Dennis mempersilakan Owen duduk di sofa dengan ramah. Setelah itu, mereka pun berbasa-basi sebentar.“Owen, ada beberapa pertanyaan yang mau kutanyakan padamu. Kamu orang mana? Apa pekerjaan orang tuamu?” tanya Siska secara langsung.“Aku anak yatim. Dari kecil sampai besar, aku dibesarkan di sebuah panti asuhan di Jenggala ...,” jawab Owen dengan agak sedih.“Anak yatim?” Dennis dan Siska langsung terkejut. Senyum di wajah mereka pun membeku.“Apa pekerjaan kamu?” tanya Siska lagi. Dia bisa menerima Owen adalah seorang anak yatim yang tidak mempunyai latar belakang apa pun. Dengan catatan, Owen harus mempunyai pekerjaan yang bagus. Asalkan gaji, tunjangan, dan posisinya lumayan tinggi, dia pasti bisa berkembang di masa depan.“Untuk sementara, aku bekerja sebagai sekretaris presdir di sebuah perusahaan kosmetik,” jawab Owen dengan jujur.Siska tahu seorang sekretaris hanya melakukan pekerjaan tidak penting. Jadi, Owen tidak mungkin memiliki gaji yang tinggi, apalagi perkembangan yang
Ekspresi Siska terlihat agak muram. Dia pun menganggap Owen adalah anak nakal yang suka berkelahi.Marisa menyadari bahwa ibunya mungkin sudah salah paham. Dia buru-buru menjelaskan, “Ibu, masalahnya bukan kayak yang kamu pikir itu. Pokoknya, Owen nggak kekurangan uang dan punya tabungan. Baju-baju mewah dari mal kemarin juga dia yang belikan. Dia sudah sekaligus menghabiskan ratusan juta untukku ....”Marisa menceritakan soal masalah pakaian untuk meyakinkan ibunya.“Oh, benarkah? Dari mana datangnya uang sebanyak itu?” tanya Siska dengan terkejut. Ekspresinya sudah terlihat jauh lebih baik. Jika Owen bersedia menghabiskan begitu banyak uang untuk putrinya, dia pasti memang tulus.“Dia menghasilkan cukup banyak uang dari judi batu ...,” jawab Marisa tanpa sadar. Kemudian, dia merasa ada yang tidak beres dan buru-buru menutup mulutnya. Namun, semuanya sudah terlambat.“Apa? Dia juga berjudi?” tanya Siska dengan marah. Bahkan orang semuda Marisa juga tidak tahu judi batu itu apa, apalag
Owen sudah menyadari suasananya yang aneh. Jadi, dia lanjut menolak.“Ini akhir pekan, kamu juga nggak perlu kerja. Memangnya ada urusan penting apa? Pokoknya, kamu harus makan siang dulu sebelum pulang!” kata Marisa dengan keras kepala.“Umm ... baiklah.” Owen tidak bisa menang berdebat dengan Marisa. Jadi, dia terpaksa menyetujuinya.“Tunggu! Aku dan ayahmu juga mau pergi bareng kalian!” Saat melihat Marisa yang hendak menarik Owen keluar, Siska langsung memberi isyarat pada Dennis. Kemudian, keduanya juga buru-buru mengikuti mereka.Setelah perbincangan mereka di kamar tadi, Siska sudah salah paham bahwa Owen adalah orang yang berkarakter buruk. Sekarang, dia sangat mewaspadai Owen dan tentu saja tidak tenang apabila putrinya keluar berdua dengan Owen.Setelah itu, mereka semua pun berjalan ke luar kompleks. Marisa menyetir dan membawa Owen beserta orang tuanya menuju ke sekitar pusat bisnis, lalu berhenti di depan sebuah restoran mewah.“Marisa, pergi saja ke restoran kecil pinggir
