“Tunggu! Aku mau batu giok naga ini!” Tiba-tiba, terdengar suara seseorang yang dingin. Segera setelah itu, seorang pemuda berusia sekitar 27-28 tahun yang berpakaian mewah melangkah masuk ke toko giok diikuti oleh dua pengawal yang terlihat sangat tangguh.“Dimas!” Melihat pemuda itu muncul, Jocelyn dan Levin merasa terkejut. Pemuda di depan mereka tak lain adalah Dimas Morika, pewaris utama dari Keluarga Morika yang merupakan pesaing bisnis utama Keluarga Hanata!“Dimas, apa yang kamu lakukan di Himpunan Permata? Kami nggak menyambutmu di sini!” Setelah tersadar, wajah cantik Jocelyn langsung menjadi serius. Keluarga Morika bukan hanya pesaing terbesar Keluarga Hanata dalam bidang barang antik dan giok. Sejak orang tua dan kakaknya meninggal, Keluarga Morika telah memanfaatkan situasi untuk menekan Keluarga Hanata. Terutama dalam beberapa bulan terakhir, tekanan yang diberikan oleh Keluarga Morika semakin meningkat. Mereka memutuskan pasokan Keluarga Hanata di Tonham Sentral dan
Saat ini, dengan munculnya Dimas dan keributan yang ditimbulkannya, banyak pelanggan di toko giok terkejut oleh suara dari arah meja kasir. Orang-orang pun merasa penasaran dan berkumpul untuk melihat apa yang terjadi.“Pak Gading, tadi aku sudah dengar dari luar bahwa kamu berencana menjual batu giok naga ini seharga 3 triliun kepada Himpunan Permata. Bagaimana kalau aku tawar 3,6 triliun? Jual saja batu giok itu kepada kami. Gimana?”Dimas tidak lagi berdebat panjang lebar dengan Jocelyn. Dia langsung memberikan tawaran yang lebih tinggi kepada Gading.“Kamu mau tawar 3,6 triliun? Hmm, oke. Tuan Dimas, ini tawaran yang kamu berikan sendiri, ya. Selama kamu bersedia keluarkan 3,6 triliun, aku akan jual batu giok ini kepada Keluarga Morika!”Mendengar hal ini, Gading langsung terlihat senang dan segera menyetujuinya.“Apa? Pak Gading, sepertinya sikapmu ini sangat nggak etis! Tadi, kamu jelas-jelas sudah setuju untuk menjual batu giok ini kepada Himpunan Permata. Sekarang, kenapa kamu
“Hmm, aku mengerti ....”Setelah mendengar peringatan dari Levin, Jocelyn mengangguk dengan tampang suram. Dia juga tahu bahwa batu giok naga ini sangat penting bagi keluarga mereka dan tidak boleh jatuh ke tangan Keluarga Morika.Jika tidak, bisnis Keluarga Hanata pasti akan terperosok kembali ke dalam kesulitan dan secara bertahap menuju kemunduran tanpa harapan untuk bangkit kembali. Jocelyn tidak bisa menanggung konsekuensi seberat ini. Begitu memikirkan hal ini, tatapan Jocelyn perlahan-lahan menjadi tegas. Dia segera membuat keputusan. “Dimas, karena kamu sengaja mengganggu dan ingin bersaing dengan Keluarga Hanata untuk dapatkan batu giok ini menggunakan cara lelang, aku akan ikut dalam permainanmu sampai akhir! Aku tawar 4 triliun!” kata Jocelyn dengan dingin. Kemudian, dia langsung menaikkan harga batu giok naga menjadi 4 triliun. “Kamu mau bersaing denganku? Oke, aku terima tantanganmu! Aku tawar 4,4 triliun!” ucap Dimas sambil tersenyum sinis.“Aku tawar 4,6 triliun!” Joce
