Ucapan Benny memang terdengar rendah hati, tetapi ekspresinya malah terlihat sangat sombong.“Delapan persen masih terlalu tinggi .... Pak Benny, keuntungan perusahaan kami sudah sangat tipis, kami paling banyak juga cuma bisa kasih keuntungan 3%. Aku harap kamu bisa membuat pengecualian untuk kami. Asalkan bisa mencapai kesepakatan, perusahaan kami pasti bakal membalas jasamu!” ucap Anita dengan tulus.“Tiga persen nggak mungkin bisa. Batas terendah yang bisa diberikan Grup Aulion itu 8%. Bu Anita, aku benar-benar nggak bisa sembarangan membuat keputusan dengan tawaran serendah itu. Gimana kalau kita semua kembali dulu untuk pertimbangkan semuanya? Kita buat janji lagi saja di lain hari untuk mendiskusikannya!” ujar Benny. Dia terlihat seperti hendak pamit.‘Dasar rubah tua! Sampai sekarang, masih belum ada kata jujur yang keluar dari mulutmu! Kamu memang sulit dihadapi!’ maki Anita dalam hati. Dia tahu bahwa Benny hanya sedang jual mahal, 8% pasti bukan batas terendah yang bisa merek
“Asalkan kamu setuju untuk makan malam berdua bersamaku, aku bisa langsung setuju untuk menurunkan nilainya menjadi 5%!” Benny langsung mengatakan syaratnya.Sesuai dugaan Anita sebelumnya, berhubung ada Owen di sini, Benny tidak bisa sembarangan melecehkan Anita dan Marisa. Berhubung tidak bisa mendapatkan keuntungan dari kedua wanita itu, Benny pun langsung mengutarakan maksudnya.“Apa? Nggak mungkin!” Ekspresi Anita dan Marisa langsung berubah. Mereka juga langsung terkejut hingga bangkit dari kursi. Mereka sudah bukan pendatang baru di dunia kerja, tentu saja mereka mengerti maksud Benny. Dia bukan hanya sekadar ingin makan malam.“Bu Marisa, jangan langsung nolak. Kamu harus pikir jelas! Meskipun 5% dan 8% hanya beda 3%, selisih keuntungannya sudah ratusan miliar setahun! Kalau kamu bisa bantu perusahaan kalian menghemat ratusan miliar, jangankan naik jabatan ataupun naik gaji, pihak perusahaan pasti bakal kasih kamu banyak keuntungan lain!”“Wanita cantik sudah seharusnya memanfa
Benny mengira Owen adalah bawahan Anita dan Marisa. Sekarang, Owen sudah mematahkan sebelah lengannya. Mana mungkin dia masih bersedia untuk bekerja sama dengan Anita. Bahkan apabila Perusahaan Tangel bersedia memberikan keuntungan sebesar 10%, dia juga tidak akan menyetujuinya.“Pak Benny, jangan marah dulu. Masalahnya nggak seperti yang kamu bayangkan. Dengar dulu penjelasanku ...,” ujar Anita dengan panik. Kerja sama kali ini sangat penting bagi Perusahaan Tangel. Jika kerja sama bertahun-tahun kedua belah pihak terputus karena masalah ini, bagaimana dia bisa mempertanggungjawabkannya kepada direktur utama mereka?“Aku nggak mau dengar penjelasanmu! Masalah ini juga masih belum selesai. Kalian bertiga tunggu saja! Aku nggak bakal melepaskan kalian!” ancam Benny. Kemudian, dia hendak pergi dengan tampang menyedihkan.“Mau pergi? Siapa yang membiarkanmu pergi?” cibir Owen. Dia langsung menendang Benny hingga terpental ke lantai.“Owen, sudah cukup!” bentak Anita sambil menatap Owen de
Selanjutnya, Marisa juga tidak tahu apa yang harus dia lakukan lagi."Kamu nggak dengar? Cepat pergi sana!" bentak Owen sambil mendengus dingin."Oke, oke …," jawab Benny.Benny tampak seperti telah mendapat pengampunan besar, lalu segera berdiri dan berlari ke luar ruang privat. Saat akan meninggalkan ruang privat, Benny menoleh untuk melihat Owen, Anita, dan Marisa yang berada di ruang privat dengan tatapan penuh kebencian. Bagaimanapun juga, Benny adalah wakil direktur Grup Aulion dan merupakan tokoh ternama di perusahaan. Dia sama sekali tidak pernah menerima hinaan seperti ini sebelumnya! Benny pun diam-diam bersumpah dalam hatinya bahwa dia pasti akan membunuh Owen untuk mengembalikan penghinaan yang dia terima barusan berkali-kali lipat! Begitu pula dengan dua wanita rendahan seperti Anita dan Marisa. Dia pasti akan mempermainkan mereka dengan puas untuk melampiaskan kebencian dalam hatinya.Saat sosok Benny sudah menghilang dari pandangan mereka, Anita baru kembali meresponsn
