Mesin penguji sudah selesai menganalisis krim wajah itu, lalu mencetak laporan yang berisi komposisi dan indeksnya.“Ng ... nggak mungkin!” Setelah membaca laporan itu, Aris langsung membelalak.“Pak Aris, bagaimana hasil pengujiannya? Apa produk Grup Ratu Kosmetik ini mengandung bahan terlarang seperti isobutil paraben dan akrilamida? Aku tahu perusahaan ini memang bermasalah! Ternyata tebakanku benar!” ujar reporter banci itu sambil tersenyum. Dia menatap ke arah Owen dengan penuh peremehan.“Sial! Ternyata Grup Ratu Kosmetik benar-benar adalah perusahaan nggak benar! Kita semua sudah celaka gara-gara perusahaan ini!”Setelah mendengar ucapan reporter banci itu, seluruh konsumen pun marah dan mulai mengutuk. Hanya saja, ucapan Aris selanjutnya langsung membuat mereka bungkam.“Sembarangan! Memangnya aku ada bilang kalau produk Grup Ratu Kosmetik mengandung bahan terlarang?” bentak Aris sambil memelototi reporter banci itu.“Memangnya nggak?” tanya reporter banci itu dengan terkejut.
“Oke, kami akan melakukan pengujian ulang!” jawab Aris. Kemudian, dia mengisyaratkan petugas pengawas untuk menuangkan krim wajah itu ke dalam mesin penguji agar bisa diuji ulang. Kali ini, mereka melakukannya dengan lebih berhati-hati dan juga mengujinya dengan lebih rinci. Terutama reporter banci itu, dia sama sekali tidak mengalihkan perhatiannya dari mesin penguji itu karena takut terjadi “kesalahan”. Namun, hasil yang keluar sama persis dengan hasil sebelumnya. Jika pengujian pertama hanyalah kebetulan, pengujian kedua yang hasilnya sama tidak mungkin salah lagi.“Kami sudah mengujinya sekali lagi. Sekarang, aku umumkan bahwa produk Grup Ratu Kosmetik memang nggak bermasalah!” ujar Aris dengan suara lantang.“Ini ....” Setelah mendengar pengumuman Aris, semua orang pun tercengang. Akhir-akhir ini, produk Grup Ratu Kosmetik sangat populer dan ada banyak orang yang mengatakan bahwa produknya jauh lebih bagus daripada produk dari merek internasional terkenal. Awalnya, semua orang
“Menukar? Menukar apa?” tanya Aris dan para konsumen dengan bingung.“Ng ... nggak ....” reporter banci itu pun terkejut dan buru-buru melambaikan tangannya, lalu hendak kembali ke posisinya. Namun, Owen tidak mungkin membiarkannya terlepas dari masalah ini dengan begitu saja.“Rendy, tangkap dia!” perintah Owen.“Baik!” Rendy segera memimpin beberapa satpam untuk menangkap reporter banci itu.“Pak Owen, apa-apaan ini? Kenapa kamu menyuruh orang untuk menangkapku?” tanya reporter banci itu sambil meronta. Namun, dia tidak bisa melepaskan diri dari cengkeraman dua satpam.“Menurutmu? Bukannya kamu sendiri yang paling jelas soal apa yang sudah kamu lakukan? Kamu mau langsung jujur atau mau aku yang membeberkannya?” tanya Owen sambil tersenyum sinis.“A ... aku nggak ngerti apa maksudmu,” elak reporter banci itu. Namun, dia mulai merasa agak panik. Apa Owen tahu dia sudah menukar krim wajah itu? Namun ... tidak mungkin! Tadi, dia sangat berhati-hati dalam menukarnya. Jadi, Owen tidak mung
“Nggak! Aku nggak menukar produknya, apalagi berniat untuk mencelakai Grup Ratu Kosmetik! Pak Owen, ka ... kamu jangan sembarangan memfitnah orang!” bantah reporter banci itu dengan terburu-buru setelah melihat Owen berhasil mengalihkan amarah publik terhadapnya. Dia tidak akan mengakui hal ini.“Dasar keras kepala! Rendy, keluarkan barang yang ada di dalam kantongnya dan perlihatkan barang itu pada semua orang!” perintah Owen dengan nada dingin.“Baik!” Rendy mengiakan, lalu segera menemukan krim wajah itu dari kantong reporter banci.“Ternyata benar!”Begitu melihat situasi ini, semua orang tidak lagi merasa ragu. Tadi, mereka masih memiliki prasangka buruk terhadap Grup Ratu Kosmetik. Apabila Owen langsung membuka kedok reporter banci itu, mereka belum tentu akan percaya pada Owen.Namun, reporter banci itu keceplosan dan mengakui bahwa dirinya yang menukar produk itu. Ditambah dengan ada saksi dan bukti yang kuat, mereka semua tentu saja bisa menilai apakah yang dikatakan Owen itu