“Terima kasih atas peringatannya, Tuan Gustari. Aku juga tahu harga 5,6 triliun terlalu tinggi. Tapi, batu giok jenis ini sangat penting bagi toko barang antik kami. Aku harus berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan batu giok ini.”Setelah mendengar peringatan Owen, Jocelyn pun menghela napas panjang. Wajahnya menunjukkan keputusasaan. “Belum tentu! Memangnya kamu nggak bisa melihatnya? Ini mungkin hanya sebuah penipuan. Kalau beli batu giok ini, kamu akan terjebak!” ujar Owen dengan serius. “Apa?” Kata-kata Owen membuat semua orang di ruangan terkejut, termasuk Jocelyn dan Levin. Terutama Gading dan Dimas, wajah mereka berubah drastis dan ada kilatan kecemasan yang terkandung di mata mereka. Owen memperhatikan semua ekspresi ini dengan saksama. Melihat reaksi aneh dari Gading dan Dimas, Owen makin yakin dengan dugaannya. “Tuan Gustari, kamu bilang ini cuma penipuan? Apa maksudnya?” tanya Jocelyn setelah kembali sadar.“Coba kamu pikir baik-baik. Pak Gading baru saja datang ke tok
“Kamu ....” Dimas dan Gading sangat marah. Hati mereka langsung tenggelam.Terutama Dimas. Seperti yang ditebak Owen, semua ini adalah rencananya. Sejak Keluarga Morika memblokir pasokan dari toko barang antik Keluarga Hanata di Tonham Sentral, bisnis toko barang antik Keluarga Hanata makin memburuk. Dengan memanfaatkan kesempatan ini, Keluarga Morika berencana untuk terus menyerang dan berusaha menjatuhkan Keluarga Hanata yang merupakan pesaing bisnis terbesar mereka. Sayangnya, rencana mereka tidak berjalan sesuai harapan. Beberapa hari yang lalu, Jocelyn berhasil membuka kembali jalur pasokan baru dari Tonham Utara dan menyelamatkan toko barang antik Keluarga Hanata. Ini membuat rencana Keluarga Morika untuk menjatuhkan Keluarga Hanata gagal total. Oleh karena itu, Dimas terpaksa mengubah strategi dan merancang rencana baru yang lebih licik.Dalam bisnis seperti toko barang antik, ada dua hal terpenting, yaitu sumber pasokan dan masalah dana. Kali ini, Dimas mengatur Gading data
“Hmm ... benar juga.” “Tuan Gustari, batu giok berkualitas tinggi yang dimiliki Pak Gading ini benar-benar adalah giok naga. Dia dan Dimas memang nggak perlu berkomplot untuk menjebakku. Apa kamu nggak salah paham?”Setelah mendengar pernyataan Gading, Jocelyn merasa itu masuk akal. Batu giok naga yang berkualitas tinggi sangat berharga dan langka. Baik toko barang antik Keluarga Hanata maupun toko barang antik Keluarga Morika, siapa pun yang mendapatkan batu giok ini bisa meningkatkan reputasi toko mereka di industri secara signifikan.Jika Dimas dan Gading bekerja sama, Dimas bisa memanfaatkan batu giok ini sebagai harta karun utama toko barang antik Keluarga Morika. Kemudian, dia dapat lanjut menekan dan merugikan bisnis Keluarga Hanata hingga Keluarga Hanata perlahan-lahan merosot dan hancur. Pada saat itu, Keluarga Morika akan menang tanpa bertempur.Jadi, untuk apa Dimas dan Gading menjual batu giok ini kepada mereka? Itu sama sekali tidak realistis! Jocelyn merasa Dimas dan Gad
“Belum tentu! Manusia bisa melakukan kesalahan. Batu giok naga yang berkualitas tinggi sudah punah selama puluhan tahun. Ketiga ahli penilai di Himpunan Permata mungkin nggak sering melihatnya. Wajar saja mereka salah menilainya!” ujar Owen dengan nada meremehkan.“Yang dikatakan tuan ini benar! Kami bertiga hanya memberikan penilaian kasar bahwa batu giok berkualitas tinggi ini adalah giok naga, tapi kami nggak berani menjamin 100%.”Saat ini, ketiga ahli penilai batu giok di samping pun menyatakan pendapat mereka. Di antara mereka, hanya Randi yang pernah melihat batu giok naga di masa mudanya, sedangkan dua lainnya belum pernah melihatnya. Mereka bertiga mengandalkan pengalaman dan karakteristik untuk menyimpulkan bahwa batu giok ini adalah giok naga yang berkualitas tinggi. Namun, mereka tidak berani memastikan apakah itu benar-benar sesuai kesimpulan mereka.“Pak Gading, kamu sudah dengar apa yang dikatakan ketiga ahli penilai ini? Kalau kamu menuduhku mencemarkan nama baikmu, ap
