“Tapi ....” Meskipun sikap ayahnya sudah sangat tegas, Rosa masih ingin membantah.Namun, sebelum Rosa sempat menyelesaikan kalimatnya, Naldo sudah menyela dan berkata, “Nggak ada tapi-tapian lagi! Sekarang, aku akan memberimu dua pilihan. Kamu mau ikut Owen pergi ke Tonham atau menerima pernikahan yang kuatur untukmu di Jenggala?”Naldo tahu Rosa pernah dilukai dalam hubungan asmara. Selama ini, dia tidak pernah ikut campur dalam urusan asmara Rosa. Namun, seiring dengan usia Rosa yang bertambah tua, dia mau tak mau harus ikut campur.Terutama akhir-akhir ini, Naldo sudah memperkenalkan banyak pemuda berbakat dari keluarga terhormat kepada Rosa. Namun, Rosa menolak mereka semua karena memiliki standar yang sangat tinggi. Rosa bahkan sama sekali tidak berniat untuk mencari pacar.Oleh karena itu, Naldo pun tiba-tiba terpikirkan untuk membiarkan Rosa pergi ke Tonham bersama Owen. Dengan begitu, Rosa bisa menghilangkan kepenatannya dan melepaskan trauma masa lalu. Selain itu, Tonham sang
“Om Naldo, ada apa?” tanya Owen sambil menatap Naldo dengan bingung.“Owen, kuserahkan Rosa padamu. Kalau sudah tiba di Tonham, kamu harus melindunginya dengan baik. Jangan biarkan dia ditindas atau dilukai,” pesan Naldo dengan serius.Sebagai seorang ayah, Naldo tentu saja merasa agak khawatir karena putrinya akan melakukan perjalanan jauh. Namun, dia tahu seberapa hebat kemampuan Owen. Terutama saat mengingat kekuatan ranah pedang yang sangat mengerikan itu, bahkan petarung Alam Augana juga bisa dikalahkan Owen dengan mudah. Kemampuan Owen yang begitu luar biasa seharusnya sudah cukup untuk menjamin keselamatan Rosa.“Emm, Om Naldo, jangan khawatir. Aku akan menjaga mereka dengan baik,” jawab Owen sambil mengangguk. Sebenarnya, dia tidak ingin Renata dan yang lainnya ikut ke Tonham karena tahu semakin banyak orang yang ikut, semakin besar pula tanggung jawab dan bebannya....Seusai sarapan, Owen dan yang lainnya mengemas barang mereka dan bersiap-siap untuk berangkat. Pada saat ini,
Provinsi Tonham terbagi atas lima wilayah, yaitu bagian timur, selatan, barat, utara, dan sentral. Setiap wilayah memiliki tanah yang jauh lebih luas dan sumber daya yang berkali-kali lipat lebih kaya dari kota seperti Jenggala maupun Loram.Setelah berkendara selama 7-8 jam, kelompok Owen akhirnya tiba di Tonham pada malam hari. Mereka langsung mencari sebuah hotel bintang lima terdekat dan bermalam di sana.Keesokan harinya, kelompok Owen berkeliling di Tonham untuk mengenal jalan dan lingkungan di sekitar. Selain itu, mereka juga ingin mencari perusahaan properti agar bisa membeli sebuah rumah mewah yang bisa ditinggali mereka.Setelah pergi ke beberapa perusahaan properti, Owen akhirnya menemukan sebuah vila mewah di wilayah Tonham Selatan yang dekat dengan pegunungan. Vila ini sangat luas, sekitar beberapa ribu meter persegi. Namun, berhubung terletak di pinggir kota, harganya tidak terlalu mahal. Owen hanya menghabiskan sekitar 200-an miliar untuk membelinya.Alasan kenapa Owen m
“Apanya yang gawat? Ada apa denganmu?” Berhubung pemikiran Owen terputus gara-gara seruan Renata, Owen pun melirik Renata dengan agak tidak senang.Di sisi lain, Theresa, Yura, dan Rosa juga mengalihkan perhatian mereka pada Renata.“Kita sibuk sepanjang sore hingga lupa mencari pembantu! Sekarang sudah malam, siapa yang mau masak?” tanya Renata sambil menatap Theresa.“Aku nggak pernah masak,” jawab Theresa sambil menggeleng.“Aku juga nggak bisa masak.” Yura juga menggeleng.Selanjutnya, mereka bertiga menatap Rosa.“Buat apa kalian melihatku? Memangnya kalian pikir aku bisa masak?” tanya Rosa sambil menjulingkan matanya.“Umm ....” Keempat wanita itu saling memandang untuk sejenak, lalu terdiam. Sebagai empat wanita tercantik di Jenggala, mereka semua adalah putri dari keluarga besar yang kaya. Selama ini, mereka tidak pernah mengerjakan pekerjaan rumah. Jadi, mereka tentu saja tidak bisa memasak.“Ya sudahlah, sebaiknya kita makan di restoran saja,” kata Theresa untuk memecahkan ke
