Bagaimanapun juga, berita mengenai penyekapan wanita di dalam ruang rahasia sudah sering terjadi di luar negeri. Tentu saja, jika Marisa tidak bersedia patuh dan bersikeras mencari mati, Fredi juga tidak keberatan untuk menguburnya bersama Owen. “I ... ini adalah percobaan pembunuhan!” ucap Marisa dengan terkejut. Meskipun tidak mengetahui secara jelas apa rencana Fredi, dia sudah bisa menebaknya dari ucapan Fredi. Jika Marisa bersedia menjadi mainan Fredi, Fredi mungkin akan mempertimbangkan untuk tidak membunuhnya. Jika dia menolak, dia dan Owen pasti akan mati.“Memangnya kenapa kalau iya? Dalam beberapa tahun terakhir, ada banyak orang yang hilang tanpa sebab di dalam negeri. Laporan mengenai orang hilang juga sering terlihat di berita-berita. Owen cuma seorang anak yatim yang nggak punya apa-apa. Dia bahkan nggak sebanding sama orang biasa. Biarpun mati, nggak bakal ada yang peduli!” ujar Fredi sambil tersenyum meremehkan.“Kamu .... Aku nggak bakal biarkan kamu berhasil!” ucap M
“Owen, kamu ada di mana? Cepat tolong aku ....” Marisa benar-benar sudah putus asa dan panik. Teriakannya bahkan sudah terdengar hampir menangis. Pada saat-saat putus asa seperti ini, satu-satunya orang yang dipikirkannya hanyalah Owen.Meskipun Marisa tidak merasa Owen adalah tokoh besar yang sangat berkuasa, Owen memiliki keterampilan bela diri yang sangat tinggi. Jika Owen muncul tepat waktu, dengan keterampilan bela dirinya yang hebat, Owen pasti bisa melindunginya seperti saat di mal waktu itu. Owen tidak akan membiarkannya terluka.Namun, Marisa tahu pemikiran ini sangat tidak realistis. Saat ini, Owen mungkin bahkan belum tahu dia sudah diculik. Bagaimana mungkin Owen bisa menyelamatkannya tepat waktu? Dia sedang bermimpi di siang bolong. Dalam sekejap, Marisa langsung menjadi makin putus asa dan kehilangan seluruh harapan.Brak!Tepat pada saat ini, terdengar suara benturan yang keras. Pintu kamar langsung ambruk ditendang oleh Owen.“Ada apa ini?” Fredi langsung terkejut dan m
Di sisi lain, Owen tidak berpikir terlalu banyak. Dia merasa bahwa Marisa hanya kehilangan kendali dan bertindak secara naluriah karena sudah mengalami hal yang mengejutkan. Ini tidak bisa membuktikan apa-apa.Fredi yang ada di samping sudah berdiri sambil menahan rasa sakit di dadanya. Meskipun tidak tahu bagaimana Owen bisa menemukan tempat ini, dia sangat jelas bahwa Owen tidak akan melepaskannya dengan begitu gampang. Jadi, dia memanfaatkan kesempatan saat Owen masih memusatkan perhatiannya pada Marisa untuk diam-diam bergerak ke arah pintu kamar. Setelah sampai di depan pintu, dia langsung berlari keluar sekencang yang dia bisa.“Mau lari? Mana segampang itu!” dengus Owen dengan dingin. Dia melepaskan jaketnya untuk menyelimuti Marisa, lalu menggendong Marisa dan mengejar Fredi dengan cepat.“Pak Fendy, tolong!” Fredi berlari kencang sambil berteriak minta tolong.Buk!Kecepatan Owen sangat tinggi. Dalam sekejap, dia sudah menyusul Fredi. Kemudian, dia melayangkan sebuah tendangan