“Pak Randi, aku baru menyadari permukaan dan bagian dalam batu giok berkualitas tinggi ini sedikit berbeda. Apa kalian bertiga bisa periksa dengan lebih teliti untuk melihat apa ada sesuatu yang tersembunyi di antara keduanya?” tanya Owen kepada tiga ahli penilai di Himpunan Permata.Meskipun sudah merasakan adanya ketidaksesuaian antara permukaan dan bagian dalam batu giok tersebut, Owen adalah orang awam di bidang batu giok dan tidak bisa menjelaskan lebih lanjut. Jadi, dia hanya bisa memberitahu Randi tentang apa yang dia temukan dan berharap mereka bisa melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menemukan petunjuk.“Ya, baik,” jawab tiga ahli penilai itu.Kemudian, mereka bertiga menggunakan lampu ultraviolet dan filter warna untuk memeriksa kembali batu giok berkualitas tinggi yang ada di atas meja.“Oh, ternyata begitu!” Setelah mendapat petunjuk dari Owen, wajah Randi dan yang lainnya langsung berubah.“Pak Randi, ada apa? Apa ada masalah?” Jocelyn tidak bisa menahan rasa ingin ta
“Nona Yunita, terima kasih sudah menolongku ....”Theresa berjalan ke sisi tempat tidur, lalu mengucapkan terima kasih dengan tulus kepada Yunita yang sudah menolongnya dari tangan Rusli. Ini juga merupakan alasan utama kenapa dia tidak meninggalkan kamar Yunita.“Nona Theresa, kalau kamu benar-benar ingin berterima kasih padaku, apa kamu boleh setujui sebuah permintaanku ...,” ujar Yunita sambil menggigit bibirnya. Dia terlihat seperti sudah membuat sebuah keputusan.“Permintaan apa?” tanya Theresa. Setelah berpikir sejenak, da samar-samar bisa menebak apa permintaan Yunita.“Aku ingin bergabung dengan kalian. Kelak, aku mau hidup bersama kalian ...,” jawab Yunita dengan tatapan penuh harap.Sebelumnya, Yunita tidak berhenti berpikir untuk merebut Owen dari Theresa dan Yura karena menyukai Owen. Sekarang, setelah mengalami musibah sebesar ini, pikirannya sudah terbuka. Berhubung tidak mungkin bisa merebut Owen dari mereka, dia pun berencana untuk bergabung dengan mereka. Ini juga meru
“Nggak ada yang mustahil! Pak tua, semuanya sudah berakhir. Mati sana! Terima seranganku, Tinju Phoenix!” dengus Owen.Kemudian, Owen langsung mengerahkan jurus andalan terkuatnya tanpa ragu. Gelombang energi yang luar biasa kuat segera terpancar dari tinjunya, lalu memelesat ke arah Danu. Owen berencana untuk langsung membunuh Danu supaya bisa mengakhiri pertarungan ini secepat mungkin.“Jangan ....”Saat merasakan kekuatan mengerikan dari Tinju Phoenix, Danu pun ketakutan. Dia langsung melompat tanpa ragu dan berniat untuk melarikan diri. Sayangnya, kekuatan Owen jauh lebih tinggi dari kekuatannya. Selain itu, Tinju Phoenix merupakan jurus spiritual tingkat puncak yang kekuatannya sangat mengerikan.Selanjutnya, baru saja Danu melompat ke udara, tubuhnya sudah terhantam serangan Tinju Phoenix dan meledak menjadi kabut darah. Hidupnya yang dipenuhi dengan kejahatan akhirnya berakhir juga.“Ini ....”Begitu melihat Owen berhasil membunuh Danu hanya dengan satu serangan, semua orang pun
