Share

78. Saran Berharga

Penulis: VERARI
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-10 21:56:36
Lyra juga tak kalah bingung. Ada atau tidak ada dirinya, tak berpengaruh apa pun bagi John, bukan?

Bukankah Asher juga mengetahui tentang Lydia? Lantas, kenapa Asher mengatakan bahwa John bahagia selama ada Lyra di sisinya?

“Aku bukan Lydia ….”

Lyra tak sengaja melontarkan isi hatinya. Rupanya, Asher mendengar ucapan lirih itu.

“Astaga, Lyra! Kudengar, kau adalah wanita pintar. Kenapa kau tidak mencari tahu lebih dulu tentang Lydia? Bagaimana hubungan wanita itu dengan John?”

“Aku sudah mencari tahu. Tetapi, seolah ada orang yang menghalangi.”

Asher menanggapi dengan tenang, “Kau sungguh pintar.”

Sebab, Asher Smith yang telah menghancurkan semua bukti tentang wanita bernama Lydia karena kesalahan Laura.

“Jadi, memang benar … Nyonya Laura tidak keliru memanggilku sebagai istri Tuan John lain yang dia kenal ….”

Sakit …. Dada Lyra terasa nyeri tanpa sebab. Ternyata, wanita bernama Lydia itu benar-benar ada.

Lyra sempat berharap akan menemukan foto ibu John yang ada di laci meja
VERARI

Tolong jangan pernah mendengar saran dari pria berinisial AS 🙏

| 3
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Ryy Yolanda
ahahah bisa2 nya asher kasi saran begitu ke lyra yg seorang perempuan ...
goodnovel comment avatar
lullaby dreamy
hu uh . nnt tau²nya jwbnnya ga jujur lg .
goodnovel comment avatar
karz_1112
jawab yg jujur, johne... awas lu klo berbelit-belit... istri sah tetap terdepan nih...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   79. Mengikuti sang Suami

    John tampak terkejut oleh pertanyaan itu. Dia sepertinya tak menyangka jika Lyra akan membicarakan menyebut nama Lydia. Namun, pria itu memiliki sejuta jawaban untuk membungkam Lyra dengan kata-katanya. “Selama aku masih menjadi suamimu, aku hanya akan setia padamu. Kau khawatir aku akan melanggar kesepakatan kita, atau … mungkinkah, kau cemburu dengan Lydia?”Darah di sekujur tubuh Lyra mendidih. John seolah memutar kata-kata untuk tidak menjawab pertanyaannya. Lyra bahkan tak mengindahkan kata cemburu yang mungkin memang sedang dia rasakan.“Jadi, kau akan kembali bersamanya setelah tidak bersamaku lagi?” Lyra mengulang lagi pertanyaannya dengan nada tegas.John menjawab tanpa sedikit pun keraguan, “Benar. Aku akan bersatu dengannya suatu saat nanti. Karena hanya dia wanita yang aku inginkan.”Kini, Lyra benar-benar bungkam. Yang dia rasakan hanyalah rongga dada yang semakin terimpit oleh gejolak rasa asing yang membuatnya semakin panas.Manik hijau yang menatap dirinya itu tak menu

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-11
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   80. Perasaan Nyata

    “Max!” pekik Lyra kaget, lalu membungkam mulut dengan kedua tangan. Max ikut mengintip ke arah Lyra melihat John. Dia tersenyum samar, lalu memasang wajah marah.“Kau sedang mengikuti John? Apa yang adikku lakukan di hotel tanpamu?!” geram Max, “Mungkinkah …. Astaga … aku akan memberinya pelajaran, Lyra, jangan khawatir!”Lyra segera menghentikan Max yang akan menyusul John. Max terlihat sangat marah seolah benar-benar akan memukul si adik. Namun, Lyra tak berterima kasih atau terharu sedikit pun oleh perhatian itu.Ketika Lyra Bell terlanjur membenci seseorang, dia akan kesulitan memberikan maaf. Apalagi, Max pernah membuat dirinya menderita jiwa dan raga.“Jangan ikut campur urusanku, Max! Pergilah! Bukankah kau di sini akan menemui kekasihmu?” cibir Lyra sambil tersenyum miring.Max tiba-tiba menunduk sambil mengepalkan tangan. Menunjukkan bahwa dirinya sedang marah oleh masalah lain.“Aku di sini memang akan menemui Sasha. Tetapi—”Lyra tak peduli dan segera meninggalkan sang kaka

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-11
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   81. Kejanggalan

