“Nak, lagi-lagi kamu! Kamu benar-benar nggak takut mati!” Setelah melihat orang yang menyelinap masuk adalah Owen, Cale merasa sangat terkejut.Saat masih berada di kediaman Keluarga Lisano sebelumnya, Owen pernah terkena satu serangannya. Awalnya, dia merasa Owen seharusnya sudah terluka parah atau mati. Tak disangka, Owen malah muncul di hadapannya dalam keadaan yang begitu sehat. Hal ini lumayan mengejutkannya.Tentu saja, yang terkejut bukan hanya Cale, tetapi juga Maggie.“Kak Owen, ke ... kenapa kamu bisa ada di sini?” tanya Maggie sambil mengusap matanya dengan tidak percaya.Tadi, Maggie sudah merasa sangat putus asa dan mengira kali ini dirinya pasti akan mati. Tak disangka, Owen malah tiba-tiba muncul bagaikan sebuah keajaiban. Dalam sekejap, secercah harapan kembali timbul dalam hatinya.“Aku ....” Owen merasa sangat kewalahan. Sebelumnya, dia sudah berencana untuk langsung menggunakan ranah pedang dalam menghadapi Cale agar bisa menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Ta
Syut! Owen menggunakan kesempatan ini untuk melewati Cale dan menerjang masuk ke ruang tamu tanpa ragu.Cale menyadari tindakan aneh Owen, tetapi tidak berani bertindak gegabah karena sudah termakan ancaman Owen. Selain itu, basis kultivasi Owen masih sangat rendah. Jadi, Cale sama sekali tidak takut pada Owen.Dengan kekuatannya yang kuat, Cale bisa menyingkirkan Owen dengan sangat mudah. Lagi pula, dia juga tidak merasa Owen mampu menyelamatkan Maggie di bawah pengawasannya. Oleh karena itu, dia tidak peduli pada Owen dan lanjut mencari lokasi kedua petarung Alam Tigana itu.“Kak Owen, di mana ahli Keluarga Lisano? Cepat suruh mereka keluar untuk selamatkan kita!” seru Maggie dengan gembira dan penuh harap saat melihat Owen. “Nggak ada ahli Keluarga Lisano yang ikut bersamaku. Aku hanya membohonginya!” jawab Owen sambil tersenyum tipis.Owen akhirnya merasa lega karena sudah bisa melindungi Maggie. Begitu dia mengerahkan ranah pedang Wulio yang tak tertandingi, Cale tidak akan bisa
“Cale, orang yang seharusnya mati itu kamu! Mati sana!” Kali ini, Owen sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi serangan Cale. Dia segera mengeluarkan ranah pedang dan mengarahkannya ke arah Cale tanpa ragu.“Mau membunuhku? Nak, sok hebat sekali kamu!” Cale pun tertawa saking marahnya. Ekspresinya dipenuhi dengan peremehan dan penghinaan.Cale tahu bahwa kekuatan Owen masih kalah jauh darinya. Meskipun hanya menggunakan sebuah jari, dia juga bisa menghabisi Owen dengan mudah. Namun, Owen malah berani berlagak hebat di hadapannya. Dia benar-benar tidak mengerti dari mana datangnya nyali Owen itu.Namun, sebelum sempat bergembira, apa yang terjadi selanjutnya sangat mengejutkan Cale.Bum! Seiring dengan ranah pedang yang diaktifkan, sebuah aura yang luar biasa mengerikan tiba-tiba memelesat ke arah Cale. Aura itu mengandung kekuatan yang bisa menghancurkan langit dan bumi. Bahkan udara di sekitarnya juga terasa seperti sudah membeku.“A ... apa itu?” Saat merasakan kekuatan ranah pedan
