Di sisi lain, Grup Wijaya adalah milik Keluarga Wijaya, salah satu keluarga terhormat di Jenggala. Total aset mereka sudah mencapai puluhan triliun.Johan adalah putra Keluarga Wijaya. Status dan kedudukannya jauh lebih tinggi daripada Owen yang hanya merupakan orang biasa. Perbedaan mereka berdua sangat jauh, mana mungkin Anita percaya bahwa Owen kenal dengan Johan.“Aku nggak bercanda, yang kubilang itu serius ....” Berhubung Anita tidak percaya padanya, Owen bermaksud untuk menjelaskan. Namun, sebelum Owen sempat menyelesaikan kata-katanya, Anita sudah menyela, “Sudah, aku nggak pengen dengar omong kosongmu lagi! Nggak peduli apa yang kamu bilang itu benar atau nggak, Grup Wijaya itu mengambil jalur kelas atas dan mewah. Merek yang dikelola perusahaan Tangel nggak cocok sama standar mereka. Mereka nggak mungkin membuat pengecualian untuk bekerja sama dengan perusahaan kami!”Anita melambaikan tangannya dengan ekspresi yang lebih muram lagi. Awalnya, kesan pertamanya terhadap Owen m
Hal ini sama sekali tidak realistis!“Yang kubilang itu benar ....” Marisa baru hendak menceritakan situasi sebelumnya kepada Anita, tetapi kata-katanya sudah dipotong oleh Owen.“Marisa, jangan ungkit lagi. Sekarang, aku sudah meninggalkan Keluarga Lestari ....” Begitu mengungkit tentang Theresa, Owen merasa hatinya sangat sakit. Sosok cantik Theresa muncul di benaknya, lalu kerinduan yang kuat juga langsung bergejolak di dalam hatinya.Rasa curiga yang ditunjukkan Anita tadi sudah cukup membuat Owen kesal. Sekarang, Marisa malah mengungkit tentang Theresa. Suasana hatinya pun menjadi semakin buruk. Terutama setelah teringat pada Theresa. Rasa rindu yang dia rasakan benar-benar sangat menyakitkan hingga dia tidak sanggup menahannya. Pada saat ini, dia sudah dengan jelas menyadari bahwa dirinya masih belum bisa melupakan Theresa.“Owen, ka ... kamu kenapa?” Marisa langsung terkejut. Dia tidak mengerti apa maksud ucapan Owen.“Nggak apa-apa .... Aku ke toilet dulu, ya.” Owen menahan ras
“Pak Benny, akhirnya kamu datang juga!” sapa Anita sambil memaksakan seulas senyum.“Bu Anita, tadi aku benar-benar masih sibuk. Jangan marah, ya ...,” kata Benny sambil tertawa, tetapi diam-diam merasa agak kesal. Mereka yang membutuhkannya, bukankah sudah seharusnya mereka menunggunya?“Pak Benny, silakan duduk.” Meskipun merasa kesal, Anita tidak menunjukkannya dan hanya bisa menahannya dalam hati. Setelah mereka semua duduk, Anita menyuruh pelayan untuk mengeluarkan hidangan mereka.“Bu Anita, siapa gadis cantik di sampingmu itu?” Setelah melihat Marisa, mata Benny langsung berbinar.“Pak Benny, mari kuperkenalkan padamu. Ini adalah Marisa Ray, manajer departemen penjualan perusahaan kami. Yang di sampingnya itu Owen.” Anita memperkenalkan mereka dengan singkat.“Bu Marisa, senang berkenalan denganmu.” Benny mengulurkan tangannya dengan maksud untuk bersalaman dengan Marisa. Dia mengira Owen hanyalah salah satu bawahan Anita dan Marisa. Jadi, dia langsung mengabaikan Owen.“Halo, P
Ucapan Benny memang terdengar rendah hati, tetapi ekspresinya malah terlihat sangat sombong.“Delapan persen masih terlalu tinggi .... Pak Benny, keuntungan perusahaan kami sudah sangat tipis, kami paling banyak juga cuma bisa kasih keuntungan 3%. Aku harap kamu bisa membuat pengecualian untuk kami. Asalkan bisa mencapai kesepakatan, perusahaan kami pasti bakal membalas jasamu!” ucap Anita dengan tulus.“Tiga persen nggak mungkin bisa. Batas terendah yang bisa diberikan Grup Aulion itu 8%. Bu Anita, aku benar-benar nggak bisa sembarangan membuat keputusan dengan tawaran serendah itu. Gimana kalau kita semua kembali dulu untuk pertimbangkan semuanya? Kita buat janji lagi saja di lain hari untuk mendiskusikannya!” ujar Benny. Dia terlihat seperti hendak pamit.‘Dasar rubah tua! Sampai sekarang, masih belum ada kata jujur yang keluar dari mulutmu! Kamu memang sulit dihadapi!’ maki Anita dalam hati. Dia tahu bahwa Benny hanya sedang jual mahal, 8% pasti bukan batas terendah yang bisa merek
