“Oh, begitu ....” Setelah mengetahui ranah pedang Owen itu sudah habis, Yunita mau tak mau merasa agak kecewa, tetapi juga tidak berdaya. Dia pun lanjut bertanya, “Oh iya, seberapa tinggi basis kultivasi Owen?”Meskipun telah mengetahui bahwa Owen mampu membunuh Raja Iblis dan melukai Rusli karena mengandalkan kekuatan ranah pedang, Owen yang berani bertarung melawan Raja Iblis dan Rusli pasti juga memiliki basis kultivasi yang tinggi. Yunita merasa basis kultivasi Owen seharusnya juga sudah mencapai Alam Tigana.Berhubung tidak dapat menyaksikan kehebatan ranah pedang lagi, Yunita sangat ingin bertemu dengan Owen yang merupakan tokoh hebat untuk memuaskan rasa penasarannya.“Basis kultivasinya kurang lebih sama denganku,” jawab Owen dengan cuek.“Kurang lebih sama denganmu? Mana mungkin! Kamu pasti hanya asal bicara!” bantah Yunita sambil memelototi Gustari.Yunita tahu bahwa basis kultivasi Gustari juga cukup tinggi dan sudah mencapai tahap akhir Alam Augana. Namun, Gustari adalah ba
Di sebuah pusat barang antik di Tonham Barat.Royal Jade merupakan toko batu giok paling besar di pusat barang antik ini. Dekorasi toko ini sangat mewah. Toko ini menjual berbagai macam perhiasan, batu giok, dan sebagainya.Setelah tiba, Owen dan Yunita terlebih dahulu berjalan-jalan ke sekeliling pusat barang antik sebelum masuk ke Royal Jade.Pada saat ini, berhubung masih pagi, toko ini masih belum ramai dan mungkin hanya ada belasan pelanggan. Namun, ada cukup banyak orang di wilayah judi batu. Di antaranya, ada penjudi batu profesional dan berpengalaman, pedagang batu giok, dan sebagainya.Setelah masuk ke aula utama, Owen hanya melirik sekilas wilayah judi batu. Dia memang dapat merasakan energi spiritual yang terkandung dalam batu giok mentah. Tidak ada yang bisa menandingi kemampuannya dalam memilih batu giok mentah bagus. Namun, judi batu terlalu menghabiskan waktu dan tenaga.Selain itu, Owen juga sudah tidak kekurangan uang. Dia tidak perlu lagi memanfaatkan judi batu untuk
“Mbak, tolong perlihatkan batu giok kaca itu dong!” kata Owen sambil menunjuk ke salah satu batu giok yang terletak dalam lemari pajangan.“Oke,” jawab karyawan wanita itu. Kemudian, dia mengeluarkan batu giok yang ditunjuk Owen dan memberikannya pada Owen.Owen menerima batu giok itu, lalu mengamatinya untuk sesaat. Batu giok ini memiliki ukiran seekor elang. Meskipun pengerjaannya cukup bagus, gambar dan polanya masih kurang indah. Dari tampilannya, giok ini terlihat sangat biasa.Namun, Owen membeli batu giok hanya untuk mendirikan formasi, bukan untuk dipakai sendiri atau dihadiahkan kepada orang lain. Dia tidak peduli pada gambar dan polanya. Terlebih lagi, ukuran batu giok elang ini sangat cocok untuk dijadikan inti formasi.Kemudian, Owen pun mengaktifkan energinya untuk merasakan batu giok itu. Energi spiritual yang terkandung di dalamnya sangat kaya dan sudah lebih dari cukup untuk dijadikan inti formasi. Jadi, dia merasa sangat puas.“Mbak, berapa harga batu giok elang ini?”
