“Apa?”Begitu mendengar ucapan Yunita, Zayden dan Amelia pun tercengang.“Nona Yunita, kamu bilang aku bukan tandingan anak itu? Lelucon macam apa itu?” tanya Zayden sambil menunjuk ke arah dirinya sendiri. Kemudian, dia tertawa terbahak-bahak, seolah-olah sudah mendengar lelucon paling lucu di dunia.Zayden memang tidak tahu seberapa tinggi basis kultivasi Owen. Namun, Zayden tahu jelas bahwa Alam Augana merupakan tingkatan yang sangat sulit dicapai praktisi seni bela diri, apalagi bagi orang-orang dari kalangan generasi muda yang masa berkultivasinya masih relatif pendek.Di kalangan generasi muda Tonham Barat, para keturunan keluarga besar yang basis kultivasinya telah mencapai Alam Augana hanya Hugo, Max, dan beberapa orang lainnya. Mereka semua juga merupakan keturunan keluarga besar terkemuka yang memiliki bakat bela diri unggul.Sementara itu, Owen hanyalah seorang wakil presdir yang berstatus rendah, bukanlah keturunan keluarga besar terkemuka. Dinilai dari usia dan status Owen
“Oh, aku mengerti! Nona Yunita, kamu pasti mau melindungi anak itu, makanya kamu sengaja membual, ‘kan?” tanya Zayden.Zayden mengira Owen adalah pacar Yunita. Sekarang, Yunita malah membual dengan mengatakan bahwa basis kultivasi Owen telah mencapai tahap akhir Alam Augana. Setelah memikirkannya secara saksama, dia bisa menebak bahwa Yunita seharusnya sengaja menggertaknya demi melindungi Owen. Dengan begitu, Owen baru tidak akan terluka. Selain itu, dia tidak dapat memikirkan kemungkinan lain lagi.“Yang dikatakan Zayden benar! Basis kultivasinya sudah mencapai tahap awal Alam Augana. Selain Hugo dan Max, nggak ada seorang pun yang merupakan tandingannya. Pecundang itu tidak mungkin mampu mengalahkan Zayden! Yunita, biarpun mau memuji pacarmu, kamu juga harus tahu batasannya,” ejek Amelia.Sangat jelas bahwa Amelia juga berpikiran sama dengan Zayden. Dia mengira Yunita hanya sengaja membual demi melindungi Owen. Selain itu, dia juga belum pernah mendengar ada orang dari kalangan gene
“Nak, mati sana!”Melihat Owen yang menyambut serangannya, ada kilatan dingin yang melintasi wajah Zayden. Berhubung Owen menggunakan energi spiritual, dia tidak dapat merasakan seberapa tinggi basis kultivasi Owen. Namun, dia merasa sangat yakin kekuatan Owen yang paling tinggi baru mencapai Alam Rigana.Sekarang, Owen malah begitu arogan dan berinisiatif untuk menyambut serangannya. Ini tidak ada bedanya dengan menggali lubang kubur sendiri. Zayden tentu saja tidak akan mengampuni Owen. Begitu memikirkan hal ini, dia pun mengerahkan kekuatan penuh supaya bisa langsung mengalahkan Owen dengan satu serangan.“Dasar nggak tahu diri!” cibir Amelia. Dia juga merasa Owen bukanlah tandingan Zayden. Setelah teringat sesuatu, dia menatap Yunita dengan ekspresi yang menantang.Berhubung Yunita jauh lebih unggul darinya dalam aspek mana pun, Amelia selalu merasa cemburu pada Yunita. Dia bahkan selalu berharap bisa mengalahkan Yunita suatu hari nanti. Sekarang, kesempatannya sudah datang. Entah
“Tuan Zayden, aku sudah kasih tahu kamu dari tadi bahwa basis kultivasi Gustari sudah mencapai tahap akhir Alam Augana. Kamu bukanlah tandingannya. Tapi, kamu dan Nona Amelia malah nggak percaya! Sekarang, kalian sudah percaya, ‘kan?” ejek Yunita sambil menatap Zayden dan Amelia dengan penuh peremehan.“Ini ....”Begitu mendengar ucapan Yunita, Zayden dan Amelia segera tersadar. Sebelumnya, mereka mengira Yunita hanya ingin membela Owen sehingga sengaja membual. Sekarang, Owen malah mampu melukai Zayden yang basis kultivasinya telah mencapai tahap awal Alam Augana. Itu berarti kekuatan Owen paling tidak sudah mencapai tahap menengah Alam Augana.Saat ini, Zayden dan Amelia akhirnya mengerti bahwa Yunita bukan sedang membual untuk melindungi Owen. Hanya saja, mereka terlalu sok tahu dan merendahkan kemampuan Owen.“Sial! Kenapa jadi begini ....”Setelah tersadar dari keterkejutan masing-masing, ekspresi Zayden dan Amelia terlihat sangat suram. Mereka benar-benar tidak mengerti kenapa Ow
