“Omong kosong macam apa itu? Kapan aku bilang aku mau campakkan kamu!”Damar langsung bangkit dari bangku saking marahnya dan berujar dengan kecewa, “Lihat saja masalah apa yang sudah kamu timbulkan akhir-akhir ini! Memangnya bukan aku yang bantu kamu menanganinya setiap kali? Tapi, tindakanmu kali ini benar-benar keterlaluan!”“Kalau kamu lanjut berbuat begini, aku nggak bisa lindungi kamu lagi! Kamu juga nggak usah pakai kata-kata mau berkumpul bersama ibumu untuk mengancamku!”Seusai berbicara, Damar langsung mengibaskan lengan pakaiannya dan berbalik. Dia sepertinya sudah tidak ingin lanjut berbicara dengan Ayu.Ayu sontak merasa panik. “Bukan ... bukan begitu, Ayah. Ayu benar-benar bukan lagi ngancam Ayah. Ayu cuma takut Ayah akan mencampakkan Ayu, makanya baru salah bicara. Ayah, jangan marah ya. Ayu benar-benar sudah menyadari kesalahan Ayu!”Ketika berbicara, Ayu juga tidak berhenti menangis. Ketika masih kecil, dia pernah mendengar orang mengatakan bahwa dia bukan hanya sangat
Berhubung Putri Suci tidak perlu muncul dalam upacara kali ini, Syakia dan para biksuni Kuil Bulani tentu saja tidak hadir. Setelah upacara berakhir, para pejabat yang membawa keluarganya dijamu di istana. Ini adalah perjamuan untuk merayakan sebuah festival, jadi peraturannya pun dilonggarkan dan suasananya sangat meriah.Kaisar duduk di atas panggung dan menikmati pertunjukkan di bawah panggung bersama Janda Permaisuri. Sementara itu, para istri dan putri pejabat berkumpul secara berkelompok untuk bercengkerama serta menikmati suasana hangat nan santai ini.Melihat ada begitu banyak orang yang hadir, Ayu juga sangat ingin mengobrol dengan seseorang. Bagaimanapun juga, dia selalu dikurung dalam kamar belakangan ini dan sudah hampir mati bosan. Oleh karena itu, Ayu melirik Damar yang sedang berbicara dengan bawahannya, lalu berjalan ke arah di mana para putri pejabat berkumpul. “Eh, kalian lagi ....” (Apa?)Baru saja Ayu hendak membuka mulut untuk menyapa orang-orang itu, dia langsun
Ayu tidak menyangka orang-orang ini masih berani bersikap acuh tak acuh terhadapnya setelah terpergok menggosipkannya. Dia sontak bertanya dengan marah, “Kalian itu dari keluarga mana? Kenapa aku nggak pernah ketemu kalian? Kalian itu seharusnya cuma anak para pejabat rendah, ‘kan? Beraninya kalian mengataiku di sini!”Saat ini, Ayu baru menyadari bahwa dirinya sepertinya tidak pernah bertemu dengan beberapa putri pejabat ini. Sejak tinggal di Kediaman Adipati Pelindung Kerajaan, yang pernah ditemui Ayu hanyalah para bawahan ayahnya. Semua orang itu termasuk berkuasa, tetapi masih belum seberkuasa ayahnya. Jadi, putri para pejabat itu tentu saja juga berusaha menyanjungnya.Hanya saja, beberapa gadis ini tidak seperti para putri bawahan ayahnya. Jadi, Ayu secara tidak sadar mengira mereka adalah putri para pejabat yang tingkatannya lebih rendah, juga tidak layak menginjakkan kaki ke Kediaman Adipati Pelindung Kerajaan pada hari biasa.Begitu memikirkan hal ini, Ayu langsung menunjukkan
