“Nggak usah. Pak Malik, sebelum aku datang ke Tonham Barat, Pak Owen sudah menyerahkan seluruh tanggung jawab kerja sama ini padaku. Kami nggak akan bisa terima pembagian keuntungan secara rata,” jawab Owen dengan tegas.“Kalau begitu, bagaimana kamu mau membaginya?” tanya Malik dengan ekspresi muram. Dia merasa sangat tidak senang dengan Gustari yang hanyalah seorang kacung.“Kalau Keluarga Meriya bersedia bekerja sama dengan Grup Ora, pembagian keuntungannya masih sama seperti yang kukatakan sebelumnya, 80-20. Selain itu, kalian juga akan mendapat dividen perusahaan cabang Grup Ora di Tonham Barat sebesar 20%, tapi kalian nggak akan mendapatkan saham apa pun!” ujar Owen dengan lantang.Awalnya, Owen sudah berbaik hati dan berencana untuk membagi keuntungannya dengan perbandingan 70-30. Namun, Keluarga Meriya malah begitu serakah dan juga arogan. Mereka sama sekali tidak menghormati Grup Ora dan tidak menunjukkan ketulusan untuk bekerja sama. Meskipun sangat sabar, Owen juga mau tak m
“Ini ....”Setelah mendengar ucapan Hugo, Malik pun terdiam untuk sejenak. Berhubung keuntungan yang dibagi Owen terlalu rendah, dia juga merasa sangat tidak puas. Namun, apa yang dikatakan Hugo juga benar. Grup Ora mengandung keuntungan dan pengaruh yang sangat besar. Keluarga Meriya hanya akan diuntungkan dengan bekerja sama dengan Grup Ora. Menolak untuk bekerja sama dengan Grup Ora memang adalah tindakan yang agak bodoh.“Kakek, ini adalah kesempatan yang sangat langka. Kakek harus mempertimbangkannya lagi,” bujuk Hugo lagi setelah melihat pendirian Malik mulai goyah.Saat Hugo menghadiri acara penjualan Grup Ora yang sebelumnya, Owen sebenarnya tidak berencana untuk membuka pasar di Tonham Barat dengan terburu-buru. Setelah mengusulkan akan membantu Owen mengumpulkan bahan obat, dia baru berhasil mendapatkan kesempatan kerja sama dengan Grup Ora.Namun, gara-gara masalah pembagian keuntungan dan sikap Sonny serta orang lainnya yang terlalu sombong, Owen pun marah dan hendak membat
“Tapi ....”Hugo masih belum menyerah dan hendak membujuk Malik lagi. Namun, sebelum sempat berbicara, Malik sudah menyela, “Nggak ada tapi-tapian lagi. Hugo, Pak Gustari adalah tamu yang datang jauh-jauh. Kamu bawa saja dulu dia ke hotel terbaik di sekitar sini. Mengenai masalah kerja sama ini, aku akan mempertimbangkannya lagi,” ujar Malik dengan acuh tak acuh.Meskipun merasa tidak puas dengan syarat yang diajukan Owen, Malik yang berpengalaman dan bijaksana dapat menilai bahwa Keluarga Meriya hanya akan diuntungkan dengan bekerja sama dengan Grup Ora. Oleh karena itu, dia tidak langsung menolaknya.Malik berencana untuk terlebih dahulu mencarikan tempat tinggal bagi Owen dan membiarkannya menunggu beberapa hari. Setelah Owen merasa panik atau bersedia mengalah dalam perihal pembagian keuntungan, dia akan menyetujui kerja sama dengan Grup Ora. Dengan begitu, Keluarga Meriya baru bisa mengendalikan Grup Ora dan mendapatkan keuntungan terbesar.“Ini ... baik.”Berhubung keputusan Mali
“Jangan!”Begitu mendengar ucapan Owen, hati Hugo langsung tenggelam. Sebagai putra sulung Keluarga Meriya dan juga orang terhebat dari kalangan muda Tonham Barat, dia memiliki kecerdasan dan kemampuan yang luar biasa. Begitu mendengar Owen hendak membeli bahan-bahan obat itu, dia bisa menebak bahwa Owen sudah berencana untuk membatalkan kerja sama dengan Keluarga Meriya. Ini bukanlah akhir yang diinginkannya.“Pak Owen, kakekku hanya dibutakan oleh keuntungan untuk sesaat. Aku harap kamu bisa memberiku sedikit waktu. Nanti, aku akan membujuknya lagi. Jangan khawatir, aku pasti bisa meyakinkan mereka untuk menyetujui kerja sama ini,” ujar Hugo dengan sikap yang sangat tulus.“Nggak usah! Hal seperti ini nggak bisa dipaksakan. Sebaiknya, kita akhiri saja masalah ini sampai di sini,” jawab Owen sambil menggeleng.“Tapi ....” Hugo masih belum menyerah. Dia masih ingin mengatakan sesuatu, tetapi malah disela oleh Owen.“Nggak ada tapi-tapian lagi. Pak Hugo, meskipun kerja sama ini nggak be
