Loram adalah kota yang berdekatan dengan Laut Loram, pemandangan pegunungan dan lautan di sana sangat indah. Dari beberapa kota terdekat, Loram adalah kota yang terkenal karena pemandangannya. Ada banyak tempat wisata dan situs bersejarah di sana.Jovita sudah mengatur rute perjalanan di dalam mobil dan mereka pun pergi berwisata. Semuanya menikmati pemandangan indah sepanjang perjalanan dan ditambah dengan Jovita yang memandu arah, perjalanan ini menjadi cukup menyenangkan.Satu-satunya hal yang sangat disayangkan adalah Marcel yang hanya mengkhawatirkan masalah kerja sama. Sepanjang perjalanan ini, dia terus mendekati Yura untuk menyenangkan hati Yura dan mengabaikan keberadaan Owen.Jovita benar-benar tidak tahan dengan celotehan pacarnya. Namun, sopan santun dasar tetap harus dijaga. Jadi, dia sesekali mengobrol dengan Owen. Hanya saja Jovita tidak terlalu mengenal Owen dan keduanya tidak punya kesamaan karena adanya perbedaan gender. Dalam satu hari ini, hal yang dibicarakan Jovit
Namun, sikap Yura yang terlalu dingin membuat Marcel tidak percaya dan dia juga tidak berani meletakkan semua harapannya pada hubungan persahabatan antara kedua gadis itu. Jika tidak, mendapat kesempatan untuk bisa bekerja sama dengan Grup Ora di masa depan pasti akan lebih sulit jika Yura meninggalkan Loram dalam beberapa hari ke depan.“Nona Yura, silakan mengobrol dengan yang lainnya dulu. Aku permisi pergi ke kamar kecil sebentar,” kata Marcel sambil tersenyum, lalu bangkit berdiri dan berjalan keluar. Saat dia membelakangi Owen dan lainnya, raut wajahnya langsung berubah menjadi dingin.Kerja sama dengan Grup Ora kali ini sangat penting bagi Marcel karena itu akan sangat memengaruhi bisa tidaknya dia menjadi pusat kekuatan keluarganya di masa depan. Marcel adalah orang yang sangat berambisi dan suka mengejar kekuasaan. Sekarang, sebuah kesempatan langka telah muncul di hadapannya. Jadi, dia tidak boleh melewatkannya!Singkatnya, sebelum Yura meninggalkan Loram, Marcel harus menemu
Ginseng liar yang usianya lebih dari 500 tahun ini sangat penting bagi Owen. Selama bisa mendapatkan bahan obat ini, menyetujui satu kerja sama tidak masalah baginya.Mengenai penghinaan Marcel, Owen menganggap bahwa ini adalah masalah sepele. Dia tidak akan memperhitungkannya karena dirinya memang bukan orang yang pendendam.“Ini ….” Jovita memandang Yura. Dia mengira bahwa Owen hanyalah asistennya Yura dan tidak punya wewenang untuk menyetujui hal ini. Jadi, Jovita ingin mendengar Yura sendiri yang mengatakannya.“Oke. Aku setuju dengan Owen. Kalau Marcel bisa membantu kami mendapatkan bahan obat yang kami butuhkan, aku bakal menyetujui kerja sama ini,” ucap Yura sambil mengangguk.“Oke. Janji, ya!” kata Jovita sambil tersenyum. Akhirnya Yura membuat keputusan dan ini membuat Jovita lega.Saat ini, pintu ruang privat terbuka dan Marcel kembali. Melihat raut wajah Jovita yang senang, Marcel pun tersenyum dan bertanya, “Jovita, kalian sedang membicarakan apa? Kenapa kamu terlihat sanga
“Tuan Marcel, terima kasih atas jamuannya hari ini.” Owen tersenyum sopan, lalu mengangkat gelasnya.Yura dan Jovita sama-sama perempuan. Selain itu, mereka baru lulus kuliah dan pada dasarnya tidak terbiasa minum alkohol. Oleh sebab itu, keduanya menggunakan teh sebagai pengganti alkohol.Keempatnya pun mengangkat gelas masing-masing dan bersulang. Di bawah jamuan hangat Marcel, mereka pun terus bersulang sebanyak beberapa kali.Setelah itu, Marcel melihat Yura meminum minuman di gelasnya. Sorot matanya pun menjadi tajam secara tidak sengaja dan dia juga tersenyum dingin.Owen bukanlah orang bodoh. Dia secara bertahap menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan Marcel. Kemudian, Owen melihat ke arah gelasnya Yura dan langsung menyadari sesuatu.“Yura, berikan gelasmu padaku. Aku mau periksa sebentar,” kata Owen dengan tajam. Ada firasat buruk yang samar-samar muncul di hatinya.“Kenapa?” tanya Yura kebingungan. Namun, dia tetap menyerahkan gelasnya kepada Owen.Owen mengambil