Duk! Seiring dengan suara benturan yang kuat, ranah pedang Owen yang tak terkalahkan itu dengan mudah mengoyak serangan Gelang Darah Kematian dan menghantam tubuh Cale dengan kuat. Ranah pedang itu juga segera menembus dada Cale dan meninggalkan lubang besar yang terlihat sangat mengerikan.“Ng ... nggak mungkin ....” Cale menunduk dan melihat lubang di dadanya yang sedang mengalirkan darah dengan terkejut. Kemudian, tubuhnya jatuh ke lantai dan tidak bergerak lagi.‘Syukurlah! Ranah pedang dari Tetua Wulio ternyata memang sangat hebat!’ Berhubung ranah pedang mampu membunuh Cale, Owen merasa sangat gembira. Dia baru menyadari bahwa kekuatan Wulio jauh lebih hebat dari bayangannya. Bahkan Gelang Darah Kematian yang merupakan senjata magis tingkat Tigana juga tidak mampu melawannya. Tentu saja, Maggie merasa jauh lebih terkejut daripada Owen. Dia menjulurkan kepalanya dari punggung Owen, lalu mengusap matanya karena tidak percaya pada apa yang sudah terjadi.“Kak Owen, ka ... kamu berh
“Oh iya! Kak Owen, kalau basis kultivasimu begitu tinggi, kenapa kamu nggak menghadapi Cale dari tadi?” tanya Maggie dengan bingung setelah teringat kejadian-kejadian sebelumnya.Tadi, Maggie menyaksikan sendiri bahwa Owen berhasil membunuh Cale dengan hanya satu serangan. Jadi, dia sudah menyadari bahwa kekuatan Owen jauh lebih tinggi dari yang dibayangkannya. Namun, dia tidak mengerti kenapa sebelumnya Owen bisa dilukai oleh Cale, padahal Owen memiliki kemampuan untuk membunuh Cale.“Serangan ranah pedangku itu nggak pandang bulu. Kalau aku bertindak terlalu tergesa-gesa, aku takut kamu ikut terluka,” jelas Owen secara singkat.“Ternyata kamu melakukannya demi aku ....” Setelah mendengar penjelasan Owen, jantung Maggie tiba-tiba berdegup kencang. Sebuah perasaan yang sulit dideskripsikan dengan kata-kata juga menyelimuti hatinya.Sekarang, Maggie sudah mengerti bahwa Owen sebenarnya berkemampuan untuk membunuh Cale di kediaman Keluarga Lisano tadi. Hanya saja, berhubung Maggie disand
Di kediaman Keluarga Lisano.Berhubung gagal mengejar Cale, para ahli yang diutus Keluarga Lisano pun kembali ke rumah dengan tangan kosong. Dirga juga tidak terkecuali.Di aula utama.Pada saat ini, Kartha, beberapa anggota keluarga inti, Shandy, dan Morgan sedang menunggu berita dari Dirga dengan cemas. Terutama Shandy. Sekarang, Maggie sudah diculik Cale selama hampir 3 jam. Namun, Dirga dan ahli Keluarga Lisano yang lain masih belum memberikan kabar apa pun. Shandy pun merasa sangat panik dan gelisah.Drap! Drap! Drap! Tepat pada saat ini, terdengar derap langkah kaki dari luar. Dirga dan sekelompok ahli Keluarga Lisano akhirnya pulang juga.“Dirga, gimana? Di mana Maggie? Apa kalian sudah berhasil menyelamatkannya?” tanya Shandy dengan cemas setelah melihat kemunculan Dirga.“Belum ...,” jawab Dirga dengan nada getir sambil menggeleng pelan. Ekspresinya terlihat sangat suram.“Apa?” Begitu mendengar jawaban Dirga, Shandy merasa bagaikan disambar petir dan langsung kehilangan sel
“Apa gunanya kita percaya pada Owen? Bahkan keluarga kita juga nggak mampu menemukan Cale. Mana mungkin Owen bisa menemukannya?” ujar Dirga sambil berdesah.Berbeda dengan Shandy dan Morgan, Dirga masih tetap merasa bahwa Owen hanya membual sebelumnya. Meskipun bertaruh pada Owen, hasilnya juga pasti sama saja.“Apa yang dikatakan Kak Dirga benar. Cale pada dasarnya memang sangat berhati-hati dan licik. Selain itu, dia juga sudah mengatur orang untuk membantunya. Bahkan keluarga kita juga nggak mampu menemukannya. Mana mungkin orang lain mampu melakukannya?”Beberapa ahli Keluarga Lisano juga menyetujui pendapat Dirga. Meskipun tidak tahu siapa Owen yang disebut Shandy itu, mereka bisa menebak bahwa hal yang tidak mampu dilakukan Keluarga Lisano pasti tidak mungkin bisa dilakukan orang lain.“Dirga, Shandy, Keluarga Lisano sudah mengerahkan seluruh tenaga dalam menangani hal ini. Berhubung masalahnya sudah jadi begini, sebaiknya kalian persiapkan saja diri kalian untuk menerima kemungk
