‘Bagaimana? Kau baik-baik saja? Will tidak mencurigaimu kan?’ sebuah notifikasi pesan masuk dari ponsel Olivia.
Olivia bangkit dari tempat tidurnya dan menggenakan kimono tidurnya lalu ia pergi menuju balkon seraya membawa ponselnya.
Begitu dilihat ternyata pesan itu dari Daniel. Alis Olivia bertaut membaca pesannitu berkali-kali. Olivia tahu yang dibicarakan Daniel adalah kejadian tadi sore tapi mengapa dia harus peduli?
‘Aku sengaja melakukannya padamu, supaya Will tidak mencurigai apa pun darimu. Mau bagaimana pun bukankah pertemuan kita cukup aneh untuk bisa terjadi?’ gelembung pesan baru kembali muncul.
“Oh jadi itu tujuannya,” gumama Olivia.
Kalau dipikir kembali Daniel memang tidak melakukan apa-apa selain menahan tubuh Olivia agar tetap terbaring di atas ranjang. Bahkan Daniel bisa sama menciumnya atau melakukan hal lainnya seberapa keras Olivia meronta Daniel tetap bisa melakukannya, tetapi pria itu tida
Setelah pembicaraan dengan Daniel, Olivia segera beranjak dengan resah menuju suatu tempat lainnya. Wajahnya terlihat panik dan pucat sejak ia menerima sebuah pesan dari ponselnya 10 menit yang lalu.Olivia menginjak pedal gas dan memacu mobilnya agar bergerak lebih cepat, melesat di jalan raya. Selama perjalanan yang terputar dalam benak Olivia adalah isi pesan itu.‘Kak ibumu melarikan diri dari rumah sakit karena mengejar seseorang. Kita sedang berusaha mencarinya.’ Bunyi pesan itu itu.Perasaan cemas semakin mencekik Olivia, bulir air mata perlahan jatuh membasahi wajah mulus wanita itu. Olivia seka berulang kali karena menghalangin pandangannya, tetapi air matanya tidak mau berhenti keluar, terus mengalir deras.Karena pandangan Olivia sedikit terganggu ia hampir saja menabrak seseorang yang melintas di jalan. Beruntung Olivia tidak terlambat menginjak pedal remnya. Dadanya naik turun karena luapan emosi dalam hatinya.Olivia turun
Langit mulai tampak oranye, matahari perlahan turun tenggelam di ufuk barat berhias deburan ombak yang saling berlomba memecah batu karang. Pantai itu selalu jadi tempat sederharana yang bisa dikunjungi semua orang tapi sanggup menyajikan pemandangan yang menakjubkan.Bersisian dengan pantai terdapat sebuah hotel megah yang berdiri kokoh. Di sana terlihat ada sebuah keributan di halaman hotel. Para staff berkumpul berusaha menghentikan satu orang ibu paru baya yang berusaha merusak fasilitas hotel.“Di mana anakku?!” Jerit ibu itu.****Olivia dan William tiba dipantai dan mencari ibu Olivia sepanjang bibir pantai. Tetapi mereka tetap tidak menemukannya. Olivia bahkan bertanya pada warga sekitar khawstir jika ibunya tenggelam terbasa arus laut.“Sepertinya ibumu tidak ada di sini.”“Bagaimana kalau dia hanyut? Will aku harus bagaimana?” Olivia bersimpuh di atas pasir putih, menangis tersedu-sedu.“Tapi tidak ada orang yang hanyut hari ini, begitu yang warga lokal katakan. Lebih baik k
“Oh, maksudku yang kamu alami sekarang bukan seberapa. Ibuku pernah memukulimu sampai kamu mimisan karena berusaha menahannya.” Olivia dengan cepat mengkonfirmasi ucapannya. Walaupun bukan itu yang sebenarnya ingin ia ucapkan.Kebencian tumbuh lagi dalam hati Oliva dan tanpa sadar membuatnya sulit untuk mengendalikan ucapannya.“Oh aku pikir apa.”DI saat yang sama sebuah pesan Olivia terima dari ponselnya. Pesan itu dari Daniel.‘Aku menemukan ide bagus, Will menemui seorang arsitek yang dekat denganku, aku akan meminta bantuannya untuk menjebak William.’Olivia tidak membalas pesan itu dan segera mengantongi ponselnya lagi. Untuk saat ini Olivia tidak peduli apa pun yang ingin Daniel lakukan pada William yang terpenting William mendapat penderitaan yang pedih akibat apa yang dilakukannya pada Selena.Malam hari Olivia dan william memutuskan untuk menginap di hotel milik William setelah mengantar ibu Oliv
