“Kamu memang benar-benar seorang pecundang!” ucap Fredi dengan senang sambil tertawa. Dia tidak menyangka Marisa masih perawan sama seperti Lucy. Bukankah dia akan sangat diuntungkan? Saat ini, Fredi merasa sangat senang.“Aku bukan pa ....” Baru saja Marisa hendak mengatakan dia bukan pacar Owen, dia tiba-tiba teringat tentang pertemuan mereka di mal waktu itu. Saat bertemu dengan Fredi dan Lucy, Marisa sendiri yang sudah mengatakan bahwa dirinya adalah pacar Owen demi membantu Owen.Jika Marisa membantahnya sekarang, Fredi pasti tidak akan percaya. Selain itu, masalahnya sudah mencapai titik ini, tidak ada gunanya juga dia membantahnya.“Owen, aku sudah mendapatkan keperawanan Lucy. Sekarang, aku bakal segera merenggut keperawanan pacarmu juga! Dasar pecundang! Kelak, jangan harap kamu bisa bersikap sombong di hadapanku!” ucap Fredi sambil tertawa gembira. Semua kekesalan dalam hatinya sudah terlampiaskan dan digantikan dengan kegembiraan.Dendam di antara Fredi dan Owen sangat menda
Bagaimanapun juga, berita mengenai penyekapan wanita di dalam ruang rahasia sudah sering terjadi di luar negeri. Tentu saja, jika Marisa tidak bersedia patuh dan bersikeras mencari mati, Fredi juga tidak keberatan untuk menguburnya bersama Owen. “I ... ini adalah percobaan pembunuhan!” ucap Marisa dengan terkejut. Meskipun tidak mengetahui secara jelas apa rencana Fredi, dia sudah bisa menebaknya dari ucapan Fredi. Jika Marisa bersedia menjadi mainan Fredi, Fredi mungkin akan mempertimbangkan untuk tidak membunuhnya. Jika dia menolak, dia dan Owen pasti akan mati.“Memangnya kenapa kalau iya? Dalam beberapa tahun terakhir, ada banyak orang yang hilang tanpa sebab di dalam negeri. Laporan mengenai orang hilang juga sering terlihat di berita-berita. Owen cuma seorang anak yatim yang nggak punya apa-apa. Dia bahkan nggak sebanding sama orang biasa. Biarpun mati, nggak bakal ada yang peduli!” ujar Fredi sambil tersenyum meremehkan.“Kamu .... Aku nggak bakal biarkan kamu berhasil!” ucap M
“Owen, kamu ada di mana? Cepat tolong aku ....” Marisa benar-benar sudah putus asa dan panik. Teriakannya bahkan sudah terdengar hampir menangis. Pada saat-saat putus asa seperti ini, satu-satunya orang yang dipikirkannya hanyalah Owen.Meskipun Marisa tidak merasa Owen adalah tokoh besar yang sangat berkuasa, Owen memiliki keterampilan bela diri yang sangat tinggi. Jika Owen muncul tepat waktu, dengan keterampilan bela dirinya yang hebat, Owen pasti bisa melindunginya seperti saat di mal waktu itu. Owen tidak akan membiarkannya terluka.Namun, Marisa tahu pemikiran ini sangat tidak realistis. Saat ini, Owen mungkin bahkan belum tahu dia sudah diculik. Bagaimana mungkin Owen bisa menyelamatkannya tepat waktu? Dia sedang bermimpi di siang bolong. Dalam sekejap, Marisa langsung menjadi makin putus asa dan kehilangan seluruh harapan.Brak!Tepat pada saat ini, terdengar suara benturan yang keras. Pintu kamar langsung ambruk ditendang oleh Owen.“Ada apa ini?” Fredi langsung terkejut dan m
Di sisi lain, Owen tidak berpikir terlalu banyak. Dia merasa bahwa Marisa hanya kehilangan kendali dan bertindak secara naluriah karena sudah mengalami hal yang mengejutkan. Ini tidak bisa membuktikan apa-apa.Fredi yang ada di samping sudah berdiri sambil menahan rasa sakit di dadanya. Meskipun tidak tahu bagaimana Owen bisa menemukan tempat ini, dia sangat jelas bahwa Owen tidak akan melepaskannya dengan begitu gampang. Jadi, dia memanfaatkan kesempatan saat Owen masih memusatkan perhatiannya pada Marisa untuk diam-diam bergerak ke arah pintu kamar. Setelah sampai di depan pintu, dia langsung berlari keluar sekencang yang dia bisa.“Mau lari? Mana segampang itu!” dengus Owen dengan dingin. Dia melepaskan jaketnya untuk menyelimuti Marisa, lalu menggendong Marisa dan mengejar Fredi dengan cepat.“Pak Fendy, tolong!” Fredi berlari kencang sambil berteriak minta tolong.Buk!Kecepatan Owen sangat tinggi. Dalam sekejap, dia sudah menyusul Fredi. Kemudian, dia melayangkan sebuah tendangan