“Pemakaman? Ng ... nggak. Maggie pasti akan baik-baik saja ....” Setelah mendengar ucapan Archie, Shandy langsung jatuh terduduk di lantai. Kemudian, air matanya tidak berhenti mengalir dengan deras.Meskipun mengatakan Maggie akan baik-baik saja, Shandy tahu bahwa apa yang dikatakan Archie memang benar. Saat ini, Cale sudah menyandera Maggie begitu lama. Dengan sifat Cale yang kejam, Maggie seharusnya sudah dicelakai oleh Cale. Meskipun ahli Keluarga Lisano lanjut melacak keberadaan Cale, semuanya juga tidak berarti lagi.“Selain itu, dendam Cale dengan Keluarga Lisano sangat mendalam. Dia juga menyalahkan Om Dirga atas kematian Cole. Kalau tebakanku nggak meleset, kelak dia pasti akan menyelinap ke kediaman Keluarga Lisano lagi untuk balas dendam. Kita harus mencegah hal ini,” tambah Archie.Sebenarnya, Archie diam-diam berharap Cale akan menyelinap ke kediaman Keluarga Lisano lagi dan membunuh Morgan. Dengan begitu, tidak akan ada lagi orang yang bisa memperebutkan posisi penerus ke
“Nona Yunita, terima kasih sudah menolongku ....”Theresa berjalan ke sisi tempat tidur, lalu mengucapkan terima kasih dengan tulus kepada Yunita yang sudah menolongnya dari tangan Rusli. Ini juga merupakan alasan utama kenapa dia tidak meninggalkan kamar Yunita.“Nona Theresa, kalau kamu benar-benar ingin berterima kasih padaku, apa kamu boleh setujui sebuah permintaanku ...,” ujar Yunita sambil menggigit bibirnya. Dia terlihat seperti sudah membuat sebuah keputusan.“Permintaan apa?” tanya Theresa. Setelah berpikir sejenak, da samar-samar bisa menebak apa permintaan Yunita.“Aku ingin bergabung dengan kalian. Kelak, aku mau hidup bersama kalian ...,” jawab Yunita dengan tatapan penuh harap.Sebelumnya, Yunita tidak berhenti berpikir untuk merebut Owen dari Theresa dan Yura karena menyukai Owen. Sekarang, setelah mengalami musibah sebesar ini, pikirannya sudah terbuka. Berhubung tidak mungkin bisa merebut Owen dari mereka, dia pun berencana untuk bergabung dengan mereka. Ini juga meru
“Nggak ada yang mustahil! Pak tua, semuanya sudah berakhir. Mati sana! Terima seranganku, Tinju Phoenix!” dengus Owen.Kemudian, Owen langsung mengerahkan jurus andalan terkuatnya tanpa ragu. Gelombang energi yang luar biasa kuat segera terpancar dari tinjunya, lalu memelesat ke arah Danu. Owen berencana untuk langsung membunuh Danu supaya bisa mengakhiri pertarungan ini secepat mungkin.“Jangan ....”Saat merasakan kekuatan mengerikan dari Tinju Phoenix, Danu pun ketakutan. Dia langsung melompat tanpa ragu dan berniat untuk melarikan diri. Sayangnya, kekuatan Owen jauh lebih tinggi dari kekuatannya. Selain itu, Tinju Phoenix merupakan jurus spiritual tingkat puncak yang kekuatannya sangat mengerikan.Selanjutnya, baru saja Danu melompat ke udara, tubuhnya sudah terhantam serangan Tinju Phoenix dan meledak menjadi kabut darah. Hidupnya yang dipenuhi dengan kejahatan akhirnya berakhir juga.“Ini ....”Begitu melihat Owen berhasil membunuh Danu hanya dengan satu serangan, semua orang pun