Di klub swasta kelas atas.Austin, Loewe, dan Frendy sedang menonton berita siaran langsung Grup Ratu Kosmetik melalui layar besar di ruangan mereka. Saat melihat petugas pengawas mulai menguji produk Grup Ratu Kosmetik, Austin pun tertawa gembira.“Pak Austin, kenapa kamu begitu gembira?” tanya Frendy dengan bingung.Di sisi lain, Loewe juga menatap Austin dengan heran.“Pak Frendy, aku sudah mengatur orang untuk diam-diam menukar produk Grup Ratu Kosmetik. Nanti, begitu laporan hasil uji itu menunjukkan kandungan bahan terlarang dalam produknya, Grup Ratu Kosmetik pasti akan mampus!” jawab Austin sambil tersenyum sombong.“Oh, begitu!” Setelah mendengar penjelasan Austin, Frendy dan Loewe pun tersadar.“Mantap! Taktik ini benar-benar cerdik! Kami benar-benar kagum sama kamu!” puji Loewe dan Frendy dengan gembira.Kali ini, rencana Austin sangat sempurna. Pertama-tama, dia menggunakan opini publik untuk membuat Owen menerima pemeriksaan dari lembaga pengawasan. Kemudian, dia juga diam
“Benar! Pasti hasil ujinya salah atau alatnya bermasalah!”Setelah mendengar pertanyaan reporter banci itu, Austin dan yang lainnya langsung kembali bersemangat. Namun, sebelum sempat bergembira, laporan hasil uji yang kedua juga menunjukkan hasil yang sama persis dengan yang pertama. Selanjutnya, reporter banci itu juga keceplosan dan langsung diekspos oleh Owen. Pada akhirnya, dia malah menjadi tahanan Owen. Pada saat ini, Austin, Loewe, dan Frendy baru mengerti bahwa Owen telah mengetahui rencana reporter banci itu dan berhasil meraih kemenangan dengan mengandalkan kecerdasannya. Harapan yang baru muncul dalam hati mereka juga langsung sirna dengan begitu saja.“Sial! Owen, tunggu saja pembalasanku!” seru Austin dengan murka. Dia mengambil cangkir teh dari meja, lalu melemparnya ke lantai dengan kuat hingga cangkir itu hancur berkeping-keping.“Kak, Owen benar-benar licik! Bahkan rencana sematang ini juga nggak mampu menjatuhkannya. Sepertinya, kita terlalu meremehkan dia sebelumny
Di sisi Grup Ratu Kosmetik.Setelah Rendy menahan reporter banci itu, suasana di lokasi pun dengan cepat kembali tenang.“Pak Aris, krim wajah itu sudah selesai diuji. Selanjutnya, kalian boleh lanjut menguji produk lainnya!” kata Owen pada Aris.“Umm ... nggak perlu lagi deh. Berhubung manfaat krim wajah ini sangat bagus, aku percaya produk perusahaan kalian seharusnya nggak bermasalah. Jadi, kita nggak perlu menghabiskan waktu untuk menguji satu per satu produk itu lagi!” jawab Aris sambil tersenyum.Setelah insiden reporter banci, Aris dan sebagian besar konsumen sudah menyadari bahwa Grup Ratu Kosmetik seharusnya memang dijebak orang lain. Berhubung begitu, tidak ada artinya lembaga pengawasan lanjut menguji produk Grup Ratu Kosmetik.“Benar! Nggak usah diuji lagi deh! Kami percaya pada Grup Ratu Kosmetik!” seru banyak konsumen. Sikap mereka terhadap Grup Ratu Kosmetik sudah berubah drastis.“Nggak bisa! Produknya harus lanjut diuji!” Tepat pada saat ini, pria berwajah panjang itu
“Mana mungkin!” cibir pria berwajah panjang. Berbeda dari reaksi sebagian besar konsumen, kelompok pria berwajah panjang diam-diam tersenyum sinis. Meskipun sudah menyaksikan manfaat krim wajah sebelumnya, ada banyak merek internasional terkenal yang biasanya hanya fokus pada 1-2 produk utama. Tidak mungkin segala macam produk mereka memiliki manfaat yang terbaik.Jika tebakan kelompok pria berwajah panjang tidak meleset, krim wajah itu seharusnya adalah produk utama Grup Ratu Kosmetik. Produk kosmetikal lainnya pasti hanya memiliki manfaat yang biasa-biasa saja. Asalkan manfaat produk kosmetikal lainnya kurang bagus, mereka bisa memanfaatkan status sebagai “korban” untuk memprovokasi orang lainnya dalam menghadapi Grup Ratu Kosmetik.Namun, bayangan mereka memang sangat indah, sedangkan realita malah begitu kejam.Seiring dengan waktu yang berlalu, hasil pengujian berbagai macam produk kosmetikal Grup Ratu Kosmetik telah keluar. Dulu, Owen meracik total 16 macam produk kosmetikal. S