“Emm, aku percaya padamu ....” Setelah merasakan kehangatan tangan Owen, Marisa pun tersenyum tenang. Sebuah perasaan aman yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata menyelimuti hatinya.“Nak, aku sudah muak sama kearogananmu! Kukasih kamu satu kesempatan lagi. Segera lepaskan Tuan Fredi! Kalau nggak, aku nggak akan sungkan lagi!” Fendy mendengus dingin, lalu melambaikan tangannya. Para bawahannya langsung mengepung Owen dan Marisa.Meskipun Fendy tidak tahu bagaimana Owen bisa datang ke markasnya, Owen hanya datang sendirian. Ini tidak ada bedanya dengan cari mati. Hanya saja, Fredi sudah jatuh ke tangan Owen. Jadi, dia tidak berani bertindak gegabah.“Kalau aku menuruti perintahmu, aku sendiri yang malu dong!” kata Owen sambil tersenyum mengejek.Ekspresi Fendy langsung menjadi suram. Dia bertanya, “Jadi, kamu mau apa?”“Tadi, aku sudah bilang. Kalian berdua sudah berani berpikiran untuk mencelakai Marisa. Jadi, aku harus membuat kalian merasakan konsekuensinya! Ini bukan janji koso
Setelah Owen jatuh ke dalam tangan Fendy nanti, Fredi pasti akan membalaskan dendam ini dan membuat hidup Owen lebih menderita daripada kematian. Jika tidak, dendamnya ini tidak mungkin bisa hilang.“Membunuh orang akan dihukum mati. Kamu benar, aku memang nggak berani membunuhmu. Tapi, aku bisa membuatmu jadi cacat. Mulai sekarang, kamu nggak bakal bisa jadi seorang pria yang utuh lagi. Dengan begitu, kamu juga nggak bisa mencelakai gadis lainnya lagi!” ujar Owen sambil tersenyum mengejek. Kemudian, dia mengangkat kakinya dan mengarahkannya ke area di antara kedua kaki Fredi.Owen tidaklah bodoh. Dia tidak akan melakukan perbuatan bodoh seperti membunuh orang. Lagi pula, hal itu juga melanggar hukum. Asalkan tidak membunuh orang, meskipun dia membuat Fredi menjadi cacat, dia paling banyak hanya harus membayar sedikit kompensasi dengan mengandalkan koneksinya. Dia masih mampu membayar sedikit uang itu.“Apa?” Fredi langsung mematung bagaikan sudah disambar petir. Jika sudah tidak bisa
Bahkan jika kedua belah pihak bertarung, Owen sudah tidak perlu mengkhawatirkan keselamatan Marisa.“Fendy, beraninya kamu bermusuhan dengan Tuan Owen! Sungguh nggak tahu diri! Hari ini, ajalmu sudah tiba!” ucap Rendy dengan dingin sambil menunjuk ke arah Fendy.Selama ini, Rendy selalu mengira Owen adalah petarung Alam Mugana sehingga Owen pasti bisa dengan mudah menghabisi Fendy. Sekarang, Fendy malah begitu tidak tahu diri dan menyinggung Owen. Itu artinya dia sudah bosan hidup.Rendy merasa ini adalah kesempatan yang langka. Oleh karena itu, dia buru-buru mengumpulkan bawahannya dan datang ke markas Fendy. Dia berencana meminjam kekuatan Owen untuk memusnahkan Fendy yang merupakan musuh bebuyutannya selama bertahun-tahun.“Hanya dengan kekuatan kalian? Konyol sekali! Rendy, kamu cuma seseorang yang sudah kalah dariku. Memangnya kenapa kalau Owen membantumu? Di hadapanku, kalian berdua bukanlah apa-apa!” ujar Fendy sambil tersenyum meremehkan.Saat di bar waktu itu, Heri sudah mence
Setelah tersadar, Fredi merasakan rasa sakit yang luar biasa di area di antara kedua kakinya. Dia langsung teringat bahwa Owen sudah melumpuhkannya.“Pak Fendy, cepat bantu aku lumpuhkan Owen! Aku pasti akan membuatnya mati mengenaskan!” ujar Fredi dengan garang. Dia sudah tidak sabar untuk menyiksa Owen.Tadi, nyawa Fredi masih berada di tangan Owen. Jadi, Fendy tidak berani bertindak gegabah. Sekarang, Fredi sudah aman. Fredi percaya dengan keterampilan bela diri Fendy yang tinggi, Fendy pasti bisa mengalahkan Owen dengan santai. Pada saat itu, Fredi pasti akan menyiksa Owen sampai mati meski harus menghadapi risiko dihukum mati. Pokoknya, dia harus membalaskan dendamnya.“Pak Fendy, lumpuhkanlah anak tak tahu diri itu!” sorak sekelompok bawahan Fendy. Suara mereka terdengar sangat lantang dan serentak.Mereka semua tahu bahwa Fendy adalah seorang bos besar yang sudah terkenal sejak lama di dunia mafia. Selain itu, keterampilan bela dirinya juga sangat mendalam. Sementara itu, Owen h