“Asalkan kamu setuju untuk makan malam berdua bersamaku, aku bisa langsung setuju untuk menurunkan nilainya menjadi 5%!” Benny langsung mengatakan syaratnya.Sesuai dugaan Anita sebelumnya, berhubung ada Owen di sini, Benny tidak bisa sembarangan melecehkan Anita dan Marisa. Berhubung tidak bisa mendapatkan keuntungan dari kedua wanita itu, Benny pun langsung mengutarakan maksudnya.“Apa? Nggak mungkin!” Ekspresi Anita dan Marisa langsung berubah. Mereka juga langsung terkejut hingga bangkit dari kursi. Mereka sudah bukan pendatang baru di dunia kerja, tentu saja mereka mengerti maksud Benny. Dia bukan hanya sekadar ingin makan malam.“Bu Marisa, jangan langsung nolak. Kamu harus pikir jelas! Meskipun 5% dan 8% hanya beda 3%, selisih keuntungannya sudah ratusan miliar setahun! Kalau kamu bisa bantu perusahaan kalian menghemat ratusan miliar, jangankan naik jabatan ataupun naik gaji, pihak perusahaan pasti bakal kasih kamu banyak keuntungan lain!”“Wanita cantik sudah seharusnya memanfa
Benny mengira Owen adalah bawahan Anita dan Marisa. Sekarang, Owen sudah mematahkan sebelah lengannya. Mana mungkin dia masih bersedia untuk bekerja sama dengan Anita. Bahkan apabila Perusahaan Tangel bersedia memberikan keuntungan sebesar 10%, dia juga tidak akan menyetujuinya.“Pak Benny, jangan marah dulu. Masalahnya nggak seperti yang kamu bayangkan. Dengar dulu penjelasanku ...,” ujar Anita dengan panik. Kerja sama kali ini sangat penting bagi Perusahaan Tangel. Jika kerja sama bertahun-tahun kedua belah pihak terputus karena masalah ini, bagaimana dia bisa mempertanggungjawabkannya kepada direktur utama mereka?“Aku nggak mau dengar penjelasanmu! Masalah ini juga masih belum selesai. Kalian bertiga tunggu saja! Aku nggak bakal melepaskan kalian!” ancam Benny. Kemudian, dia hendak pergi dengan tampang menyedihkan.“Mau pergi? Siapa yang membiarkanmu pergi?” cibir Owen. Dia langsung menendang Benny hingga terpental ke lantai.“Owen, sudah cukup!” bentak Anita sambil menatap Owen de
Selanjutnya, Marisa juga tidak tahu apa yang harus dia lakukan lagi."Kamu nggak dengar? Cepat pergi sana!" bentak Owen sambil mendengus dingin."Oke, oke …," jawab Benny.Benny tampak seperti telah mendapat pengampunan besar, lalu segera berdiri dan berlari ke luar ruang privat. Saat akan meninggalkan ruang privat, Benny menoleh untuk melihat Owen, Anita, dan Marisa yang berada di ruang privat dengan tatapan penuh kebencian. Bagaimanapun juga, Benny adalah wakil direktur Grup Aulion dan merupakan tokoh ternama di perusahaan. Dia sama sekali tidak pernah menerima hinaan seperti ini sebelumnya! Benny pun diam-diam bersumpah dalam hatinya bahwa dia pasti akan membunuh Owen untuk mengembalikan penghinaan yang dia terima barusan berkali-kali lipat! Begitu pula dengan dua wanita rendahan seperti Anita dan Marisa. Dia pasti akan mempermainkan mereka dengan puas untuk melampiaskan kebencian dalam hatinya.Saat sosok Benny sudah menghilang dari pandangan mereka, Anita baru kembali meresponsn
"Halo, Tuan Owen, ada apa, ya?" Setelah panggilan terhubung, suara Johan yang jernih seketika terdengar di ujung telepon. "Johan, aku mau meminta bantuanmu …." Owen pun langsung menceritakan kondisinya dengan singkat.Setelah itu, dia memberi tahu alamat hotel dan juga nomor ruang privat mereka kepada Johan."Tuan Owen, ini benar-benar kebetulan sekali!" Setelah mendengar cerita Owen, Johan sontak tertawa."Apanya yang kebetulan?" tanya Owen yang tampak kebingungan dengan jawaban Johan."Tuan Owen, aku jujur saja. Sekarang aku sedang berada di lantai atas hotel yang sama denganmu. Aku sedang makan bersama dengan teman-temanku. Kamu tunggu sebentar, aku akan muncul di hadapanmu dalam waktu satu menit!" jelas Johan sambil tersenyum dan langsung memutuskan panggilannya.Ini benar-benar hal yang sangat kebetulan!Owen tersenyum dan tidak menyangka ternyata Johan berada di tempat yang sama dengan mereka. Saat melihat ekspresi Owen yang tampak serius seusai menelepon dan seolah-olah benar-b