“Berhenti! Siapa kalian? Ini adalah kawasan perumahan pribadi. Orang luar dilarang masuk!” tegur beberapa pengawal Keluarga Senjaya. Mereka terlihat sangat sombong.Tentu saja, mereka memang memiliki alasan untuk bersikap sombong. Perekonomian dan aspek lain di Tonham jauh lebih berkembang dibandingkan dengan kota-kota lain seperti Jenggala dan Loram. Selain itu, letak geografis Tonham juga jauh lebih unggul. Apalagi, setiap keluarga terhormat yang berkuasa di lima wilayah Tonham paling tidak memiliki teknik bela diri tingkat tinggi kelas rendah. Berhubung kecepatan kultivasi dari berlatih teknik bela diri tingkat menengah kelas atas masih kurang cepat, orang yang berlatihnya paling tinggi hanya bisa mencapai tahap menengah Alam Rigana dan sangat sulit untuk bisa menerobos mencapai tahap akhir Alam Rigana.Namun, orang yang berlatih teknik bela diri tingkat tinggi kelas rendah mampu mencapai Alam Augana. Dengan kata lain, semua keluarga terhormat di Tonham paling tidak memiliki seoran
“Ada apa ini?” Pada saat ini, seorang pria berkumis yang terlihat berusia 40-an tahun dan memancarkan aura mengesankan berjalan keluar bersama dua pengawal patroli.“Lapor Pak Wilson, orang ini mengaku sebagai cucu perempuan Keluarga Senjaya dan meminta untuk bertemu dengan Pak Adrian,” lapor beberapa pengawal itu dengan penuh hormat.“Cucu perempuan Keluarga Senjaya?” Wilson pun tertegun dan melirik Theresa, lalu langsung merasa terkesan akan penampilan Theresa. Namun, dia tidak mengenali Theresa.“Sembarangan! Apa kalian buta? Mereka jelas-jelas hanyalah penipu! Cepat usir mereka!” dengus Wilson dengan dingin. Dia adalah kerabat jauh Keluarga Senjaya dan sudah bekerja di kediaman Keluarga Senjaya selama belasan tahun. Dia tidak pernah mendengar tentang orang yang namanya Sophie, apalagi Theresa.“Baik!” Beberapa pengawal itu pun memelototi Owen dan Theresa dengan galak setelah ditegur oleh Wilson. Kemudian, mereka berseru marah, “Dasar penipu! Cepat pergi!”Sejak kecil, Theresa meras
“Baik!” Setelah mendapat perintah dari Wilson, beberapa pengawal itu langsung mengepung Owen dan Theresa.“Dasar pecundang! Kalian jangan keterlaluan!” seru Owen dengan marah. Awalnya, dia mengira kunjungan ke kediaman Keluarga Senjaya merupakan hal yang sangat sederhana. Tak disangka, pengawal penjaga pintu Keluarga Senjaya ternyata begitu sulit dihadapi.Terutama Wilson, pemimpin mereka itu. Dia bukan hanya tidak bersedia melaporkan kedatangan mereka kepada Adrian, tetapi juga hendak menangkap Owen dan Theresa.“Nak, beraninya kamu merendahkan kami! Cari mati, ya!” Beberapa pengawal itu langsung murka, lalu segera menyerang ke arah Owen dan Theresa.Saat merasakan fluktuasi energi sejati para pengawal itu, Owen pun mengetahui bahwa basis kultivasi mereka baru mencapai tahap awal Alam Sigana. Dia berdiri di depan Theresa dan hendak langsung mengalahkan beberapa orang itu dengan satu serangan.“Owen, hati-hati,” seru Theresa dengan khawatir. Dia mengetahui kekuatan Owen dan tentu saja
“Namamu Wilson, ‘kan? Sekarang, apa kamu sudah boleh melaporkan kedatangan aku dan Theresa kepada Pak Adrian?” tanya Owen sambil menatap Wilson dengan dingin.“Nak, jangan sombong! Baru mencapai tahap awal Alam Sigana juga berani bersikap arogan di wilayah Keluarga Senjaya!” ejek Wilson setelah tersadar dari keterkejutannya.Meskipun tidak tahu kenapa Owen mampu mengalahkan beberapa pengawal itu, Wilson tahu bahwa basis kultivasi Owen baru mencapai tahap awal Alam Sigana. Sebagai kepala pengawal, kekuatannya jauh lebih tinggi dari beberapa pengawal itu. Basis kultivasinya sudah mencapai tahap puncak Alam Sigana. Dengan kekuatannya, mana mungkin dia takut pada Owen?“Dasar orang keras kepala! Berhubung kamu nggak mau melaporkan kedatangan kami, aku akan menghajarmu sampai kamu melakukannya!” dengus Owen. Dia berencana untuk memakai cara kasar. Tentu saja, akan lebih baik apabila pergerakan di luar ini menarik perhatian keluarga inti Keluarga Senjaya. Dengan begitu, semua masalahnya suda