“Tuan Gustari, properti di Tonham Sentral sangat jarang ada yang siap huni, apalagi yang model vila di lingkungan indah. Kemungkinan untuk dapat rumah baru yang siap huni sangatlah rendah,” kata Jocelyn dengan jujur.Meskipun tidak tahu apakah Owen benar-benar mampu membeli vila yang harganya begitu mahal, Jocelyn tahu jelas mengenai cara pengelolaan properti di Tonham Sentral. Biasanya, perusahaan agen properti akan terlebih dahulu menjual sebuah rumah untuk mengumpulkan dana membangun rumah baru. Jadi, sangat jarang ada properti baru yang siap huni, apalagi model vila yang harus menghabiskan modal besar. Owen tidak mungkin bisa menemukan vila baru yang siap huni dan terletak di lingkungan yang indah dalam waktu singkat.“Hmm ....”Owen pun terdiam. Sebenarnya, dia tahu ingin membeli vila yang sesuai keinginannya di Tonham Sentral tidaklah mudah. Dulu, dia bisa langsung menemukan vila yang sesuai di Tonham Selatan juga karena beruntung.Tonham Sentral jauh lebih maju daripada Tonham
“Umm ....”Begitu mendengar ucapan Levin, Jocelyn pun tertegun sejenak. Dia baru teringat bahwa dirinya memang memiliki sebuah vila kosong yang sesuai dengan permintaan Owen. Namun, harga vila itu cukup mahal. Dia merasa Owen tidak mungkin mampu membelinya.“Nona Jocelyn, kamu punya vila kosong yang mau dijual? Di mana lokasinya? Apa kamu bisa bawa aku pergi lihat-lihat?” tanya Owen.Owen tidak begitu menyukai rumah bekas karena khawatir rumahnya bermasalah yang mana akan menimbulkan kerepotan tidak diperlukan baginya. Akan sangat bagus apabila Jocelyn memiliki vila kosong yang mau dijual. Setelah mengobrol bersama Jocelyn tadi, Owen sudah lumayan memahami karakter Jocelyn. Lebih baik dia membeli vila Jocelyn daripada mencari rumah bekas dari perusahaan agen properti. Namun, itu dengan catatan vila yang dimiliki Jocelyn sesuai dengan persyaratan yang diinginkan oleh Owen.“Emm ... oke. Kalau begitu, aku bawa kamu pergi lihat-lihat dulu,” jawab Jocelyn setelah memikirkannya sejenak.Vi
“Tuan Gustari, jujur saja. Harga pasar vila ini paling nggak 160 miliar. Tapi, berhubung kita begitu berjodoh dan kamu juga ingin membeli vila ini, aku akan kasih diskon 20%. Anggap saja ini tanda pertemanan kita,” jawab Jocelyn setelah berpikir sejenak.Dari percakapannya dengan Owen tadi, Jocelyn memiliki kesan yang baik terhadap Owen. Ditambah dengan Owen juga sangat murah hati dan tidak mempermasalahkan bawahannya yang sudah menabrak mobil Owen, dia juga ingin menunjukkan kebaikan yang sama dengan memberikan Owen harga teman. Namun, itu juga dengan catatan Owen mampu membeli vila ini.“Apa? Jocelyn, mana ada orang yang kasih diskon waktu jual rumah. Apa kamu gila?” seru Levin dengan terkejut.Tadi, Levin mengusulkan Jocelyn menjual vila ini kepada Owen karena ingin mempermalukan Owen. Tak disangka, Jocelyn malah memberikan diskon sebesar 20% kepada Owen. Dengan begitu, nilai vila ini akan lebih rendah 30-an miliar dari harga pasar. Itu bukanlah jumlah yang kecil.“Aku nggak gila! A
“Nak, nggak usah berlagak hebat! Harga vila ini begitu mahal, memangnya kamu mampu membelinya?” cibir Levin.“Cuma seratusan miliar kok. Kamu akan segera tahu aku mampu membelinya atau nggak,” jawab Owen dengan acuh tak acuh.Setelah menghabiskan sedikit waktu dengan Levin, Owen bisa merasakan bahwa sikap Levin terhadapnya kurang bersahabat. Namun, dengan kekuatan dan statusnya, Levin hanyalah seorang tokoh tidak penting baginya. Jadi, dia sama sekali tidak menanggapi Levin, juga malas mempermasalahkan hal sepele seperti ini dengan Levin.Selanjutnya, Owen menatap Jocelyn dan berkata, “Nona Jocelyn, coba kamu hitung dulu berapa harga spesifik vila ini, lalu beri aku nomor rekeningmu. Aku akan transferkan uangnya padamu.”“Oh, oke ...,” jawab Jocelyn dengan ekspresi yang masih agak bingung. Dia tidak tahu apakah Owen benar-benar mau membeli vila ini atau hanya sedang berlagak hebat. Namun, dia akan segera mengetahuinya. Jadi, dia pun menghitungkan harga spesifik vila ini, lalu memberi t