Setelah Hugo pergi, Yunita berjalan ke sisi Owen dan mengamati Owen lagi dengan tatapan yang agak aneh.“Nona Yunita, kenapa kamu menatapku seperti itu?” tanya Owen dengan bingung sambil memegang wajahnya. Tatapan aneh Yunita membuatnya merasa agak grogi.“Pak Gustari, biarpun terlihat sangat biasa, ternyata kamu bernyali juga ya. Tadi, Om Sonny dan para tetua Keluarga Meriya sudah menggunakan aura mereka untuk mengintimidasi kamu. Tapi, kamu malah tetap tenang dan sama sekali nggak terlihat takut. Ini bukanlah hal yang bisa dilakukan orang biasa,” puji Yunita.Sebenarnya, Yunita juga awalnya mengira Owen hanyalah seorang wakil presdir biasa dan agak merendahkan Owen. Saat mendiskusikan tentang kerja sama tadi, Sonny dan beberapa tetua Keluarga Meriya sempat bekerja sama untuk mengintimidasi Owen demi mendapatkan keuntungan yang lebih banyak. Namun, Owen tetap tidak tunduk dan mampu menahan aura intimidasi yang kuat itu. Hal ini pun membuatnya mau tak mau mengubah pandangannya terhadap
“Oh? Benarkah? Kalau ada kesempatan, aku benar-benar ingin bertemu dengan direktur utama kalian itu. Aku mau tahu apa dia memang sehebat kakakku!” ujar Yunita dengan tatapan membara.Hugo bukan hanya merupakan orang terhebat dari kalangan muda Tonham Barat, tetapi juga merupakan salah satu dari 13 orang yang masuk dalam Daftar Pemuda-Pemudi Unggul yang dibuat Tonham Sentral. Dia sangat unggul dalam berbagai aspek dan hampir tidak ada yang bisa menandinginya.Bagi Yunita, Hugo adalah panutan dan juga idolanya. Setidaknya, dia masih belum bertemu dengan pemuda yang mampu menandingi kakaknya. Namun, Gustari malah mengatakan bahwa Owen juga sehebat Hugo. Dia merasa kurang percaya dan makin penasaran terhadap Owen yang misterius itu. Dia sangat ingin tahu bagaimana sebenarnya sosok Owen dan apakah Owen layak dibandingkan dengan kakaknya.“Emm, kelak, kamu akan punya kesempatan untuk bertemu dengannya,” jawab Owen sambil tertawa. Ekspresinya terlihat agak aneh. Namun, dia tidak bisa memberi
“Kakek, kalian salah besar! Waktu aku bicara dengan Pak Gustari tadi, dia sepertinya sudah berencana untuk membatalkan kerja sama dengan Keluarga Meriya. Kalau kalian semua masih bersikap angkuh dan hendak mengandalkan hal ini untuk mengendalikan Grup Ora, Keluarga Meriya akan kehilangan kesempatan kerja sama yang bagus ini!” ujar Hugo setelah melihat Malik dan para tetua Keluarga Meriya masih mempertahankan pendapat mereka.Hugo sudah berinteraksi beberapa kali, juga sangat memahami situasi dan latar belakang Grup Ora. Dengan potensi perkembangan Grup Ora, Owen tidak mungkin akan memohon untuk bekerja sama dengan Keluarga Meriya, apalagi tunduk pada mereka. Hal itu tidaklah realistis.“Dia berencana untuk membatalkan kerja sama dengan Keluarga Meriya? Konyol banget! Grup Ora hanyalah sebuah perusahaan farmasi kecil yang nggak punya fondasi apa pun di Tonham Barat. Kalau mau membuka pasar di sini, mereka harus bekerja sama dengan Keluarga Meriya! Kalau nggak, mereka akan kesulitan untu
“Hugo, kamu nggak usah menakut-nakuti kami. Grup Ora hanyalah sebuah perusahaan farmasi biasa yang nggak punya fondasi apa-apa di Tonham Barat. Mana mungkin keluarga besar terkemuka lain mau bekerja sama dengan mereka? Lagian, memangnya kenapa kalau keluarga besar terkemuka lain bekerja sama dengan mereka? Pembagian keuntungan yang mereka berikan terlalu rendah. Kalau bahkan kita juga nggak terima, mana ada orang yang mau menerimanya?” cibir Sonny.“Emm, benar juga! Itu memang agak mustahil!”Setelah mendengar ucapan Sonny, Malik dan para tetua Keluarga Meriya pun menjadi jauh lebih tenang. Mereka merasa apa yang dikatakan Sonny memang beralasan.Keluarga besar terkemuka mana pun pasti akan mementingkan keuntungan keluarga mereka. Sementara itu, pembagian keuntungan yang diberikan Grup Ora terlalu rendah. Ditambah dengan tidak mendapatkan saham sedikit pun, keluarga besar terkemuka lain tidak mungkin menerima syarat itu. Jadi, Grup Ora tidak akan bisa menemukan mitra kerja sama lain de