“Akhirnya basis kultivasiku menerobos juga! Pak tua, sekarang, kamu sudah boleh mati dengan tenang!”Owen membuka kedua matanya, lalu menatap ke arah Danu dengan tatapan yang sangat tajam dan menakutkan.“Nak, arogan sekali kamu! Memangnya kenapa kalau kamu beruntung bisa menerobos mencapai Alam Legana? Basis kultivasimu baru menerobos dan kamu bahkan belum sempat mengokohkannya. Kamu bukan tandinganku! Mati sana!” dengus Danu. Dia sama sekali tidak takut pada Owen.Seusai berbicara, Danu tidak ingin lanjut bicara omong kosong dengan Owen lagi. Dia langsung menyerang ke arah Owen dengan kekuatan yang sangat besar. Dia berencana untuk lanjut membunuh Owen sebelum Owen sempat mengokohkan basis kultivasinya.“Benar! Memangnya kenapa kalau basis kultivasinya sudah menerobos ....”Setelah mendengar ucapan Danu, semua anggota Keluarga Chandika juga langsung merasa jauh lebih lega.Di sisi lain, Graham, Juskitar, Surya, dan orang lainnya baru saja merasa agak senang dan mulai menaruh sedikit
“Haha .... Akhirnya berakhir juga!”Melihat Graham yang terluka parah dan tidak mampu melawan lagi, Danu langsung tertawa terbahak-bahak. Saat ini, kelompok Graham yang memiliki kemampuan terkuat sudah dijatuhkannya. Selanjutnya, yang tersisa hanyalah Owen, Juskitar, Surya, dan orang lain yang bisa dihadapinya dengan mudah.Dengan begitu, pihak Keluarga Chandika sudah termasuk meraih kemenangan. Jadi, dapat dibayangkan betapa gembiranya Danu.“Sesepuh paling hebat!”“Sesepuh paling hebat!”“Sesepuh paling hebat!”Selain Danu, Setiawan dan para ahli Keluarga Chandika lainnya juga bersorak gembira.“Gawat .... Kali ini, tamatlah riwayat kita ....”Di sisi lain, Juskitar, Surya, dan orang lainnya merasa bagaikan sudah disambar petir. Mereka langsung merasa putus asa. Meskipun memiliki keuntungan dalam jumlah, Danu merupakan seorang petarung Alam Legana yang tidak mungkin bisa mereka lawan. Jika tebakan mereka tidak meleset, yang menanti mereka selanjutnya adalah kematian. Selain itu, tida
Gluk! Owen memanfaatkan kesempatan ini untuk mengeluarkan pil spiritual suci dan mengonsumsinya.Awalnya, Owen berencana untuk menyerahkan pil penawar ratusan racun kepada kelompok Graham supaya bisa menawarkan racun mereka. Namun, Graham sudah terluka akibat serangan Danu, sedangkan kelompok Tristan juga terluka parah dan telah kehilangan semangat tempur. Jadi, sudah tidak ada gunanya Owen menawarkan racun mereka.Satu-satunya hal yang bisa dilakukan Owen saat ini hanyalah bertaruh apakah dirinya bisa memanfaatkan kesempatan saat hambatan kultivasinya menunjukkan kelonggaran untuk menerobos hambatan kultivasi mencapai Tingkat Pemahaman Agung dengan mengandalkan pil spiritual suci. Dengan begitu, pihak mereka mungkin masih memiliki harapan untuk menang.“Owen, aku akan menahan Danu sebisa mungkin. Kamu harus manfaatkan kesempatan ini untuk kabur! Setelah berhasil kabur, carilah cara untuk balaskan dendam Organisasi Dragmar Tonham Sentral ....”Saat ini, Graham berusaha untuk berdiri sa
“Cari mati kamu!”Saat merasakan serangan kuat Owen dari punggungnya dan melihat Owen telah membunuh Jordan, Danu merasa sangat marah. Dia mau tak mau menghentikan serangan lanjutannya terhadap kelompok Graham, lalu mengerahkan kekuatan yang luar biasa untuk menangkis serangan Owen.Duk! Seiring dengan suara benturan yang nyaring, Tinju Phoenix dan serangan Danu saling berhantaman dengan kuat. Selanjutnya, serangan Danu segera merobek pertahanan Tinju Phoenix dan sisa kekuatannya menghantam tubuh Owen dengan kuat.“Gawat!”Ekspresi Owen langsung berubah drastis. Dia buru-buru melangkah mundur dengan cepat supaya bisa menghindari sisa kekuatan dari serangan Danu. Apa daya, basis kultivasi Danu telah mencapai Alam Legana yang jauh lebih tinggi dari kekuatan Owen. Tidak peduli secepat apa pun dia melangkah mundur, dia tetap tidak dapat melepaskan diri dari ruang lingkup serangan Danu. Tubuhnya pun tersapu sisa energi sejati itu dan terpental ke lantai.Pfft! Pfft! Setelah mendarat di lan
