“Tapi ....” Sonny masih belum menyerah dan ingin membantah. Hanya saja, sebelum dia sempat berbicara, Yunita sudah menyela.“Om Sonny, kekhawatiranmu itu berlebihan! Asal kamu tahu, Owen sudah mulai persiapkan segala sesuatu untuk mendirikan perusahaan cabang Grup Ora di Tonham Barat. Keluarga Meriya yang menggantikannya mengakuisisi sebuah perusahaan farmasi seharusnya sangat sesuai dengan kebutuhannya! Jadi, usaha Keluarga Meriya nggak akan sia-sia!,” jawab Yunita dengan tegas.“Konyol banget! Kamu bukan Owen, bagaimana kamu tahu ini sesuai dengan keinginannya? Memangnya dia sendiri yang kasih tahu kamu?” dengus Sonny.“Aku tentu saja tahu! Biarpun Owen nggak kasih tahu aku secara langsung, dia sudah mulai bertindak,” jawab Yunita dengan santai. Kemudian, dia menceritakan insiden mengenai Owen yang merekrut seorang karyawan wanita di toko batu giok secara singkat.Berhubung Owen merekrut karyawan wanita itu sebagai wakil manajer perusahaan cabang Grup Ora di Tonham Barat, sudah sanga
Keesokan pagi, di dalam kamar hotel.Tidak lama setelah Owen bangun, Yunita pun tiba di hotelnya. Melihat kemunculan Yunita, Owen merasa agak terkejut. Dia tidak tahu kenapa Yunita “mengganggu”-nya dari pagi-pagi buta selama 2 hari terakhir.“Yunita, buat apa kamu datang kemari?”“Oh, Owen, ada yang ingin kubahas denganmu ...,” jawab Yunita dengan agak ragu.Semalam, Yunita, Hugo, Malik, dan orang lainnya telah berdiskusi untuk mempercepat proses pengakuisisian perusahaan farmasi. Namun, hal itu tetap membutuhkan sedikit waktu. Demi menjamin tidak terjadi kesalahan, dia sengaja datang mencari Owen di pagi-pagi begini.Tujuan Yunita tidak lain adalah mengulur waktu Owen dan mencegah Owen pergi bertamu ke kediaman Keluarga Songadi sebelum Hugo menyelesaikan prosedur pengakuisisian itu. Jika Owen terlebih dahulu menyerahkan kesempatan kerja sama Grup Ora kepada Keluarga Songadi, semuanya akan terlambat.“Ada apa?” tanya Owen dengan bingung.“Aku akan kasih tahu kamu hal spesifiknya nanti.
“Owen, bagaimana pendapatmu mengenai perusahaan farmasi ini? Apa fasilitas, skala, dan aspek lainnya sebanding dengan perusahaanmu di Tonham Selatan?” tanya balik Yunita sambil tersenyum. Dia tidak langsung menjawab pertanyaan Owen.“Perusahaan farmasi ini lumayan juga! Fasilitasnya lumayan bagus dan skalanya juga besar. Perusahaan ini sama sekali nggak kalah dari Grup Ora di Tonham Selatan,” jawab Owen dengn jujur.“Baguslah kalau begitu! Dengan kata lain, kamu puas sama perusahaan farmasi ini, ‘kan?” tanya Yunita dengan gembira.“Emm, aku puas banget! Tapi ... memangnya kenapa aku puas atau nggak?” tanya Owen dengan dengan bingung.“Pak Owen, baguslah kalau kamu puas sama perusahan farmasi ini!”Tepat pada saat ini, tiba-tiba terdengar suara tawa seseorang. Selanjutnya, terlihat Hugo yang berjalan mendekat bersama 2 orang pria paruh baya. Kedua pria paruh baya itu mengenakan jas dan terlihat layaknya pebisnis andal.“Pak Hugo, kok kamu juga ada di sini?” tanya Owen dengan terkejut be
“Owen, masalah sebelumnya memang salah Keluarga Meriya, tapi itu bukan niat Kak Hugo. Dia selalu tulus ingin bekerja sama dengan Grup Ora. Lagian, dia sudah berusaha keras demi kerja sama ini. Bisa nggak kamu berikan kerja sama ini kepada Keluarga Meriya demi Kak Hugo?” tanya Yunita begitu menyadari Owen merasa serbasalah.Yunita menatap Owen dengan penuh harap dan permohonan. Dia sangat berharap Owen bisa memberikan kerja sama Grup Ora kepada Keluarga Meriya.“Aku ....”Owen pun makin merasa serbasalah. Sebenarnya, dia tahu seberapa unggul kemampuan berbisnis Hugo. Saat masih di Tonham Selatan, Hugo bukan hanya dapat melihat potensi perkembangan Grup Ora, juga langsung mewakili Keluarga Meriya untuk meminta bekerja sama dengan Grup Ora. Hal ini sudah cukup untuk menunjukkan seberapa unggul kemampuan berbisnis dan bakat Hugo.Selain itu, Hugo juga sangat bisa diandalkan. Demi mendapatkan kerja sama dengan Grup Ora, dia berhasil mengumpulkan semua bahan obat yang diperlukan Owen dalam w
