Keesokan paginya, di hotel bintang lima.Setelah bangun, Owen pun mandi dan sikat gigi.Tok! Tok! Tok! Tepat pada saat ini, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu.“Siapa?” tanya Owen secara refleks. Sejak insiden kelompok Zavier yang menyerangnya semalam, dia pun meningkatkan kewaspadaannya karena curiga Tirta dan Max akan mengutus orang untuk menyerangnya lagi.“Gustari, ini aku!” Terdengar suara merdu Yunita dari luar kamar.“Ternyata Nona Yunita ...,” gumam Owen sambil tersenyum. Dia merasa dirinya sudah berpikir kejauhan. Setelah itu, dia pun membuka pintu kamar dan mempersilakan Yunita untuk masuk.“Gustari, kenapa kamu tiba-tiba ganti kamar?” tanya Yunita dengan bingung. Saat tiba di hotel, dia sempat mencari Owen di kamar sebelumnya. Berhubung tidak menemukan Owen, dia pun bertanya pada pelayan hotel dan baru tahu bahwa Owen telah pindah kamar.“Oh, semalam, ada beberapa penjahat kecil yang menyerangku. Waktu bertarung, ada banyak perabot di kamarku yang rusak. Jadi, aku minta
“Oh, bukan karena hal penting kok. Aku hanya punya beberapa pertanyaan ...,” jawab Yunita dengan agak cuek. Kali ini, dia datang mencari Owen karena disuruh oleh Hugo.Hugo menyuruh Yunita untuk berada di sisi Owen selama mungkin dalam beberapa hari ini supaya bisa mencegah Owen memberikan kesempatan kerja sama kepada Keluarga Songadi. Namun, Yunita tidak mungkin mengatakan hal ini kepada Owen. Jadi, dia hanya bisa menjawab secara asal.“Pertanyaan apa?” tanya Owen secara refleks.“Aku mau tanya beberapa pertanyaan tentang Owen ...,” jawab Yunita.Yunita tidak tahu Gustari sebenarnya adalah Owen. Kali ini, selain membantu Hugo mengawasi Owen dan membantu Keluarga Meriya mendapatkan kerja sama dengan Grup Ora, dia juga ingin menanyakan tentang Owen kepada Gustari. Sebab, rasa penasarannya terhadap Owen yang begitu berbakat dan kuat sudah makin besar.“Kamu mau tanya soal Owen?” tanya Owen dengan ekspresi yang agak canggung. Dia tidak tahu harus bagaimana menjawabnya. Bagaimanapun juga,
“Nggak! O ... Owen masih begitu muda. Mana mungkin basis kultivasinya sudah mencapai tahap akhir Alam Tigana!” bantah Owen sambil menggeleng.Lagi pula, kata-kata Owen ini memang benar. Meskipun kekuatan keseluruhannya sudah mencapai tahap akhir Alam Tigana, basis kultivasi aslinya baru mencapai sekitar tahap akhir Alam Augana. Ditambah dengan memang lumayan rendah hati, dia tidak berani menyebut dirinya sebagai petarung tahap akhir Alam Tigana.“Nggak? Nggak mungkin! Kalau basis kultivasi Owen belum mencapai tahap akhir Alam Tigana, mana mungkin dia bisa membunuh Raja Iblis dan membuat Rusli terluka parah?” tanya Yunita dengan heran.Tadi, Gustari jelas-jelas sudah mengakui bahwa memang Owen yang membunuh Raja Iblis dan membuat Rusli terluka parah. Namun, Gustari malah mengatakan bahwa basis kultivasi Owen masih belum mencapai tahap akhir Alam Tigana. Kata-kata ini sangat berlawanan dengan ucapan sebelumnya sehingga Yunita merasa bingung.“Oh, begini. Owen lumayan beruntung dan pernah
“Oh, begitu ....” Setelah mengetahui ranah pedang Owen itu sudah habis, Yunita mau tak mau merasa agak kecewa, tetapi juga tidak berdaya. Dia pun lanjut bertanya, “Oh iya, seberapa tinggi basis kultivasi Owen?”Meskipun telah mengetahui bahwa Owen mampu membunuh Raja Iblis dan melukai Rusli karena mengandalkan kekuatan ranah pedang, Owen yang berani bertarung melawan Raja Iblis dan Rusli pasti juga memiliki basis kultivasi yang tinggi. Yunita merasa basis kultivasi Owen seharusnya juga sudah mencapai Alam Tigana.Berhubung tidak dapat menyaksikan kehebatan ranah pedang lagi, Yunita sangat ingin bertemu dengan Owen yang merupakan tokoh hebat untuk memuaskan rasa penasarannya.“Basis kultivasinya kurang lebih sama denganku,” jawab Owen dengan cuek.“Kurang lebih sama denganmu? Mana mungkin! Kamu pasti hanya asal bicara!” bantah Yunita sambil memelototi Gustari.Yunita tahu bahwa basis kultivasi Gustari juga cukup tinggi dan sudah mencapai tahap akhir Alam Augana. Namun, Gustari adalah ba