Basis kultivasi kedua pria berseragam hijau ini adalah tahap awal Alam Sigana. Kekuatan mereka pada dasarnya tidak sekuat Rendy. Sekarang begitu melihat Fendy yang langsung terluka akibat satu serangan Owen, mereka pun terkejut dan mendapat pukulan besar.Rendy mengambil kesempatan ini untuk mempercepat serangannya. Dia menggunakan gerakan palsu untuk memancing musuh menyerangnya, lalu meninju seorang ahli berseragam hijau dan langsung berbalik untuk menendang ahli yang satunya lagi. Dalam sekejap, kedua ahli berseragam hijau sudah tergeletak di lantai.“Apa dia benar-benar petarung Alam Mugana?” Fendy sangat terkejut. Hatinya langsung bergejolak hebat dan tidak bisa tenang untuk beberapa saat.Sebelumnya, Fendy tidak pernah percaya bahwa Owen adalah petarung Alam Mugana karena umurnya yang masih muda. Sekarang tidak peduli apakah dia percaya atau tidak, Owen sudah berhasil melukainya yang berada di tahap menengah Alam Sigana dengan satu serangan. Kekuatan Owen paling tidak sudah melam
“Nona Yunita, terima kasih sudah menolongku ....”Theresa berjalan ke sisi tempat tidur, lalu mengucapkan terima kasih dengan tulus kepada Yunita yang sudah menolongnya dari tangan Rusli. Ini juga merupakan alasan utama kenapa dia tidak meninggalkan kamar Yunita.“Nona Theresa, kalau kamu benar-benar ingin berterima kasih padaku, apa kamu boleh setujui sebuah permintaanku ...,” ujar Yunita sambil menggigit bibirnya. Dia terlihat seperti sudah membuat sebuah keputusan.“Permintaan apa?” tanya Theresa. Setelah berpikir sejenak, da samar-samar bisa menebak apa permintaan Yunita.“Aku ingin bergabung dengan kalian. Kelak, aku mau hidup bersama kalian ...,” jawab Yunita dengan tatapan penuh harap.Sebelumnya, Yunita tidak berhenti berpikir untuk merebut Owen dari Theresa dan Yura karena menyukai Owen. Sekarang, setelah mengalami musibah sebesar ini, pikirannya sudah terbuka. Berhubung tidak mungkin bisa merebut Owen dari mereka, dia pun berencana untuk bergabung dengan mereka. Ini juga meru
“Nggak ada yang mustahil! Pak tua, semuanya sudah berakhir. Mati sana! Terima seranganku, Tinju Phoenix!” dengus Owen.Kemudian, Owen langsung mengerahkan jurus andalan terkuatnya tanpa ragu. Gelombang energi yang luar biasa kuat segera terpancar dari tinjunya, lalu memelesat ke arah Danu. Owen berencana untuk langsung membunuh Danu supaya bisa mengakhiri pertarungan ini secepat mungkin.“Jangan ....”Saat merasakan kekuatan mengerikan dari Tinju Phoenix, Danu pun ketakutan. Dia langsung melompat tanpa ragu dan berniat untuk melarikan diri. Sayangnya, kekuatan Owen jauh lebih tinggi dari kekuatannya. Selain itu, Tinju Phoenix merupakan jurus spiritual tingkat puncak yang kekuatannya sangat mengerikan.Selanjutnya, baru saja Danu melompat ke udara, tubuhnya sudah terhantam serangan Tinju Phoenix dan meledak menjadi kabut darah. Hidupnya yang dipenuhi dengan kejahatan akhirnya berakhir juga.“Ini ....”Begitu melihat Owen berhasil membunuh Danu hanya dengan satu serangan, semua orang pun
