Di sebuah klub swasta mewah di Tonham Selatan.Begitu krisis Grup Ratu Kosmetik pecah, Austin sudah langsung menjalankan semua rencananya dengan baik. Kemudian, dia, Loewe, dan Frendy berkumpul di tempat ini agar bisa menikmati hasil karya mereka dari balik layar.Selain itu, ini adalah klub mewah terbaik di Tonham Selatan yang dilengkapi dengan makanan, minuman, dan segala sesuatu yang diperlukan untuk bersenang-senang. Begitu Grup Ratu Kosmetik disegel, mereka bisa langsung merayakan kemenangan mereka dengan baik di tempat ini. Lagi pula, mereka juga sudah terlebih dahulu mempersiapkan perjamuan perayaan kemenangan mereka.“Entah bagaimana situasi Grup Ratu Kosmetik sekarang. Kalau semuanya berjalan lancar, perusahaan itu seharusnya sudah disegel, ‘kan?” ujar Austin sambil tertawa gembira.Sebelum datang ke klub ini, Austin tahu bahwa petugas pengawas telah muncul di Grup Ratu Kosmetik untuk menyegel perusahaan itu. Sekarang, setengah jam sudah berlalu. Jadi, dia menebak bahwa Grup R
“Sialan! Kak, gimana ini sekarang?” tanya Loewe dengan ekspresi yang sangat suram. Dia juga tidak menyangka Owen mampu membalikkan situasinya meskipun saksi dan buktinya sudah terpampang di depan mata.“Nggak masalah. Aku sudah mengatur semuanya dengan baik. Bajingan itu nggak akan bisa membalikkan situasinya dengan semudah itu!” jawab Austin sambil menarik napas dalam-dalam. Dia pun segera menjadi tenang.Pada detik selanjutnya, pria berwajah panjang dan reporter banci itu mulai memprovokasi orang-orang. Jadi, Owen dan Grup Ratu Kosmetik kembali tersudut. Akhirnya, demi membersihkan nama baik perusahaan, Owen mau tak mau harus membiarkan semua orang untuk masuk ke Grup Ratu Kosmetik dan melakukan pengujian secara langsung.“Baguslah! Kak, untung kamu sudah mengatur orang untuk pergi membuat kekacauan di sana! Pemikiranmu benar-benar menyeluruh!” puji Loewe dengan gembira saat melihat Owen yang mengalah. Seluruh kemurungannya telah sirna hingga tidak berbekas.“Tentu saja! Dia itu cuma
“Pak Aris, kamu sudah lihat, ‘kan? Perusahaan kami memproduksi barang sesuai dengan peraturan dan standar yang ditentukan. Kami sama sekali nggak menambahkan bahan-bahan terlarang,” ujar Owen dengan tenang.“Emm, kalau dinilai dari pemeriksaan tahap awal, apa yang kamu bilang benar! Selanjutnya, kami akan menguji produk kalian secara acak. Kalau produk kalian juga nggak bermasalah, kami akan menyatakan perusahaan kalian memang nggak bersalah!” jawab Aris dengan ekspresi serius.Meskipun tidak menemukan bahan terlarang dalam proses produksi Grup Ratu Kosmetik, itu masih hanyalah pemeriksaan tahap awal dan hal ini tidak bisa membuktikan produk Grup Ratu Kosmetik pasti aman. Sekarang, pihak lembaga pengawasan akan menguji produk jadinya dengan mesin khusus untuk mengetahui kebenarannya. Apabila tidak terdeteksi isobutil paraben atau bahan terlarang lainnya dalam produk jadi perusahaan ini, Grup Ratu Kosmetik akan terbukti tidak bersalah.“Oke, semua produk jadi perusahaan kami disimpan di
“Emm ... boleh juga,” jawab Aris setelah berpikir sejenak. Untuk mencegah karyawan Grup Ratu Kosmetik melakukan kecurangan, dia memutuskan untuk menerima usul reporter banci itu. Kemudian, dia menatap Owen dan bertanya, “Pak Owen, aku akan menyuruh beberapa konsumen untuk memilih produk yang perlu diuji. Kamu nggak keberatan, ‘kan?”“Terserah kalian saja, aku nggak keberatan,” jawab Owen dengan tenang. Namun, dia semakin yakin bahwa reporter banci itu pasti menyembunyikan sesuatu.Setelah itu, Aris memilih belasan konsumen secara acak, termasuk reporter banci yang mengusulkan hal ini. Selanjutnya, belasan orang itu pun memasuki area produk jadi dan mulai memilih produk yang akan diuji.Berhubung hanya untuk diuji, sebagian besar orang mengambil beberapa produk secara asal dan segera berjalan keluar. Reporter banci itu juga sama. Dia berjalan ke depan sebuah rak berisi krim wajah dan mengambil sebotol krim itu dengan santai. Namun, saat berbalik dan tidak ada yang memperhatikannya, dia
