“Jangan!”Begitu mendengar ucapan Owen, hati Hugo langsung tenggelam. Sebagai putra sulung Keluarga Meriya dan juga orang terhebat dari kalangan muda Tonham Barat, dia memiliki kecerdasan dan kemampuan yang luar biasa. Begitu mendengar Owen hendak membeli bahan-bahan obat itu, dia bisa menebak bahwa Owen sudah berencana untuk membatalkan kerja sama dengan Keluarga Meriya. Ini bukanlah akhir yang diinginkannya.“Pak Owen, kakekku hanya dibutakan oleh keuntungan untuk sesaat. Aku harap kamu bisa memberiku sedikit waktu. Nanti, aku akan membujuknya lagi. Jangan khawatir, aku pasti bisa meyakinkan mereka untuk menyetujui kerja sama ini,” ujar Hugo dengan sikap yang sangat tulus.“Nggak usah! Hal seperti ini nggak bisa dipaksakan. Sebaiknya, kita akhiri saja masalah ini sampai di sini,” jawab Owen sambil menggeleng.“Tapi ....” Hugo masih belum menyerah. Dia masih ingin mengatakan sesuatu, tetapi malah disela oleh Owen.“Nggak ada tapi-tapian lagi. Pak Hugo, meskipun kerja sama ini nggak be
Setelah Hugo pergi, Yunita berjalan ke sisi Owen dan mengamati Owen lagi dengan tatapan yang agak aneh.“Nona Yunita, kenapa kamu menatapku seperti itu?” tanya Owen dengan bingung sambil memegang wajahnya. Tatapan aneh Yunita membuatnya merasa agak grogi.“Pak Gustari, biarpun terlihat sangat biasa, ternyata kamu bernyali juga ya. Tadi, Om Sonny dan para tetua Keluarga Meriya sudah menggunakan aura mereka untuk mengintimidasi kamu. Tapi, kamu malah tetap tenang dan sama sekali nggak terlihat takut. Ini bukanlah hal yang bisa dilakukan orang biasa,” puji Yunita.Sebenarnya, Yunita juga awalnya mengira Owen hanyalah seorang wakil presdir biasa dan agak merendahkan Owen. Saat mendiskusikan tentang kerja sama tadi, Sonny dan beberapa tetua Keluarga Meriya sempat bekerja sama untuk mengintimidasi Owen demi mendapatkan keuntungan yang lebih banyak. Namun, Owen tetap tidak tunduk dan mampu menahan aura intimidasi yang kuat itu. Hal ini pun membuatnya mau tak mau mengubah pandangannya terhadap
“Oh? Benarkah? Kalau ada kesempatan, aku benar-benar ingin bertemu dengan direktur utama kalian itu. Aku mau tahu apa dia memang sehebat kakakku!” ujar Yunita dengan tatapan membara.Hugo bukan hanya merupakan orang terhebat dari kalangan muda Tonham Barat, tetapi juga merupakan salah satu dari 13 orang yang masuk dalam Daftar Pemuda-Pemudi Unggul yang dibuat Tonham Sentral. Dia sangat unggul dalam berbagai aspek dan hampir tidak ada yang bisa menandinginya.Bagi Yunita, Hugo adalah panutan dan juga idolanya. Setidaknya, dia masih belum bertemu dengan pemuda yang mampu menandingi kakaknya. Namun, Gustari malah mengatakan bahwa Owen juga sehebat Hugo. Dia merasa kurang percaya dan makin penasaran terhadap Owen yang misterius itu. Dia sangat ingin tahu bagaimana sebenarnya sosok Owen dan apakah Owen layak dibandingkan dengan kakaknya.“Emm, kelak, kamu akan punya kesempatan untuk bertemu dengannya,” jawab Owen sambil tertawa. Ekspresinya terlihat agak aneh. Namun, dia tidak bisa memberi
“Kakek, kalian salah besar! Waktu aku bicara dengan Pak Gustari tadi, dia sepertinya sudah berencana untuk membatalkan kerja sama dengan Keluarga Meriya. Kalau kalian semua masih bersikap angkuh dan hendak mengandalkan hal ini untuk mengendalikan Grup Ora, Keluarga Meriya akan kehilangan kesempatan kerja sama yang bagus ini!” ujar Hugo setelah melihat Malik dan para tetua Keluarga Meriya masih mempertahankan pendapat mereka.Hugo sudah berinteraksi beberapa kali, juga sangat memahami situasi dan latar belakang Grup Ora. Dengan potensi perkembangan Grup Ora, Owen tidak mungkin akan memohon untuk bekerja sama dengan Keluarga Meriya, apalagi tunduk pada mereka. Hal itu tidaklah realistis.“Dia berencana untuk membatalkan kerja sama dengan Keluarga Meriya? Konyol banget! Grup Ora hanyalah sebuah perusahaan farmasi kecil yang nggak punya fondasi apa pun di Tonham Barat. Kalau mau membuka pasar di sini, mereka harus bekerja sama dengan Keluarga Meriya! Kalau nggak, mereka akan kesulitan untu