“Yenny, kalau boleh tahu, apa pekerjaan pacarmu?” tanya Siska.“Keluarganya buka perusahaan sendiri. Aset mereka mungkin sekitar 100-120 miliar,” jawab Yenny sambil tersenyum bangga.“Sekitar 100-120 miliar?” Dennis dan Siska langsung terkejut. Bagi mereka, aset di atas puluhan miliar sudah termasuk orang kaya.“Marisa, lihat kakak sepupumu ini. Umurnya hampir sama denganmu, tapi malah bisa dapat pacar sehebat ini. Kamu? Sampai sekarang, kamu juga masih belum punya pacar! Kelak, kamu harus banyak belajar dari Yenny!” ucap Siska sambil memelototi Marisa. Dia merasa makin kesal terhadap putrinya.Putrinya sangat baik dalam segala aspek dan bahkan lebih cantik dari Yenny. Siska tidak berharap Marisa bisa mendapatkan seorang pacar kaya, tetapi setidaknya juga harus seseorang yang mempunyai latar belakang keluarga baik dan juga berkemampuan. Namun, Marisa malah menolak begitu banyak pemujanya yang hebat dan bergaul dengan anak berandal seperti Owen. Mana mungkin Siska tidak kesal?“Ibu, mas
Begini, klien Kenny itu seorang putra dari keluarga kaya. Dia masih muda, tapi sudah sukses. Aset keluarga mereka juga ratusan miliar. Aku dan Kenny berniat untuk mengenalkan Marisa padanya .... Gimana menurut kalian?” jelas Yenny dengan sederhana.“Benarkah? Baguslah!” Dennis dan Siska langsung gembira. Memiliki aset keluarga ratusan miliar sudah termasuk orang luar biasa kaya di mata mereka. Meskipun tidak pernah berharap Marisa bisa menikah dengan putra keluarga kaya, mereka tentu saja harus mencobanya jika kesempatan itu sudah tiba di hadapan mereka. Bagaimana kalau Marisa memang beruntung dan disukai orang itu. Bukankah dia bisa hidup senang di masa depan?“Om Dennis, Tante Siska, berarti kalian setuju?” tanya Yenny dengan gembira.“Emm, kami setuju.” Dennis dan Siska sama-sama mengangguk.“Nggak! Kak Yenny, aku sudah terima niat baikmu, tapi aku nggak mau terima kencan buta ini!” Marisa langsung terkejut dan buru-buru menolaknya. Meskipun kencan buta sangatlah normal, mereka sam
Siska mau tak mau harus menyetujui permintaan Marisa demi menenangkannya.Saat ini, terdengar deru mesin mobil. Kemudian, sebuah mobil sport mewah berhenti di depan pintu masuk restoran. Begitu pintu mobil dibuka, seorang pemuda berusia sekitar 26-27 tahun berjalan turun dari mobil. Dia juga diikuti dua pengawal yang berpakaian jas rapi. Aura dan penampilan mereka terlihat sangat mengesankan.“Halo, Tuan Jayden. Aku sudah reservasi ruang privat. Silakan ikut denganku,” ujar Kenny dengan gembira untuk menyambut Jayden.“Emm, ayo jalan.” Jayden memasuki restoran mengikuti Kenny dengan tampang arogan. Tidak lama kemudian, mereka pun bertemu dengan Dennis, Owen, dan yang lainnya.“Kenny, siapa orang-orang ini?” tanya Jayden dengan heran.“Mari kuperkenalkan. Ini Yenny, pacarku. Orang lainnya adalah kerabatnya ....” Kenny baru hendak memperkenalkan satu per satu orang. Namun, sebelum dia sempat menyelesaikan kata-katanya, Jayden sudah menyela.“Kerabat pacarmu? Kamu mengundangku datang buat
Jayden memang berkata mau berdiskusi, tetapi nadanya terdengar tegas dan tidak bisa dibantah.“Apa? Tunangan? Jangan bercanda!” ujar Marisa dengan terkejut dan langsung berdiri. Dia baru pertama kali bertemu dengan Jayden dan tidak mengenalnya sama sekali. Lagi pula, dia juga tidak menyukai kesombongan Jayden. Namun, Jayden malah langsung bilang mau bertunangan. Mana mungkin Marisa bisa menerimanya.“Tuan Jayden, kamu dan Marisa nggak saling kenal. Kalau langsung tunangan sepertinya terlalu cepat, ‘kan?” Dennis dan Siska juga sangat terkejut. Ekspresi mereka juga terlihat muram.“Nggak cepat kok. Aku sudah langsung jatuh cinta pada Nona Marisa pada pandangan pertama. Itu sudah cukup!” jawab Jayden sambil menatap Marisa dengan penuh gairah.“Tapi aku merasa ...,” Dennis masih ingin mengatakan sesuatu, tetapi sudah langsung disela Jayden dengan lambaian tangannya.“Nggak ada tapi-tapian lagi! Buat tunjukkin ketulusanku, nih kukasih kartu debit yang isinya empat miliar. Anggap saja ini ha
