“Aku rasa kayaknya penyakit lama Nyonya kambuh lagi ...,” jawab Wulan dengan jujur.“Mungkin saja.” Naldo berdesah dengan ekspresi agak sedih. Tubuh istrinya memang sudah lemah sejak kecil. Saat Naldo masih membangun reputasinya di dunia mafia, istrinya sering mengikutinya bepergian. Kondisi kehidupan mereka waktu itu juga masih tidak bagus. Mungkin karena begitu, istrinya pun jatuh sakit.Setelah melahirkan putri dan putra mereka, tubuh istrinya menjadi makin lemah dan sering sakit-sakitan. Dia menghabiskan sebagian besar waktunya berbaring di tempat tidur. Oleh karena itu, Naldo sudah mencari banyak dokter terkenal, juga menghabiskan banyak uang dan upaya untuk menyembuhkan istrinya. Namun, kondisi istrinya sama sekali tidak membaik.Terutama selama dua tahun terakhir, kesehatan istrinya makin memburuk dan kadang-kadang bisa tiba-tiba pingsan. Ini bukanlah pertanda baik. Naldo merasa sangat cemas, tetapi tidak bisa berbuat apa-apa.“Kak Rosa, Markus, kalian nggak usah khawatir. Tante
“Oh, dia itu Tuan Owen, teman Markus ...,” jelas Naldo secara singkat.“Apa dia itu dokter?” tanya Candra dengan bingung. Setiap kali Melinda sakit, Naldo akan membayar sejumlah uang besar kepada Candra asal Candra berhasil menyembuhkannya. Jika Owen adalah seorang dokter dan ikut campur dalam masalah ini sekarang, bukankah pekerjaannya akan direbut?“Umm ....” Naldo juga tidak jelas apakah Owen itu seorang dokter atau bukan. Dia pun tanpa sadar menatap Owen.“Aku bukan dokter,” jawab Owen sambil menggeleng.“Bukan dokter?”Naldo, Rosa, dan Markus langsung terkejut. Terutama Naldo, tadi dia sudah menebak bahwa keterampilan medis Owen pasti terbatas. Setelah mengetahui bahwa Owen bukanlah dokter, dia makin mencurigai keterampilan medis Owen.Candra pun tersenyum dengan kesal dan berkata, “Pak Naldo, orang ini bahkan bukan seorang dokter. Kamu berani membiarkannya sembarangan mengobati orang? Kalau terjadi sesuatu pada pasien, siapa yang akan menanggung akibatnya?”“Aku ....” Ekspresi Na
“Aku rasa, lebih baik dia saja yang mengobati istriku!” ujar Naldo dengan acuh tak acuh. Meskipun tidak memercayai keterampilan medis Owen, Owen tetap adalah tamu keluarga mereka. Selain itu, dia juga berniat baik. Jadi, Naldo menolaknya dengan halus.“Tapi ....” Owen masih merasa agak ragu.“Nggak ada tapi-tapian lagi. Pokoknya, kamu ke samping saja dulu. Jangan menghalangi Dokter Candra memberi pengobatan!” ujar Naldo sambil melambaikan tangannya. Nadanya sudah terdengar mulai tidak sabar.“Umm ... oke deh.” Owen berdesah, lalu menyingkir ke samping. Kemudian, Candra berjalan maju dan mengeluarkan alat-alat medisnya. Setelah itu, dia mulai melakukan pemeriksaan rutin Melinda.“Om Naldo, berhubung kalian ada masalah hari ini, aku nggak bakal ganggu lagi. Aku pamit dulu ya,” ucap Owen sambil menangkupkan tangannya. Lagi pula, Naldo tidak memercayai keterampilan medisnya. Jadi, tidak ada gunanya lagi dia tinggal di sini.“Jangan! Owen, jarang-jarang kamu bertamu ke rumah kami. Kalau ka
“Eh, kenapa begini ....” Candra pun terkejut. Dia menggunakan beberapa cara lain lagi, tetapi Melinda masih tidak bergeming.“Dokter Candra, ada apa ini? Kenapa istriku masih belum sadar?” tanya Naldo dengan agak panik.“Sepertinya kondisi Nyonya kali ini sudah lebih serius dari sebelumnya,” jawab Candra dengan ekspresi serius.Saat Melinda pingsan dulu, Candra hanya perlu menggunakan beberapa cara untuk menyadarkannya dengan cepat. Sekarang, dia sudah menggunakan hampir seluruh cara yang diketahuinya, tetapi Melinda masih tidak bereaksi. Tanpa perlu berpikir, dia juga bisa menebak bahwa kondisi Melinda kali ini sudah jauh lebih serius dari dulu.Setelah mendengar ucapan Candra, Naldo bertambah panik dan bertanya, “Dok, jadi gimana sekarang?”“Pak Naldo nggak usah khawatir. Masih ada satu cara tergampang dan terefektif yang masih belum kulakukan, yaitu memberikan suntik adrenalin ...,” jawab Candra dengan agak ragu.Suntik adrenalin adalah obat yang diberikan khusus untuk menyadarkan p