Raut wajah Yura yang cantik berubah dan dia juga langsung merasakan ada yang tidak beres dengan tubuhnya.Melihat masalah ini telah terungkap, Marcel pun tidak perlu menyembunyikannya lagi. Dia langsung menunjukkan wajah aslinya dan tertawa sambil berkata, “Bocah ini benar. Aku memang sudah mencampur obat bius ke dalam minuman itu!”“Kamu! Dasar bajingan!” Saking marahnya, Yura menggebrak meja dan hendak berdiri. Namun, seluruh tubuhnya lemas. Dia bahkan tidak punya tenaga untuk berdiri.Marcel mengabaikan kemarahan Yura. Dia memandang Owen, lalu bertanya dengan penasaran, “Hei, aku penasaran, bagaimana kamu bisa tahu kalau aku mencampurkan bunga kecubung ke dalam minuman mereka?”“Aku mengerti sedikit pengobatan tradisional dan aku bisa langsung mencium bau bunga kecubung begitu mengendusnya,” jawab Owen dengan datar.“Ternyata begitu.” Marcel akhirnya mengerti.Dia tidak menyangka Owen yang hanya seorang asisten ternyata mengerti ilmu medis. Jadi, dia agak terkejut.“Marcel, apa maks
Marcel tertawa terbahak-bahak, lalu sorot matanya menatap wajah cantik dan postur tubuh Yura yang menawan dengan berani. Dia sudah mulai kehilangan akal sehatnya. Faktanya, Marcel sudah dibuat terpukau ketika pertama kali bertemu dengan Yura. Dia benar-benar sangat takjub dengan kecantikan Yura yang sangat luar biasa itu!Sejak saat itu, Marcel tidak bisa mengendalikan pemikiran buruknya kepada Yura dan selalu ingin memiliki Yura. Ini juga menjadi salah satu tujuannya dengan memberikan obat kepada Yura. Dia bukan hanya ingin mendapatkan hak kerja sama, tetapi juga ingin mendapatkan Yura."Dasar nggak tahu malu!" bentak Yura.Di sisi lain, Owen tampak jauh lebih tenang dibandingkan Yura. Dia pun berkata, "Marcel, jangan melakukan kejahatan di hadapan orangnya langsung. Bagaimanapun, Yura adalah sahabat Nona Jovita, tapi, kamu malah begitu berani memiliki niat kepada Yura. Apa mungkin kamu nggak takut Nona Jovita marah?"Marcel tertegun sejenak. Saat ini, dia baru menyadari bahwa dirinya
"Nona Yura, kamu mungkin sudah lupa. Ini adalah Loram, bukan Jenggala. Seperti kata pepatah, sehebat apa pun seseorang, dia juga akan sulit melawan kekuatan lokal. Sehebat apa pun Keluarga Suwanto, sebanyak apa pun petarung yang kalian punya, kalian juga nggak bisa berbuat apa pun padaku di sini!" jawab Marcel sambil tersenyum dengan meremehkan.Marcel sudah merencanakan semuanya dengan sangat baik. Selama dia bisa mendapatkan Yura, lalu memotret beberapa video dan foto tidak pantas, mengancam Yura untuk setuju bekerja sama dengannya semudah dengan membalikkan telapak tangan.Marcel sama sekali tidak khawatir kemungkinan Yura akan melakukan balas dendam setelahnya. Selama dia menggenggam semua video dan foto tidak pantas itu, lalu melakukan beberapa siasat, Marcel yakin bahwa dia bisa menundukkan Yura dengan mudah. Kelak, Yura akan menjadi tahanannya dan tidak akan pernah lepas dari genggamannya selamanya!"Dasar berengsek!" teriak Yura hingga sekujur tubuhnya gemetaran. Saat ini, dia
Marcel mengangkat cangkir teh dengan santai, lalu menyesapnya dan menunjukkan ekspresi yang sangat meremehkan. Keluarga Prasetia merupakan keluarga besar kelas atas di Loram. Beberapa pengawal Keluarga Prasetia yang ada di hadapannya ini merupakan ahli praktisi seni bela diri. Orang awam sama sekali tidak mampu melawan mereka.Marcel tidak merasa bahwa asisten biasa seperti Owen bisa melawan beberapa pengawal Keluarga Prasetia!Bugh! Bugh! Bugh!Seiring terdengarnya suara perkelahian yang sengit, Owen melancarkan serangannya dengan ganas dan tidak ada satu pun dari pengawal itu yang bisa menangkisnya. Dalam sekejap, keempat pengawal dari Keluarga Prasetia itu terjatuh di lantai.Pufft!Melihat hal itu, Marcel langsung menyemburkan teh di mulutnya dan tampak melongo. Dia sama sekali tidak menyangka Owen yang hanya orang awam ternyata mampu mengalahkan pengawalnya, bahkan tanpa terluka sedikit pun.Ini terlalu tidak bisa dipercaya!"Oh, rupanya kamu punya keahlian bela diri. Pantas saja