“Nggak mau? Oke, nggak masalah. Aku sudah kasih kamu kesempatan. Berhubung kamu nggak mau menghargainya, jangan salahkan aku lagi!” ujar Owen sambil tersenyum sinis. Ada aura membunuh yang melintasi matanya.“A ... apa maumu?” Saat merasakan aura membunuh yang dipancarkan Owen, firasat buruk tiba-tiba menyelinap dalam hati Zayden.“Berhubung kamu nggak bersedia minta maaf, apa lagi guna kedua kakimu itu? Aku akan tunjukkan belas kasihan dengan ‘membantu’ kamu melumpuhkan kedua kaki itu!” jawab Owen dengan dingin. Kemudian, dia hendak langsung menendang kaki Zayden.“Apa? Co ... coba saja kalau berani!” Begitu mendengar ucapan Owen, Zayden langsung ketakutan. Namun, setelah teringat sesuatu, dia pun kembali tenang.“Nak, nggak usah menakut-nakutiku! Kuperingati kamu, Keluarga Kusnadi itu keluarga besar terkemuka di Tonham Barat. Pecundang sepertimu nggak mungkin mampu menyinggung keluargaku. Kalau kamu berani melukaiku, Keluarga Kusnadi nggak akan mengampunimu!” ancam Zayden.Zayden tah
“Gustari, tunggu dulu!”Melihat situasi ini, Yunita juga merasa terkejut. Setelah ragu sejenak, dia buru-buru berseru untuk menghentikan Owen. Dia tahu jelas situasi mengenai Owen yang tidak memiliki fondasi kekuatan di Tonham Barat.Di sisi lain, Keluarga Kusnadi dan Keluarga Linjaya adalah keluarga besar terkemuka di Tonham Barat, juga memiliki banyak ahli yang sudah mencapai Alam Tigana. Owen yang hanyalah seorang petarung tahap akhir Alam Augana tidak mungkin bisa melawan petarung Alam Tigana.Jika Owen benar-benar melumpuhkan kedua kaki Zayden dan menyinggung Keluarga Kusnadi karena amarah sejanak, hal itu tidak akan menguntungkan Owen. Setelah memikirkan hal ini, Yunita pun ingin membujuk Owen untuk membiarkan Zayden dan Amelia pergi.Masalahnya, Zayden dan Amelia bukan hanya sudah bersikap sangat arogan, juga sama sekali tidak menyadari kesalahan mereka sampai sekarang. Hal ini sudah sepenuhnya membuat Owen marah. Meskipun membujuk Owen, Owen belum tentu bersedia melepaskan mer
“Ternyata cuma seorang wakil presdir dari perusahaan kecil. Nak, beraninya kamu melukai putraku! Hari ini, kamu harus beri tanggung jawab yang memuaskan bagi Keluarga Kusnadi!” seru Andre dengan marah setelah mendengar penjelasan Amelia.Awalnya, Andre mengira Owen merupakan keturunan salah satu keluarga besar di Tonham Barat. Jika Owen dan Zayden hanya berselisih karena masalah sepele, dia tentu saja tidak bisa ikut campur dalam masalah junior dari kalangan generasi muda. Oleh karena itu, dia tidak langsung bertindak gegabah.Setelah mengetahui Owen bukanlah keturunan keluarga besar, tetapi berani melawan Keluarga Kusnadi dan melukai Zayden, Andre tentu saja merasa sangat marah.“Pak Andre, asal kamu tahu, jelas-jelas Tuan Zayden dan Nona Amelia yang terlebih dahulu menindas Gustari dengan mengandalkan kekuasaan mereka. Tapi, kamu malah langsung menyalahkan Owen tanpa mencari tahu dengan jelas dulu akar permasalahannya. Mana boleh kamu berbuat begitu!” ujar Yunita dengan tidak senang.
“Pak Andre, aku sudah bilang dengan sangat jelas. Kali ini, Zayden dan Amelia yang terlebih dahulu menindas Gustari. Kamu bukannya menegur mereka, malah ingin Gustari mematahkan sebelah lengannya sebagai bentuk permintaan maaf? Apa kamu nggak merasa kamu sangat keterlaluan?” ujar Yunita dengan marah.“Memangnya kenapa kalau aku keterlaluan? Dia sudah melukai Zayden dan aku hanya menyuruhnya untuk patahkan sebelah lengannya. Permintaanku itu sudah sangat menghormati Keluarga Meriya!” jawab Andre dengan dingin.Jika Owen adalah keturunan Keluarga Meriya atau keluarga besar terkemuka lain, Andre tidak mungkin melakukan apa-apa terhadap Owen karena latar belakang keluarganya. Namun, Owen hanyalah seorang wakil presdir yang berstatus rendah. Dia tentu saja tidak akan membiarkan pecundang seperti Owen merendahkan Keluarga Kusnadi.“Kamu ....”Yunita merasa sangat marah, tetapi juga tidak berdaya. Meskipun dia adalah putri Keluarga Meriya yang statusnya tinggi, dia tetap hanyalah seorang juni