“Om Naldo, aku nggak ngerti soal pengobatan modern. Jadi, aku nggak tahu bagaimana harus menjelaskannya. Pokoknya, percayalah padaku. Dengan kondisi Tante saat ini, dia nggak boleh dikasih suntik adrenalin!” bujuk Owen dengan ekspresi tegas sambil menatap Naldo.Akhir-akhir ini, Owen sudah sering menyembuhkan banyak penyakit rumit dan mengumpulkan sejumlah pengalaman medis. Pengalaman-pengalaman ini dan firasatnya mengatakan bahwa suntik adrenalin akan memperparah kondisi Melinda dan bahkan bisa membuatnya meninggal.“Kamu .... Pak Naldo, anak ini jelas sengaja mengacau. Tolong usir dia keluar agar dia nggak menggangguku menolong pasien!” ujar Candra dengan marah.“Tuan Owen, tolong minggir! Berhubung kamu itu tamu, aku sudah sangat bersabar. Aku harap kamu jangan keterlaluan!” Naldo juga sudah marah karena Owen berulang kali menghalangi Candra mengobati istrinya.Jika Owen bisa menjelaskan alasannya, Naldo mungkin masih akan percaya pada Owen. Namun, Owen tidak bisa memberi penjelasan
“Ayah ....”Rosa dan Markus sangat kesal. Bagaimanapun juga, Owen adalah tamu mereka. Naldo bukan hanya menekan Owen dengan energi sejatinya, tetapi juga mengusirnya. Ini benar-benar keterlaluan!“Kukatakan untuk yang terakhir kalinya, antar tamu kita pergi!” ucap Naldo sambil menatap Rosa dan Markus dengan tatapan yang tajam.Rosa tentu saja tidak takut, tetapi Markus sudah takut pada wibawa ayahnya sejak kecil. Dia tanpa sadar menggigil dan tidak berani melawan ayahnya lagi. Berhubung niat baik Owen sudah disalahartikan, dia pasti juga merasa sangat jengkel tidak peduli seberapa sabar dirinya. Jika bukan karena mempertimbangkan nyawa orang, dia pasti sudah pergi dari tadi. Untuk apa dia tinggal dan mempermalukan dirinya sendiri? Namun, dia sudah melakukan apa yang bisa dilakukannya. Berhubung Naldo tidak bersedia menerima nasihatnya, dia juga tidak berdaya.“Kalau begitu, aku pamit dulu!” dengus Owen. Kemudian, dia berbalik untuk pergi.“Tuan Owen, mari kuantar ....” Markus berdesah
Candra berkata setelah memaksakan diri untuk tenang dan dia melepaskan diri dari tanggung jawab ini.“Dibawa ke rumah sakit? Mudah sekali kamu mengatakannya. Ibuku sudah sekarat, mana bisa bertahan selama perjalanan ke rumah sakit? Bisa-bisa dia meninggal di jalan!” teriak Rosa dengan marah. Saking marahnya, matanya menjadi merah.“Ini ….” Candra terdiam. Dia tahu bahwa perkataan Rosa ada benarnya. Berdasarkan kondisi fisik Melinda saat ini, dia mungkin akan meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit.“Rosa, jangan khawatir. Aku pasti akan mencari cara dan melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan ibumu!” hibur Naldo. Sebenarnya, hatinya sangat berat dan dia juga tidak tahu harus berbuat apa.“Memangnya Ayah bisa memikirkan cara apa? Ayah yang harus disalahkan atas kejadian ini. Owen sudah berulang kali melarangmu memberikan suntikan adrenalin ke Ibu, tapi Ayah malah keras kepala. Ayah nggak cuma nggak mau mendengarkannya, bahkan juga mengusirnya. Lihat sekarang, ibu malah jadi sekarat
Ashton bisa mendengar kecemasan dan ketulusan dari nada bicara Naldo.Dia pun merenung sejenak, lalu menyetujui permintaan Naldo dengan berkata, ”Nyawa seseorang sedang dipertaruhkan dan bukannya aku nggak mau membantumu. Tapi kamu harusnya tahu dengan sangat jelas kalau aku pernah mengobati istrimu dan mendapati penyakit istrimu sangat aneh. Aku palingan hanya bisa meresepkan beberapa obat untuknya dan nggak bisa melakukan yang lain.”Naldo pernah membawa istrinya berobat ke dokter terkenal dan dia pernah mencari Ashton untuk mengobati istrinya. Namun, Ashton hanya bisa mengobati gejalanya dan tidak punya cara untuk menyembuhkan penyakit yang diderita istrinya.“Aku tahu. Istriku baru saja diberi suntikan adrenalin. Tapi, dia tiba-tiba muntah darah dan akhirnya nggak sadarkan diri. Kondisinya sekarang sangat mengkhawatirkan,” jelas Naldo dengan singkat.Kemudian, dia menghela napas dan melanjutkan, “Aku nggak berharap kamu menyembuhkan penyakitnya sepenuhnya. Membuatnya sadar sudah cu