“Akhirnya basis kultivasiku menerobos juga! Pak tua, sekarang, kamu sudah boleh mati dengan tenang!”Owen membuka kedua matanya, lalu menatap ke arah Danu dengan tatapan yang sangat tajam dan menakutkan.“Nak, arogan sekali kamu! Memangnya kenapa kalau kamu beruntung bisa menerobos mencapai Alam Legana? Basis kultivasimu baru menerobos dan kamu bahkan belum sempat mengokohkannya. Kamu bukan tandinganku! Mati sana!” dengus Danu. Dia sama sekali tidak takut pada Owen.Seusai berbicara, Danu tidak ingin lanjut bicara omong kosong dengan Owen lagi. Dia langsung menyerang ke arah Owen dengan kekuatan yang sangat besar. Dia berencana untuk lanjut membunuh Owen sebelum Owen sempat mengokohkan basis kultivasinya.“Benar! Memangnya kenapa kalau basis kultivasinya sudah menerobos ....”Setelah mendengar ucapan Danu, semua anggota Keluarga Chandika juga langsung merasa jauh lebih lega.Di sisi lain, Graham, Juskitar, Surya, dan orang lainnya baru saja merasa agak senang dan mulai menaruh sedikit
“Haha .... Akhirnya berakhir juga!”Melihat Graham yang terluka parah dan tidak mampu melawan lagi, Danu langsung tertawa terbahak-bahak. Saat ini, kelompok Graham yang memiliki kemampuan terkuat sudah dijatuhkannya. Selanjutnya, yang tersisa hanyalah Owen, Juskitar, Surya, dan orang lain yang bisa dihadapinya dengan mudah.Dengan begitu, pihak Keluarga Chandika sudah termasuk meraih kemenangan. Jadi, dapat dibayangkan betapa gembiranya Danu.“Sesepuh paling hebat!”“Sesepuh paling hebat!”“Sesepuh paling hebat!”Selain Danu, Setiawan dan para ahli Keluarga Chandika lainnya juga bersorak gembira.“Gawat .... Kali ini, tamatlah riwayat kita ....”Di sisi lain, Juskitar, Surya, dan orang lainnya merasa bagaikan sudah disambar petir. Mereka langsung merasa putus asa. Meskipun memiliki keuntungan dalam jumlah, Danu merupakan seorang petarung Alam Legana yang tidak mungkin bisa mereka lawan. Jika tebakan mereka tidak meleset, yang menanti mereka selanjutnya adalah kematian. Selain itu, tida
Gluk! Owen memanfaatkan kesempatan ini untuk mengeluarkan pil spiritual suci dan mengonsumsinya.Awalnya, Owen berencana untuk menyerahkan pil penawar ratusan racun kepada kelompok Graham supaya bisa menawarkan racun mereka. Namun, Graham sudah terluka akibat serangan Danu, sedangkan kelompok Tristan juga terluka parah dan telah kehilangan semangat tempur. Jadi, sudah tidak ada gunanya Owen menawarkan racun mereka.Satu-satunya hal yang bisa dilakukan Owen saat ini hanyalah bertaruh apakah dirinya bisa memanfaatkan kesempatan saat hambatan kultivasinya menunjukkan kelonggaran untuk menerobos hambatan kultivasi mencapai Tingkat Pemahaman Agung dengan mengandalkan pil spiritual suci. Dengan begitu, pihak mereka mungkin masih memiliki harapan untuk menang.“Owen, aku akan menahan Danu sebisa mungkin. Kamu harus manfaatkan kesempatan ini untuk kabur! Setelah berhasil kabur, carilah cara untuk balaskan dendam Organisasi Dragmar Tonham Sentral ....”Saat ini, Graham berusaha untuk berdiri sa
“Cari mati kamu!”Saat merasakan serangan kuat Owen dari punggungnya dan melihat Owen telah membunuh Jordan, Danu merasa sangat marah. Dia mau tak mau menghentikan serangan lanjutannya terhadap kelompok Graham, lalu mengerahkan kekuatan yang luar biasa untuk menangkis serangan Owen.Duk! Seiring dengan suara benturan yang nyaring, Tinju Phoenix dan serangan Danu saling berhantaman dengan kuat. Selanjutnya, serangan Danu segera merobek pertahanan Tinju Phoenix dan sisa kekuatannya menghantam tubuh Owen dengan kuat.“Gawat!”Ekspresi Owen langsung berubah drastis. Dia buru-buru melangkah mundur dengan cepat supaya bisa menghindari sisa kekuatan dari serangan Danu. Apa daya, basis kultivasi Danu telah mencapai Alam Legana yang jauh lebih tinggi dari kekuatan Owen. Tidak peduli secepat apa pun dia melangkah mundur, dia tetap tidak dapat melepaskan diri dari ruang lingkup serangan Danu. Tubuhnya pun tersapu sisa energi sejati itu dan terpental ke lantai.Pfft! Pfft! Setelah mendarat di lan
