Bugh! Bugh! Bugh!Selagi lawannya sedang tidak fokus, Owen melancarkan beberapa jurus berturut-turut. Sebuah pukulan langsung memukul mundur salah seorang lawan yang berdiri paling depan. Kemudian, dia berbalik dan menendang seorang lawan yang lain. Dalam sekejap, dia berhasil menghancurkan kepungan lawan.Sisa dua orang yang lain sudah menyadari situasi yang gawat itu, lalu bergegas mundur beberapa langkah sehingga berhasil menghindari serangan Owen.Saat ini, pria yang memimpin yang menderita cedera parah akhirnya sudah bangkit dengan kesulitan. Saat melihat situasi mulai berubah, dia tahu bahwa dia tidak akan mendapatkan keuntungan apa pun jika terus bertarung dengan Owen.Dengan kemampuan Owen yang sudah melampaui tahap awal Alam Sigana, keempat bawahannya sama sekali tidak mungkin bisa melawan Owen."Bocah, aku sudah mengingatmu. Aku pasti akan membalas dendam hari ini sepuluh kali lipat! Ayo kita pergi!" Pria yang memimpin itu memelototi Owen dengan kejam, lalu menurunkan perinta
“Teman? Benar, apa yang kamu bilang benar. Kita itu teman!” Yura terkejut sejenak, lalu baru menyunggingkan senyum memesona dan elegan.Keluarga Suwanto sangat kaya dan berkuasa, sedangkan Yura adalah nona besar Keluarga Suwanto dan juga memiliki paras yang sangat cantik. Oleh karena itu, dia tentu saja tidak kekurangan pemuja. Namun, dia tidak mempunyai banyak teman dekat. Meskipun ada, sebagian besar juga hanya berteman dengannya karena latar belakangnya.Akan tetapi, Owen berbeda. Dia memiliki keterampilan medis yang tinggi, juga sudah menyembuhkan nenek Yura tanpa mengharapkan imbalan apa pun. Bukan hanya begitu, tadi Owen juga sudah melindungi Yura mati-matian. Meskipun tahu dirinya tidak mungkin menang menghadapi sekelompok orang itu, dia tetap tidak meninggalkan Yura dan melarikan diri sendiri.Owen benar-benar memiliki karakter yang sangat baik tidak peduli dalam aspek apa pun. Jadi, Yura sudah menganggap Owen sebagai temannya. Setelah itu, Yura pun menelepon kakeknya dan menc
Kian dan anak buahnya terlihat ketakutan dan buru-buru menceritakan seluruh peristiwanya.“Siapa pemuda itu? Apa dia itu pengawal Keluarga Suwanto?” tanya pemuda itu dengan dingin. Aura yang terpancar dari tubuhnya sangat mendominasi. Saat ini, dia terlihat sangat berbeda dari pria hidung belang sebelumnya.“Mengenai itu ... aku nggak tahu ...,” jawab Kian dengan gelisah.“Gimana basis kultivasinya? Dia berada di tahap menengah atau tahap akhir Alam Sigana? Orang yang punya kekuatan setinggi itu seharusnya bukan orang nggak bernama di kalangan generasi muda!” tanya pemuda itu.Basis kultivasi Kian berada di tahap menengah Alam Sigana, apalagi Kian juga membawa empat bawahannya yang berada di puncak Alam Hogana. Jika basis kultivasi lawan mereka itu bukan di atas tahap menengah atau tahap akhir Alam Sigana, dia tidak mungkin bisa mengalahkan Kian dan kelompoknya.“Bukan dua-duanya. Basis kultivasinya cuma masih di tahap awal Alam Sigana dan masih kurang sedikit lagi untuk mencapai tahap
Setelah merasakan bahwa energi spiritual di puncak gunung sudah hampir habis, Owen merasa lumayan terkejut. Untungnya dia tidak perlu berkultivasi di Gunung Milburga. Jadi, dia juga tidak peduli meskipun energi spiritual di tempat ini sudah diserap habis. Lagi pula, energi spiritual adalah benda yang berkelanjutan. Dalam waktu 2-3 bulan, energi spiritual di puncak Gunung Milburga akan pulih kembali. Akan sangat disayangkan juga apabila energi spiritual di tempat ini tidak dimanfaatkan. Selesai mengumpulkan embun di puncak gunung, Owen pun turun dari gunung dan pulang ke rumah. Sekarang, pembelian bahan obat herbal dan pengumpulan embun sudah selesai. Masalah produksi kosmetikal juga sudah terpecahkan. Selain itu, komposisi terpenting dalam produksi kosmetikal adalah embun. Jadi, Owen berencana untuk menamai embun ini sebagai embun sukma. Kelak, embun sukma akan menjadi resep eksklusifnya, seperti banyak produk makanan dan lain-lain yang mempunyai resep eksklusif tersendiri.Dengan b