“Baguslah kalau begitu!”Begitu mengetahui Sonny dihukum oleh Malik, Owen merasa jauh lebih tenang. Sebab, ini sudah cukup untuk membuktikan bahwa Malik dan para tetua Keluarga Meriya benar-benar telah menyadari kesalahan mereka. Setelah berpikir sejenak, Owen menambahkan beberapa hal lagi.“Aku punya sebuah permintaan. Kalau kita sudah capai kesepakatan kerja sama, aku harap yang bertanggung jawab penuh atas kerja sama ini adalah kamu atau Yunita. Aku nggak mau orang lain, termasuk Pak Malik untuk ikut campur dalam pengambilan keputusan!” ujar Owen.Berhubung sikap Malik dan para tetua Keluarga Meriya di awal terlalu arogan, kesan Owen terhadap mereka kurang bagus. Meskipun mereka sudah menyadari kesalahan mereka, dia masih tetap merasa agak khawatir. Demi keamanan, Owen pun meminta Hugo yang bertanggung jawab penuh atas kerja sama ini. Dengan begitu, Malik dan para tetua Keluarga Meriya tidak akan bisa ikut campur lagi dan menimbulkan kerugian yang tidak diperlukan bagi perusahaan c
“Nggak usah. Pak Owen, kakekku dan para tetua Keluarga Meriya sudah menyinggungmu sebelumnya. Perusahaan farmasi ini adalah hadiah Keluarga Meriya untukmu. Anggap saja ini bentuk permintaan maaf kami. Kamu nggak perlu mentransferkan uangnya padaku,” jawab Hugo sambil tersenyum.Keluarga Meriya sudah menghabiskan banyak yang untuk membeli perusahaan farmasi ini. Namun, Hugo berhasil menggunakan alasan ini untuk mendapatkan kerja sama dengan Grup Ora. Jadi, semua itu sudah cukup. Demi meminta maaf atas ketidaksopanan Malik dan para tetua Keluarga Meriya terhadap Owen sebelumnya, juga untuk menunjukkan ketulusan Keluarga Meriya, Hugo berencana untuk langsung menghadiahkan perusahaan farmasi ini kepada Owen.“Mana bisa begitu! Kali ini, Keluarga Meriya sudah membantuku mengakuisisi sebuah perusahaan farmasi sehingga aku bisa hemat waktu dan energi dalam mendirikan perusahaan cabang Grup Ora di Tonham Barat. Aku sudah cukup berterima kasih atas hal ini. Mana mungkin aku biarkan Keluarga Me
“Pak Owen, kamu baru saja mengakuisisi perusahaan farmasi ini dan masih belum mengerti urusan serta situasi tempat ini. Kalau mau mengubah perusahaan farmasi ini menjadi perusahaan cabang Grup Ora, kamu pasti harus menghabiskan banyak waktu dan energi.”“Stefan dan Johny adalah pengelola bisnis Keluarga Meriya yang berbakat dalam aspek ini. Kalau kamu nggak keberatan, aku bisa mengatur mereka untuk membantumu mengelola urusan perusahaan ini untuk sementara supaya kamu bisa segera membuat perusahaan ini berjalan sesuai keinginanmu secepat mungkin,” jelas Hugo secara singkat.“Ternyata begitu!”Setelah mendengar penjelasan Hugo, Owen pun tersadar. Saat ini, dia sudah mencapai kesempatan kerja sama dengan Keluarga Meriya. Selanjutnya, hal yang perlu dilakukannya adalah mendirikan perusahaan cabang Grup Ora secepat mungkin, memurnikan berbagai macam pil, dan sebagainya.Namun, memurnikan pil sudah sangat menguras waktu dan tenaga Owen. Dia sendiri tidak mungkin sempat mengelola perusahaan
“Apa? Pak Owen, apa kamu serius? Kamu benar-benar bersedia menaikkan pembagian keuntungannya menjadi 25%?” tanya Hugo dengan terkejut dan gembira.Owen memang baru menaikkan 5% pembagian keuntungannya. Namun, dengan kemampuan Grup Ora menghasilkan uang, 5% bukanlah jumlah yang kecil. Jika tebakan Hugo tidak meleset, dengan kenaikan pembagian keuntungan ini, Keluarga Meriya bisa menghasilkan tambahan keuntungan paling tidak sekitar triliunan setiap tahunnya.Selain itu, alasan utama kenapa Malik dan para tetua Keluarga Meriya tidak bersedia menyetujui kerja sama dengan Grup Ora sebelumnya adalah karena ingin mendapatkan lebih banyak keuntungan. Oleh karena itu, mereka tidak berhenti memikirkan cara untuk mencapai keinginan mereka. Alhasil, mereka bukan hanya gagal, juga membuat Keluarga Meriya hampir kehilangan kerja sama ini.Sekarang, Owen malah bersedia menaikkan pembagian keuntungannya menjadi 25%. Hal ini benar-benar berada di luar dugaan Hugo. Selain merasa terkejut, dia juga mera