Keesokan harinya Raka datang untuk menemui Olivia dan William. William yang menghubungin dan meminta bantuannya bahkan menawarkan bayaran yabg mengiurkan demi menemukan sosok yang menemui ibunya Olivia.Namun tentu saja Raka ingin menbantu bukan karena materi semata tapi karena Olivia dan Ibunya. Raka sudah mengenal ibu Olivia sejak ia masih kecil tentu saja Raka ingin membantunya.Mereka pun melihat seluruh rekaman CCTV yang ada di rumah sakit dan menmukan hal baru yang mungkin bisa membawa mereka oada sosok itu.“Dia cerdas sekali memakai transportasi umum, dia menghindar menggunakan kendaraan sewaan atau pribadi. Sepertinya dia sudah merencanakannya,” ujar Raka. “Kita harus ke terminal sekarang untuk memeriksa rekaman CCTV di sana.”“Tapi bisa saja dia turun di tengah jalan kan,” celetuk Olivia.“Itu bisa saja terjadi terlebih kalau dia adalah warga lokal dia pasti mensurvei dulu sebelum melakukan aksiny
Olivia mengepalakan jari-jari tangannya dengan erat lalu ia pukul tembok di sampinhnya dengan keras. Sungguh ia ingin menjerit sekencang-kencangnya saat ini. Daniel benar-benar gila.“Tolong jangan libatkan ibuku dia tidak tahu apa-apa,” pinta Olivia dengan suara parau.“Cih... kau yang membuatnya begini Olivia. Inilah konsekuensinya, aku sudah memberinu banyak kesempatan dan menahan diri untuk tidak melakukan ini, tapi kita tidak bisa membuang waktu. Padahal saat malam kau bersana Jimmy kau benar-benar bisa menanfaatkan momentnya, tapi kau malah menolaknya dalam memilih jalan memutar.”Olivia menggigit bibirnya lalu bulir-bulir air mata mulai jatuh dari pelupuk matanya. Ketakutan terpancar jelas dari kedua bola matanya. Pikirannya benar-benar buntu. Ia pikir bosa mengelebaui Daniel tapi ternyata Olivia salah.“Mulai sekarang lakukan saja perintahku, kau mengerti kan Olie?” tanya Daniel.
“Tunggu! Atau mungkin itu Jimmy?” terka Olivia.Olivia buru-buru beranjak dari atap gedung menuju lobi hotel untuk menanyai Aurora tenan dekatnya yang bekerja di bagian resepsionis.“Ra apa hari ini Jimmy datang ke sini?” tanya Olivia setengah berbisik, khawatir staff yang lain mendengarnya.Aurora menengok dulu sekitar sebelum menjawabnya, “Ya dia datang hari ini sama anak yang punya hotel pula,” bisik Aurora dengan bola mata yang berkilat-kilat. “Ya ampun Oliv, dia tampan sekali wangi uangnya bahkan tercium semerbak.”Olivia terkekeh, sepertinya Aurora sangat terpesona pada si anak pemilik hotel sampai-sampai wanita itu bersemangat seperti ini. Padahal sebelumnya Aurora tidak pernah seantusias itu setiap kali melihat pria tampan berlatu lalang di depan matanya.Di saat yang bersamaan Anya yang hebak pergi ke pantai memerhatikan Olivia dari kejauhan dengab tatapa merendahkan lalu matanya menangkap se
“Pak, saya dengar Anda memberikan sapu tangan Anda pada seorang staff hari ini. Kenapa Anda memberikannya? Bukankah itu kenang-kenangan dari Ibu Anda?” tanya Jimmy ragu-ragu.William yang tengah memandangi ponselnya melepaskan pandangannya dari benda canggih itu dan menoleh ke arah lautan luas di sisi kiri jalan.“Dia lebih membutuhkannya,” balas William singkat, “Kenapa tumben sekali menanyakan hal seperti itu? Kau ingin juga? Atau....”“Tentu saja tidak saya hanya penasaran karena itu barang yang berharga untuk Anda,” sela Jimmy dengan cepat tidak ingin atasannya berpikir yang aneh-aneh tentangnya. “Apa Anda mau kembali ke hotel?” tanya Jimmy sebelum belokkan di depan.“Ya aku akan menginap di sana.”Jimmy pun memutar kemudinya dan berbelok ke jalan berikutnya kembali menuju hotel.Sedangkan di area hotel terlihat Olivia sedang berdiri di halaman bela
Tubuh William dan Olivia basah kuyup tapi mereka terlihat sangat bahagia, saling tertawa-tawa seolah meluruhkan semua beban dalam hati mereka.“Siapa namamu?” tanya William setelah mematikan keran air.Rasanya sudah cukup main air untuk malam ini, jika mereka teruskan mereka bisa-bisa kedinginan dan jatuh sakit.“Olivia, Pak.” jawab Olivia singkat wajahnya masih berseri-seri karena asyik bermain, bahkan Olivia tidak ingin semuanya berakhir dulu tapi apa mau dikata ia tidak berani membantah ucapan William.William tersengir malu, “Berhenti memanggilku, ‘Pak’. Kamu boleh memanggilku dengan nama saja kalau tidak dalam jam kerja. Kamu ini sama seperti asistenku saja.”Olivia langsung terdiam, William jelas membicarakan Jimmy karena siapa lagi asisten William yang ia maksud, Jimmy melakukan semua hal untuk pria itu dan sangat menghormatinya.Dulu Olivia tidak pernah cerita yang Jimmy sampaikan tenta