Di kediaman Keluarga Lisano.Berhubung gagal mengejar Cale, para ahli yang diutus Keluarga Lisano pun kembali ke rumah dengan tangan kosong. Dirga juga tidak terkecuali.Di aula utama.Pada saat ini, Kartha, beberapa anggota keluarga inti, Shandy, dan Morgan sedang menunggu berita dari Dirga dengan cemas. Terutama Shandy. Sekarang, Maggie sudah diculik Cale selama hampir 3 jam. Namun, Dirga dan ahli Keluarga Lisano yang lain masih belum memberikan kabar apa pun. Shandy pun merasa sangat panik dan gelisah.Drap! Drap! Drap! Tepat pada saat ini, terdengar derap langkah kaki dari luar. Dirga dan sekelompok ahli Keluarga Lisano akhirnya pulang juga.“Dirga, gimana? Di mana Maggie? Apa kalian sudah berhasil menyelamatkannya?” tanya Shandy dengan cemas setelah melihat kemunculan Dirga.“Belum ...,” jawab Dirga dengan nada getir sambil menggeleng pelan. Ekspresinya terlihat sangat suram.“Apa?” Begitu mendengar jawaban Dirga, Shandy merasa bagaikan disambar petir dan langsung kehilangan sel
“Apa gunanya kita percaya pada Owen? Bahkan keluarga kita juga nggak mampu menemukan Cale. Mana mungkin Owen bisa menemukannya?” ujar Dirga sambil berdesah.Berbeda dengan Shandy dan Morgan, Dirga masih tetap merasa bahwa Owen hanya membual sebelumnya. Meskipun bertaruh pada Owen, hasilnya juga pasti sama saja.“Apa yang dikatakan Kak Dirga benar. Cale pada dasarnya memang sangat berhati-hati dan licik. Selain itu, dia juga sudah mengatur orang untuk membantunya. Bahkan keluarga kita juga nggak mampu menemukannya. Mana mungkin orang lain mampu melakukannya?”Beberapa ahli Keluarga Lisano juga menyetujui pendapat Dirga. Meskipun tidak tahu siapa Owen yang disebut Shandy itu, mereka bisa menebak bahwa hal yang tidak mampu dilakukan Keluarga Lisano pasti tidak mungkin bisa dilakukan orang lain.“Dirga, Shandy, Keluarga Lisano sudah mengerahkan seluruh tenaga dalam menangani hal ini. Berhubung masalahnya sudah jadi begini, sebaiknya kalian persiapkan saja diri kalian untuk menerima kemungk
“Pemakaman? Ng ... nggak. Maggie pasti akan baik-baik saja ....” Setelah mendengar ucapan Archie, Shandy langsung jatuh terduduk di lantai. Kemudian, air matanya tidak berhenti mengalir dengan deras.Meskipun mengatakan Maggie akan baik-baik saja, Shandy tahu bahwa apa yang dikatakan Archie memang benar. Saat ini, Cale sudah menyandera Maggie begitu lama. Dengan sifat Cale yang kejam, Maggie seharusnya sudah dicelakai oleh Cale. Meskipun ahli Keluarga Lisano lanjut melacak keberadaan Cale, semuanya juga tidak berarti lagi.“Selain itu, dendam Cale dengan Keluarga Lisano sangat mendalam. Dia juga menyalahkan Om Dirga atas kematian Cole. Kalau tebakanku nggak meleset, kelak dia pasti akan menyelinap ke kediaman Keluarga Lisano lagi untuk balas dendam. Kita harus mencegah hal ini,” tambah Archie.Sebenarnya, Archie diam-diam berharap Cale akan menyelinap ke kediaman Keluarga Lisano lagi dan membunuh Morgan. Dengan begitu, tidak akan ada lagi orang yang bisa memperebutkan posisi penerus ke
“Ayah, Ibu, kalian kenapa?” Saat melihat kekacauan di aula utama dan Shandy yang terduduk di lantai, Maggie merasa sangat terkejut dan terlebih dahulu memecahkan keheningan.“Maggie, ka ... kamu sudah pulang? Kamu benar-benar sudah pulang dengan selamat! Syukurlah! Syukurlah!” Setelah tersadar dari keterkejutannya, Shandy langsung berseru gembira. Selanjutnya, dia buru-buru berdiri dari lantai dan berlari ke arah Maggie, lalu memeluknya dengan erat. Pada saat ini, semua orang di aula utama akhirnya tersadar kembali. Sementara itu, Dirga dan Morgan juga buru-buru menghampiri Maggie.“Maggie, kamu nggak kenapa-napa, ‘kan?” tanya Dirga dengan penuh perhatian.Dirga, Morgan, dan Shandy buru-buru memeriksa keadaan Maggie. Mereka sangat khawatir Maggie telah dilukai oleh Cale.“Aku baik-baik saja kok,” jawab Maggie.“Baguslah kalau begitu!” Setelah memastikan Maggie memang baik-baik saja, Dirga, Morgan, dan Shandy akhirnya lega juga.Dirga menenangkan dirinya, lalu bertanya, “Maggie, ada ap