Jika ingin berkata dengan nada yang lebih kasar, Abista mungkin akan berkata, ‘Kamu itu putri pejabat sipil, tapi malah pergi cari para putri pejabat militer. Bukankah itu sama saja dengan minta orang menindasmu?’Sebenarnya, dulu Adipati Pelindung Kerajaan tidak termasuk dalam faksi sipil, melainkan berasal dari faksi militer. Hanya saja, setelah gelar ini diwarisi oleh Damar, dia memilih jalur faksi sipil. Apalagi setelah beraliansi dengan Keluarga Kuncoro yang sudah membuka jalan mulus di lingkaran pejabat sipil, bisa dibilang bahwa jalan yang ditempuh Damar sangatlah lancar. Oleh karena itu, Damar pun secara alami membawa seluruh keluarga Adipati Pelindung Kerajaan menjadi pemimpin di kalangan faksi sipil. Sementara itu, pejabat militer memang sangat menolak keberadaan pejabat sipil dari dulu, apalagi terhadap orang seperti Damar yang dianggap mengkhianati faksi militer. Mereka tentu saja makin membencinya. Jadi, tak peduli seberapa berjaya Adipati Pelindung Kerajaan sekarang
Di perjamuan hari ini, Ayu pun merasakan dengan baik bagaimana perasaan ditindas orang ke mana pun dia pergi. Dia sudah hampir meledak saking kesalnya.Masalahnya, para putri pejabat militer yang otaknya kurang encer dan terampil dalam seni bela diri malah hanya menghina Ayu baik secara langsung maupun tidak langsung. Intinya, mereka sama sekali tidak menggunakan kekerasan. Setelah membuat Ayu kesal, orang-orang itu akan langsung berjalan pergi. Kemudian, kelompok lain akan datang dan melakukan hal yang sama ....Setelah berulang kali mengalami hal seperti ini, Ayu akhirnya menyadari bahwa orang-orang itu jelas sudah merencanakan semua ini. Jika Ayu berjalan keluar dari aula perjamuan, mereka pasti akan mengadangnya di suatu tempat, lalu menghinanya habis-habisan.Oleh karena itu, Ayu pun menahan kekesalannya dan tidak lagi meninggalkan aula perjamuan. Di tempat ini, ada Kaisar, Janda Permaisuri, Damar, dan Abista. Orang-orang itu tidak akan berani menindasnya di sini!Hanya saja, Ayu
Kaisar langsung tersenyum puas. “Bagus.”Setelah mengangguk, Kaisar lanjut berkata, “Tapi, ayahmu bilang kamu lahir di desa dan nggak tahu tata krama. Kalau mau jadi selirku, hal seperti ini memang agak merepotkan ....”Ketika berbicara, Kaisar juga bertopang dagu dan mengernyit, seolah-olah merasa terganggu atas hal-hal ini.Begitu mendengarnya, Ayu buru-buru menjawab, “Nggak repot kok! Bukannya Yang Mulia bilang aku boleh belajar dari Ibu Suri? Aku pasti akan belajar dengan sepenuh hati dan berusaha yang terbaik untuk bisa jadi selir Yang Mulia secepatnya!”Ketika berbicara, Ayu juga mau tak mau mengeluh tentang ayahnya. Kaisar sudah bilang dirinya jatuh cinta padanya pada pandangan pertama, kenapa ayahnya masih mengungkapkan keburukannya di depan Kaisar? Bagaimana jika Kaisar berubah pikiran? Bukankah dia akan kehilangan kesempatan bagus ini?Saat ini, Ayu bukan hanya tidak berhenti mengeluh dalam hati, juga merasa agak gugup karena khawatir Kaisar akan menarik kembali kata-katanya.
