“Owen, bagaimana pendapatmu mengenai perusahaan farmasi ini? Apa fasilitas, skala, dan aspek lainnya sebanding dengan perusahaanmu di Tonham Selatan?” tanya balik Yunita sambil tersenyum. Dia tidak langsung menjawab pertanyaan Owen.“Perusahaan farmasi ini lumayan juga! Fasilitasnya lumayan bagus dan skalanya juga besar. Perusahaan ini sama sekali nggak kalah dari Grup Ora di Tonham Selatan,” jawab Owen dengn jujur.“Baguslah kalau begitu! Dengan kata lain, kamu puas sama perusahaan farmasi ini, ‘kan?” tanya Yunita dengan gembira.“Emm, aku puas banget! Tapi ... memangnya kenapa aku puas atau nggak?” tanya Owen dengan dengan bingung.“Pak Owen, baguslah kalau kamu puas sama perusahan farmasi ini!”Tepat pada saat ini, tiba-tiba terdengar suara tawa seseorang. Selanjutnya, terlihat Hugo yang berjalan mendekat bersama 2 orang pria paruh baya. Kedua pria paruh baya itu mengenakan jas dan terlihat layaknya pebisnis andal.“Pak Hugo, kok kamu juga ada di sini?” tanya Owen dengan terkejut be
“Owen, masalah sebelumnya memang salah Keluarga Meriya, tapi itu bukan niat Kak Hugo. Dia selalu tulus ingin bekerja sama dengan Grup Ora. Lagian, dia sudah berusaha keras demi kerja sama ini. Bisa nggak kamu berikan kerja sama ini kepada Keluarga Meriya demi Kak Hugo?” tanya Yunita begitu menyadari Owen merasa serbasalah.Yunita menatap Owen dengan penuh harap dan permohonan. Dia sangat berharap Owen bisa memberikan kerja sama Grup Ora kepada Keluarga Meriya.“Aku ....”Owen pun makin merasa serbasalah. Sebenarnya, dia tahu seberapa unggul kemampuan berbisnis Hugo. Saat masih di Tonham Selatan, Hugo bukan hanya dapat melihat potensi perkembangan Grup Ora, juga langsung mewakili Keluarga Meriya untuk meminta bekerja sama dengan Grup Ora. Hal ini sudah cukup untuk menunjukkan seberapa unggul kemampuan berbisnis dan bakat Hugo.Selain itu, Hugo juga sangat bisa diandalkan. Demi mendapatkan kerja sama dengan Grup Ora, dia berhasil mengumpulkan semua bahan obat yang diperlukan Owen dalam w
“Baguslah kalau begitu!”Begitu mengetahui Sonny dihukum oleh Malik, Owen merasa jauh lebih tenang. Sebab, ini sudah cukup untuk membuktikan bahwa Malik dan para tetua Keluarga Meriya benar-benar telah menyadari kesalahan mereka. Setelah berpikir sejenak, Owen menambahkan beberapa hal lagi.“Aku punya sebuah permintaan. Kalau kita sudah capai kesepakatan kerja sama, aku harap yang bertanggung jawab penuh atas kerja sama ini adalah kamu atau Yunita. Aku nggak mau orang lain, termasuk Pak Malik untuk ikut campur dalam pengambilan keputusan!” ujar Owen.Berhubung sikap Malik dan para tetua Keluarga Meriya di awal terlalu arogan, kesan Owen terhadap mereka kurang bagus. Meskipun mereka sudah menyadari kesalahan mereka, dia masih tetap merasa agak khawatir. Demi keamanan, Owen pun meminta Hugo yang bertanggung jawab penuh atas kerja sama ini. Dengan begitu, Malik dan para tetua Keluarga Meriya tidak akan bisa ikut campur lagi dan menimbulkan kerugian yang tidak diperlukan bagi perusahaan c
“Nggak usah. Pak Owen, kakekku dan para tetua Keluarga Meriya sudah menyinggungmu sebelumnya. Perusahaan farmasi ini adalah hadiah Keluarga Meriya untukmu. Anggap saja ini bentuk permintaan maaf kami. Kamu nggak perlu mentransferkan uangnya padaku,” jawab Hugo sambil tersenyum.Keluarga Meriya sudah menghabiskan banyak yang untuk membeli perusahaan farmasi ini. Namun, Hugo berhasil menggunakan alasan ini untuk mendapatkan kerja sama dengan Grup Ora. Jadi, semua itu sudah cukup. Demi meminta maaf atas ketidaksopanan Malik dan para tetua Keluarga Meriya terhadap Owen sebelumnya, juga untuk menunjukkan ketulusan Keluarga Meriya, Hugo berencana untuk langsung menghadiahkan perusahaan farmasi ini kepada Owen.“Mana bisa begitu! Kali ini, Keluarga Meriya sudah membantuku mengakuisisi sebuah perusahaan farmasi sehingga aku bisa hemat waktu dan energi dalam mendirikan perusahaan cabang Grup Ora di Tonham Barat. Aku sudah cukup berterima kasih atas hal ini. Mana mungkin aku biarkan Keluarga Me