“Lagian, Tuan Jayden juga begitu menyukaimu dan langsung menghadiahkan empat miliar sebagai hadiah pertunangan. Jarang-jarang ada orang yang begitu tulus. Kamu harus memanfaatkan kesempatan ini baik-baik! Kalau nggak, kamu nggak bakal dapat pria sebaik dia lagi!”Yenny dan Kenny tidak berhenti membujuk Marisa. Awalnya, mereka hanya mau memperkenalkan Marisa kepada Jayden tanpa banyak berharap. Tak disangka, Jayden langsung menyukai Marisa. Hal ini sudah berjalan sesuai dengan niat mereka. Asalkan Marisa setuju untuk bertunangan dengan Jayden, keluarga Kenny sudah bisa menjalin hubungan baik dengan Grup Howard. Dengan begitu, masa depan mereka pasti akan cerah.“Marisa, kata-kata ibumu masuk akal. Kalian memang baru kenal, tapi yang namanya perasaan itu bisa pelan-pelan dibina. Nggak ada salahnya kamu tunangan dulu dengan Tuan Jayden, baru pelan-pelan menumbuhkan perasaan nantinya,” bujuk Dennis setelah ragu sejenak.Bagaimanapun juga, latar belakang Jayden sangat bagus dan merupakan or
“Nona Yunita, terima kasih sudah menolongku ....”Theresa berjalan ke sisi tempat tidur, lalu mengucapkan terima kasih dengan tulus kepada Yunita yang sudah menolongnya dari tangan Rusli. Ini juga merupakan alasan utama kenapa dia tidak meninggalkan kamar Yunita.“Nona Theresa, kalau kamu benar-benar ingin berterima kasih padaku, apa kamu boleh setujui sebuah permintaanku ...,” ujar Yunita sambil menggigit bibirnya. Dia terlihat seperti sudah membuat sebuah keputusan.“Permintaan apa?” tanya Theresa. Setelah berpikir sejenak, da samar-samar bisa menebak apa permintaan Yunita.“Aku ingin bergabung dengan kalian. Kelak, aku mau hidup bersama kalian ...,” jawab Yunita dengan tatapan penuh harap.Sebelumnya, Yunita tidak berhenti berpikir untuk merebut Owen dari Theresa dan Yura karena menyukai Owen. Sekarang, setelah mengalami musibah sebesar ini, pikirannya sudah terbuka. Berhubung tidak mungkin bisa merebut Owen dari mereka, dia pun berencana untuk bergabung dengan mereka. Ini juga meru
“Nggak ada yang mustahil! Pak tua, semuanya sudah berakhir. Mati sana! Terima seranganku, Tinju Phoenix!” dengus Owen.Kemudian, Owen langsung mengerahkan jurus andalan terkuatnya tanpa ragu. Gelombang energi yang luar biasa kuat segera terpancar dari tinjunya, lalu memelesat ke arah Danu. Owen berencana untuk langsung membunuh Danu supaya bisa mengakhiri pertarungan ini secepat mungkin.“Jangan ....”Saat merasakan kekuatan mengerikan dari Tinju Phoenix, Danu pun ketakutan. Dia langsung melompat tanpa ragu dan berniat untuk melarikan diri. Sayangnya, kekuatan Owen jauh lebih tinggi dari kekuatannya. Selain itu, Tinju Phoenix merupakan jurus spiritual tingkat puncak yang kekuatannya sangat mengerikan.Selanjutnya, baru saja Danu melompat ke udara, tubuhnya sudah terhantam serangan Tinju Phoenix dan meledak menjadi kabut darah. Hidupnya yang dipenuhi dengan kejahatan akhirnya berakhir juga.“Ini ....”Begitu melihat Owen berhasil membunuh Danu hanya dengan satu serangan, semua orang pun