“Hugo, kamu nggak usah menakut-nakuti kami. Grup Ora hanyalah sebuah perusahaan farmasi biasa yang nggak punya fondasi apa-apa di Tonham Barat. Mana mungkin keluarga besar terkemuka lain mau bekerja sama dengan mereka? Lagian, memangnya kenapa kalau keluarga besar terkemuka lain bekerja sama dengan mereka? Pembagian keuntungan yang mereka berikan terlalu rendah. Kalau bahkan kita juga nggak terima, mana ada orang yang mau menerimanya?” cibir Sonny.“Emm, benar juga! Itu memang agak mustahil!”Setelah mendengar ucapan Sonny, Malik dan para tetua Keluarga Meriya pun menjadi jauh lebih tenang. Mereka merasa apa yang dikatakan Sonny memang beralasan.Keluarga besar terkemuka mana pun pasti akan mementingkan keuntungan keluarga mereka. Sementara itu, pembagian keuntungan yang diberikan Grup Ora terlalu rendah. Ditambah dengan tidak mendapatkan saham sedikit pun, keluarga besar terkemuka lain tidak mungkin menerima syarat itu. Jadi, Grup Ora tidak akan bisa menemukan mitra kerja sama lain de
“Ini ....”Setelah mendengar penjelasan Hugo, Malik dan para tetua Keluarga Meriya pun sepenuhnya tercengang. Sebelumnya, mereka tidak terlalu memahami situasi Grup Ora, juga meremehkan Grup Ora dan merasa pembagian dividen sebesar 20% terlalu rendah. Oleh karena itu, mereka baru tidak bersedia menerima syarat Owen.Setelah mengetahui potensi perkembangan Grup Ora dari Hugo, mereka baru menyadari bahwa Grup Ora sebenarnya jauh lebih hebat dari perkiraan mereka dan mereka terlalu merendahkan kemampuan Grup Ora.“Sembarangan! Grup Ora hanyalah sebuah perusahaan farmasi kecil. Mana mungkin mereka bisa menghasilkan keuntungan sebesar itu. Hugo, memangnya kamu punya buktinya?” dengus Sonny. Dia masih sangat meragukan ucapan Hugo.Meskipun tidak memahami situasi dan latar belakang Grup Ora, Tonham Barat dan Tonham Selatan saling berbatasan sehingga dia mengetahui informasi mengenai beberapa keluarga besar terkemuka di Tonham Selatan. Dia tahu bahwa Grup Ora bukanlah perusahaan milik keluarga
“Apa? Ayah, kenapa kamu ....”Begitu mendengar ucapan Simon, Hugo pun tercengang dan menatapnya dengan ekspresi tidak percaya. Dia tidak menyangka ayahnya akan memihak Sonny dan juga mencurigainya.Namun, sebelum sempat berpikir lebih lanjut, Simon berkata lagi, “Ayah, berhubung Sonny mau bukti, bukannya itu sangat gampang? Tonham Selatan dan Tonham Barat nggak jauh kok. Keluarga Meriya bisa mengutus beberapa orang untuk pergi mencari tahu situasi Grup Ora, lalu membuktikan apa yang dikatakan Hugo benar atau nggak.”“Apa yang dikatakan Ayah benar! Kakek, kalau kalian nggak percaya sama omonganku, utus saja orang untuk pergi menyelidiki situasi Grup Ora di Tonham Selatan. Nanti, kalian akan tahu apa yang kukatakan benar atau nggak,” ujar Hugo dengan gembira. Dia akhirnya mengerti bahwa ayahnya sebenarnya ingin membantunya.“Benar juga. Daripada bertengkar di sini dan asal menebak, lebih baik kita langsung utus beberapa orang ke Tonham Selatan untuk menyelidiki situasi dan latar belakang
Di sisi Owen.Dengan ditemani Yunita, Owen tiba di sebuah hotel bintang 5 terdekat, lalu memesan sebuah kamar presidensial. Setelah meletakkan koper, Owen menatap Yunita dan berkata, “Nona Yunita, terima kasih. Sekarang, kamu sudah boleh pulang.”“Sabar dulu. Pak Gustari, ada hal yang mau kutanyakan padamu. Malam ini, ada acara bisnis yang diadakan Spencer Wulianto. Dia mengundang banyak keturunan keluarga besar dan kaya untuk menghadiri acara itu. Apa kamu tertarik untuk pergi?” tanya Yunita dengan ragu.“Acara bisnis? Aku nggak tertarik,” jawab Owen sambil menggeleng.Meskipun tidak tahu acara bisnis apa yang dimaksud Yunita, Owen bisa menebak bahwa itu sebenarnya hanyalah sebuah pesta di mana keturunan orang kaya hadir untuk bersosialiasi atau menambah koneksi. Dia baru datang ke Tonham Barat dan tidak kenal dengan keturunan orang kaya itu. Jadi, dia tentu saja tidak tertarik untuk menghadirinya.“Jangan tolak dulu. Keluarga Wulianto itu salah satu keluarga yang berkecimpung di bida