tersenyum dan langsung memutuskan panggilannya.Ini benar-benar hal yang sangat kebetulan!Owen tersenyum dan tidak menyangka ternyata Johan berada di tempat yang sama dengan mereka. Saat melihat ekspresi Owen yang tampak serius seusai menelepon dan seolah-olah benar-b
"Tuan Johan, salam kenal," balas Anita dan Marisa yang tampak sedikit gugup.Bagi mereka, Johan merupakan tokoh besar yang memiliki identitas terhormat. Ini adalah pertama kalinya bagi mereka untuk berinteraksi jarak dekat dengan Johan sehingga tentu memberikan sedikit tekanan kepada mereka berdua. Setelah mereka saling menyapa dengan sederhana, Johan pun bertanya kepada Owen, "Tuan Owen, ada hal apa kamu menyuruh aku kemari?""Begini, barusan aku menggagalkan kerja sama Perusahaan Tangel dan Grup Aulion. Untuk menebus hal itu, aku ingin membantu Perusahaan Tangel untuk menjalin kerja sama dengan Grup Wijaya," ucap Owen yang langsung menjelaskan situasinya dengan singkat."Baik, nggak masalah," jawab Johan dengan sangat lugas.Dengan hubungan Owen dan Keluarga Wijaya, Johan tentu tidak akan menolak hal kecil seperti ini."Ka … kamu menyetujuinya dengan begitu saja?" tanya Anita dengan ekspresi kaget. Dia sama sekali tidak berani percaya dengan apa yang telah dia dengar.Sebodoh apa pun
Johan bisa memberikan pengecualian dan setuju untuk bekerja sama dengan Perusahaan Tangel karena memandang hubungannya dengan Owen."Owen, terima kasih," ucap Anita sambil tersenyum malu dan tidak berani menatap mata Owen.Sebenarnya, sebelum kedatangan Benny tadi, Owen sudah pernah mengatakan bahwa dia bisa membantu Perusahaan Tangel untuk menjalin kerja sama dengan Grup Wijaya. Namun, saat itu Anita merasa Owen hanya membual sehingga dia terus bersikap buruk kepada Owen. Sekarang, Anita baru mengerti bahwa semua yang Owen katakan itu adalah kenyataan! Dialah yang terlalu meremehkan Owen!"Nggak perlu sungkan. Yang penting kalian nggak menyalahkan aku karena sudah menggagalkan kerja sama perusahaan kalian dengan Grup Aulion lagi," jawab Owen sambil tersenyum nakal."Aku … aku nggak tahu kamu punya kemampuan sehebat ini. Intinya, aku memang salah untuk masalah tadi. Kamu berbaik hati mau membantu aku dan Marisa, aku nggak seharusnya mencurigaimu, apalagi sampai menghinamu dengan ucapan
Namun sekarang, begitu melihat sikap Johan kepada Owen yang seolah-olah sangat menghormati Owen, Anita yang telah berpikir dengan keras tetap tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Dia hanya bisa menebak dalam hatinya bahwa ini kemungkinan karena karakter Johan yang relatif rendah hati saja. Selain berpikir seperti ini, Anita tidak bisa memikirkan kemungkinan yang lain!"Owen, kontraknya sudah selesai ditandatangani, ayo kita pulang," ucap Marisa."Jangan buru-buru. Barusan kalian hanya fokus untuk membicarakan tentang kerjaan dan belum makan. Kita bisa makan dulu sebelum pulang," jawab Owen sambil tersenyum.Owen sudah terbiasa hidup hemat sebelumnya, jadi dia tidak ingin makanan lezat di depannya terbuang dengan percuma."Lebih baik kita jangan makan lagi. Owen, kamu mungkin nggak tahu. Benny adalah orang yang sangat berpikiran sempit dan juga pendendam. Kamu sudah melukai dia tadi, aku rasa dia pasti nggak akan melupakannya begitu saja. Menurutku, lebih baik kita segera pergi dari