“Semuanya?” Adika bertanya dengan dingin, “Termasuk nyawamu?”“Tentu saja. Gimanapun, Putri Suci nggak cocok terlibat dalam pembantaian. Tapi, aku berbeda. Aku bisa jadi pedang Pangeran yang paling tajam dan ....”“Syut!”Sebelum Laras menyelesaikan kalimatnya, sebilah pedang tiba-tiba menembus sisi kereta kuda dan hampir memenggal lehernya. Dia sontak berkeringat dingin.Di luar kereta kuda, Adika menarik kembali tangannya. “Aku punya banyak pedang dan nggak butuh kamu. Selain itu, jangan bandingkan dirimu dengan Sahana. Lain kali, pedang ini nggak akan meleset dari sasaran.” Seusai berbicara, Adika langsung berbalik dan naik ke atas kuda. Dia melirik kereta kuda itu dengan dingin, lalu memberi perintah pada Gading, “Bakar kereta kuda itu.”“Baik, Pangeran!”Rencana rayuan Laras gagal untuk yang pertama kalinya. Dia akhirnya diusir turun dari kereta kuda oleh Gading. Selain itu, Gading benar-benar membawa pergi kereta kuda itu untuk dibakar.Laras yang sepenuhnya terhina pun merasa
“Kenapa ... kamu bisa datang kemari hari ini?” tanya Syakia sambil menatap Adika dengan agak heran.Syakia tahu bahwa setiap tahun pada saat titik balik matahari musim dingin, Kaisar akan mengadakan perjamuan di istana. Tahun ini, dia tidak hadir. Bagaimanapun juga, dia sudah bukan lagi putri sah Adipati Pelindung Kerajaan sekarang.Kaisar sempat mengutus orang untuk datang bertanya pada Syakia apakah dia ingin hadir. Namun, dia menolaknya dengan halus. Berhubung sudah menjadi biksuni, dia tentu saja tidak perlu pergi ke acara yang tidak membutuhkannya untuk berdoa.Meskipun Kaisar mengatakan itu bukanlah masalah, orang lainnya pasti akan tetap bergosip. Syakia tidak ingin menambah masalah untuk Kaisar.“Perjamuannya sudah berakhir. Yang tersisa cuma acara minum-minum, tapi itu sangat membosankan. Lebih baik aku datang dan minum bersamamu.”Syakia sontak mengernyit. “Aku nggak boleh minum arak.”“Aku tahu. Makanya, aku bawakan kamu teh yang bagus.” Adika mengangkat teko teh dan bertany
“Kalian sudah dengar soal kejadian itu?”“Tentu saja! Siapa yang masih belum tahu kejadian itu!”“Jadi, Putri Suci benar-benar ditampar atau itu cuma rumor belaka?”“Putri Suci benar-benar ditampar. Kakek dari ipar dari menantu dari ibu mertua dari keponakan paman ketigaku yang menyaksikannya secara langsung. Waktu itu, dia segera berlari keluar dengan bertumpu pada tongkatnya untuk melindungi Putri Suci!”“Tapi, Adipati Pelindung Kerajaan malah langsung mendorongnya sampai dia jatuh dan tongkatnya hilang. Habis itu, Adipati langsung menampar Putri Suci. Dia sendiri yang kasih tahu kami apa yang dilihatnya. Ini hal yang dialaminya sendiri, mana mungkin itu palsu! Selain itu, katanya, Adipati melakukannya demi membela putri haramnya!”“Ya Tuhan! Adipati ternyata begitu pilih kasih? Keterlaluan sekali!”“Bukan cuma begitu! Adipati juga sengaja pilih waktu ketika Pangeran Pemangku Kaisar nggak ada untuk pergi cari Putri Suci. Katanya, dia juga mau bawa Putri Suci pergi. Untungnya, Putri S
Kalimat penuh tuduhan dan luka ini telah disimpan Syakia selama dua kehidupan. Sekarang, dia akhirnya dapat mengucapkannya. Dulu, dia selalu menatap orang yang pernah dianggapnya agung itu dengan penuh kekaguman. Sekarang, seluruh kekaguman itu telah berubah menjadi benci.“Semuanya, lihat! Adipati Pelindung Kerajaan memukul orang ....”“Adipati Pelindung Kerajaan benar-benar memukul Putri Suci?”“Ya Tuhan! Putri Suci! Putri Suci baik-baik saja, ‘kan?”“Putri Suci, cepat bersembunyi di belakang kami!”Orang-orang di dalam toko obat tersadar kembali, lalu buru-buru melangkah maju dan melindungi Syakia di belakang mereka.Di sisi lain, pengelola toko obat menatap Damar dengan penuh waspada, “Adipati, toko kami nggak terima tamu hari ini. Silakan pergi! Kalau Adipati merasa nggak puas pada kami, silakan cari majikan kami. Majikan kami itu Bupati Nugraha dari Lukati.”Setelah mendengar ucapan tersebut, Damar akhirnya melirik pengelola toko obat itu.Nugraha merupakan seorang bupati di Luka