“Pak Owen, kamu baru saja mengakuisisi perusahaan farmasi ini dan masih belum mengerti urusan serta situasi tempat ini. Kalau mau mengubah perusahaan farmasi ini menjadi perusahaan cabang Grup Ora, kamu pasti harus menghabiskan banyak waktu dan energi.”“Stefan dan Johny adalah pengelola bisnis Keluarga Meriya yang berbakat dalam aspek ini. Kalau kamu nggak keberatan, aku bisa mengatur mereka untuk membantumu mengelola urusan perusahaan ini untuk sementara supaya kamu bisa segera membuat perusahaan ini berjalan sesuai keinginanmu secepat mungkin,” jelas Hugo secara singkat.“Ternyata begitu!”Setelah mendengar penjelasan Hugo, Owen pun tersadar. Saat ini, dia sudah mencapai kesempatan kerja sama dengan Keluarga Meriya. Selanjutnya, hal yang perlu dilakukannya adalah mendirikan perusahaan cabang Grup Ora secepat mungkin, memurnikan berbagai macam pil, dan sebagainya.Namun, memurnikan pil sudah sangat menguras waktu dan tenaga Owen. Dia sendiri tidak mungkin sempat mengelola perusahaan
“Apa? Pak Owen, apa kamu serius? Kamu benar-benar bersedia menaikkan pembagian keuntungannya menjadi 25%?” tanya Hugo dengan terkejut dan gembira.Owen memang baru menaikkan 5% pembagian keuntungannya. Namun, dengan kemampuan Grup Ora menghasilkan uang, 5% bukanlah jumlah yang kecil. Jika tebakan Hugo tidak meleset, dengan kenaikan pembagian keuntungan ini, Keluarga Meriya bisa menghasilkan tambahan keuntungan paling tidak sekitar triliunan setiap tahunnya.Selain itu, alasan utama kenapa Malik dan para tetua Keluarga Meriya tidak bersedia menyetujui kerja sama dengan Grup Ora sebelumnya adalah karena ingin mendapatkan lebih banyak keuntungan. Oleh karena itu, mereka tidak berhenti memikirkan cara untuk mencapai keinginan mereka. Alhasil, mereka bukan hanya gagal, juga membuat Keluarga Meriya hampir kehilangan kerja sama ini.Sekarang, Owen malah bersedia menaikkan pembagian keuntungannya menjadi 25%. Hal ini benar-benar berada di luar dugaan Hugo. Selain merasa terkejut, dia juga mera
Setelah mengangkat telepon, Owen mengobrol dengan Sean untuk sesaat.Kemarin, Owen telah menyetujui undangan Yosua dan Sean untuk bertamu ke kediaman Keluarga Songadi pada siang ini. Namun, Yunita malah membawanya berjalan-jalan selama berjam-jam dan Hugo juga membantunya mengakuisisi perusahaan farmasi. Oleh karena itu, waktu yang terulur lumayan lama. Berhubung Owen masih belum sempat pergi ke kediaman Keluarga Songadi sampai sekarang, Sean yang sudah menunggu lama akhirnya tidak dapat bersabar lagi dan terlebih dahulu menghubungi Owen untuk menanyakan keadaannya.Di sisi lain, kemarin Owen menyetujui undangan untuk bertamu ke kediaman Keluarga Songadi karena dia lebih ingin bekerja sama dengan Keluarga Songadi. Dia pun ingin mendiskusikan masalah mengenai kerja sama ini secara pribadi dengan Yosua.Sekarang, Owen sudah memutuskan untuk menyerahkan kerja sama Grup Ora kepada Hugo. Jadi, dia sebenarnya tidak perlu bertamu ke kediaman Keluarga Songadi lagi. Hanya saja, Keluarga Songad
“Kakek, orang bernama Owen itu sombong banget! Sebelumnya, dia jelas-jelas sudah berjanji akan datang ke rumah kita siang ini. Sekarang, jam makan sudah hampir lewat. Kenapa dia masih belum makan?” ujar Jessica dengan agak kesal karena sudah tidak sabar menunggu.Sebagai putri Keluarga Songadi, Jessica bukan hanya memiliki status yang tinggi, tetapi juga memiliki banyak pemuja karena tampangnya yang cantik. Dulu, tidak peduli ke mana pun dia pergi, selalu orang lain yang menunggu dan menyanjungnya. Dia tidak pernah menunggu orang lain.Sekarang, seorang pria asing seperti Owen malah membuatnya dan keluarganya menunggu lama. Jessica pun mau tak mau merasa agak kesal pada Owen.“Jessica, sabar dulu. Tadi, aku sudah telepon Pak Owen. Dia akan segera melaju kemari,” ucap Sean.“Dia baru mau kemari? Ngapain saja dia dari tadi?” seru Jessica dengan makin kesal. Dia pada dasarnya sangat membenci pria yang tidak menepati janjinya. Berhubung Owen tidak datang tepat waktu, kesan pertamanya terha