“Cale, orang yang seharusnya mati itu kamu! Mati sana!” Kali ini, Owen sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi serangan Cale. Dia segera mengeluarkan ranah pedang dan mengarahkannya ke arah Cale tanpa ragu.“Mau membunuhku? Nak, sok hebat sekali kamu!” Cale pun tertawa saking marahnya. Ekspresinya dipenuhi dengan peremehan dan penghinaan.Cale tahu bahwa kekuatan Owen masih kalah jauh darinya. Meskipun hanya menggunakan sebuah jari, dia juga bisa menghabisi Owen dengan mudah. Namun, Owen malah berani berlagak hebat di hadapannya. Dia benar-benar tidak mengerti dari mana datangnya nyali Owen itu.Namun, sebelum sempat bergembira, apa yang terjadi selanjutnya sangat mengejutkan Cale.Bum! Seiring dengan ranah pedang yang diaktifkan, sebuah aura yang luar biasa mengerikan tiba-tiba memelesat ke arah Cale. Aura itu mengandung kekuatan yang bisa menghancurkan langit dan bumi. Bahkan udara di sekitarnya juga terasa seperti sudah membeku.“A ... apa itu?” Saat merasakan kekuatan ranah pedan
Duk! Seiring dengan suara benturan yang kuat, ranah pedang Owen yang tak terkalahkan itu dengan mudah mengoyak serangan Gelang Darah Kematian dan menghantam tubuh Cale dengan kuat. Ranah pedang itu juga segera menembus dada Cale dan meninggalkan lubang besar yang terlihat sangat mengerikan.“Ng ... nggak mungkin ....” Cale menunduk dan melihat lubang di dadanya yang sedang mengalirkan darah dengan terkejut. Kemudian, tubuhnya jatuh ke lantai dan tidak bergerak lagi.‘Syukurlah! Ranah pedang dari Tetua Wulio ternyata memang sangat hebat!’ Berhubung ranah pedang mampu membunuh Cale, Owen merasa sangat gembira. Dia baru menyadari bahwa kekuatan Wulio jauh lebih hebat dari bayangannya. Bahkan Gelang Darah Kematian yang merupakan senjata magis tingkat Tigana juga tidak mampu melawannya. Tentu saja, Maggie merasa jauh lebih terkejut daripada Owen. Dia menjulurkan kepalanya dari punggung Owen, lalu mengusap matanya karena tidak percaya pada apa yang sudah terjadi.“Kak Owen, ka ... kamu berh
“Oh iya! Kak Owen, kalau basis kultivasimu begitu tinggi, kenapa kamu nggak menghadapi Cale dari tadi?” tanya Maggie dengan bingung setelah teringat kejadian-kejadian sebelumnya.Tadi, Maggie menyaksikan sendiri bahwa Owen berhasil membunuh Cale dengan hanya satu serangan. Jadi, dia sudah menyadari bahwa kekuatan Owen jauh lebih tinggi dari yang dibayangkannya. Namun, dia tidak mengerti kenapa sebelumnya Owen bisa dilukai oleh Cale, padahal Owen memiliki kemampuan untuk membunuh Cale.“Serangan ranah pedangku itu nggak pandang bulu. Kalau aku bertindak terlalu tergesa-gesa, aku takut kamu ikut terluka,” jelas Owen secara singkat.“Ternyata kamu melakukannya demi aku ....” Setelah mendengar penjelasan Owen, jantung Maggie tiba-tiba berdegup kencang. Sebuah perasaan yang sulit dideskripsikan dengan kata-kata juga menyelimuti hatinya.Sekarang, Maggie sudah mengerti bahwa Owen sebenarnya berkemampuan untuk membunuh Cale di kediaman Keluarga Lisano tadi. Hanya saja, berhubung Maggie disand
Di kediaman Keluarga Lisano.Berhubung gagal mengejar Cale, para ahli yang diutus Keluarga Lisano pun kembali ke rumah dengan tangan kosong. Dirga juga tidak terkecuali.Di aula utama.Pada saat ini, Kartha, beberapa anggota keluarga inti, Shandy, dan Morgan sedang menunggu berita dari Dirga dengan cemas. Terutama Shandy. Sekarang, Maggie sudah diculik Cale selama hampir 3 jam. Namun, Dirga dan ahli Keluarga Lisano yang lain masih belum memberikan kabar apa pun. Shandy pun merasa sangat panik dan gelisah.Drap! Drap! Drap! Tepat pada saat ini, terdengar derap langkah kaki dari luar. Dirga dan sekelompok ahli Keluarga Lisano akhirnya pulang juga.“Dirga, gimana? Di mana Maggie? Apa kalian sudah berhasil menyelamatkannya?” tanya Shandy dengan cemas setelah melihat kemunculan Dirga.“Belum ...,” jawab Dirga dengan nada getir sambil menggeleng pelan. Ekspresinya terlihat sangat suram.“Apa?” Begitu mendengar jawaban Dirga, Shandy merasa bagaikan disambar petir dan langsung kehilangan sel