“Dia itu Adipati Pelindung Kerajaan?”“Benar! Waktu Putri Suci adakan upacara doa di ibu kota sebelumnya, aku pernah melihatnya. Dia itu Adipati Pelindung Kerajaan yang mengusir Putri Suci dari rumah, lalu menghapus nama Putri Suci dari daftar silsilah keluarga demi melindungi putri haramnya.”“Hah? Kenapa yang kudengar itu, Putri Suci meninggalkan keluarganya karena diperlakukan dengan nggak adil oleh Adipati?”“Duh, sama saja kok! Intinya, orang dari Kediaman Adipati Pelindung Kerajaan sudah menindas Putri Suci kita! Kalian belum dengar apa yang terjadi sebelumnya? Salah satu putra Adipati pernah menerjang masuk ke Kuil Bulani, lalu menghajar Putri Suci di depan umum demi membela putri haram itu!”“Ya Tuhan! Orang macam apa itu? Demi seorang adik haram, dia malah menghajar adik kandungnya sendiri? Memang benar, buah nggak jatuh jauh dari pohonnya.”“Sekarang, dia mau tindas Putri Suci kita waktu Pangeran Adika nggak ada. Apa dia sudah dapat persetujuan kita!”Orang-orang yang mendeng
Setelah mendengar ucapan itu, Damar pun menghentikan langkahnya. Dia menoleh dan menatap Syakia dengan tajam.“Penyakit Adika kambuh, ‘kan?” Damar berkata dengan nada tenang, “Makanya dia baru nggak ada di sini sekarang.”Syakia diam-diam bergumam dalam hati, ‘Ternyata Damar juga tahu soal penyakit Pangeran Adika. Makanya, dia baru begitu nggak sabar untuk datang mencariku.’Kemarin, Syakia meminta Adika bersandiwara dengannya untuk membuat Damar mengira telah terjadi sesuatu pada Ayu di Istana Damai. Sebenarnya, tujuannya memang karena ingin Damar berinisiatif datang mencarinya.Namun, begitu Syakia menyampaikan niatnya, Adika langsung mengusulkan cara “berlagak gila”.“Adipati Damar tahu soal penyakitku. Jadi, selama bisa buat dia mengira aku benar-benar menggila di Istana Damai, dia pasti merasa gelisah.”Syakia awalnya masih kurang setuju. Bagaimanapun juga, apabila masalah ini menjadi besar, kelak semua orang akan tahu tentang penyakit Adika.Namun, Adika malah berkata, “Kamu kira
Bagaimanapun juga, ada banyak menteri kerajaan yang tahu bahwa Adika mengidap semacam penyakit. Setiap kali penyakitnya kambuh, dia akan menyerang orang-orang di sekitarnya seperti orang gila. Tabib istana mengatakan bahwa penyakit ini merupakan efek samping yang tertinggal akibat Adika membunuh terlalu banyak orang di medan perang. Kaisar juga sudah menurunkan perintah untuk melarang siapa pun mengungkit tentang hal ini. Siapa pun yang berani melanggar perintah ini akan langsung dibunuh. Oleh karena itu, selain para menteri, sangat sedikit orang luar yang tahu bahwa Pangeran Pemangku Kaisar itu sebenarnya merupakan orang gila.Damar merasa khawatir. Apabila penyakit Adika tiba-tiba kambuh di Istana Damai .... Tidak, meskipun penyakit Adika tidak kambuh, mungkin saja “putrinya yang baik” berkomplot dengan Adika dan menggunakan alasan ini untuk menyingkirkan Ayu.Makin memikirkannya, Damar merasa kemungkinan seperti ini makin besar. Bagaimanapun juga, dia tahu bahwa Syakia sangat membe