“Emm, aku percaya padamu ....” Setelah merasakan kehangatan tangan Owen, Marisa pun tersenyum tenang. Sebuah perasaan aman yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata menyelimuti hatinya.“Nak, aku sudah muak sama kearogananmu! Kukasih kamu satu kesempatan lagi. Segera lepaskan Tuan Fredi! Kalau nggak, aku nggak akan sungkan lagi!” Fendy mendengus dingin, lalu melambaikan tangannya. Para bawahannya langsung mengepung Owen dan Marisa.Meskipun Fendy tidak tahu bagaimana Owen bisa datang ke markasnya, Owen hanya datang sendirian. Ini tidak ada bedanya dengan cari mati. Hanya saja, Fredi sudah jatuh ke tangan Owen. Jadi, dia tidak berani bertindak gegabah.“Kalau aku menuruti perintahmu, aku sendiri yang malu dong!” kata Owen sambil tersenyum mengejek.Ekspresi Fendy langsung menjadi suram. Dia bertanya, “Jadi, kamu mau apa?”“Tadi, aku sudah bilang. Kalian berdua sudah berani berpikiran untuk mencelakai Marisa. Jadi, aku harus membuat kalian merasakan konsekuensinya! Ini bukan janji koso
Setelah Owen jatuh ke dalam tangan Fendy nanti, Fredi pasti akan membalaskan dendam ini dan membuat hidup Owen lebih menderita daripada kematian. Jika tidak, dendamnya ini tidak mungkin bisa hilang.“Membunuh orang akan dihukum mati. Kamu benar, aku memang nggak berani membunuhmu. Tapi, aku bisa membuatmu jadi cacat. Mulai sekarang, kamu nggak bakal bisa jadi seorang pria yang utuh lagi. Dengan begitu, kamu juga nggak bisa mencelakai gadis lainnya lagi!” ujar Owen sambil tersenyum mengejek. Kemudian, dia mengangkat kakinya dan mengarahkannya ke area di antara kedua kaki Fredi.Owen tidaklah bodoh. Dia tidak akan melakukan perbuatan bodoh seperti membunuh orang. Lagi pula, hal itu juga melanggar hukum. Asalkan tidak membunuh orang, meskipun dia membuat Fredi menjadi cacat, dia paling banyak hanya harus membayar sedikit kompensasi dengan mengandalkan koneksinya. Dia masih mampu membayar sedikit uang itu.“Apa?” Fredi langsung mematung bagaikan sudah disambar petir. Jika sudah tidak bisa
Bahkan jika kedua belah pihak bertarung, Owen sudah tidak perlu mengkhawatirkan keselamatan Marisa.“Fendy, beraninya kamu bermusuhan dengan Tuan Owen! Sungguh nggak tahu diri! Hari ini, ajalmu sudah tiba!” ucap Rendy dengan dingin sambil menunjuk ke arah Fendy.Selama ini, Rendy selalu mengira Owen adalah petarung Alam Mugana sehingga Owen pasti bisa dengan mudah menghabisi Fendy. Sekarang, Fendy malah begitu tidak tahu diri dan menyinggung Owen. Itu artinya dia sudah bosan hidup.Rendy merasa ini adalah kesempatan yang langka. Oleh karena itu, dia buru-buru mengumpulkan bawahannya dan datang ke markas Fendy. Dia berencana meminjam kekuatan Owen untuk memusnahkan Fendy yang merupakan musuh bebuyutannya selama bertahun-tahun.“Hanya dengan kekuatan kalian? Konyol sekali! Rendy, kamu cuma seseorang yang sudah kalah dariku. Memangnya kenapa kalau Owen membantumu? Di hadapanku, kalian berdua bukanlah apa-apa!” ujar Fendy sambil tersenyum meremehkan.Saat di bar waktu itu, Heri sudah mence
Setelah tersadar, Fredi merasakan rasa sakit yang luar biasa di area di antara kedua kakinya. Dia langsung teringat bahwa Owen sudah melumpuhkannya.“Pak Fendy, cepat bantu aku lumpuhkan Owen! Aku pasti akan membuatnya mati mengenaskan!” ujar Fredi dengan garang. Dia sudah tidak sabar untuk menyiksa Owen.Tadi, nyawa Fredi masih berada di tangan Owen. Jadi, Fendy tidak berani bertindak gegabah. Sekarang, Fredi sudah aman. Fredi percaya dengan keterampilan bela diri Fendy yang tinggi, Fendy pasti bisa mengalahkan Owen dengan santai. Pada saat itu, Fredi pasti akan menyiksa Owen sampai mati meski harus menghadapi risiko dihukum mati. Pokoknya, dia harus membalaskan dendamnya.“Pak Fendy, lumpuhkanlah anak tak tahu diri itu!” sorak sekelompok bawahan Fendy. Suara mereka terdengar sangat lantang dan serentak.Mereka semua tahu bahwa Fendy adalah seorang bos besar yang sudah terkenal sejak lama di dunia mafia. Selain itu, keterampilan bela dirinya juga sangat mendalam. Sementara itu, Owen h