Jika mengetahui bahwa Owen melangkahi otoritasnya lagi dalam masalah pembelian, Darius pasti akan murka.“Apa yang mau kamu katakan? Kok bertele-tele banget?” Theresa menatap Owen dengan aneh karena tidak mengerti apa maksud Owen.“Begini, Grup Suwanto itu pemasok obat herbal terbesar di Jenggala. Kalau perusahaan kita perlu membeli bahan obat herbal, kita boleh langsung kerja sama dengan mereka tanpa perlu lewat Jisuka Herbal lagi ...,” jawab Owen setelah memberanikan diri. Meskipun tidak begitu menyukai Darius, Owen sudah berulang kali melangkahi otoritas Darius. Jadi, dia merasa sedikit bersalah. Jika Darius setuju untuk bekerja sama dengan Grup Suwanto, Owen akan menyerahkan kontrak yang ditandatanganinya semalam kepada Darius. Dia juga tidak keberatan membiarkan Darius mengambil semua jasanya. Dengan begitu, dia bukan hanya tidak melangkahi otoritas Darius, tetapi juga bisa mempertanggungjawabkannya pada Yura.“Gampang sekali kamu ngomongnya! Kerja sama dengan Grup Suwanto memang
“Aku bisa tunjukkin kontraknya. Tapi, aku mau kita bertaruh dulu!” ujar Owen dengan santai.“Taruhan apa?” tanya Darius.“Bukannya kamu nggak percaya aku sudah berhasil kerja sama dengan Grup Suwanto? Kalau aku bisa keluarin kontraknya, kamu jangan salahin aku ya!” Owen tahu bahwa dirinya pasti akan dirugikan setelah melangkahi otoritas Darius. Jadi, dia mau mewaspadainya dulu sebelum Darius merasa malu dan sembarangan menyalahkan dirinya.“Buat apa aku menyalahkanmu tanpa alasan? Dasar gila!” Ekspresi Darius sangat jelek. Dia mengira Owen sedang memakinya secara halus.“Oke, kamu sendiri yang bilang ya! Jangan ingkar janji!” Owen terlihat sangat senang karena sudah berhasil membuat Darius terlebih dahulu berjanji untuk tidak menyalahkannya.Darius melambaikan tangannya. Dia sudah malas berbicara omong kosong dengan Owen dan langsung bertanya, “Gimana kalau kamu nggak bisa keluarin kontraknya?”“Kamu boleh hukum aku sesuka hatimu!” jawab Owen dengan yakin.“Oke. Sepakat, ya!” Darius sa
Namun, Theresa telah mengetahui seluk beluk masalah ini dan telah memastikan bahwa Bintang Samudra Biru itu memang produk asli. Hal yang terpenting adalah Bintang Samudra Biru ini sangat berharga. Owen bukanlah orang yang kaya dan berkuasa, tetapi dia bersedia memberikan yang terbaik untuknya. Hal ini membuat Theresa yang hatinya selalu teguh mulai goyah. "Dia bukan bernasib baik, tapi hanya kebetulan beruntung," ucap Darius dengan tidak senang.Dia sempat berpikir bahwa Owen benar-benar mempunyai hubungan baik dengan Keluarga Suwanto. Namun, Darius baru menyadari bahwa Owen ternyata memiliki keberuntungan yang cukup baik karena bisa kebetulan bertemu dan mengenal Pak Indra. Di sisi lain, Owen mengabaikan perkataan Darius dan berkata, "Karena kejadian inilah aku bisa berteman dengan Pak Indra. Kemarin, aku menelepon Pak Indra dan menyampaikan kepadanya bahwa perusahaan kita mau membeli bahan obat tradisional. Dia langsung setuju untuk bekerja sama.""Oh, ternyata begitu! Kamu sudah
"Bu Theresa, kalau nggak ada urusan lain, aku akan kembali ke pabrik." Owen pamit, lalu meninggalkan kantor.Di sisi lain, Darius yang melihat kepergian Owen mengepalkan tinjunya dan ekspresinya yang kesal itu tampak mengerikan. Beberapa hari yang lalu, Owen mengambil alih tanggung jawabnya atas bagian produksi. Sekarang, Darius harus membiarkan Owen lagi. Mana mungkin dia tidak marah?"Pak Darius, kembalilah bekerja!" kata Theresa dengan santai.Lantaran Reynold telah membuat rencana untuk menjebak Owen, Theresa selalu merasa bahwa Darius juga ikut terlibat. Jadi, dia tidak memperlakukan Darius seserius sebelumnya."Bu Theresa, ada yang ingin aku sampaikan. Hanya saja aku nggak tahu harus mengatakannya atau nggak," kata Darius dengan ragu-ragu, lalu tidak mengatakan apa-apa lagi."Ada apa? Katakan saja," kata Theresa sambil mengangkat alisnya. Dia tidak dapat menebak apa rencana Darius kali ini."Bu Theresa, aku tahu kamu mau melatih Owen. Tapi, dia punya ambisi liar yang sangat besar