Dibandingkan dengan Juskitar dan Surya yang dipenuhi dengan rasa putus asa, Owen terlihat jauh lebih tenang. Dulu, dia yang menjatuhkan Tangan Beracun. Demi menghadapi Tangan Beracun sebelumnya, dia pernah meracik pil penawar ratusan racun untuk menawarkan Lima Racun Pelemas Otot.Saat ini, Owen kebetulan masih memiliki puluhan butir pil penawar ratusan racun. Meskipun kelompok Graham sudah keracunan, begitu dia memberikan pil penawar ratusan racun kepada mereka, pihak mereka masih memiliki kesempatan untuk meraih kemenangan.Begitu memikirkan hal ini, Owen segera menghentikan pertarungannya dengan Jordan, lalu melompat dan hendak menghampiri kelompok Graham untuk menawarkan racun mereka.“Owen, kamu mau kabur? Mana segampang itu!”Jordan salah paham bahwa Owen ingin melarikan diri setelah melihat situasinya sudah terbalik. Dengan dendam mendalam di antara dirinya dengan Owen, dia tentu saja tidak akan membiarkan Owen melarikan diri. Oleh karena itu, dia langsung bergerak dan menghalan
“Pak Graham, kalian yang memaksaku! Berhubung begitu, jangan salahkan aku lagi! Mati sana!”Melihat para ahli Keluarga Chandika yang jatuh dalam bahaya, ekspresi Danu terlihat sangat suram. Dia tahu dirinya harus segera mengakhiri pertarungan ini secepatnya untuk mencegah timbulnya korban jiwa dari pihak Keluarga Chandika. Oleh karena itu, Danu segera melambaikan kedua lengan bajunya yang menyebarkan kabut putih ke arah kelompok Graham. Kabut putih itu segera berubah menjadi serbuk yang memenuhi udara dan menyelimuti kelompok Graham. “A ... apa ini? Gawat! Ini racun!”Saat merasakan keanehan serbuk berwarna putih itu, kelompok Graham pun tercengang. Mereka berempat buru-buru menahan napas dan melangkah mundur dengan cepat untuk keluar dari jangkauan serbuk putih tersebut.Sayangnya, semuanya sudah terlambat. Serbuk putih itu dapat memasuki tubuh mereka melalui pori-pori. Ditambah dengan jarak mereka berempat yang terlalu dekat dengan Danu, tubuh mereka sudah menyerap serbuk putih itu
“Cuma seseorang yang pernah kukalahkan saja berani bersikap searogan ini? Dasar nggak tahu diri!” cibir Owen.Owen sudah pernah bertarung 2 kali dengan Jordan. Setiap kali, Jordan selalu terluka dan melarikan diri. Jadi, Owen tentu saja tidak takut pada Jordan. Tanpa berpikir panjang, dia segera mengerahkan Jari Bencana Bumi yang berkekuatan luar biasa kuat untuk menangkis serangan Jordan.Duk! Seiring dengan suara benturan yang nyaring, Jari Bencana Bumi dan Cakar Pemakan Jiwa saling berhantaman dengan kuat.Namun, berbeda dengan sebelumnya, Jari Bencana Bumi yang dikerahkan Owen kali ini tidak dapat menembus pertahanan serangan Jordan, malah berhasil dikalahkan oleh serangan Jordan.Selain itu, berhubung Owen baru mengonsumsi pil pemicu potensi dan efek obatnya masih belum sepenuhnya bekerja, serangan Jordan bukan hanya mengalahkan serangan Owen, tetapi sisa kekuatannya juga membuat Owen terdesak mundur beberapa langkah.“Jordan, nggak disangka ternyata basis kultivasimu sudah menero