Rendy merasa sangat puas setelah melihat reaksi semua orang. Kemudian, dia menatap Owen dan berkata sambil tersenyum meremehkan, “Nak, sudah lihat belum? Ini kekuatan seorang ahli seni bela diri internal! Sekarang, aku kasih kamu satu kesempatan terakhir. Kamu mau berlutut untuk minta ampun atau mau kukalahkan? Pilih saja sendiri!”“Mau bertarung, ya silakan! Banyak kali cakapmu!” Owen mengorek telinganya, lalu berkata dengan ekspresi tidak sabar. Awalnya, dia cukup khawatir tentang basis kultivasi Rendy. Namun, pukulan Rendy yang dimaksudkan untuk pamer tadi sudah mengungkapkan kekuatannya. Dari fluktuasi energi sejatinya, Owen sudah merasakan bahwa basis kultivasi Rendy berada di puncak Alam Hogana.Jika bertemu dengan Rendy di masa lalu, Owen pasti bukan lawannya. Namun, kekuatannya sekarang sudah mencapai tahap awal Alam Sigana. Rendy yang masih berada di puncak Alam Hogana bukanlah ancaman baginya.“Nak, kamu sendiri yang nggak mau tunduk ya! Kalau memang sudah bosan hidup, aku ba
Fredi merasa sangat terkejut dan tidak memercayai penglihatannya. Dia tahu jelas seberapa hebat kekuatan Rendy. Dia tidak menyangka orang andalannya malah tidak bisa menangkis satu pun serangan Owen dan kalah dengan begitu menyedihkan. Jika bukan melihatnya dengan mata kepala sendiri, dia tidak akan memercayai hal ini.Lucy juga sudah sepenuhnya tercengang. Dia sudah menikah dengan Owen selama tiga tahun. Jadi, tidak ada yang tahu paling jelas tentang latar belakang Owen selain dirinya. Satu sampai dua bulan sebelumnya, Owen masih hanyalah seorang pecundang. Dia selalu diperlakukan dengan buruk di Keluarga Bastian tanpa bisa melawan balik.Sekarang, Owen malah bisa langsung membuat puluhan toko waralaba di bawah Kelola Grup Leonard langsung ditutup hanya dengan sebuah telepon. Selain itu, dia juga bisa dengan gampang mengalahkan seorang ahli seni bela diri yang diundang Fredi dengan bayaran mahal.Apa ini masih Owen, seorang pecundang yang dia kenal dulu? Di benaknya, tiba-tiba muncul
“Aku jamin ini adalah yang terakhir kalinya. Kelak, aku nggak bakal provokasi kamu lagi ...,” ujar Fredi.“Ngapain kamu sebelumnya sampai baru jera sekarang? Semuanya sudah terlambat!” Owen tersenyum mengejek, lalu hendak menginjakkan kakinya kuat-kuat ke arah tangan Fredi.Fredi langsung ketakutan dan berkata, “Tunggu! Sebelumnya, kamu jelas-jelas sudah bilang kalau kamu akan melepaskanku bila aku berlutut untuk minta ampun. Mana boleh kamu ingkar janji ....’Setelah mendengar ucapan Fredi, Owen langsung tertegun dan terpikir tentang kata-katanya itu. Asalkan Rendy dan Fredi berlutut untuk meminta ampun, dia akan mempertimbangkan untuk melepaskan mereka.“Sebelumnya sama sekarang berbeda! Lagian, tadi aku cuma bilang mau mempertimbangkannya, bukan pasti melepaskanmu!” ujar Owen sambil tersenyum sinis.“Kamu ....” Fredi langsung murka dan hampir memaki Owen. Namun, dia tahu situasinya saat ini kurang menguntungkan. Sekarang, dia sudah berlutut dan mempermalukan dirinya. Mana mungkin di
Sampai sekarang, Lucy baru mengerti betapa berharganya pengorbanan Owen dulu. Dia tiba-tiba merasa sedikit menyesal dan mempertanyakan apa keputusannya untuk bercerai dengan Owen dulu adalah pilihan tepat. Hanya saja, nasi sudah menjadi bubur. Meskipun menyesal, semuanya sudah tidak bisa kembali seperti dulu lagi....Setelah keluar dari mal, Owen dan Marisa tiba-tiba mendengar suara langkah kaki yang terburu-buru dari belakang mereka.“Tuan Owen, tunggu dulu.” Rendy buru-buru mengejar Owen.“Kamu mau apa?” Owen mengulurkan tangannya dan mengadang di depan Marisa. Dia menatap Rendy dengan penuh waspada.Rendy ragu sejenak, lalu berlutut di hadapan Owen dan berkata dengan tulus, “Tuan Owen, aku bukan sengaja mau menyinggungmu tadi. Harap kamu bisa memaafkanku.”“Nggak masalah, semuanya sudah berlalu. Berdirilah!” jawab Owen sambil melambaikan tangannya. Dia tahu Rendy adalah orang yang dibayar Fredi untuk menghadapinya dan hanya menjalankan perintah. Lagi pula, tidak ada dendam di antar