    Kening Max Foster tiba-tiba berkerut ketika melihat wanita familier masuk ke dalam restoran tersebut. “Sasha,” geramnya penuh amarah.Lyra sontak mengikuti arah pandang Max. Sasha sedang bergelayut mesra di lengan seorang pria.Kemudian, Lyra mengalihkan pandangan ke arah Max untuk melihat reaksinya. Sang kakak ipar tampaknya bersiap mengamuk.‘Tidak! Jika Max membuat keributan, John mungkin akan menyadari jika aku ada di sini!’Lyra memegangi lengan Max sebelum pria itu berdiri. “Max, jangan membuat keributan di sini!”Max terus memandangi kekasihnya. Bukan cemburu karena melihat Sasha bersama pria lain, melainkan amarah.Lyra tahu, harga diri Max pasti terluka melihat wanita yang dibela-bela itu, ternyata mengkhianatinya. Dia sebenarnya tak peduli dengan masalah mereka, tetapi Lyra tak mau terseret urusan itu, juga membuat John salah paham karena dirinya sedang bersama Max Foster.“Seperti katamu tadi, Lyra, jangan ikut campur urusanku! Aku akan menghabisi mereka di sini!”“Tunggu,

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-12
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   82. Menanti Istri

    “Tuan John, terima kasih untuk kesepakatan kerja sama perusahaan kita. Aku akan mulai persiapan proyek kita tiga hari lagi.” Mary, rekan bisnis John Foster mengulurkan tangan untuk menjabat tangannya. John mengangguk sambil menyambut tangan wanita itu.“Baik. Kau bisa datang ke kantorku begitu tim yang kita butuhkan telah terbentuk sempurna,” balas John tanpa melihat lawan bicaranya.Mereka berjabat tangan cukup lama. Wanita itu tersenyum penuh makna sambil mengamati pria di depannya.Manik biru Mary berkilau antusias menanti John mengatakan sesuatu ketika melepas tangan mereka. Setidaknya, John bisa mengajaknya untuk minum kopi di tempat lain setelah menghabiskan hidangan berat atau menawarkan tumpangan pulang.“Tuan John …. Apa kau akan pulang sekarang?” Karena John tak mengatakan apa pun, Mary yang memancing lebih dahulu.Mary pun tak keberatan jika John mengajaknya menghabiskan beberapa jam di salah satu kamar. Karena itulah, dia bersikeras ingin berjumpa dengan ‘adik’ Asher Smith

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-13
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   83. Memergoki John

    Kesabaran pria yang selalu tenang itu menghilang. Sampai di depan elevator, John Foster diam untuk sesaat selagi berpikir akan menyusul Lyra.Jemari telunjuk John mengambang di depan tombol buka cukup lama. Kemudian, dia kembali mengepalkan tangan selagi berbalik ke arah restoran.‘Lyra Bell, sepertinya aku perlu memberimu sedikit hukuman,’ batin John geram.Baru empat langkah, Lyra keluar dari pintu restoran sendirian dengan raut wajah serius. John membeliakkan mata ketika Lyra akan menghadap ke depan, ke arahnya.John sontak memutar badan seolah tak pernah melihat sang istri ataupun sedang menanti. Dia urung menyeret Lyra karena sang istri akan segera mengikuti.Senyum tipis menghiasi wajah tampan itu. John memperlambat langkah supaya Lyra bisa menyusulnya. Sampai di depan pintu elevator pun, John sengaja tak menekan dan hanya menempelkan telunjuk di tombol pembuka pintu elevator. Rencananya, dia akan masuk ke ruang kecil di depannya itu setelah Lyra berada cukup dekat darinya.Joh

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-14
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   84. Menanti Kemesraan Palsu

    ‘Benar, John, kau harusnya mengajakku walaupun dalam rangka untuk membicarakan bisnis. Apalagi, kau bertemu dengan seorang wanita dan hanya berdua,’ batin Lyra. Lyra kecewa karena John tidak memperhatikan hal-hal detail seperti itu. Tanpa sadar, dia meremas lengan John hingga sang suami mengerang tertahan.Sementara itu, Mary memicingkan mata curiga. Jika keduanya datang bersama, tidak mungkin John terburu-buru pergi untuk menemui Lyra Bell. Begitu mencermati Lyra baik-baik, Mary tersadar akan sesuatu. “Huh? Tunggu … bukankah kau juga ada di restoran yang sama dengan kami tadi, Nyonya? Aku melihatmu duduk bersama seorang pria.” Di mata Mary, John Foster memang tampak sedang jatuh cinta kepada Lyra. Tetapi, gelagat pasangan suami istri baru itu cukup mencurigakan.‘Mungkinkah mereka menikah karena dijodohkan? Dengar-dengar, Max Foster yang akan menikah dengan perempuan yang tidak disebutkan namanya. Tetapi, tiba-tiba adiknya yang menikah lebih dulu dengan anak dari pengusaha biasa-b

