“Umm ....” Setelah mendengar pertanyaan Owen, Jocelyn sepertinya teringat masalah yang tidak menyenangkan. Senyumannya langsung membeku dan ada kesedihan yang melintasi matanya.“Nona Jocelyn, kenapa? Apa kamu nggak bisa menceritakannya? Kalau begitu, anggap saja aku nggak pernah nanya,” ujar Owen. Setelah melihat reaksi aneh Jocelyn, dia buru-buru menghentikan topik ini.“Bukan begitu. Sebenarnya, ini vila yang dihadiahkan Kakek untukku saat aku tamat kuliah. Waktu itu, aku pindah kemari, lalu berencana untuk membangun bisnisku sendiri.”“Tapi setelahnya, orang tua dan kakakku malah tewas di tangan penjahat. Berhubung sudah tidak ada yang meneruskan Keluarga Hanata, kakekku pun menyuruhku pindah kembali ke rumah dan mengambil alih bisnis keluarga,” ujar Jocelyn sambil menghela napas berat. Ekspresinya dipenuhi dengan kesedihan yang mendalam.Sejak Jocelyn pindah kembali ke rumah keluarganya, vila ini juga tidak terpakai lagi. Sampai sekarang, dia baru secara kebetulan menjualnya kepad
“Umm ....”Setelah tersadar dari keterkejutannya, Owen hendak mengatakan sesuatu. Dari ekspresi penuh harap Jocelyn, dia dapat menilai bahwa Jocelyn sangat ingin bertemu dengan “pahlawan” yang membunuh Raja Iblis itu. Namun, berhubung identitasnya tidak boleh terbongkar, Owen tidak bisa memberi tahu Jocelyn bahwa dirinya yang membunuh Raja Iblis. Oleh karena itu, dia pun tidak jadi berbicara. Jika memiliki kesempatan kelak, dia mungkin akan berkata jujur pada Jocelyn.“Menarik! Nggak disangka, ada hal yang begitu kebetulan di dunia ini ....”Yura dan Renata melirik Jocelyn dan Owen dengan ekspresi aneh. Dalam pertarungan pertama Owen dengan Rusli, mereka juga berada di lokasi sehingga mereka tahu jelas bahwa Owen-lah yang membunuh Raja Iblis. Oleh karena itu, Owen tiba-tiba berubah menjadi orang berjasa besar yang telah membantu Jocelyn membalaskan dendam keluarganya. Ini benar-benar adalah contoh dari “takdir suka mempermainkan manusia”.“Nona Yura, Nona Renata, apanya yang menarik?
“Emm ... benar juga.”Setelah memikirkannya sejenak, Yura dan Renata merasa ucapan Owen masuk akal. Bagaimanapun juga, Raja Iblis adalah seorang petarung tahap akhir Alam Tigana yang sangat sulit dihadapi. Sementara itu, Owen hanyalah seorang junior dari generasi muda.Jika Owen mengatakan bahwa dirinya yang membunuh Raja Iblis tanpa menunjukkan bukti apa pun, tidak mungkin ada orang yang percaya, termasuk Jocelyn. Hal ini malah mungkin akan menimbulkan dampak buruk. Jadi, memang tidak ada artinya Owen mengungkitnya.“Yura, Renata, ayo kita pergi beli keperluan sehari-hari dulu,” kata Owen untuk mengubah topik pembicaraan.“Oke,” jawab Yura dan Renata.Kemudian, ketiga orang ini pun meninggalkan vila dan pergi keluar untuk berbelanja. Setelah kembali ke vila pada malam hari, mereka membereskan seluruh vila agar bisa tinggal dengan nyaman.Di sisi lain, berhubung kerusakan mobil mereka cukup serius, Rendy pun meninggalkan mobil mereka di bengkel, lalu pergi ke alamat yang diberikan Owen
“Kak, apa-apaan kamu? Tuan Gustari itu temanku. Kenapa kamu ngomongnya begitu?” tegur Jocelyn dengan marah begitu mendengar ucapan tidak sopan Levin terhadap Owen.Sebelumnya, Jocelyn sengaja memberi diskon kepada Owen karena merasa Owen, Yura, dan Renata memiliki kemampuan untuk menjadi pebisnis andal. Dia ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk berteman baik dengan mereka karena merasa mereka mungkin saja bisa membantu bisnis Keluarga Hanata segera sukses nanti.Sekarang, Jocelyn sudah bersusah payah menjalin hubungan yang lumayan baik dengan kelompok Owen, tetapi Levin malah bersikap begitu tidak sopan dan menghina Owen. Jika ucapan Levin membuat Owen marah, usahanya untuk berteman baik dengan kelompok Owen akan terbuang sia-sia.“Yang kukatakan itu kenyataan! Jocelyn, jalur bisnis dan sumber pasokan yang baru kita buka di Tonham Utara beberapa hari lalu sudah tiba semuanya. Kita harus sortir dan tangani semua barang itu secepat mungkin. Kita mana punya waktu untuk ladeni anak ini!”