Di sebuah pusat barang antik di Tonham Barat.Royal Jade merupakan toko batu giok paling besar di pusat barang antik ini. Dekorasi toko ini sangat mewah. Toko ini menjual berbagai macam perhiasan, batu giok, dan sebagainya.Setelah tiba, Owen dan Yunita terlebih dahulu berjalan-jalan ke sekeliling pusat barang antik sebelum masuk ke Royal Jade.Pada saat ini, berhubung masih pagi, toko ini masih belum ramai dan mungkin hanya ada belasan pelanggan. Namun, ada cukup banyak orang di wilayah judi batu. Di antaranya, ada penjudi batu profesional dan berpengalaman, pedagang batu giok, dan sebagainya.Setelah masuk ke aula utama, Owen hanya melirik sekilas wilayah judi batu. Dia memang dapat merasakan energi spiritual yang terkandung dalam batu giok mentah. Tidak ada yang bisa menandingi kemampuannya dalam memilih batu giok mentah bagus. Namun, judi batu terlalu menghabiskan waktu dan tenaga.Selain itu, Owen juga sudah tidak kekurangan uang. Dia tidak perlu lagi memanfaatkan judi batu untuk
“Mbak, tolong perlihatkan batu giok kaca itu dong!” kata Owen sambil menunjuk ke salah satu batu giok yang terletak dalam lemari pajangan.“Oke,” jawab karyawan wanita itu. Kemudian, dia mengeluarkan batu giok yang ditunjuk Owen dan memberikannya pada Owen.Owen menerima batu giok itu, lalu mengamatinya untuk sesaat. Batu giok ini memiliki ukiran seekor elang. Meskipun pengerjaannya cukup bagus, gambar dan polanya masih kurang indah. Dari tampilannya, giok ini terlihat sangat biasa.Namun, Owen membeli batu giok hanya untuk mendirikan formasi, bukan untuk dipakai sendiri atau dihadiahkan kepada orang lain. Dia tidak peduli pada gambar dan polanya. Terlebih lagi, ukuran batu giok elang ini sangat cocok untuk dijadikan inti formasi.Kemudian, Owen pun mengaktifkan energinya untuk merasakan batu giok itu. Energi spiritual yang terkandung di dalamnya sangat kaya dan sudah lebih dari cukup untuk dijadikan inti formasi. Jadi, dia merasa sangat puas.“Mbak, berapa harga batu giok elang ini?”
“Yunita, lama nggak jumpa!” sapa Zayden. Kemudian, dia menatap paras cantik Yunita dengan mata berbinar. Tanpa disadarinya, ada kilatan kekaguman dan sedikit perasaan lain yang melintasi matanya.Yunita dijuluki sebagai wanita tercantik di Tonham Barat, juga merupakan wanita idaman para keturunan keluarga besar nan kaya. Zayden juga tidak terkecuali. Dia sudah menyukai Yunita dari dulu dan pernah mengejar Yunita cukup lama.Sayangnya, Yunita memiliki standar yang terlalu tinggi dan sudah berulang kali menolak Zayden secara jelas sehingga Zayden sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk mengejarnya lagi. Selain itu, Max juga mengejar Yunita. Baik dari latar belakang keluarga maupun basis kultivasi, Zayden masih kalah dari Max. Oleh karena itu, Zayden mau tak mau berhenti mengejar Yunita, lalu mulai mengejar Amelia. Pada akhirnya, dia berhasil mendapatkan Amelia.Hanya saja, orang-orang selalu merasa bahwa apa yang tidak dapat didapatkannya adalah yang terbaik. Meskipun sudah menjadi
“Nona Yunita, siapa yang ada di sisimu ini?” tanya Amelia sambil menatap Owen dengan bingung. Berhubung Owen terlihat asing, dia tidak tahu siapa itu Owen.“Oh, dia ini Gustari, wakil presdir Grup Ora ...,” jawab Yunita.Yunita sangat jarang berinteraksi dengan Amelia. Jadi, hubungan mereka sangat biasa. Awalnya, dia tidak berencana untuk meladeni Amelia. Namun, berhubung Amelia berinisiatif untuk berbasa-basi dengannya, dia mau tak mau juga harus bersikap sopan.“Wakil presdir Grup Ora? Nggak pernah dengar!”Amelia dan Zayden saling memandang dengan bingung. Di acara bisnis yang diadakan Spencer sebelumnya, ada banyak keturunan keluarga besar yang pernah bertemu dengan Owen, juga tahu manfaat pil yang dijual Grup Ora. Namun, Zayden dan Amelia tidak datang ke acara bisnis itu.Terutama Zayden. Basis kultivasinya baru menerobos mencapai tahap awal Alam Augana setahun yang lalu dan masih berjarak sangat jauh dari tahap menengah Alam Augana. Untuk sementara, dia masih tidak perlu membeli