“Kamu ....” Anita benar-benar sangat marah. Dia tidak mengerti dari mana datangnya keberanian Owen. Apa Owen merasa karena dirinya beruntung mengenal Johan, dia sudah tak tertandingi di Jenggala? Apa mungkin Owen benar-benar ingin berdebat dengan orang dari Keluarga Aulion? Konyol sekali!Krek! Tepat pada saat ini, pintu ruang privat tiba-tiba dibuka. Seorang pria paruh baya berusia sekitar lima puluhan tahun yang memiliki aura mengesankan berjalan masuk bersama dua pengawal berpakaian jas hitam rapi.‘Apa Benny sudah kembali dengan membawa anggota Keluarga Aulion untuk balas dendam?’ pikir Marisa dan Anita dalam hati dengan ketakutan. Mereka buru-buru menoleh ke arah pintu masuk. Setelah melihat jelas tampang pria paruh baya yang berjalan di paling depan itu, mereka berdua langsung merasa lega. Ternyata itu bukan Benny, melainkan direktur utama Perusahaan Tangel.“Pak Julius, apa yang membuatmu datang?” Anita dan Marisa langsung merasa gembira. Mereka buru-buru menyambut direktur utam
“Kamu ....” Air mata mulai berlinang di mata Marisa. Kali ini, dia dan Anita jelas-jelas sudah mewakili perusahaan untuk mendapatkan kerja sama dengan Grup Wijaya. Selain itu, mereka juga membantu perusahaan menghemat pengurangan keuntungan sebesar 10%. Namun, Julius malah langsung memaki mereka dan bahkan memecat mereka berdua tanpa peduli pada kebenarannya. Oleh karena itu, Marisa merasa sangat sedih.Berbeda dengan Marisa, Anita malah terlihat sangat tenang. Dia tumbuh besar di keluarga biasa. Meskipun keluarga mereka tidak begitu kaya, orang tuanya sangat menyayanginya dan tidak pernah memukulnya.Julius hanyalah bos Anita di perusahaan, tetapi malah berani menamparnya dengan begitu kuat. Baginya, ini merupakan penghinaan yang sangat besar. Namun, meskipun merasa sangat marah, dia malah terlihat luar biasa tenang.“Pak Julius, aku sudah bekerja enam tahun lebih di perusahaan. Selama ini, aku selalu bekerja dengan baik, juga sudah mendapatkan banyak proyek dan klien untuk perusahaan
“Ini hal yang sangat bagus!” seru Julius dengan gembira. Dia tertawa dengan penuh antusias.“Benar. Aku dan Marisa memang sudah membantu perusahaan mendapatkan kerja sama dengan Grup Wijaya. Tapi maaf, kami sudah dipecat. Jadi, kontrak itu sudah nggak berlaku!” ujar Anita dengan dingin. Kemudian, dia menarik surat kontrak itu dari tangan Julius.Begitu Anita mengambil surat kontrak itu, senyum Julius langsung membeku. Dia baru menyadari bahwa dirinya sudah memecat Anita dan Marisa.Kali ini, Anita dan Marisa sudah membantu perusahaan untuk mendapatkan kerja sama dengan Grup Wijaya. Jasa mereka sangat besar. Konyolnya, tadi Julius sama sekali tidak menanyakan apa yang sudah terjadi dan langsung menampar Anita, bahkan memecat Anita dan Marisa tanpa memberikan mereka kesempatan untuk menjelaskan. Tindakannya itu sudah terlalu bodoh. Saat ini, dia merasa sangat menyesal.“Bu Anita, semua ini cuma salah paham. Aku yang salah karena sudah menyalahkan kalian. Aku nggak jadi pecat kalian kok.
“Kamu nggak usah khawatir apa aku bisa dapat pekerjaan gaji tinggi atau nggak!” dengus Anita. Meskipun berkata begitu, dia tahu jelas bahwa untuk mencapai posisi sebagai direktur departemen penjualan, dia sudah bekerja keras dan melakukan banyak upaya di Perusahaan Tangel selama enam tahun ini.Jika Anita meninggalkan Perusahaan Tangel, mencari pekerjaan sebagai eksekutif yang gaji tahunannya miliaran adalah hal yang sangat sulit. Mungkin saja dia harus memulai dari nol. Konsekuensi yang harus ditanggungnya memang sangat besar.“Kalian yang mendapatkan kerja sama dengan Grup Wijaya kali ini dan sudah berjasa besar. Kalian berdua seharusnya tahu jelas, aku nggak mungkin merugikan kalian. Bu Anita, asalkan kamu bersedia lanjut bekerja, aku pasti mempromosikanmu menjadi manajer umum, gajimu juga bakal naik dua kali lipat!”“Bu Marisa juga nggak perlu khawatir. Habis Bu Anita dipromosikan menjadi manajer umum, posisi Bu Anita bakal jadi milikmu. Kelak, kamu bakal jadi direktur departemen p