“Kamu .... Terserah kamu mau percaya atau nggak!” jawab Rosa dengan marah setelah berulang kali diragukan oleh Christopher.Awalnya, Rosa hendak membantu Grup Puspita demi Yanisa. Namun, Christopher bukan hanya tidak percaya pada ucapannya, juga tidak berhenti merendahkan Owen. Saat ini, Rosa sudah sepenuhnya murka. “Owen, ayo kita pergi! Jangan pedulikan dia lagi!” ujar Rosa sambil bangkit dan menarik lengan Owen untuk pergi.“Rosa, jangan pergi dulu ....” Yanisa merasa sangat terkejut dan buru-buru menghentikan Owen serta Rosa. Kali ini, dia tulus ingin menjamu mereka. Namun, Christopher malah bersikap begitu sombong dan tidak sopan sehingga membuat mereka hendak langsung pergi sebelum makan saking marahnya. Dia tentu saja tidak akan membiarkan mereka pergi dengan begitu saja.“Rosa, Pak Owen, aku gantikan suamiku untuk minta maaf pada kalian atas kata-katanya yang sudah menyinggung kalian. Aku harap kalian nggak memasukkannya dalam hati ...,” ujar Yanisa dengan tulus. Namun, sebel
“Oke, kalian sendiri yang bilang ya! Kebetulan lokasi perjamuan makannya ada di ruang privat lantai atas. Aku akan bawa kalian kesana supaya kalian bisa menambah wawasan!” cibir Christopher sebelum Owen sempat menjawab, seolah-olah takut Owen dan Rosa berubah pikiran.“Christopher, apa-apaan kamu? Apa kamu sengaja mau mempersulit Rosa dan Pak Owen?” tegur Yanisa dengan marah.Sebenarnya, pemikiran Yanisa kurang lebih sama dengan pemikiran Christopher. Dia juga merasa Owen dan Rosa tidak mungkin benar-benar mampu membantu mereka menjadi agen pil obat Grup Ora. Jadi, mungkin saja Owen memang membual demi harga dirinya.Namun, Christopher bukan hanya berulang kali mengejek Owen dan Rosa, juga hendak membawa mereka pergi ke perjamuan makan itu. Christopher jelas hendak mempermalukan Owen dan Rosa di hadapan umum. Tindakan ini benar-benar keterlaluan!“Yanisa, mereka sendiri yang mau pergi. Kenapa kamu malah menyalahkanku?” jawab Christopher dengan acuh tak acuh.Christopher tahu jelas bahw
“Christopher, kali ini, Bu Yura minta semua agen besar untuk berkumpul. Kenapa kamu datang dengan membawa begitu banyak orang?” tanya pemuda-pemuda itu dengan tidak senang setelah melihat Owen, Rosa, dan Yanisa yang ada di belakang Christopher. Namun, begitu melihat paras cantik Rosa, rasa tidak senang mereka langsung berkurang banyak.“Mereka berdua adalah klien Grup Puspita. Mereka juga bilang bisa mendapatkan kerja sama dengan grup Ora. Jadi, aku sengaja membawa mereka datang untuk bergabung dengan kita,” jelas Christopher secara singkat.“Apa? Serius?” Begitu mendengar penjelasan Christopher, para pemuda itu langsung tercengang. Demi bisa menjadi agen pil obat Grup Ora, mereka sudah berupaya keras selama beberapa saat dan baru berhasil mengundang Yura ke perjamuan makan ini dengan susah payah. Sementara itu, Owen dan Yura malah berani membual dengan mengatakan bahwa mereka bisa mendapatkan kerja sama dengan Grup Ora. Mereka tentu saja tidak percaya.“Christopher, apa otakmu bermas
“Apa? Cantik, sudah cukup anak itu sendiri yang membual, kenapa kamu juga ikut asal bicara?”“Benar! Gaya bicaranya seolah dia bisa mengendalikan Grup Ora saja!”Beberapa keturunan keluarga terkemuka merasa sangat terkejut setelah mendengar ucapan Rosa. Mereka mengerti bahwa Owen membual karena masih muda dan arogan. Tak disangka, wanita secantik Rosa juga sama arogannya dengan Owen.Namun, setelah dipikir-pikir, mereka merasa Rosa seharusnya sudah tertipu oleh buaian manis Owen sehingga Rosa begitu membela Owen. Dalam sekejap, mereka diam-diam merasa cemburu pada Owen karena bisa mendapatkan wanita secantik Rosa.“Terserah kalian mau percaya atau nggak! Nanti, kalian akan segera tahu!” dengus Rosa. Kemudian, dia tidak peduli pada orang-orang itu lagi.“Benarkah? Ya sudah, kami mau tahu apa yang bisa diperbuatnya hari ini!” cibir beberapa pemuda itu. Mereka sama sekali tidak percaya pada omongan Rosa.Drap! Drap! Drap! Tepat pada saat ini, tiba-tiba terdengar derap langkah kaki dari lu
