“Yunita, lama nggak jumpa!” sapa Zayden. Kemudian, dia menatap paras cantik Yunita dengan mata berbinar. Tanpa disadarinya, ada kilatan kekaguman dan sedikit perasaan lain yang melintasi matanya.Yunita dijuluki sebagai wanita tercantik di Tonham Barat, juga merupakan wanita idaman para keturunan keluarga besar nan kaya. Zayden juga tidak terkecuali. Dia sudah menyukai Yunita dari dulu dan pernah mengejar Yunita cukup lama.Sayangnya, Yunita memiliki standar yang terlalu tinggi dan sudah berulang kali menolak Zayden secara jelas sehingga Zayden sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk mengejarnya lagi. Selain itu, Max juga mengejar Yunita. Baik dari latar belakang keluarga maupun basis kultivasi, Zayden masih kalah dari Max. Oleh karena itu, Zayden mau tak mau berhenti mengejar Yunita, lalu mulai mengejar Amelia. Pada akhirnya, dia berhasil mendapatkan Amelia.Hanya saja, orang-orang selalu merasa bahwa apa yang tidak dapat didapatkannya adalah yang terbaik. Meskipun sudah menjadi
“Nona Yunita, siapa yang ada di sisimu ini?” tanya Amelia sambil menatap Owen dengan bingung. Berhubung Owen terlihat asing, dia tidak tahu siapa itu Owen.“Oh, dia ini Gustari, wakil presdir Grup Ora ...,” jawab Yunita.Yunita sangat jarang berinteraksi dengan Amelia. Jadi, hubungan mereka sangat biasa. Awalnya, dia tidak berencana untuk meladeni Amelia. Namun, berhubung Amelia berinisiatif untuk berbasa-basi dengannya, dia mau tak mau juga harus bersikap sopan.“Wakil presdir Grup Ora? Nggak pernah dengar!”Amelia dan Zayden saling memandang dengan bingung. Di acara bisnis yang diadakan Spencer sebelumnya, ada banyak keturunan keluarga besar yang pernah bertemu dengan Owen, juga tahu manfaat pil yang dijual Grup Ora. Namun, Zayden dan Amelia tidak datang ke acara bisnis itu.Terutama Zayden. Basis kultivasinya baru menerobos mencapai tahap awal Alam Augana setahun yang lalu dan masih berjarak sangat jauh dari tahap menengah Alam Augana. Untuk sementara, dia masih tidak perlu membeli
“Bukan, kalian salah paham. Aku ini cuma teman Nona Yunita, bukan pacarnya,” jawab Owen dengan acuh tak acuh. Dia segera mengklarifikasi hubungannya dengan Yunita.“Kenapa? Apa kamu merasa sangat malu dengan menjadi pacarku atau kamu rasa aku nggak layak mendampingimu?” tanya Yunita dengan ekspresi muram.Sebagai wanita tercantik di Tonham Barat, ada banyak keturunan keluarga besar yang mengejar Yunita dan bermimpi untuk menjadi pacarnya. Namun, saat orang-orang salah paham pada hubungan mereka, Owen selalu buru-buru mengklarifikasi hubungan mereka. Yunita pun merasa seolah-olah dirinya tidak layak mendampingi Owen. Ini juga merupakan semacam “penghinaan” baginya. Dengan sikapnya yang arogan, dia mau tak mau merasa marah karena malu. Jadi, dia tentu saja tidak akan bersikap baik terhadap Owen.“Aku ....”Owen pun dikejutkan oleh reaksi Yunita. Dia memang bukan pacar Yunita dan yang dikatakannya adalah kenyataan. Jadi, dia tidak tahu kenapa Yunita tiba-tiba marah. Namun, setelah mengha
“Emm, aku ....”Begitu mendengar pertanyaan karyawan wanita itu, Owen baru teringat dia masih belum membayar. Saat dia hendak menjawab, Amelia tiba-tiba menyela, “Zayden, batu giok elang itu lumayan bagus dan cocok denganmu ....”Begitu melihat batu giok elang itu, Amelia buru-buru menarik Zayden mendekat. Dia bertanya, “Mbak, berapa harga batu giok elang ini?”“Harganya 27,6 miliar,” jawab karyawan itu secara refleks.“Harganya 27,6 miliar? Nggak termasuk mahal-mahal banget! Kami mau batu giok elang ini!” seru Amelia. Tadi, dia mendengar jelas pertanyaan karyawan itu kepada Owen. Jadi, dia bisa menebak bahwa Owen dan Yunita seharusnya ingin membeli batu giok itu.Amelia pada dasarnya memang ingin mengejek Yunita karena mendapatkan pacar yang statusnya begitu rendah supaya Yunita merasa malu. Namun, Yunita sama sekali tidak terpengaruh dan malah langsung balik mengejeknya hingga dia tidak bisa berkata-kata. Hal ini membuatnya merasa sangat kesal. Oleh karena itu, dia berencana untuk me