“Akhirnya basis kultivasiku menerobos juga! Pak tua, sekarang, kamu sudah boleh mati dengan tenang!”Owen membuka kedua matanya, lalu menatap ke arah Danu dengan tatapan yang sangat tajam dan menakutkan.“Nak, arogan sekali kamu! Memangnya kenapa kalau kamu beruntung bisa menerobos mencapai Alam Legana? Basis kultivasimu baru menerobos dan kamu bahkan belum sempat mengokohkannya. Kamu bukan tandinganku! Mati sana!” dengus Danu. Dia sama sekali tidak takut pada Owen.Seusai berbicara, Danu tidak ingin lanjut bicara omong kosong dengan Owen lagi. Dia langsung menyerang ke arah Owen dengan kekuatan yang sangat besar. Dia berencana untuk lanjut membunuh Owen sebelum Owen sempat mengokohkan basis kultivasinya.“Benar! Memangnya kenapa kalau basis kultivasinya sudah menerobos ....”Setelah mendengar ucapan Danu, semua anggota Keluarga Chandika juga langsung merasa jauh lebih lega.Di sisi lain, Graham, Juskitar, Surya, dan orang lainnya baru saja merasa agak senang dan mulai menaruh sedikit
“Haha .... Akhirnya berakhir juga!”Melihat Graham yang terluka parah dan tidak mampu melawan lagi, Danu langsung tertawa terbahak-bahak. Saat ini, kelompok Graham yang memiliki kemampuan terkuat sudah dijatuhkannya. Selanjutnya, yang tersisa hanyalah Owen, Juskitar, Surya, dan orang lain yang bisa dihadapinya dengan mudah.Dengan begitu, pihak Keluarga Chandika sudah termasuk meraih kemenangan. Jadi, dapat dibayangkan betapa gembiranya Danu.“Sesepuh paling hebat!”“Sesepuh paling hebat!”“Sesepuh paling hebat!”Selain Danu, Setiawan dan para ahli Keluarga Chandika lainnya juga bersorak gembira.“Gawat .... Kali ini, tamatlah riwayat kita ....”Di sisi lain, Juskitar, Surya, dan orang lainnya merasa bagaikan sudah disambar petir. Mereka langsung merasa putus asa. Meskipun memiliki keuntungan dalam jumlah, Danu merupakan seorang petarung Alam Legana yang tidak mungkin bisa mereka lawan. Jika tebakan mereka tidak meleset, yang menanti mereka selanjutnya adalah kematian. Selain itu, tida
Gluk! Owen memanfaatkan kesempatan ini untuk mengeluarkan pil spiritual suci dan mengonsumsinya.Awalnya, Owen berencana untuk menyerahkan pil penawar ratusan racun kepada kelompok Graham supaya bisa menawarkan racun mereka. Namun, Graham sudah terluka akibat serangan Danu, sedangkan kelompok Tristan juga terluka parah dan telah kehilangan semangat tempur. Jadi, sudah tidak ada gunanya Owen menawarkan racun mereka.Satu-satunya hal yang bisa dilakukan Owen saat ini hanyalah bertaruh apakah dirinya bisa memanfaatkan kesempatan saat hambatan kultivasinya menunjukkan kelonggaran untuk menerobos hambatan kultivasi mencapai Tingkat Pemahaman Agung dengan mengandalkan pil spiritual suci. Dengan begitu, pihak mereka mungkin masih memiliki harapan untuk menang.“Owen, aku akan menahan Danu sebisa mungkin. Kamu harus manfaatkan kesempatan ini untuk kabur! Setelah berhasil kabur, carilah cara untuk balaskan dendam Organisasi Dragmar Tonham Sentral ....”Saat ini, Graham berusaha untuk berdiri sa
“Cari mati kamu!”Saat merasakan serangan kuat Owen dari punggungnya dan melihat Owen telah membunuh Jordan, Danu merasa sangat marah. Dia mau tak mau menghentikan serangan lanjutannya terhadap kelompok Graham, lalu mengerahkan kekuatan yang luar biasa untuk menangkis serangan Owen.Duk! Seiring dengan suara benturan yang nyaring, Tinju Phoenix dan serangan Danu saling berhantaman dengan kuat. Selanjutnya, serangan Danu segera merobek pertahanan Tinju Phoenix dan sisa kekuatannya menghantam tubuh Owen dengan kuat.“Gawat!”Ekspresi Owen langsung berubah drastis. Dia buru-buru melangkah mundur dengan cepat supaya bisa menghindari sisa kekuatan dari serangan Danu. Apa daya, basis kultivasi Danu telah mencapai Alam Legana yang jauh lebih tinggi dari kekuatan Owen. Tidak peduli secepat apa pun dia melangkah mundur, dia tetap tidak dapat melepaskan diri dari ruang lingkup serangan Danu. Tubuhnya pun tersapu sisa energi sejati itu dan terpental ke lantai.Pfft! Pfft! Setelah mendarat di lan