“Tuan Gustari, aku sudah terima uangnya. Mengenai pengalihan hak milik rumah ini, kalau kamu percaya padaku, berikanlah KTP-mu padaku. Nanti, aku akan suruh orang untuk mengurus prosedurnya biar kamu nggak usah repot-repot lagi,” ujar Jocelyn setelah tersadar dari keterkejutannya.“Oke,” jawab Owen sambil mengangguk.Sekarang, Owen sudah membeli vila ini. Selanjutnya, dia, Yura, dan Renata masih perlu membeli beberapa perlengkapan, merapikan kamar, dan sebagainya. Hal ini pasti membutuhkan waktu yang cukup lama. Berhubung Jocelyn bisa membantunya mengurus prosedur pengalihan hak milik rumah, dia tentu saja merasa senang.“Yura, berikanlah KTP-mu kepada Nona Jocelyn biar dia bisa alihkan hak milik rumah ini kepadamu,” kata Owen.Berhubung harus menyembunyikan identitasnya, Owen sudah menggunakan nama Gustari saat berkenalan dengan Jocelyn tadi. Jika dia memberikan KTP-nya kepada Jocelyn, identitas aslinya akan terungkap. Oleh karena itu, dia berencana untuk mengalihkan hak milik rumah i
“Umm ....” Setelah mendengar pertanyaan Owen, Jocelyn sepertinya teringat masalah yang tidak menyenangkan. Senyumannya langsung membeku dan ada kesedihan yang melintasi matanya.“Nona Jocelyn, kenapa? Apa kamu nggak bisa menceritakannya? Kalau begitu, anggap saja aku nggak pernah nanya,” ujar Owen. Setelah melihat reaksi aneh Jocelyn, dia buru-buru menghentikan topik ini.“Bukan begitu. Sebenarnya, ini vila yang dihadiahkan Kakek untukku saat aku tamat kuliah. Waktu itu, aku pindah kemari, lalu berencana untuk membangun bisnisku sendiri.”“Tapi setelahnya, orang tua dan kakakku malah tewas di tangan penjahat. Berhubung sudah tidak ada yang meneruskan Keluarga Hanata, kakekku pun menyuruhku pindah kembali ke rumah dan mengambil alih bisnis keluarga,” ujar Jocelyn sambil menghela napas berat. Ekspresinya dipenuhi dengan kesedihan yang mendalam.Sejak Jocelyn pindah kembali ke rumah keluarganya, vila ini juga tidak terpakai lagi. Sampai sekarang, dia baru secara kebetulan menjualnya kepad
“Umm ....”Setelah tersadar dari keterkejutannya, Owen hendak mengatakan sesuatu. Dari ekspresi penuh harap Jocelyn, dia dapat menilai bahwa Jocelyn sangat ingin bertemu dengan “pahlawan” yang membunuh Raja Iblis itu. Namun, berhubung identitasnya tidak boleh terbongkar, Owen tidak bisa memberi tahu Jocelyn bahwa dirinya yang membunuh Raja Iblis. Oleh karena itu, dia pun tidak jadi berbicara. Jika memiliki kesempatan kelak, dia mungkin akan berkata jujur pada Jocelyn.“Menarik! Nggak disangka, ada hal yang begitu kebetulan di dunia ini ....”Yura dan Renata melirik Jocelyn dan Owen dengan ekspresi aneh. Dalam pertarungan pertama Owen dengan Rusli, mereka juga berada di lokasi sehingga mereka tahu jelas bahwa Owen-lah yang membunuh Raja Iblis. Oleh karena itu, Owen tiba-tiba berubah menjadi orang berjasa besar yang telah membantu Jocelyn membalaskan dendam keluarganya. Ini benar-benar adalah contoh dari “takdir suka mempermainkan manusia”.“Nona Yura, Nona Renata, apanya yang menarik?
