“Kayaknya kurang bagus kalau Owen juga ikut?” ujar Marisa dengan terkejut.“Nggak masalah. Yang penting dia nggak sembarangan bicara setelah klien kita sampai,” jawab Anita dengan santai.Sebenarnya, ada alasan lain kenapa Anita membiarkan Owen ikut bersama mereka. Setahunya, klien mereka kali ini adalah orang yang lebih sulit dihadapi. Reputasinya di dunia bisnis juga sangat buruk karena dia suka melecehkan perempuan. Jika Owen menemani mereka, mungkin saja klien ini bisa bersikap lebih sopan.“Oke, makasih, Bu Anita!” ucap Marisa dengan gembira. Dia juga tidak ingin meninggalkan Owen sendirian di luar. Pengecualian yang dibuat Anita sangat sesuai dengan niatnya.Setelah itu, mereka bertiga masuk ke restoran. Sebelumnya, mereka sudah mereservasi sebuah ruang privat mewah. Setelah masuk ke ruang privat, Owen, Marisa, dan Anita duduk di kursi masing-masing untuk menunggu kedatangan klien mereka.Kira-kira setengah jam kemudian, waktu yang dijanjikan sudah lewat. Namun, klien mereka masi
“Sedangkan Grup Aulion hanya mengendalikan sekitar 20% saluran penjualan di pasar. Kalau dibandingkan, kekuatan mereka masih kalah jauh dari Grup Wijaya. Berhubung Grup Aulion sudah begitu keterlaluan, kenapa perusahaan kalian nggak mau coba bekerja sama dengan Grup Wijaya?” tanya Owen dengan bingung.“Umm ... aku nggak tahu,” jawab Marisa sambil menggeleng.Keputusan untuk bekerja sama dengan distributor yang mana adalah keputusan eksekutif perusahaan. Marisa hanyalah seorang manajer departemen penjualan yang masih belum mencapai tingkatan eksekutif. Ada banyak informasi dalam yang tidak diketahuinya.“Begini, perusahaan kami mengelola busana merek menengah ke atas, sedangkan Grup Wijaya mengambil jalur kelas atas dan mewah. Sebelumnya, aku pernah mewakili perusahaan untuk berdiskusi soal kerja sama dengan penanggung jawab dari Grup Wijaya. Tapi, merek yang dikelola perusahaan kami nggak sesuai standar mereka. Jadi, mereka langsung menolak ...,” ujar Anita sambil berdesah dengan tidak
Di sisi lain, Grup Wijaya adalah milik Keluarga Wijaya, salah satu keluarga terhormat di Jenggala. Total aset mereka sudah mencapai puluhan triliun.Johan adalah putra Keluarga Wijaya. Status dan kedudukannya jauh lebih tinggi daripada Owen yang hanya merupakan orang biasa. Perbedaan mereka berdua sangat jauh, mana mungkin Anita percaya bahwa Owen kenal dengan Johan.“Aku nggak bercanda, yang kubilang itu serius ....” Berhubung Anita tidak percaya padanya, Owen bermaksud untuk menjelaskan. Namun, sebelum Owen sempat menyelesaikan kata-katanya, Anita sudah menyela, “Sudah, aku nggak pengen dengar omong kosongmu lagi! Nggak peduli apa yang kamu bilang itu benar atau nggak, Grup Wijaya itu mengambil jalur kelas atas dan mewah. Merek yang dikelola perusahaan Tangel nggak cocok sama standar mereka. Mereka nggak mungkin membuat pengecualian untuk bekerja sama dengan perusahaan kami!”Anita melambaikan tangannya dengan ekspresi yang lebih muram lagi. Awalnya, kesan pertamanya terhadap Owen m
Hal ini sama sekali tidak realistis!“Yang kubilang itu benar ....” Marisa baru hendak menceritakan situasi sebelumnya kepada Anita, tetapi kata-katanya sudah dipotong oleh Owen.“Marisa, jangan ungkit lagi. Sekarang, aku sudah meninggalkan Keluarga Lestari ....” Begitu mengungkit tentang Theresa, Owen merasa hatinya sangat sakit. Sosok cantik Theresa muncul di benaknya, lalu kerinduan yang kuat juga langsung bergejolak di dalam hatinya.Rasa curiga yang ditunjukkan Anita tadi sudah cukup membuat Owen kesal. Sekarang, Marisa malah mengungkit tentang Theresa. Suasana hatinya pun menjadi semakin buruk. Terutama setelah teringat pada Theresa. Rasa rindu yang dia rasakan benar-benar sangat menyakitkan hingga dia tidak sanggup menahannya. Pada saat ini, dia sudah dengan jelas menyadari bahwa dirinya masih belum bisa melupakan Theresa.“Owen, ka ... kamu kenapa?” Marisa langsung terkejut. Dia tidak mengerti apa maksud ucapan Owen.“Nggak apa-apa .... Aku ke toilet dulu, ya.” Owen menahan ras