Dibandingkan dengan Juskitar dan Surya yang dipenuhi dengan rasa putus asa, Owen terlihat jauh lebih tenang. Dulu, dia yang menjatuhkan Tangan Beracun. Demi menghadapi Tangan Beracun sebelumnya, dia pernah meracik pil penawar ratusan racun untuk menawarkan Lima Racun Pelemas Otot.Saat ini, Owen kebetulan masih memiliki puluhan butir pil penawar ratusan racun. Meskipun kelompok Graham sudah keracunan, begitu dia memberikan pil penawar ratusan racun kepada mereka, pihak mereka masih memiliki kesempatan untuk meraih kemenangan.Begitu memikirkan hal ini, Owen segera menghentikan pertarungannya dengan Jordan, lalu melompat dan hendak menghampiri kelompok Graham untuk menawarkan racun mereka.“Owen, kamu mau kabur? Mana segampang itu!”Jordan salah paham bahwa Owen ingin melarikan diri setelah melihat situasinya sudah terbalik. Dengan dendam mendalam di antara dirinya dengan Owen, dia tentu saja tidak akan membiarkan Owen melarikan diri. Oleh karena itu, dia langsung bergerak dan menghalan
“Pak Graham, kalian yang memaksaku! Berhubung begitu, jangan salahkan aku lagi! Mati sana!”Melihat para ahli Keluarga Chandika yang jatuh dalam bahaya, ekspresi Danu terlihat sangat suram. Dia tahu dirinya harus segera mengakhiri pertarungan ini secepatnya untuk mencegah timbulnya korban jiwa dari pihak Keluarga Chandika. Oleh karena itu, Danu segera melambaikan kedua lengan bajunya yang menyebarkan kabut putih ke arah kelompok Graham. Kabut putih itu segera berubah menjadi serbuk yang memenuhi udara dan menyelimuti kelompok Graham. “A ... apa ini? Gawat! Ini racun!”Saat merasakan keanehan serbuk berwarna putih itu, kelompok Graham pun tercengang. Mereka berempat buru-buru menahan napas dan melangkah mundur dengan cepat untuk keluar dari jangkauan serbuk putih tersebut.Sayangnya, semuanya sudah terlambat. Serbuk putih itu dapat memasuki tubuh mereka melalui pori-pori. Ditambah dengan jarak mereka berempat yang terlalu dekat dengan Danu, tubuh mereka sudah menyerap serbuk putih itu
“Cuma seseorang yang pernah kukalahkan saja berani bersikap searogan ini? Dasar nggak tahu diri!” cibir Owen.Owen sudah pernah bertarung 2 kali dengan Jordan. Setiap kali, Jordan selalu terluka dan melarikan diri. Jadi, Owen tentu saja tidak takut pada Jordan. Tanpa berpikir panjang, dia segera mengerahkan Jari Bencana Bumi yang berkekuatan luar biasa kuat untuk menangkis serangan Jordan.Duk! Seiring dengan suara benturan yang nyaring, Jari Bencana Bumi dan Cakar Pemakan Jiwa saling berhantaman dengan kuat.Namun, berbeda dengan sebelumnya, Jari Bencana Bumi yang dikerahkan Owen kali ini tidak dapat menembus pertahanan serangan Jordan, malah berhasil dikalahkan oleh serangan Jordan.Selain itu, berhubung Owen baru mengonsumsi pil pemicu potensi dan efek obatnya masih belum sepenuhnya bekerja, serangan Jordan bukan hanya mengalahkan serangan Owen, tetapi sisa kekuatannya juga membuat Owen terdesak mundur beberapa langkah.“Jordan, nggak disangka ternyata basis kultivasimu sudah menero