“Nona Jocelyn, kamu nggak perlu bersikap sesungkan itu.”Saat merasakan ketulusan Jocelyn, Owen pun mengerutkan keningnya, tetapi tetap menghentikan langkahnya. Meskipun tidak memiliki kesan baik terhadap Levin yang sombong dan bersikap tidak bersahabat padanya, dia memiliki kesan baik terhadap Jocelyn yang memperlakukannya dengan baik.Sekarang, Jocelyn sudah menggantikan Levin meminta maaf padanya. Owen tidak mungkin mempermalukan Jocelyn dengan bersikeras pergi. Pada akhirnya, dia pun tidak mempermasalahkan hal sepele ini dengan orang tak penting seperti Levin demi menghormati Jocelyn dan kembali duduk.“Tuan Gustari, kamu mau beli batu giok seperti apa?” tanya Jocelyn dengan lega setelah melihat Owen tidak berniat untuk mempermasalahkan hal ini.“Aku mau beli 18 keping batu giok kaca ukuran sedang dan sebuah batu giok kaca berkualitas tinggi besar yang beratnya paling nggak 3 kilo,” jawab Owen.Formasi Pemandu Energi berbeda dengan Formasi Pengumpul Energi. Meskipun sama-sama memer
“Aku nggak bercanda! Nona Jocelyn, aku tahu giok kaca berkualitas tinggi sangat langka. Tapi, aku harap kamu bisa bantu aku menemukannya. Aku nggak peduli seberapa mahal pun harganya,” jawab Owen dengan serius.Owen tahu jelas bahwa batu giok kaca ukuran sedang biasanya lebih gampang ditemukan. Baik itu di toko ini atau toko batu giok lain yang berskala besar, dia dapat membeli 18 keping batu giok kaca ukuran sedang dengan mudah. Namun, batu giok kaca berkualitas tinggi yang ukurannya besar benar-benar langka. Dapat membelinya atau tidak juga tergantung pada keberuntungan seseorang.Di sisi lain, bisnis utama Keluarga Hanata berada dalam batu giok dan barang antik. Selain Himpunan Permata, mereka pasti masih memiliki banyak toko cabang lain di Tonham Sentral. Dengan kemampuan Jocelyn dan Keluarga Hanata, Jocelyn pasti bisa membantu Owen menemukan batu giok kaca berkualitas tinggi yang besar dengan lebih mudah.Lagi pula, meminta bantuan Jocelyn bisa menghemat energi Owen untuk berkelil
“Jadi, apa maumu?” tanya Owen dengan kening berkerut.“Gampang kok. Kamu bayar dulu uangnya! Aku mau tahu kamu memang punya uang sebanyak itu atau cuma lagi berlagak hebat!” cibir Levin. Dia menatap Owen dengan penuh peremehan karena merasa sangat yakin Owen pasti hanya sedang berlagak hebat.“Kamu ....” Ucapan Levin langsung membuat Owen merasa tidak senang. Dalam dunia bisnis, orang-orang biasanya mengutamakan prinsip “membayar setelah melihat barangnya”. Sekarang, Levin malah menyuruhnya membayar sebelum dia melihat barang yang diinginkannya. Tindakan Levin benar-benar keterlaluan.Selain itu, sejak mengenal Levin sampai sekarang, Levin tidak pernah bersikap bersahabat terhadap Owen, bahkan berulang kali bersikap sombong dan menyinggung Owen. Tidak peduli seberapa sabar pun Owen, dia sudah sepenuhnya marah akibat kearoganan Levin.“Kak, diam! Kalau kamu masih lanjut mengacau dan bersikap nggak hormat terhadap Tuan Gustari, jangan salahkan aku bersikap nggak sopan padamu!” bentak Joc
Jocelyn memerintahkan 2 karyawan wanita untuk mengeluarkan semua stok batu giok kaca toko mereka, lalu menyusunnya di atas meja untuk dipilih Owen. Kemudian, Owen mengaktifkan energi spiritualnya untuk merasakan energi spiritual yang terkandung dalam semua batu giok itu dan memilih 18 keping yang lebih sesuai dengan keinginannya.“Oke, aku mau 18 keping batu giok ini!” ujar Owen.“Apa?” Begitu mendengar ucapan Owen, Jocelyn dan Levin langsung tercengang.Berhubung harga batu giok kaca lumayan mahal, toko mereka tidak menyimpan terlalu banyak giok jenis ini. Selain itu, para pelanggan biasanya mengutamakan model dan hasil pahatan saat membeli giok semahal ini. Oleh karena itu, sisa stok giok kaca di toko mereka kebanyakan adalah model yang sudah ketinggalan zaman.Tak disangka, Owen tidak peduli pada model dan hasil pahatan batu giok itu. Dari 18 keping batu giok yang dipilih Owen, ada banyak model yang sudah ketinggalan zaman. Hal ini benar-benar berada di luar dugaan Jocelyn dan Levin