"Halo, Tuan Owen, ada apa, ya?" Setelah panggilan terhubung, suara Johan yang jernih seketika terdengar di ujung telepon. "Johan, aku mau meminta bantuanmu …." Owen pun langsung menceritakan kondisinya dengan singkat.Setelah itu, dia memberi tahu alamat hotel dan juga nomor ruang privat mereka kepada Johan."Tuan Owen, ini benar-benar kebetulan sekali!" Setelah mendengar cerita Owen, Johan sontak tertawa."Apanya yang kebetulan?" tanya Owen yang tampak kebingungan dengan jawaban Johan."Tuan Owen, aku jujur saja. Sekarang aku sedang berada di lantai atas hotel yang sama denganmu. Aku sedang makan bersama dengan teman-temanku. Kamu tunggu sebentar, aku akan muncul di hadapanmu dalam waktu satu menit!" jelas Johan sambil tersenyum dan langsung memutuskan panggilannya.Ini benar-benar hal yang sangat kebetulan!Owen tersenyum dan tidak menyangka ternyata Johan berada di tempat yang sama dengan mereka. Saat melihat ekspresi Owen yang tampak serius seusai menelepon dan seolah-olah benar-b
"Tuan Johan, salam kenal," balas Anita dan Marisa yang tampak sedikit gugup.Bagi mereka, Johan merupakan tokoh besar yang memiliki identitas terhormat. Ini adalah pertama kalinya bagi mereka untuk berinteraksi jarak dekat dengan Johan sehingga tentu memberikan sedikit tekanan kepada mereka berdua. Setelah mereka saling menyapa dengan sederhana, Johan pun bertanya kepada Owen, "Tuan Owen, ada hal apa kamu menyuruh aku kemari?""Begini, barusan aku menggagalkan kerja sama Perusahaan Tangel dan Grup Aulion. Untuk menebus hal itu, aku ingin membantu Perusahaan Tangel untuk menjalin kerja sama dengan Grup Wijaya," ucap Owen yang langsung menjelaskan situasinya dengan singkat."Baik, nggak masalah," jawab Johan dengan sangat lugas.Dengan hubungan Owen dan Keluarga Wijaya, Johan tentu tidak akan menolak hal kecil seperti ini."Ka … kamu menyetujuinya dengan begitu saja?" tanya Anita dengan ekspresi kaget. Dia sama sekali tidak berani percaya dengan apa yang telah dia dengar.Sebodoh apa pun
Johan bisa memberikan pengecualian dan setuju untuk bekerja sama dengan Perusahaan Tangel karena memandang hubungannya dengan Owen."Owen, terima kasih," ucap Anita sambil tersenyum malu dan tidak berani menatap mata Owen.Sebenarnya, sebelum kedatangan Benny tadi, Owen sudah pernah mengatakan bahwa dia bisa membantu Perusahaan Tangel untuk menjalin kerja sama dengan Grup Wijaya. Namun, saat itu Anita merasa Owen hanya membual sehingga dia terus bersikap buruk kepada Owen. Sekarang, Anita baru mengerti bahwa semua yang Owen katakan itu adalah kenyataan! Dialah yang terlalu meremehkan Owen!"Nggak perlu sungkan. Yang penting kalian nggak menyalahkan aku karena sudah menggagalkan kerja sama perusahaan kalian dengan Grup Aulion lagi," jawab Owen sambil tersenyum nakal."Aku … aku nggak tahu kamu punya kemampuan sehebat ini. Intinya, aku memang salah untuk masalah tadi. Kamu berbaik hati mau membantu aku dan Marisa, aku nggak seharusnya mencurigaimu, apalagi sampai menghinamu dengan ucapan
Namun sekarang, begitu melihat sikap Johan kepada Owen yang seolah-olah sangat menghormati Owen, Anita yang telah berpikir dengan keras tetap tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Dia hanya bisa menebak dalam hatinya bahwa ini kemungkinan karena karakter Johan yang relatif rendah hati saja. Selain berpikir seperti ini, Anita tidak bisa memikirkan kemungkinan yang lain!"Owen, kontraknya sudah selesai ditandatangani, ayo kita pulang," ucap Marisa."Jangan buru-buru. Barusan kalian hanya fokus untuk membicarakan tentang kerjaan dan belum makan. Kita bisa makan dulu sebelum pulang," jawab Owen sambil tersenyum.Owen sudah terbiasa hidup hemat sebelumnya, jadi dia tidak ingin makanan lezat di depannya terbuang dengan percuma."Lebih baik kita jangan makan lagi. Owen, kamu mungkin nggak tahu. Benny adalah orang yang sangat berpikiran sempit dan juga pendendam. Kamu sudah melukai dia tadi, aku rasa dia pasti nggak akan melupakannya begitu saja. Menurutku, lebih baik kita segera pergi dari