Dibandingkan dengan Juskitar dan Surya yang dipenuhi dengan rasa putus asa, Owen terlihat jauh lebih tenang. Dulu, dia yang menjatuhkan Tangan Beracun. Demi menghadapi Tangan Beracun sebelumnya, dia pernah meracik pil penawar ratusan racun untuk menawarkan Lima Racun Pelemas Otot.Saat ini, Owen kebetulan masih memiliki puluhan butir pil penawar ratusan racun. Meskipun kelompok Graham sudah keracunan, begitu dia memberikan pil penawar ratusan racun kepada mereka, pihak mereka masih memiliki kesempatan untuk meraih kemenangan.Begitu memikirkan hal ini, Owen segera menghentikan pertarungannya dengan Jordan, lalu melompat dan hendak menghampiri kelompok Graham untuk menawarkan racun mereka.“Owen, kamu mau kabur? Mana segampang itu!”Jordan salah paham bahwa Owen ingin melarikan diri setelah melihat situasinya sudah terbalik. Dengan dendam mendalam di antara dirinya dengan Owen, dia tentu saja tidak akan membiarkan Owen melarikan diri. Oleh karena itu, dia langsung bergerak dan menghalan
“Pak Graham, kalian yang memaksaku! Berhubung begitu, jangan salahkan aku lagi! Mati sana!”Melihat para ahli Keluarga Chandika yang jatuh dalam bahaya, ekspresi Danu terlihat sangat suram. Dia tahu dirinya harus segera mengakhiri pertarungan ini secepatnya untuk mencegah timbulnya korban jiwa dari pihak Keluarga Chandika. Oleh karena itu, Danu segera melambaikan kedua lengan bajunya yang menyebarkan kabut putih ke arah kelompok Graham. Kabut putih itu segera berubah menjadi serbuk yang memenuhi udara dan menyelimuti kelompok Graham. “A ... apa ini? Gawat! Ini racun!”Saat merasakan keanehan serbuk berwarna putih itu, kelompok Graham pun tercengang. Mereka berempat buru-buru menahan napas dan melangkah mundur dengan cepat untuk keluar dari jangkauan serbuk putih tersebut.Sayangnya, semuanya sudah terlambat. Serbuk putih itu dapat memasuki tubuh mereka melalui pori-pori. Ditambah dengan jarak mereka berempat yang terlalu dekat dengan Danu, tubuh mereka sudah menyerap serbuk putih itu
“Cuma seseorang yang pernah kukalahkan saja berani bersikap searogan ini? Dasar nggak tahu diri!” cibir Owen.Owen sudah pernah bertarung 2 kali dengan Jordan. Setiap kali, Jordan selalu terluka dan melarikan diri. Jadi, Owen tentu saja tidak takut pada Jordan. Tanpa berpikir panjang, dia segera mengerahkan Jari Bencana Bumi yang berkekuatan luar biasa kuat untuk menangkis serangan Jordan.Duk! Seiring dengan suara benturan yang nyaring, Jari Bencana Bumi dan Cakar Pemakan Jiwa saling berhantaman dengan kuat.Namun, berbeda dengan sebelumnya, Jari Bencana Bumi yang dikerahkan Owen kali ini tidak dapat menembus pertahanan serangan Jordan, malah berhasil dikalahkan oleh serangan Jordan.Selain itu, berhubung Owen baru mengonsumsi pil pemicu potensi dan efek obatnya masih belum sepenuhnya bekerja, serangan Jordan bukan hanya mengalahkan serangan Owen, tetapi sisa kekuatannya juga membuat Owen terdesak mundur beberapa langkah.“Jordan, nggak disangka ternyata basis kultivasimu sudah menero