“Nona, Tuan ini duluan bilang mau beli batu giok ini. Aku nggak bisa menjualnya kepadamu. Harap kamu mengerti,” ujar karyawan wanita itu sambil memaksakan seulas senyum. Dia masih bersikap sopan terhadap Amelia dan berharap Amelia tidak lanjut berbuat onar.“Memangnya kenapa kalau dia duluan bilang mau beli? Bukannya dia belum bayar? Selama dia belum bayar, aku masih punya hak untuk membelinya!” dengus Amelia. Dia masih tetap bersikap arogan dan tidak berniat untuk menyerah.“Tapi ....” Karyawan wanita itu pun terdiam. Meskipun Amelia sedang berdalih, kata-kata Amelia memang benar. Berhubung Owen masih belum membayar, dia juga tidak bisa membantah.“Nona Amelia, apa maksudmu ini? Kamu jelas-jelas tahu Gustari mau beli batu giok ini, tapi kamu malah sengaja mengacau! Apa kamu nggak rasa perbuatanmu agak keterlaluan?” tegur Yunita dengan ekspresi kesal.Yunita tahu jelas bahwa Amelia ingin menargetinya, makanya dia sengaja merebut batu giok yang ingin dibeli Owen. Berhubung Amelia sudah
“Ide bagus! Aku tawar 40 miliar!” tambah Zayden.Pemikiran Zayden kurang lebih sama dengan Amelia. Dia juga merasa Owen hanyalah seorang wakil presdir yang statusnya rendah. Jadi, dia sama sekali tidak takut pada Owen. Selain itu, harga batu giok elang ini pada dasarnya sudah mahal. Namun, Owen bersedia menghabiskan puluhan miliar untuk membelinya. Ditambah dengan salah paham bahwa Owen adalah pacarnya Yunita dan Yunita juga menemani Owen datang ke toko batu giok pagi-pagi begini, Zayden pun mengira Owen ingin membeli batu giok ini untuk Yunita supaya bisa menyenangkan Yunita.Berhubung masih menaruh perasaan pada Yunita, Zayden tentu saja tidak akan membiarkan Owen berhasil membeli batu giok elang itu.“Mau bersaing denganku? Menarik juga! Aku tawar 60 miliar!” dengus Owen.Dengan kemampuan Grup Ora dan Grup Ratu Kosmetik menghasilkan uang, Owen yang merupakan direktur utama kedua perusahaan sama sekali tidak kekurangan uang. Amelia dan Zayden tidak mungkin bisa mengalahkannya dan me
“Ya sudah, kalian menang. Berhubung kalian sangat suka sama batu giok itu, aku akan mengalah,” jawab Owen dengan acuh tak acuh.“Mengalah? Nak, nggak usah sok hebat! Kamu nggak mampu bersaing denganku untuk menawar lebih tinggi. Itu namanya bukan mengalah!” ejek Zayden. Namun, dia diam-diam merasa lega. Bagaimanapun juga, 120 miliar sudah jauh melebihi harga awal batu giok elang itu. Jika Owen lanjut menawar, dia mungkin harus menyerah.Untungnya, Owen sepertinya sudah mencapai limitnya dan akhirnya mengalah. Pada akhirnya, dia tetap berhasil mengalahkan Owen.“Benar! Cuma seorang wakil presdir juga berani bersaing dengan kami! Dasar nggak tahu diri!” ejek Amelia, seolah-olah dirinya sangat hebat.“Bodohnya benar-benar sudah nggak ketolong!” cibir Yunita setelah melihat tampang sombong Zayden dan Amelia.Yunita tahu jelas mengenai situasi Owen dan Grup Ora. Saat di acara bisnis yang diadakan Spencer sebelumnya, Owen pernah mengalahkan keturunan keluarga besar lain dan menghabiskan 4 tr
“Emm, aku nggak mau lagi. Mbak, kamu jual saja batu giok elang ini pada mereka,” jawab Owen sambil menggeleng.Owen sebenarnya sudah menerima isyarat dari karyawan wanita itu dan memahami maksudnya. Karyawan wanita itu ingin dia lanjut menawar, tetapi akan menjual batu giok itu kepadanya sesuai harga awal secara pribadi.Namun, Owen ingin membeli batu giok hanya untuk mendirikan formasi. Dia sama sekali tidak mementingkan pola maupun model. Jadi, dia juga tidak harus membeli batu giok elang ini. Berhubung Zayden dan Amelia bersikeras ingin menjadi orang bodoh, dia juga tidak akan mencegah mereka.“Umm ... oke deh.”Berhubung Owen sudah menunjukkan dengan jelas bahwa dia tidak menginginkan batu giok itu lagi, karyawan wanita itu juga tidak berdaya. Kemudian, dia hanya bisa membungkus batu giok itu dan menjualnya dengan harga 120 miliar kepada Zayden.“Gustari, ayo kita pilih batu giok lain!” ujar Yunita sambil menarik lengan Owen. Saat Zayden dan Amelia sedang membayar batu giok elang i