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-14
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   85. Sentuhan Paksa

    Lyra berusaha tetap memandang lurus manik hijau tua sang suami. Kepercayaan diri merupakan satu hal penting untuk menunjukkan bahwa dia tidak sedang berbohong.“Aku hanya ingin makan di tempat mewah sekali-kali.” Raut wajah Lyra tiba-tiba berubah santai dengan tawa yang dipaksakan. “Aku tidak menyangka akan bertemu denganmu di tempat ini, John! Ha ha ha! Kau sangat rajin bekerja rupanya. Sampai hari libur pun, kau masih harus bertemu dengan rekan bisnismu.”Tawa Lyra berangsur pudar tatkala melihat raut wajah John masih datar dan tak memercayai dirinya. Dia menelan ludah susah payah dan pelan-pelan menghela napas untuk mencari ketenangan.“Orang-orang sering melebih-lebihkan masalah dan membicarakanmu macam-macam dengan perkataan buruk ataupun tuduhan tidak benar. Mereka tidak tahu apa-apa tentangmu, John. Sudah kuduga sejak awal, kau memang pria yang kompeten lebih dari kakakmu!” lanjut Lyra mengalihkan topik pembicaraan.John diam mendengarkan Lyra bicara panjang lebar dan tidak beg

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-14
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   86. Satu-Satunya yang Berharga

    Lyra sepertinya sungguh kecewa hanya karena masalah sepele tersebut. Dia bahkan tak mengingat jika John selalu menyentuh dirinya meski tak ada orang di sekeliling mereka. Sepertinya, segala tindakan John Foster telah berhasil mengalihkan dunia Lyra, hingga bisa mengubah-ubah suasana hatinya. “Lagi pula, kita masih perlu latihan lagi. Atau mungkin … kau ingin langsung melakukannya?” John mendekatkan wajah, lalu berbisik, “Kamar ini cukup nyaman. Tetapi, kau bisa menentukan tempat lain jika kau tidak suka di sini.”Biasanya, Lyra akan berdebar-debar oleh kata-kata merayu sang suami. Namun, saat ini perasaannya sedang memburuk. Dan semakin buruk karena John hanya perhatian dan bersikap baik padanya jika ingin menyentuh tubuhnya.‘Oh, sekarang kau berniat menyentuhku karena ingin merasakan kenikmatan semata,’ batin Lyra getir.Lyra merasa dirinya hanya menjadi objek pelampiasan nafsu John Foster. Lebih buruknya, John juga menginginkan rahimnya hanya untuk menghasilkan keturunan.Ah … Lyr

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-14

Bab terbaru

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   371. Hari Istimewa

    “Kak, aku ingin menyusul mama. Tapi, aku nanti akan menunggu sendirian di kantor.” Justin Foster merengek pada Jolie dengan mata berkaca-kaca akan menangis. Dia tiba-tiba merindukan ibunya dan ingin pergi ke alun-alun bersama orang tuanya dan Jolie. Seperti yang sudah-sudah, Jolie selalu memilih untuk menuruti keinginan sepupunya. Dia tak lagi bimbang dengan banyaknya pilihan yang menggiurkan. Justin akan selalu menjadi prioritas utama. “Aku akan menemanimu ke tempat kerja Bibi Selene, tapi kita harus minta izin dulu kepada mama dan papaku.” Jolie lantas memperhatikan ketiga lelaki yang lebih tua darinya. “Kalian bermain bertiga dulu, ya … aku akan pergi dengan adikku.” Setiap kali menemani Justin, Jolie tak mau mengajak mereka. Pernah satu kali, ketiga lelaki yang ingin lebih dekat dengan Jolie itu ikut mengantar Justin, namun mereka berakhir dimarahi Max Foster tanpa sebab yang jelas. Max tampaknya masih tak suka pada semua yang berhubungan dengan Asher dan Billy. Dia pun sel