“Pak Benny, akhirnya kamu datang juga!” sapa Anita sambil memaksakan seulas senyum.“Bu Anita, tadi aku benar-benar masih sibuk. Jangan marah, ya ...,” kata Benny sambil tertawa, tetapi diam-diam merasa agak kesal. Mereka yang membutuhkannya, bukankah sudah seharusnya mereka menunggunya?“Pak Benny, silakan duduk.” Meskipun merasa kesal, Anita tidak menunjukkannya dan hanya bisa menahannya dalam hati. Setelah mereka semua duduk, Anita menyuruh pelayan untuk mengeluarkan hidangan mereka.“Bu Anita, siapa gadis cantik di sampingmu itu?” Setelah melihat Marisa, mata Benny langsung berbinar.“Pak Benny, mari kuperkenalkan padamu. Ini adalah Marisa Ray, manajer departemen penjualan perusahaan kami. Yang di sampingnya itu Owen.” Anita memperkenalkan mereka dengan singkat.“Bu Marisa, senang berkenalan denganmu.” Benny mengulurkan tangannya dengan maksud untuk bersalaman dengan Marisa. Dia mengira Owen hanyalah salah satu bawahan Anita dan Marisa. Jadi, dia langsung mengabaikan Owen.“Halo, P
Ucapan Benny memang terdengar rendah hati, tetapi ekspresinya malah terlihat sangat sombong.“Delapan persen masih terlalu tinggi .... Pak Benny, keuntungan perusahaan kami sudah sangat tipis, kami paling banyak juga cuma bisa kasih keuntungan 3%. Aku harap kamu bisa membuat pengecualian untuk kami. Asalkan bisa mencapai kesepakatan, perusahaan kami pasti bakal membalas jasamu!” ucap Anita dengan tulus.“Tiga persen nggak mungkin bisa. Batas terendah yang bisa diberikan Grup Aulion itu 8%. Bu Anita, aku benar-benar nggak bisa sembarangan membuat keputusan dengan tawaran serendah itu. Gimana kalau kita semua kembali dulu untuk pertimbangkan semuanya? Kita buat janji lagi saja di lain hari untuk mendiskusikannya!” ujar Benny. Dia terlihat seperti hendak pamit.‘Dasar rubah tua! Sampai sekarang, masih belum ada kata jujur yang keluar dari mulutmu! Kamu memang sulit dihadapi!’ maki Anita dalam hati. Dia tahu bahwa Benny hanya sedang jual mahal, 8% pasti bukan batas terendah yang bisa merek
“Asalkan kamu setuju untuk makan malam berdua bersamaku, aku bisa langsung setuju untuk menurunkan nilainya menjadi 5%!” Benny langsung mengatakan syaratnya.Sesuai dugaan Anita sebelumnya, berhubung ada Owen di sini, Benny tidak bisa sembarangan melecehkan Anita dan Marisa. Berhubung tidak bisa mendapatkan keuntungan dari kedua wanita itu, Benny pun langsung mengutarakan maksudnya.“Apa? Nggak mungkin!” Ekspresi Anita dan Marisa langsung berubah. Mereka juga langsung terkejut hingga bangkit dari kursi. Mereka sudah bukan pendatang baru di dunia kerja, tentu saja mereka mengerti maksud Benny. Dia bukan hanya sekadar ingin makan malam.“Bu Marisa, jangan langsung nolak. Kamu harus pikir jelas! Meskipun 5% dan 8% hanya beda 3%, selisih keuntungannya sudah ratusan miliar setahun! Kalau kamu bisa bantu perusahaan kalian menghemat ratusan miliar, jangankan naik jabatan ataupun naik gaji, pihak perusahaan pasti bakal kasih kamu banyak keuntungan lain!”“Wanita cantik sudah seharusnya memanfa
Benny mengira Owen adalah bawahan Anita dan Marisa. Sekarang, Owen sudah mematahkan sebelah lengannya. Mana mungkin dia masih bersedia untuk bekerja sama dengan Anita. Bahkan apabila Perusahaan Tangel bersedia memberikan keuntungan sebesar 10%, dia juga tidak akan menyetujuinya.“Pak Benny, jangan marah dulu. Masalahnya nggak seperti yang kamu bayangkan. Dengar dulu penjelasanku ...,” ujar Anita dengan panik. Kerja sama kali ini sangat penting bagi Perusahaan Tangel. Jika kerja sama bertahun-tahun kedua belah pihak terputus karena masalah ini, bagaimana dia bisa mempertanggungjawabkannya kepada direktur utama mereka?“Aku nggak mau dengar penjelasanmu! Masalah ini juga masih belum selesai. Kalian bertiga tunggu saja! Aku nggak bakal melepaskan kalian!” ancam Benny. Kemudian, dia hendak pergi dengan tampang menyedihkan.“Mau pergi? Siapa yang membiarkanmu pergi?” cibir Owen. Dia langsung menendang Benny hingga terpental ke lantai.“Owen, sudah cukup!” bentak Anita sambil menatap Owen de