“Nggak mungkin! Mana mungkin Syakia dan Adika berani berbuat begitu!”Damar terlihat ragu, lalu menatap Ike dan bertanya, “Kamu yakin kamu melihatnya secara langsung?”Ike tidak berhenti menangis dalam kereta kuda. Setelah mendengar pertanyaan Damar, dia tidak berani mengatakan bahwa dirinya terlalu takut dan langsung melarikan diri.Ike akhirnya hanya berkata dengan tidak jelas, “Tentu saja! Darahnya ... darahnya sangat banyak. Aku nggak berani pergi memeriksanya. Jadi, aku juga nggak tahu apa ... apa orangnya benar-benar sudah mati atau nggak.”“Kamu!” Damar sangat murka dan menunjuk Ike sambil berseru, “Itu keponakan kandungmu! Tapi, kamu malah langsung kabur dan meninggalkannya di sana?”“Aku kan juga takut Pangeran Adika membunuhku!” Ike menjawab dengan ragu, “Kalau dia juga membunuhku, bukannya kamu akan kehilangan seorang adik kandung lagi!”“Bunuh apa! Adika nggak akan berani membunuhmu! Kamu itu istrinya Joko, juga adik kandungku. Selama kamu nggak melakukan kesalahan besar, A
Syakia tiba-tiba tertawa. Suara tawanya terdengar sangat dingin hingga Ike tidak tahu harus berbuat apa. Dalam sekejap, muncul kepanikan dalam hatinya. Dia terlalu ketakutan hingga tidak berani lanjut berbicara.“Sudahlah. Aku mau pergi jenguk Ayu dulu. Kalau kamu nggak mau pergi, aku bisa pergi sendiri. Kamu pergi saja.”Saat ini, Ike tidak lagi berani membawa Syakia pergi menjenguk Ayu. Jika bukan karena ucapan kakaknya, dia bahkan ingin langsung pergi sekarang juga.Syakia hanya menatap Ike dengan dingin tanpa mengatakan apa-apa.Tepat pada saat ini, tiba-tiba terdengar langkah kaki seseorang yang bertenaga dan stabil. Ike pun secara refleks mendongak dan hampir pingsan saking terkejutnya.“Ah! Darah! Darahnya banyak sekali!”Orang yang berjalan mendekat tidak lain adalah Adika yang menemani Syakia datang ke istana. Dari tadi, sosoknya tidak terlihat. Begitu muncul sekarang, wajah, tangan, dan pakaiannya malah berlumuran darah. Dia benar-benar terlihat bagaikan orang yang sedang ter
“Plak!”Tepat ketika Ike menggeleng kuat untuk menyangkal dengan panik, Syakia langsung menamparnya tanpa ragu. Penampilan Ike langsung menjadi berantakan dan wajahnya juga memerah.Ike menutupi wajahnya, lalu menatap Syakia sambil berseru, “Syakia, sudah gila kamu! Ini istana! Kamu berani menamparku lagi?”“Jangankan di sini, meski di hadapan Ibu Suri dan Yang Mulia Kaisar, aku juga akan menamparmu hari ini.” Syakia menatap Ike dengan penuh kebencian, “Ike, kamu sudah jadi istri Joko sesuai harapanmu, juga melewati hari yang begitu nyaman dan bahagia selama belasan tahun. Apa kamu pernah hargai kebaikan dan jasa ibuku terhadapmu?”Ucapan itu sontak membuat Ike tertegun. Dia hendak membantah, tetapi tidak dapat mengucapkan apa-apa.Melihat tampang Ike yang seperti itu, Syakia makin mengasihani ibunya. “Sepertinya, waktu itu ibuku memang sudah buta dan salah menilai orang.”Syakia menatap Ike dengan tatapan seolah-olah sedang memaki Ike adalah orang yang tidak tahu berterima kasih.Ike
Hanya saja, Adika mau membalaskan dendam Syakia dan baru sengaja bersandiwara bersama Kaisar. Berhubung Kaisar masih muda, dia juga baru menemani Adika bermain. Namun, berhubung anggota Keluarga Angkola malah mencari Syakia karena hal ini, Syakia juga harus menerima sedikit bunga, ‘kan?“Kamu nggak malu? Pasti kamu yang ngadu ke Yang Mulia Kaisar, makanya Ayu baru ditahan di istana sampai sekarang. Kamu ....”Ike sebenarnya sangat setuju Ayu masuk istana. Hanya saja, dia selalu memihak pada kakaknya. Berhubung kakaknya mengatakan Ayu tidak boleh masuk istana dan harus dibawa keluar secepat mungkin, dia mau tak mau hanya bisa mematuhi keinginan kakaknya.Masalahnya, hasil kerja Ike tidak bisa dibilang memuaskan. Dia malah menimbulkan lebih banyak kekacauan daripada berkontribusi. Contohnya, mulutnya yang selalu berbicara tanpa berpikir.“Sst.”Sebelum Ike menyelesaikan ucapannya, Syakia sudah menaruh sebuah jari di depan mulut dan mengisyaratkannya untuk diam.“Nyonya Ike, ada beberapa