“Cale sudah dibunuh Kak Owen hanya dengan satu serangan,” jawab Maggie dengan jujur.“Apa?” Setelah mendengar jawaban Maggie, semua orang yang ada di lokasi langsung geger.Mereka tahu bahwa basis kultivasi Cale telah mencapai Semi Alam Tigana dan Cale merupakan salah satu orang terhebat dari kalangan generasi kedua Tonham Selatan. Selain itu, Cale juga memiliki Gelang Darah Kematian, sebuah senjata magis tingkat Tigana yang bisa mengeluarkan serangan berkekuatan Alam Tigana.Jangankan keturunan generasi kedua Tonham Selatan, bahkan petarung generasi tua yang sudah mencapai Alam Tigana juga belum tentu mampu membunuh Cale. Namun, Maggie malah mengatakan bahwa Owen yang masih begitu muda berhasil membunuh Cale hanya dengan satu serangan. Hal ini terlalu tidak bisa dipercaya.Dalam sekejap, semua orang pun merasa sangat terkejut, lalu menatap Owen dengan ekspresi tidak percaya.“Owen, ka ... kamu benar-benar sudah membunuh Cale?” tanya Dirga dengan terkejut.“Umm ....” Owen pun tidak bis
“Begini ceritanya. Aku tahu basis kultivasiku masih rendah dan aku bukanlah tandingan Cale. Sebelum menyusul Cale, aku sengaja menghubungi seorang ahli Organisasi Dragmar untuk membantuku. Oleh karena itu, aku baru berhasil membunuh Cale dan menyelamatkan Maggie,” jelas Owen seolah-olah memang ada kejadian seperti itu.Kali ini, Owen berhasil membunuh Cale dengan mengandalkan ranah pedang yang diberikan Wulio. Sementara itu, Wulio memang adalah seorang ahli dari Organisasi Dragmar. Jadi, tidak ada salahnya dia melimpahkan semua jasa itu pada Wulio.“Ternyata begitu!” Setelah mendengar penjelasan Owen, semua orang baru tersadar.Penjelasan Owen memang kurang meyakinkan dan kredibilitasnya juga masih kalah dari Maggie yang polos. Namun, mereka lebih bersedia percaya bahwa ada seorang ahli Organisasi Dragmar yang turun tangan untuk membunuh Cale. Bagaimanapun juga, bahkan Keluarga Lisano juga tidak mampu melakukannya. Jadi, mereka merasa cerita karangan Owen lebih masuk akal.Namun, tidak
“Om, nggak apa-apa kok. Semuanya sudah berlalu dan Maggie juga baik-baik saja. Kamu nggak usah menyalahkan diri,” ujar Owen dengan buru-buru.“Emm, pokoknya, terima kasih sudah menyelamatkan Maggie. Kalau kamu nggak mempertaruhkan nyawamu untuk menyelamatkan Maggie, konsekuensinya nggak akan terbayangkan!” Dirga membungkuk pada Owen lagi dan berterima kasih kepadanya.“Benar. Tuan Owen, terima kasih banyak ya.” Shandy dan Morgan juga mengucapkan terima kasih pada Owen dengan tulus.“Om, Tante, kalian nggak usah begitu sungkan. Aku dan Tuan Morgan itu teman. Lagian, Keluarga Lisano sudah banyak membantu Grup Ora sebelumnya. Ini adalah hal yang seharusnya kulakukan,” jawab Owen sambil tersenyum.“Tuan Owen, aku benar-benar nggak tahu harus bagaimana membalas semua kebaikanmu itu. Kalau Grup Ora butuh bantuan, katakan saja. Aku pasti akan membantumu dengan sekuat tenaga!” ujar Dirga dengan serius.Kali ini, Owen sudah mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan nyawa Maggie. Dirga tidak m
“Tuan Owen, bukan begitu maksudku. Kamu salah paham. Berinvestasi pada Grup Ratu Kosmetik adalah hal yang saling menguntungkan. Aku tentu saja bersedia melakukannya. Hanya saja, aku masih belum menemukan orang yang cocok untuk membantumu dalam pengelolaan perusahaan,” jelas Dirga secara singkat.Jika Keluarga Lisano memutuskan untuk berinvestasi pada Grup Ratu Kosmetik, sudah seharusnya Dirga mengutus orang untuk membantu Owen mengelola perusahaan. Apabila dia asal mengutus seorang keluarga cabang untuk membantu Owen, hal itu akan terkesan merendahkan Owen dan Grup Ratu Kosmetik. Namun, sebuah perusahaan kosmetik juga tidak memiliki pengaruh yang terlalu besar seperti Grup Ora. Jadi, Dirga tidak mungkin mengutus Morgan untuk membantu Owen.Apalagi, Morgan adalah tokoh terhebat dari kalangan generasi muda Keluarga Lisano dan memiliki tanggung jawab besar dalam bisnis keluarga. Meskipun Dirga bersedia membiarkan Morgan membantu Owen, para tetua Keluarga Lisano juga belum tentu setuju.“