“Emm ... benar juga.”Setelah memikirkannya sejenak, Yura dan Renata merasa ucapan Owen masuk akal. Bagaimanapun juga, Raja Iblis adalah seorang petarung tahap akhir Alam Tigana yang sangat sulit dihadapi. Sementara itu, Owen hanyalah seorang junior dari generasi muda.Jika Owen mengatakan bahwa dirinya yang membunuh Raja Iblis tanpa menunjukkan bukti apa pun, tidak mungkin ada orang yang percaya, termasuk Jocelyn. Hal ini malah mungkin akan menimbulkan dampak buruk. Jadi, memang tidak ada artinya Owen mengungkitnya.“Yura, Renata, ayo kita pergi beli keperluan sehari-hari dulu,” kata Owen untuk mengubah topik pembicaraan.“Oke,” jawab Yura dan Renata.Kemudian, ketiga orang ini pun meninggalkan vila dan pergi keluar untuk berbelanja. Setelah kembali ke vila pada malam hari, mereka membereskan seluruh vila agar bisa tinggal dengan nyaman.Di sisi lain, berhubung kerusakan mobil mereka cukup serius, Rendy pun meninggalkan mobil mereka di bengkel, lalu pergi ke alamat yang diberikan Owen
“Nona Yunita, terima kasih sudah menolongku ....”Theresa berjalan ke sisi tempat tidur, lalu mengucapkan terima kasih dengan tulus kepada Yunita yang sudah menolongnya dari tangan Rusli. Ini juga merupakan alasan utama kenapa dia tidak meninggalkan kamar Yunita.“Nona Theresa, kalau kamu benar-benar ingin berterima kasih padaku, apa kamu boleh setujui sebuah permintaanku ...,” ujar Yunita sambil menggigit bibirnya. Dia terlihat seperti sudah membuat sebuah keputusan.“Permintaan apa?” tanya Theresa. Setelah berpikir sejenak, da samar-samar bisa menebak apa permintaan Yunita.“Aku ingin bergabung dengan kalian. Kelak, aku mau hidup bersama kalian ...,” jawab Yunita dengan tatapan penuh harap.Sebelumnya, Yunita tidak berhenti berpikir untuk merebut Owen dari Theresa dan Yura karena menyukai Owen. Sekarang, setelah mengalami musibah sebesar ini, pikirannya sudah terbuka. Berhubung tidak mungkin bisa merebut Owen dari mereka, dia pun berencana untuk bergabung dengan mereka. Ini juga meru
“Nggak ada yang mustahil! Pak tua, semuanya sudah berakhir. Mati sana! Terima seranganku, Tinju Phoenix!” dengus Owen.Kemudian, Owen langsung mengerahkan jurus andalan terkuatnya tanpa ragu. Gelombang energi yang luar biasa kuat segera terpancar dari tinjunya, lalu memelesat ke arah Danu. Owen berencana untuk langsung membunuh Danu supaya bisa mengakhiri pertarungan ini secepat mungkin.“Jangan ....”Saat merasakan kekuatan mengerikan dari Tinju Phoenix, Danu pun ketakutan. Dia langsung melompat tanpa ragu dan berniat untuk melarikan diri. Sayangnya, kekuatan Owen jauh lebih tinggi dari kekuatannya. Selain itu, Tinju Phoenix merupakan jurus spiritual tingkat puncak yang kekuatannya sangat mengerikan.Selanjutnya, baru saja Danu melompat ke udara, tubuhnya sudah terhantam serangan Tinju Phoenix dan meledak menjadi kabut darah. Hidupnya yang dipenuhi dengan kejahatan akhirnya berakhir juga.“Ini ....”Begitu melihat Owen berhasil membunuh Danu hanya dengan satu serangan, semua orang pun