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   370. Tiga Pilihan

    Suara anak perempuan berusia lima tahun terdengar di halaman belakang kediaman John Foster. Mata Jolie tertutup kain hitam, kedua tangannya bergerak tak tentu arah seperti sedang mencari pegangan, mulutnya tak bisa menutup saat memamerkan tawa yang tak kunjung menghilang. “Di mana kalian?!” seru Jolie. Saat ini, Jolie yang telah berusia lima tahun itu sedang berusaha menangkap teman-temannya. Dua anak kembar lelaki Asher Smith, putra angkat Billy Volker, serta bocah lelaki yang berumur satu tahun lebih muda darinya dan tak lain adalah sepupunya, putra pertama Max Foster. Jolie terlihat sangat bahagia. Sejak satu minggu yang lalu, keempat temannya menginap di kediaman. Dia jadi tidak kesepian dengan hadirnya bocah-bocah lelaki itu. Namun, kesenangan Jolie tak sejalan dari gerutuan ibunya. Lyra pusing melihat anak-anak itu tak mau berhenti bermain, bahkan Jolie pernah membantahnya hanya agar bisa terus bermain. “Rumah kita jadi seperti penampungan anak, Sayang. Maksudku, aku tidak

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   369. Menikah

    John telah berada di kota lain untuk melakukan operasi. Lyra tak bisa ikut menemani John karena tak bisa meninggalkan Jolie, serta ikut membantu persiapan pernikahan kakak iparnya.Penggabungan perusahaan Bell dan Foster pun sudah terlaksana atas bantuan Peter dan Thomas. Mereka akan menggantikan tugas John selama John masih memulihkan diri. Max masih ikut membantu di perusahaan, tetapi lebih sering meliburkan diri untuk menemani calon istrinya membeli perlengkapan hidup baru mereka. Perusahaan di gedung tingkat empat milik Max pun telah resmi dibuka, sehingga waktu berkumpul keluarga sangat sulit dilakukan dengan semua anggota keluarga yang lengkap.“Mama, John akan pulang hari ini. Di mana Dom? Dia harus menjemput suamiku.”Tanpa terasa, satu setengah bulan berlalu. John telah mengabari jika proses pemulihan luka bakarnya hampir berakhir, meski belum kembali sempurna seperti sediakala. Namun, John harus pulang hari ini, karena akan ada hari spesial keesokan paginya.“Dom sedang mem

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   368. Damai

    “Kau tidak perlu melihat istriku waktu mengatakan rencanamu itu. Lyra tidak akan sedih mendengar kau akan menikah.” John menangkap gelagat aneh kakaknya, namun sebenarnya hanya pikirannya sendiri.“Aku melihat semua orang dan kau menatapku waktu bola mataku berhenti searah dengan Lyra!” sanggah Max, tak mau dituduh karena memang itulah kenyataannya. Dia bukan sengaja ingin memandangi Lyra.Lyra menegur John dengan tepukan halus di lengan suaminya itu. Namun, tampaknya John masih teringat kejadian di taman yang membuatnya cemburu buta.“Apa kau mengharapkan pelukan istriku untuk memberimu selamat?”Max berdiri dengan mulut sedikit terbuka. Amarahnya terpancing karena John membahas masalah yang sama berulang kali.Benar, tak hanya sekali John mengungkit masalah itu. Max hanya diam mendengar kata-kata sinis adiknya, namun tidak untuk sekarang, di saat dia ingin membahas rencana pernikahannya.“Kau masih membicarakan itu, hah? Lalu kenapa kalau aku memeluk istrimu? Dia adik iparku! Pikira

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   367. Keluarga

    Jasad Ivanna baru berhasil diidentifikasi seluruhnya tiga hari lalu. Namun, karena masih perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, Alaric Parker tak bisa menguburkan jasad putrinya begitu saja.Satu minggu berlalu setelah kebakaran yang diakibatkan oleh Ivanna Parker. Saat ini, kediaman Parker sangat ramai oleh orang-orang yang hadir untuk berkabung.Selain para pengusaha, rekan-rekan bisnis Alaric maupun Ivanna, banyak pula wartawan yang meliput proses pemakaman Ivanna Parker. Namun, hanya sedikit awak media yang datang untuk berduka, sebab telah ditemukan bukti kuat yang menunjukkan bahwa Ivanna adalah pelaku kebakaran tersebut.Dari layar televisi berukuran besar, Lyra dan keluarganya sedang menyaksikan proses pemakaman Ivanna. Kamera lebih sering menyorot Sasha Parker yang saat ini sedang naik daun di dunia bisnis.“Wanita sialan itu pasti sedang berakting, aku sangat yakin itu!” geram Max saat melihat Sasha Parker sedang bicara di depan para wartawan sambil berlinang air mata, m