"Tolong, lihatlah ketulusanku ini. Cukup beri aku satu kesempatan ...," mohon Rendy.Saat ini, adegan di tempat ini menjadi pusat perhatian banyak orang yang lewat. Semuanya melihat Rendy yang terus bersujud di depan Owen dengan penuh keheranan, lalu memandang Owen dengan tatapan yang aneh. Bahkan, Marisa yang berada di sebelah Owen juga menunjukkan ekspresi keheranan."Berdirilah dulu," ucap Owen dengan cemas. Jejaring sosial zaman sekarang berkembang begitu pesat dan Owen tidak ingin orang lain mengira bahwa dirinya adalah penindas atau semacamnya."Aku nggak akan berdiri kalau Anda nggak bersedia menerimaku sebagai murid," kata Rendy dengan raut wajah yang tegas."Berdirilah dulu. Aku nggak bisa menerimamu sebagai muridku. Tapi, aku sudah melihat ketulusanmu dan aku akan memberimu sedikit bimbingan." Owen yang sudah dibuat pusing terpaksa menghibur Rendy dengan beberapa patah kata. Hanya saja, harus bagaimana memberi Rendy bimbingan adalah masalah yang sulit."Terima kasih, Guru!" s
"Selamat," ujar Owen sambil tersenyum.Berhubung basis kultivasi Rendy telah mandek selama enam tahun, energi sejati di tubuh Rendy pun terakumulasi dengan sangat dalam. Hanya saja, meridian Rendy tersumbat sehingga menyebabkannya tidak dapat menerobos. Sekarang, masalah penyumbatan telah teratasi dan energi sejati di tubuh Rendy yang telah terakumulasi itu dapat mengalir dengan lancar. Hal inilah yang menyebabkan Rendy dapat naik dua tingkat sekaligus dan menerobos ke tahap menengah Alam Sigana."Tuan Owen, terima kasih sudah membantuku menerobos," ucap Rendy dengan penuh syukur. Kemudian, dia kembali berlutut dan bersujud di hadapan Owen.Rendy awalnya mengira bahwa bimbingan yang akan diberikan Owen perlu menghabiskan jangka waktu tertentu. Baginya, dapat membantu menerobos ke tahap awal Alam Sigana saja sudah bisa terbilang cukup. Tidak disangka, Owen hanya butuh beberapa saat untuk membantunya menerobos, bahkan membuatnya langsung menerobos dua tingkat. Metode ini terlalu luar bia
Alden menggebrak meja dan ekspresi di wajahnya terlihat sangat tidak senang."Ayah, begini, ini semua ulah orang yang bernama Owen. Dia yang melapor ke Grup Wijaya sehingga toko waralaba kita mengalami kerugian besar," ucap Fredi tanpa malu dan dia segera menceritakan kejadiannya secara singkat.Fredi tahu latar belakang Owen dengan sangat baik. Namun, dia tidak pernah menyangka bahwa seorang anak yatim piatu yang tidak memiliki apa-apa seperti Owen dapat memberi instruksi kepada Grup Wijaya untuk menangani bisnis waralaba kosmetik milik Grup Leonard. Fredi bahkan masih mengira Grup Wijaya marah karena dirinya menaikkan harga jual produk dengan sesuka hati dan Johan hanya mengurus bisnis tanpa mencampurkan urusan pribadi."Siapa Owen? Perusahaan kita nggak punya masalah dengannya. Kenapa dia melaporkan kita?" tanya Alden dengan serius."Dia itu mantan suami Lucy dan kami berdua punya dendam yang mendalam," jawab Fredi."Mantan suami Lucy? Pantas saja! Dari dulu kan sudah aku bilang, ka
Fredi sangat gusar dan kesan negatifnya terhadap Owen terus membayangi pikirannya."Tenang saja. Aku sendiri yang akan langsung turun tangan kali ini. Pasti nggak akan gagal! Selain itu, nggak semua masalah bisa dibereskan dengan kekerasan, kamu harus menggunakan akal juga," ucap Alden sambil menunjuk dahinya sendiri."Akal? Gimana maksudnya?" tanya Fredi yang kebingungan."Semua orang pasti punya kelemahan. Selama bisa menemukan kelemahannya, nggak peduli seberapa hebat kemampuan bela dirinya, dia pasti nggak akan berdaya!" jelas Alden dengan raut wajah penuh arti.Mata Fredi langsung terbelalak. Sebuah ide langsung melintas di benaknya dan dia berkata, "Aku tahu! Owen memang sebatang kara, tapi dia punya pacar baru-baru ini. Kalau kita memanfaatkan pacarnya, dia pasti nggak berkutik!""Bagus! Nggak sia-sia aku mendidikmu selama ini!" seru Alden sambil tertawa terbahak-bahak."Ayah, menurutku Owen nggak sesederhana yang kita pikirkan. Dia bisa menghasut Grup Wijaya untuk berurusan den