“Akhirnya basis kultivasiku menerobos juga! Pak tua, sekarang, kamu sudah boleh mati dengan tenang!”Owen membuka kedua matanya, lalu menatap ke arah Danu dengan tatapan yang sangat tajam dan menakutkan.“Nak, arogan sekali kamu! Memangnya kenapa kalau kamu beruntung bisa menerobos mencapai Alam Legana? Basis kultivasimu baru menerobos dan kamu bahkan belum sempat mengokohkannya. Kamu bukan tandinganku! Mati sana!” dengus Danu. Dia sama sekali tidak takut pada Owen.Seusai berbicara, Danu tidak ingin lanjut bicara omong kosong dengan Owen lagi. Dia langsung menyerang ke arah Owen dengan kekuatan yang sangat besar. Dia berencana untuk lanjut membunuh Owen sebelum Owen sempat mengokohkan basis kultivasinya.“Benar! Memangnya kenapa kalau basis kultivasinya sudah menerobos ....”Setelah mendengar ucapan Danu, semua anggota Keluarga Chandika juga langsung merasa jauh lebih lega.Di sisi lain, Graham, Juskitar, Surya, dan orang lainnya baru saja merasa agak senang dan mulai menaruh sedikit
“Haha .... Akhirnya berakhir juga!”Melihat Graham yang terluka parah dan tidak mampu melawan lagi, Danu langsung tertawa terbahak-bahak. Saat ini, kelompok Graham yang memiliki kemampuan terkuat sudah dijatuhkannya. Selanjutnya, yang tersisa hanyalah Owen, Juskitar, Surya, dan orang lain yang bisa dihadapinya dengan mudah.Dengan begitu, pihak Keluarga Chandika sudah termasuk meraih kemenangan. Jadi, dapat dibayangkan betapa gembiranya Danu.“Sesepuh paling hebat!”“Sesepuh paling hebat!”“Sesepuh paling hebat!”Selain Danu, Setiawan dan para ahli Keluarga Chandika lainnya juga bersorak gembira.“Gawat .... Kali ini, tamatlah riwayat kita ....”Di sisi lain, Juskitar, Surya, dan orang lainnya merasa bagaikan sudah disambar petir. Mereka langsung merasa putus asa. Meskipun memiliki keuntungan dalam jumlah, Danu merupakan seorang petarung Alam Legana yang tidak mungkin bisa mereka lawan. Jika tebakan mereka tidak meleset, yang menanti mereka selanjutnya adalah kematian. Selain itu, tida
Gluk! Owen memanfaatkan kesempatan ini untuk mengeluarkan pil spiritual suci dan mengonsumsinya.Awalnya, Owen berencana untuk menyerahkan pil penawar ratusan racun kepada kelompok Graham supaya bisa menawarkan racun mereka. Namun, Graham sudah terluka akibat serangan Danu, sedangkan kelompok Tristan juga terluka parah dan telah kehilangan semangat tempur. Jadi, sudah tidak ada gunanya Owen menawarkan racun mereka.Satu-satunya hal yang bisa dilakukan Owen saat ini hanyalah bertaruh apakah dirinya bisa memanfaatkan kesempatan saat hambatan kultivasinya menunjukkan kelonggaran untuk menerobos hambatan kultivasi mencapai Tingkat Pemahaman Agung dengan mengandalkan pil spiritual suci. Dengan begitu, pihak mereka mungkin masih memiliki harapan untuk menang.“Owen, aku akan menahan Danu sebisa mungkin. Kamu harus manfaatkan kesempatan ini untuk kabur! Setelah berhasil kabur, carilah cara untuk balaskan dendam Organisasi Dragmar Tonham Sentral ....”Saat ini, Graham berusaha untuk berdiri sa
“Cari mati kamu!”Saat merasakan serangan kuat Owen dari punggungnya dan melihat Owen telah membunuh Jordan, Danu merasa sangat marah. Dia mau tak mau menghentikan serangan lanjutannya terhadap kelompok Graham, lalu mengerahkan kekuatan yang luar biasa untuk menangkis serangan Owen.Duk! Seiring dengan suara benturan yang nyaring, Tinju Phoenix dan serangan Danu saling berhantaman dengan kuat. Selanjutnya, serangan Danu segera merobek pertahanan Tinju Phoenix dan sisa kekuatannya menghantam tubuh Owen dengan kuat.“Gawat!”Ekspresi Owen langsung berubah drastis. Dia buru-buru melangkah mundur dengan cepat supaya bisa menghindari sisa kekuatan dari serangan Danu. Apa daya, basis kultivasi Danu telah mencapai Alam Legana yang jauh lebih tinggi dari kekuatan Owen. Tidak peduli secepat apa pun dia melangkah mundur, dia tetap tidak dapat melepaskan diri dari ruang lingkup serangan Danu. Tubuhnya pun tersapu sisa energi sejati itu dan terpental ke lantai.Pfft! Pfft! Setelah mendarat di lan