“Apa gunanya kita percaya pada Owen? Bahkan keluarga kita juga nggak mampu menemukan Cale. Mana mungkin Owen bisa menemukannya?” ujar Dirga sambil berdesah.Berbeda dengan Shandy dan Morgan, Dirga masih tetap merasa bahwa Owen hanya membual sebelumnya. Meskipun bertaruh pada Owen, hasilnya juga pasti sama saja.“Apa yang dikatakan Kak Dirga benar. Cale pada dasarnya memang sangat berhati-hati dan licik. Selain itu, dia juga sudah mengatur orang untuk membantunya. Bahkan keluarga kita juga nggak mampu menemukannya. Mana mungkin orang lain mampu melakukannya?”Beberapa ahli Keluarga Lisano juga menyetujui pendapat Dirga. Meskipun tidak tahu siapa Owen yang disebut Shandy itu, mereka bisa menebak bahwa hal yang tidak mampu dilakukan Keluarga Lisano pasti tidak mungkin bisa dilakukan orang lain.“Dirga, Shandy, Keluarga Lisano sudah mengerahkan seluruh tenaga dalam menangani hal ini. Berhubung masalahnya sudah jadi begini, sebaiknya kalian persiapkan saja diri kalian untuk menerima kemungk
“Pemakaman? Ng ... nggak. Maggie pasti akan baik-baik saja ....” Setelah mendengar ucapan Archie, Shandy langsung jatuh terduduk di lantai. Kemudian, air matanya tidak berhenti mengalir dengan deras.Meskipun mengatakan Maggie akan baik-baik saja, Shandy tahu bahwa apa yang dikatakan Archie memang benar. Saat ini, Cale sudah menyandera Maggie begitu lama. Dengan sifat Cale yang kejam, Maggie seharusnya sudah dicelakai oleh Cale. Meskipun ahli Keluarga Lisano lanjut melacak keberadaan Cale, semuanya juga tidak berarti lagi.“Selain itu, dendam Cale dengan Keluarga Lisano sangat mendalam. Dia juga menyalahkan Om Dirga atas kematian Cole. Kalau tebakanku nggak meleset, kelak dia pasti akan menyelinap ke kediaman Keluarga Lisano lagi untuk balas dendam. Kita harus mencegah hal ini,” tambah Archie.Sebenarnya, Archie diam-diam berharap Cale akan menyelinap ke kediaman Keluarga Lisano lagi dan membunuh Morgan. Dengan begitu, tidak akan ada lagi orang yang bisa memperebutkan posisi penerus ke
“Ayah, Ibu, kalian kenapa?” Saat melihat kekacauan di aula utama dan Shandy yang terduduk di lantai, Maggie merasa sangat terkejut dan terlebih dahulu memecahkan keheningan.“Maggie, ka ... kamu sudah pulang? Kamu benar-benar sudah pulang dengan selamat! Syukurlah! Syukurlah!” Setelah tersadar dari keterkejutannya, Shandy langsung berseru gembira. Selanjutnya, dia buru-buru berdiri dari lantai dan berlari ke arah Maggie, lalu memeluknya dengan erat. Pada saat ini, semua orang di aula utama akhirnya tersadar kembali. Sementara itu, Dirga dan Morgan juga buru-buru menghampiri Maggie.“Maggie, kamu nggak kenapa-napa, ‘kan?” tanya Dirga dengan penuh perhatian.Dirga, Morgan, dan Shandy buru-buru memeriksa keadaan Maggie. Mereka sangat khawatir Maggie telah dilukai oleh Cale.“Aku baik-baik saja kok,” jawab Maggie.“Baguslah kalau begitu!” Setelah memastikan Maggie memang baik-baik saja, Dirga, Morgan, dan Shandy akhirnya lega juga.Dirga menenangkan dirinya, lalu bertanya, “Maggie, ada ap
“Cale sudah dibunuh Kak Owen hanya dengan satu serangan,” jawab Maggie dengan jujur.“Apa?” Setelah mendengar jawaban Maggie, semua orang yang ada di lokasi langsung geger.Mereka tahu bahwa basis kultivasi Cale telah mencapai Semi Alam Tigana dan Cale merupakan salah satu orang terhebat dari kalangan generasi kedua Tonham Selatan. Selain itu, Cale juga memiliki Gelang Darah Kematian, sebuah senjata magis tingkat Tigana yang bisa mengeluarkan serangan berkekuatan Alam Tigana.Jangankan keturunan generasi kedua Tonham Selatan, bahkan petarung generasi tua yang sudah mencapai Alam Tigana juga belum tentu mampu membunuh Cale. Namun, Maggie malah mengatakan bahwa Owen yang masih begitu muda berhasil membunuh Cale hanya dengan satu serangan. Hal ini terlalu tidak bisa dipercaya.Dalam sekejap, semua orang pun merasa sangat terkejut, lalu menatap Owen dengan ekspresi tidak percaya.“Owen, ka ... kamu benar-benar sudah membunuh Cale?” tanya Dirga dengan terkejut.“Umm ....” Owen pun tidak bis