“Tentu saja kenal! Owen itu direktur utama Grup Ora. Mana mungkin aku nggak kenal sama dia!” jawab Yura dengan ekspresi serius. Dia juga langsung mengungkapkan identitas Owen.“Apa? Dia itu direktur utama Grup Ora? Mu ... mustahil!” Begitu mendengar ucapan Yura, Christopher dan pemuda lainnya langsung tercengang.Terutama Christopher. Awalnya, dia mengira Owen dan Rosa hanya sedang membual. Tak disangka, Owen adalah direktur utama Grup Ora! Bukankah hal ini terlalu tidak bisa dipercaya? Dalam sekejap, dia pun mematung saking terkejutnya.“Bu Yura, ka ... kamu nggak salah? Dia itu cuma seorang penanggung jawab perusahaan kosmetik baru. Mana mungkin dia itu direktur utama Grup Ora?” tanya Christopher. Setelah tersadar dari keterkejutannya, dia tetap merasa kurang percaya pada ucapan Yura.“Aku nggak salah! Mana mungkin aku nggak tahu siapa direktur utama perusahaan Grup Ora?” jawab Yura dengan ekspresi tidak senang.“Ini ....” Hati Christopher pun langsung tenggelam. Dia merasa dirinya s
“Pak Owen, maafkan aku karena sudah menyinggungmu tadi. Grup Pangestu benar-benar tulus ingin bekerja sama dengan Grup Ora. Aku harap kamu bisa memberikan kami sebuah kesempatan untuk melakukannya.”“Benar! Grup Yureka juga! Ini adalah data perusahaan kami.”Beberapa keturunan keluarga terkemuka itu berebutan untuk berbicara dan hendak menyerahkan dokumen yang dipersiapkan mereka kepada Owen.“Pak Owen, mengenai masalah sebelumnya, itu semua salahku. Aku mau minta maaf padamu dan Bu Rosa. Aku harap Grup Ora bisa membiarkan Grup Puspita menjadi agen pil obat Grup Ora demi Yanita,” ujar Christopher. Dia juga buru-buru meminta maaf dan tersenyum menyanjung pada Owen. Saat ini, dia terlihat sangat berbeda dari sebelumnya.“Membiarkan Grup Puspita menjadi agen pil obat Grup Ora? Pak Christopher, apa kamu rasa itu mungkin?” cibir Owen.Sebenarnya, pemikiran Owen kurang lebih sama dengan Yura. Grup Ora memang bisa membuka pasar di empat wilayah lain dengan mengandalkan agen. Hal ini termasuk
“Pak Owen, jangan pergi dulu ....” Christopher merasa sangat tidak rela. Setelah ragu sejenak, dia buru-buru mengejar kelompok Owen dan menghentikan mereka.Plak! Plak! Pada detik berikutnya, Christopher menampar dirinya sendiri dengan kuat sebanyak dua kali, lalu memohon, “Pak Owen, apa yang terjadi sebelumnya adalah salahku. Dua tamparan ini adalah caraku meminta maaf padamu. Aku mohon, berikanlah Grup Puspita sebuah kesempatan lagi ....”Sebelumnya, Christopher bersikap sangat arogan. Sekarang, dia malah menjadi sangat rendah diri.“Nggak bisa! Tadi, aku sudah bilang dengan jelas. Untuk sementara, Grup Ora nggak akan mencari agen dulu. Kita bicarakan saja lagi masalah ini kelak,” seru Owen tanpa menggubris permohonan Christopher. Dia juga tidak menghentikan langkahnya.“Gawat ....” Ekspresi Christopher terlihat sangat suram. Hatinya juga langsung tenggelam. Dia tahu bahwa kali ini, dirinya sudah benar-benar menyinggung Owen. Begitu Owen pergi, Grup Puspita tidak akan mungkin mendapa
“Kalian ....” Setelah mendengar ejekan para keturunan keluarga terkemuka itu, raut wajah Christopher menjadi sangat jelek, tetapi dia juga tidak bisa membantah. Bagaimanapun juga, apa yang dikatakan mereka memang benar. Semua yang terjadi adalah salahnya sendiri.“Ya sudahlah, jangan pedulikan Christopher lagi! Tadi, Pak Owen sudah bilang, kelak dia akan mempertimbangkan lagi masalah kerja sama ini. Kita persiapkan saja semuanya dengan baik. Lain kali, kita mungkin akan punya kesempatan lagi!”“Benar, ayo pulang!”Setelah melirik Christopher dengan penuh ejekan untuk yang terakhir kalinya, semua orang pun meninggalkan tempat ini sehingga hanya tersisa Christopher dan Yanisa di dalam ruang privat.“Sialan!” Ekspresi Christopher menjadi semakin suram setelah melihat kepergian orang-orang itu. Dia tahu jelas bahwa Grup Ora pasti akan mencari agen untuk Grup Ora lagi apabila ingin membuka pasar di empat wilayah Tonham lainnya. Pada saat itu, agen lain mungkin akan memiliki secercah harapan