Dibandingkan dengan Juskitar dan Surya yang dipenuhi dengan rasa putus asa, Owen terlihat jauh lebih tenang. Dulu, dia yang menjatuhkan Tangan Beracun. Demi menghadapi Tangan Beracun sebelumnya, dia pernah meracik pil penawar ratusan racun untuk menawarkan Lima Racun Pelemas Otot.Saat ini, Owen kebetulan masih memiliki puluhan butir pil penawar ratusan racun. Meskipun kelompok Graham sudah keracunan, begitu dia memberikan pil penawar ratusan racun kepada mereka, pihak mereka masih memiliki kesempatan untuk meraih kemenangan.Begitu memikirkan hal ini, Owen segera menghentikan pertarungannya dengan Jordan, lalu melompat dan hendak menghampiri kelompok Graham untuk menawarkan racun mereka.“Owen, kamu mau kabur? Mana segampang itu!”Jordan salah paham bahwa Owen ingin melarikan diri setelah melihat situasinya sudah terbalik. Dengan dendam mendalam di antara dirinya dengan Owen, dia tentu saja tidak akan membiarkan Owen melarikan diri. Oleh karena itu, dia langsung bergerak dan menghalan
“Pak Graham, kalian yang memaksaku! Berhubung begitu, jangan salahkan aku lagi! Mati sana!”Melihat para ahli Keluarga Chandika yang jatuh dalam bahaya, ekspresi Danu terlihat sangat suram. Dia tahu dirinya harus segera mengakhiri pertarungan ini secepatnya untuk mencegah timbulnya korban jiwa dari pihak Keluarga Chandika. Oleh karena itu, Danu segera melambaikan kedua lengan bajunya yang menyebarkan kabut putih ke arah kelompok Graham. Kabut putih itu segera berubah menjadi serbuk yang memenuhi udara dan menyelimuti kelompok Graham. “A ... apa ini? Gawat! Ini racun!”Saat merasakan keanehan serbuk berwarna putih itu, kelompok Graham pun tercengang. Mereka berempat buru-buru menahan napas dan melangkah mundur dengan cepat untuk keluar dari jangkauan serbuk putih tersebut.Sayangnya, semuanya sudah terlambat. Serbuk putih itu dapat memasuki tubuh mereka melalui pori-pori. Ditambah dengan jarak mereka berempat yang terlalu dekat dengan Danu, tubuh mereka sudah menyerap serbuk putih itu
“Cuma seseorang yang pernah kukalahkan saja berani bersikap searogan ini? Dasar nggak tahu diri!” cibir Owen.Owen sudah pernah bertarung 2 kali dengan Jordan. Setiap kali, Jordan selalu terluka dan melarikan diri. Jadi, Owen tentu saja tidak takut pada Jordan. Tanpa berpikir panjang, dia segera mengerahkan Jari Bencana Bumi yang berkekuatan luar biasa kuat untuk menangkis serangan Jordan.Duk! Seiring dengan suara benturan yang nyaring, Jari Bencana Bumi dan Cakar Pemakan Jiwa saling berhantaman dengan kuat.Namun, berbeda dengan sebelumnya, Jari Bencana Bumi yang dikerahkan Owen kali ini tidak dapat menembus pertahanan serangan Jordan, malah berhasil dikalahkan oleh serangan Jordan.Selain itu, berhubung Owen baru mengonsumsi pil pemicu potensi dan efek obatnya masih belum sepenuhnya bekerja, serangan Jordan bukan hanya mengalahkan serangan Owen, tetapi sisa kekuatannya juga membuat Owen terdesak mundur beberapa langkah.“Jordan, nggak disangka ternyata basis kultivasimu sudah menero