“Oke, mari kita mulai pengujiannya!” jawab Aris sambil mengangguk.“Tunggu sebentar!” Pada saat ini, Owen tiba-tiba melangkah keluar.“Pak Owen, ada apa?” tanya Aris sambil menatap Owen dengan bingung.Owen tidak menjawab pertanyaan Aris. Dia berjalan ke sisi reporter banci itu sambil tersenyum, lalu menepuk-nepuk bahunya sambil berkata, “Sobat, aku mengerti sedikit tentang fisiognomi dan melihat ada aura buruk yang terpancar dari dahimu. Hari ini, sepertinya ada bahaya besar yang menantimu. Sebaiknya, kamu lebih hati-hati agar bisa menghindari kecelakaan.”“Apa?” reporter banci itu pun tertegun setelah mendengar ucapan Owen.Selain reporter banci ini, semua orang yang ada di lokasi juga tertegun. Mereka tidak mengerti kenapa direktur utama Grup Ratu Kosmetik yang tadinya masih baik-baik saja tiba-tiba berubah menjadi seorang “peramal”.“Pak Owen, sejujurnya, aku juga mengerti sedikit tentang fisiognomi. Aku melihat ada aura buruk yang terpancar dari dahimu. Dalam waktu dekat, sepertin
Mesin penguji sudah selesai menganalisis krim wajah itu, lalu mencetak laporan yang berisi komposisi dan indeksnya.“Ng ... nggak mungkin!” Setelah membaca laporan itu, Aris langsung membelalak.“Pak Aris, bagaimana hasil pengujiannya? Apa produk Grup Ratu Kosmetik ini mengandung bahan terlarang seperti isobutil paraben dan akrilamida? Aku tahu perusahaan ini memang bermasalah! Ternyata tebakanku benar!” ujar reporter banci itu sambil tersenyum. Dia menatap ke arah Owen dengan penuh peremehan.“Sial! Ternyata Grup Ratu Kosmetik benar-benar adalah perusahaan nggak benar! Kita semua sudah celaka gara-gara perusahaan ini!”Setelah mendengar ucapan reporter banci itu, seluruh konsumen pun marah dan mulai mengutuk. Hanya saja, ucapan Aris selanjutnya langsung membuat mereka bungkam.“Sembarangan! Memangnya aku ada bilang kalau produk Grup Ratu Kosmetik mengandung bahan terlarang?” bentak Aris sambil memelototi reporter banci itu.“Memangnya nggak?” tanya reporter banci itu dengan terkejut.
“Oke, kami akan melakukan pengujian ulang!” jawab Aris. Kemudian, dia mengisyaratkan petugas pengawas untuk menuangkan krim wajah itu ke dalam mesin penguji agar bisa diuji ulang. Kali ini, mereka melakukannya dengan lebih berhati-hati dan juga mengujinya dengan lebih rinci. Terutama reporter banci itu, dia sama sekali tidak mengalihkan perhatiannya dari mesin penguji itu karena takut terjadi “kesalahan”. Namun, hasil yang keluar sama persis dengan hasil sebelumnya. Jika pengujian pertama hanyalah kebetulan, pengujian kedua yang hasilnya sama tidak mungkin salah lagi.“Kami sudah mengujinya sekali lagi. Sekarang, aku umumkan bahwa produk Grup Ratu Kosmetik memang nggak bermasalah!” ujar Aris dengan suara lantang.“Ini ....” Setelah mendengar pengumuman Aris, semua orang pun tercengang. Akhir-akhir ini, produk Grup Ratu Kosmetik sangat populer dan ada banyak orang yang mengatakan bahwa produknya jauh lebih bagus daripada produk dari merek internasional terkenal. Awalnya, semua orang
“Menukar? Menukar apa?” tanya Aris dan para konsumen dengan bingung.“Ng ... nggak ....” reporter banci itu pun terkejut dan buru-buru melambaikan tangannya, lalu hendak kembali ke posisinya. Namun, Owen tidak mungkin membiarkannya terlepas dari masalah ini dengan begitu saja.“Rendy, tangkap dia!” perintah Owen.“Baik!” Rendy segera memimpin beberapa satpam untuk menangkap reporter banci itu.“Pak Owen, apa-apaan ini? Kenapa kamu menyuruh orang untuk menangkapku?” tanya reporter banci itu sambil meronta. Namun, dia tidak bisa melepaskan diri dari cengkeraman dua satpam.“Menurutmu? Bukannya kamu sendiri yang paling jelas soal apa yang sudah kamu lakukan? Kamu mau langsung jujur atau mau aku yang membeberkannya?” tanya Owen sambil tersenyum sinis.“A ... aku nggak ngerti apa maksudmu,” elak reporter banci itu. Namun, dia mulai merasa agak panik. Apa Owen tahu dia sudah menukar krim wajah itu? Namun ... tidak mungkin! Tadi, dia sangat berhati-hati dalam menukarnya. Jadi, Owen tidak mung