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   366. Kabur

    Lyra merasakan hangat di punggungnya. Udara dingin dari penyejuk ruangan mendadak tertutup oleh sesuatu. Namun, dia tetap terlelap dan tak menyadari keberadaan orang di belakangnya yang menghangatkan tubuhnya dengan dekapan penuh kerinduan.Pada dini hari, John baru sampai di kediaman. Dia langsung masuk ke kamar tanpa menimbulkan suara agar Lyra tak terbangun. Setelah membersihkan diri dengan cepat, dia ikut berbaring di dekat Lyra yang tidur meringkuk, tanpa melepaskan masker yang menutup sebagian wajahnya. Dari informasi para pengawal di kediaman, John akhirnya tahu jika Lyra tak pergi ke mana pun. Dia lega karena pikiran buruknya tak pernah terjadi. Awalnya John ingin langsung kembali ke rumah sakit, tetapi dia begitu merindukan pelukan hangat istrinya dan berniat mampir sebentar selagi Lyra tidur.“Aku sangat merindukanmu, Sayang,” bisik John.John terlalu nyaman mendekap Lyra hingga jatuh ketiduran dan lupa harus segera pergi sebelum Lyra bangun ….“Ugh …,” erang Lyra, merasak

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   365. Ingin Segera Bertemu

    John mondar-mandir di ruang pemeriksaan. Bukan gelisah menunggu dokter, tetapi resah membayangkan Lyra masih berduaan bersama Max.‘Apa saja yang mereka lakukan setelah aku meninggalkan mereka?’Sebelumnya saat masih di taman, John masih ingin mengikuti Lyra sampai kediaman. Namun, Peter menyeret John untuk segera ke rumah sakit.“John Foster! Berhentilah mondar-mandir!” sergah Peter, lelah melihat tingkah kekanakan anaknya. “Aku perlu mendapatkan riasan penuh seperti kekasih Max itu, dan segera bertemu Lyra. Max bisa saja menculik dan menyekap Lyra seperti dulu.”Saat mengamati Lyra, John melihat sosok mencurigakan Selene. Setelah menyuruh Dom mencari informasi sosok mencurigakan itu, dia akhirnya tahu identitas Selene yang menyamar sebagai perempuan tua.“Tsk! Hentikan, John! Kau sudah mendengar sendiri kalau mereka sudah berbaikan dan melupakan masa lalu! Lagi pula, lukamu masih baru dan tidak bisa ditutupi dengan riasan!”Peter yang menunggu John di mobil saat di taman tadi juga

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   364. Memaafkan Diri Sendiri

    Lyra mengangguk setuju. Hanya pelukan biasa bukan suatu hal yang besar. Orang-orang juga terbiasa menyapa dengan pelukan. Lagi pula, mereka masih keluarga.“Terima kasih, Lyra.” Max Foster tanpa ragu memeluk Lyra dengan erat, memejamkan mata selagi merasakan debaran dalam dadanya.Dengan pelukan itu, Max ingin mengembalikan perasaan yang telah berlalu. Kemudian, pelan-pelan melupakan Lyra sebagai wanita pertama yang pernah mengisi hatinya. Tidak, Max tidak mungkin bisa melupakan Lyra. Dia akan menyimpan perasaan itu, mengunci rapat-rapat cintanya, dan melihat Lyra dengan cara yang berbeda, yaitu sebagai keluarga, istri dari adiknya.“Maaf kalau aku banyak berbuat salah padamu, Max. Banyak hal buruk yang sudah kulakukan untuk membalasmu, termasuk kejadian malam di pesta waktu itu. Aku yakin kau juga sudah mengetahuinya.”Lyra pun ingin membuang dendam yang dulu pernah bersarang di hatinya kepada kakak iparnya itu. Berharap setelah waktu berlalu, mereka bisa bicara dan tertawa seperti k

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   363. Hati ke Hati

    “Maafkan aku, Max. Waktu itu aku tidak bisa menahan diri untuk terus bersamamu atau membuka hati untukmu, sehingga mengambil pilihan lain.”Max mengusap air matanya. Meski bisa menahan tangisan kesedihan, hatinya menangis dan terluka mendengar ucapan Lyra yang sudah pasti.“Aku tahu, aku tidak menyalahkanmu, Lyra. Semua memang salahku dan aku sangat menyesali perbuatanku sendiri,” ujar Max dengan suara serak.Max memutar badan ke arah Lyra. Melihat adik iparnya ikut merasa buruk karena pengakuannya.“Aku hanya ingin mengungkap perasaanku dengan benar, di mana dulu aku hanya menipumu. Aku tidak berniat merebutmu dari adikku … sungguh ….”“Terima kasih telah mencintaiku, Max. Mulai hari ini, aku berharap kau bisa melupakan cinta itu sepenuhnya ….”“Aku sedang mencobanya, tapi kalau malah mengajakku bertemu dan memaksaku menyatakan cintaku.”Mereka diam sejenak saling menatap secara intens. Mendadak, tawa lebar dan lepas menghiasi wajah keduanya.“John akan menghajarku kalau dia sampai t

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status