“Akhirnya basis kultivasiku menerobos juga! Pak tua, sekarang, kamu sudah boleh mati dengan tenang!”Owen membuka kedua matanya, lalu menatap ke arah Danu dengan tatapan yang sangat tajam dan menakutkan.“Nak, arogan sekali kamu! Memangnya kenapa kalau kamu beruntung bisa menerobos mencapai Alam Legana? Basis kultivasimu baru menerobos dan kamu bahkan belum sempat mengokohkannya. Kamu bukan tandinganku! Mati sana!” dengus Danu. Dia sama sekali tidak takut pada Owen.Seusai berbicara, Danu tidak ingin lanjut bicara omong kosong dengan Owen lagi. Dia langsung menyerang ke arah Owen dengan kekuatan yang sangat besar. Dia berencana untuk lanjut membunuh Owen sebelum Owen sempat mengokohkan basis kultivasinya.“Benar! Memangnya kenapa kalau basis kultivasinya sudah menerobos ....”Setelah mendengar ucapan Danu, semua anggota Keluarga Chandika juga langsung merasa jauh lebih lega.Di sisi lain, Graham, Juskitar, Surya, dan orang lainnya baru saja merasa agak senang dan mulai menaruh sedikit
“Haha .... Akhirnya berakhir juga!”Melihat Graham yang terluka parah dan tidak mampu melawan lagi, Danu langsung tertawa terbahak-bahak. Saat ini, kelompok Graham yang memiliki kemampuan terkuat sudah dijatuhkannya. Selanjutnya, yang tersisa hanyalah Owen, Juskitar, Surya, dan orang lain yang bisa dihadapinya dengan mudah.Dengan begitu, pihak Keluarga Chandika sudah termasuk meraih kemenangan. Jadi, dapat dibayangkan betapa gembiranya Danu.“Sesepuh paling hebat!”“Sesepuh paling hebat!”“Sesepuh paling hebat!”Selain Danu, Setiawan dan para ahli Keluarga Chandika lainnya juga bersorak gembira.“Gawat .... Kali ini, tamatlah riwayat kita ....”Di sisi lain, Juskitar, Surya, dan orang lainnya merasa bagaikan sudah disambar petir. Mereka langsung merasa putus asa. Meskipun memiliki keuntungan dalam jumlah, Danu merupakan seorang petarung Alam Legana yang tidak mungkin bisa mereka lawan. Jika tebakan mereka tidak meleset, yang menanti mereka selanjutnya adalah kematian. Selain itu, tida
Gluk! Owen memanfaatkan kesempatan ini untuk mengeluarkan pil spiritual suci dan mengonsumsinya.Awalnya, Owen berencana untuk menyerahkan pil penawar ratusan racun kepada kelompok Graham supaya bisa menawarkan racun mereka. Namun, Graham sudah terluka akibat serangan Danu, sedangkan kelompok Tristan juga terluka parah dan telah kehilangan semangat tempur. Jadi, sudah tidak ada gunanya Owen menawarkan racun mereka.Satu-satunya hal yang bisa dilakukan Owen saat ini hanyalah bertaruh apakah dirinya bisa memanfaatkan kesempatan saat hambatan kultivasinya menunjukkan kelonggaran untuk menerobos hambatan kultivasi mencapai Tingkat Pemahaman Agung dengan mengandalkan pil spiritual suci. Dengan begitu, pihak mereka mungkin masih memiliki harapan untuk menang.“Owen, aku akan menahan Danu sebisa mungkin. Kamu harus manfaatkan kesempatan ini untuk kabur! Setelah berhasil kabur, carilah cara untuk balaskan dendam Organisasi Dragmar Tonham Sentral ....”Saat ini, Graham berusaha untuk berdiri sa
“Cari mati kamu!”Saat merasakan serangan kuat Owen dari punggungnya dan melihat Owen telah membunuh Jordan, Danu merasa sangat marah. Dia mau tak mau menghentikan serangan lanjutannya terhadap kelompok Graham, lalu mengerahkan kekuatan yang luar biasa untuk menangkis serangan Owen.Duk! Seiring dengan suara benturan yang nyaring, Tinju Phoenix dan serangan Danu saling berhantaman dengan kuat. Selanjutnya, serangan Danu segera merobek pertahanan Tinju Phoenix dan sisa kekuatannya menghantam tubuh Owen dengan kuat.“Gawat!”Ekspresi Owen langsung berubah drastis. Dia buru-buru melangkah mundur dengan cepat supaya bisa menghindari sisa kekuatan dari serangan Danu. Apa daya, basis kultivasi Danu telah mencapai Alam Legana yang jauh lebih tinggi dari kekuatan Owen. Tidak peduli secepat apa pun dia melangkah mundur, dia tetap tidak dapat melepaskan diri dari ruang lingkup serangan Danu. Tubuhnya pun tersapu sisa energi sejati itu dan terpental ke lantai.Pfft! Pfft! Setelah mendarat di lan