“Yunita, lama nggak jumpa!” sapa Zayden. Kemudian, dia menatap paras cantik Yunita dengan mata berbinar. Tanpa disadarinya, ada kilatan kekaguman dan sedikit perasaan lain yang melintasi matanya.Yunita dijuluki sebagai wanita tercantik di Tonham Barat, juga merupakan wanita idaman para keturunan keluarga besar nan kaya. Zayden juga tidak terkecuali. Dia sudah menyukai Yunita dari dulu dan pernah mengejar Yunita cukup lama.Sayangnya, Yunita memiliki standar yang terlalu tinggi dan sudah berulang kali menolak Zayden secara jelas sehingga Zayden sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk mengejarnya lagi. Selain itu, Max juga mengejar Yunita. Baik dari latar belakang keluarga maupun basis kultivasi, Zayden masih kalah dari Max. Oleh karena itu, Zayden mau tak mau berhenti mengejar Yunita, lalu mulai mengejar Amelia. Pada akhirnya, dia berhasil mendapatkan Amelia.Hanya saja, orang-orang selalu merasa bahwa apa yang tidak dapat didapatkannya adalah yang terbaik. Meskipun sudah menjadi
“Nona Yunita, siapa yang ada di sisimu ini?” tanya Amelia sambil menatap Owen dengan bingung. Berhubung Owen terlihat asing, dia tidak tahu siapa itu Owen.“Oh, dia ini Gustari, wakil presdir Grup Ora ...,” jawab Yunita.Yunita sangat jarang berinteraksi dengan Amelia. Jadi, hubungan mereka sangat biasa. Awalnya, dia tidak berencana untuk meladeni Amelia. Namun, berhubung Amelia berinisiatif untuk berbasa-basi dengannya, dia mau tak mau juga harus bersikap sopan.“Wakil presdir Grup Ora? Nggak pernah dengar!”Amelia dan Zayden saling memandang dengan bingung. Di acara bisnis yang diadakan Spencer sebelumnya, ada banyak keturunan keluarga besar yang pernah bertemu dengan Owen, juga tahu manfaat pil yang dijual Grup Ora. Namun, Zayden dan Amelia tidak datang ke acara bisnis itu.Terutama Zayden. Basis kultivasinya baru menerobos mencapai tahap awal Alam Augana setahun yang lalu dan masih berjarak sangat jauh dari tahap menengah Alam Augana. Untuk sementara, dia masih tidak perlu membeli
“Bukan, kalian salah paham. Aku ini cuma teman Nona Yunita, bukan pacarnya,” jawab Owen dengan acuh tak acuh. Dia segera mengklarifikasi hubungannya dengan Yunita.“Kenapa? Apa kamu merasa sangat malu dengan menjadi pacarku atau kamu rasa aku nggak layak mendampingimu?” tanya Yunita dengan ekspresi muram.Sebagai wanita tercantik di Tonham Barat, ada banyak keturunan keluarga besar yang mengejar Yunita dan bermimpi untuk menjadi pacarnya. Namun, saat orang-orang salah paham pada hubungan mereka, Owen selalu buru-buru mengklarifikasi hubungan mereka. Yunita pun merasa seolah-olah dirinya tidak layak mendampingi Owen. Ini juga merupakan semacam “penghinaan” baginya. Dengan sikapnya yang arogan, dia mau tak mau merasa marah karena malu. Jadi, dia tentu saja tidak akan bersikap baik terhadap Owen.“Aku ....”Owen pun dikejutkan oleh reaksi Yunita. Dia memang bukan pacar Yunita dan yang dikatakannya adalah kenyataan. Jadi, dia tidak tahu kenapa Yunita tiba-tiba marah. Namun, setelah mengha
“Emm, aku ....”Begitu mendengar pertanyaan karyawan wanita itu, Owen baru teringat dia masih belum membayar. Saat dia hendak menjawab, Amelia tiba-tiba menyela, “Zayden, batu giok elang itu lumayan bagus dan cocok denganmu ....”Begitu melihat batu giok elang itu, Amelia buru-buru menarik Zayden mendekat. Dia bertanya, “Mbak, berapa harga batu giok elang ini?”“Harganya 27,6 miliar,” jawab karyawan itu secara refleks.“Harganya 27,6 miliar? Nggak termasuk mahal-mahal banget! Kami mau batu giok elang ini!” seru Amelia. Tadi, dia mendengar jelas pertanyaan karyawan itu kepada Owen. Jadi, dia bisa menebak bahwa Owen dan Yunita seharusnya ingin membeli batu giok itu.Amelia pada dasarnya memang ingin mengejek Yunita karena mendapatkan pacar yang statusnya begitu rendah supaya Yunita merasa malu. Namun, Yunita sama sekali tidak terpengaruh dan malah langsung balik mengejeknya hingga dia tidak bisa berkata-kata. Hal ini membuatnya merasa sangat kesal. Oleh karena itu, dia berencana untuk me
“Nona, Tuan ini duluan bilang mau beli batu giok ini. Aku nggak bisa menjualnya kepadamu. Harap kamu mengerti,” ujar karyawan wanita itu sambil memaksakan seulas senyum. Dia masih bersikap sopan terhadap Amelia dan berharap Amelia tidak lanjut berbuat onar.“Memangnya kenapa kalau dia duluan bilang mau beli? Bukannya dia belum bayar? Selama dia belum bayar, aku masih punya hak untuk membelinya!” dengus Amelia. Dia masih tetap bersikap arogan dan tidak berniat untuk menyerah.“Tapi ....” Karyawan wanita itu pun terdiam. Meskipun Amelia sedang berdalih, kata-kata Amelia memang benar. Berhubung Owen masih belum membayar, dia juga tidak bisa membantah.“Nona Amelia, apa maksudmu ini? Kamu jelas-jelas tahu Gustari mau beli batu giok ini, tapi kamu malah sengaja mengacau! Apa kamu nggak rasa perbuatanmu agak keterlaluan?” tegur Yunita dengan ekspresi kesal.Yunita tahu jelas bahwa Amelia ingin menargetinya, makanya dia sengaja merebut batu giok yang ingin dibeli Owen. Berhubung Amelia sudah