Dibandingkan dengan Juskitar dan Surya yang dipenuhi dengan rasa putus asa, Owen terlihat jauh lebih tenang. Dulu, dia yang menjatuhkan Tangan Beracun. Demi menghadapi Tangan Beracun sebelumnya, dia pernah meracik pil penawar ratusan racun untuk menawarkan Lima Racun Pelemas Otot.Saat ini, Owen kebetulan masih memiliki puluhan butir pil penawar ratusan racun. Meskipun kelompok Graham sudah keracunan, begitu dia memberikan pil penawar ratusan racun kepada mereka, pihak mereka masih memiliki kesempatan untuk meraih kemenangan.Begitu memikirkan hal ini, Owen segera menghentikan pertarungannya dengan Jordan, lalu melompat dan hendak menghampiri kelompok Graham untuk menawarkan racun mereka.“Owen, kamu mau kabur? Mana segampang itu!”Jordan salah paham bahwa Owen ingin melarikan diri setelah melihat situasinya sudah terbalik. Dengan dendam mendalam di antara dirinya dengan Owen, dia tentu saja tidak akan membiarkan Owen melarikan diri. Oleh karena itu, dia langsung bergerak dan menghalan
“Pak Graham, kalian yang memaksaku! Berhubung begitu, jangan salahkan aku lagi! Mati sana!”Melihat para ahli Keluarga Chandika yang jatuh dalam bahaya, ekspresi Danu terlihat sangat suram. Dia tahu dirinya harus segera mengakhiri pertarungan ini secepatnya untuk mencegah timbulnya korban jiwa dari pihak Keluarga Chandika. Oleh karena itu, Danu segera melambaikan kedua lengan bajunya yang menyebarkan kabut putih ke arah kelompok Graham. Kabut putih itu segera berubah menjadi serbuk yang memenuhi udara dan menyelimuti kelompok Graham. “A ... apa ini? Gawat! Ini racun!”Saat merasakan keanehan serbuk berwarna putih itu, kelompok Graham pun tercengang. Mereka berempat buru-buru menahan napas dan melangkah mundur dengan cepat untuk keluar dari jangkauan serbuk putih tersebut.Sayangnya, semuanya sudah terlambat. Serbuk putih itu dapat memasuki tubuh mereka melalui pori-pori. Ditambah dengan jarak mereka berempat yang terlalu dekat dengan Danu, tubuh mereka sudah menyerap serbuk putih itu
“Cuma seseorang yang pernah kukalahkan saja berani bersikap searogan ini? Dasar nggak tahu diri!” cibir Owen.Owen sudah pernah bertarung 2 kali dengan Jordan. Setiap kali, Jordan selalu terluka dan melarikan diri. Jadi, Owen tentu saja tidak takut pada Jordan. Tanpa berpikir panjang, dia segera mengerahkan Jari Bencana Bumi yang berkekuatan luar biasa kuat untuk menangkis serangan Jordan.Duk! Seiring dengan suara benturan yang nyaring, Jari Bencana Bumi dan Cakar Pemakan Jiwa saling berhantaman dengan kuat.Namun, berbeda dengan sebelumnya, Jari Bencana Bumi yang dikerahkan Owen kali ini tidak dapat menembus pertahanan serangan Jordan, malah berhasil dikalahkan oleh serangan Jordan.Selain itu, berhubung Owen baru mengonsumsi pil pemicu potensi dan efek obatnya masih belum sepenuhnya bekerja, serangan Jordan bukan hanya mengalahkan serangan Owen, tetapi sisa kekuatannya juga membuat Owen terdesak mundur beberapa langkah.“Jordan, nggak disangka ternyata basis kultivasimu sudah menero