Share

Hari Yang Terburuk

Penulis: Jannah Zein
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-13 15:20:59

Bab 184) Hari Yang Terburuk

Sebenarnya Hanum tak sepakat dengan keputusan Fahri untuk pulang kampung, jikalau masalahnya hanya karena Mila. Hanum cenderung lebih menyetujui usul ibunya, agar Mila tinggal di rumah ibunya saja. Mila bisa menjalani kehamilannya dengan tenang, di samping itu fasilitas kesehatan di daerah sini juga lebih dekat dan mudah dijangkau.

Setidaknya Mila pun akan mendapatkan gambaran bahwa menjadi orang kaya itu tidak semudah seperti yang ia duga selama ini. Memang, menjadi orang kaya itu berlimpah dengan harta, tapi bukan berarti kehidupan akan menjadi sangat mudah.

Mila itu butuh dibimbing supaya ia tahu setiap sisi kehidupan. Menjadi orang kaya ataupun miskin, semua memiliki kesulitan masing-masing. Ada kelebihan dan ada juga kekurangannya.

Memaksa Mila tinggal di tempat bibinya Husna juga bukan ide yang baik. Tidak mungkin Mila dipaksa untuk hidup lebih sederhana lagi. Menurut pengalaman yang sudah-sudah Mila justru menghalalkan segala cara agar ia bisa setar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pembalasan Berkelas Istri Tak Sempurna   Tumbal

    Bab 185) TumbalTanpa memperdulikan orang-orang yang riuh rendah lantaran prosesi akad nikah yang ia hentikan secara paksa, Andi melemparkan sebuah map kepada adik tirinya."Apa ini, Bang?" Zidan menangkap benda itu sebelum map mendarat di lantai."Buka saja sendiri. Dan aku pastikan kamu akan terkejut saat mengetahui apa isinya," tutur Andi sembari menyeringai. Dia melirik Yasmin yang tertunduk di sisi Zidan. Andi tahu jika Yasmin setengah hati dengan pernikahan ini dan justru karena itu dia mengambil kesempatan ini untuk mengatakan sesuatu. Hal yang ia selidiki diam-diam, tapi baru hari ini ia memberanikan diri untuk mengatakan fakta yang sebenarnya. Andi tahu ini sangat beresiko. Bisa-bisa ia baku hantam dengan Zidan. Akan tapi Andi tidak mau Zidan terus terperangkap dalam obsesinya dengan Yasmin. Lelaki muda itu berhak untuk bahagia, tapi bukan dengan Yasmin, karena Yasmin lebih berhak untuknya. Dialah lelaki yang seharusnya menjadi suami Yasmin.Dia sudah menyelidiki Yasmin dan

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-14
  • Pembalasan Berkelas Istri Tak Sempurna   Alangkah Miris!

    Bab 186) Alangkah Miris!"Puas sekarang Abang sudah menghancurkan acara pernikahanku??" Zidan memekik. Dia meronta keras saat sepasang tangan kekar milik Andi mencekal, mencegahnya yang bermaksud mengejar Yasmin."Sadar, Zidan. Yasmin itu hanya terpaksa menikah denganmu! Dia tidak sukarela mau menikah denganmu! Apakah kamu tidak dengar dia barusan berkata apa?" Andi balas berteriak. Lelaki itu bersikeras menarik Zidan keluar dari ruangan itu."Aku tidak peduli. Aku hanya ingin Tania menjadi anakku!""Tania itu keponakanmu, Zidan! Jangan ngeyel!"Namun Zidan tertawa keras. Otaknya merespon cepat saat Andi memberi tekanan pada kata-kata keponakan. Dia mengibaskan kasar pegangan Andi pada lengannya."Ya, aku mengerti sekarang. Tania itu keponakanku, karena dia putri biologis Abang, kan?" Masih dengan tawanya yang hambar, Zidan melangkah cepat menuju mobilnya."Zidan, aku tidak bermaksud begitu. Aku hanya mengingatkan....." Andi mengejar adiknya, tapi Zidan keburu menutup pintu mobil."Ab

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-15
  • Pembalasan Berkelas Istri Tak Sempurna   Mengerti Takdir

    Bab 187) Mengerti Takdir "Ini tidak. Aku membiarkan Andi membawa Zidan pergi. Dan sekarang pernikahan Zidan dan Yasmin benar-benar batal," sambungnya.Haji Alwi menghela nafas. Mendengar ocehan saudaranya sungguh membuat perutnya terasa mual. Memang susah menghadapi orang gila. Ya, ia menyebut saudaranya sendiri sebagai orang gila. Bagaimana tidak gila? Binatang saja tidak mau mengorbankan anak sendiri, tetapi ini, manusia yang dikaruniai akal pikiran seharusnya lebih bisa mengontrol diri, bisa membedakan mana yang baik dan yang buruk dan memiliki hati nurani. Ternyata nafsu di dalam diri saudaranya lebih dominan sehingga membuatnya gelap mata.Lelaki setengah baya itu menyeret lengan istrinya menuju kamar Yasmin, memilih tak lagi melayani omongan kakaknya.Tok tok tok."Buka pintunya, Nak. Ini Paman," serunya."Pamanmu bersama Bibi, Nak. Bukalah pintunya. Kami ingin bicara," timpal Rahma membujuk. Dia turut mengetuk pintu.Pintu kamarpun terbuka. Yasmin muncul dengan wajah yang ber

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-16
  • Pembalasan Berkelas Istri Tak Sempurna   Dua Hal Yang Berbeda

    Bab 188) Dua Hal Yang BerbedaTatapannya begitu fokus, tak lepas dari sebuah mobil yang diamatinya. Dia harus bisa mengatur posisi mobilnya agar tidak kentara. Dia ingin tahu, kemana ibu dari putri biologisnya itu pergi.Setelah membawa Zidan ke rumahnya dan memastikan semua aman di bawah pengawasan orang-orang kepercayaannya, Andi segera berbalik menuju rumah orang tua Yasmin. Sedianya ia akan mengajak bicara wanita itu, tetapi ternyata Yasmin keburu pergi. Untung dia sempat melihat mobil yang membawa Yasmin dan bisa mengikutinya"Yasmin, tunggu!" Andi buru-buru turun dari mobil sesaat setelah ia menginjak rem. Lelaki gagah itu berlari kecil menghampiri wanita yang sudah menginjakkan kakinya di teras rumah milik haji Alwi."Bang Andi!" Wanita itu tersentak kaget. Dari mana lelaki ini tahu jika ia berada di sini? Bukankah tadi Andi sudah pulang bersama Zidan? "Aku ingin bicara denganmu, Yasmin.""Sebaiknya kita masuk dulu, Nak. Bicara di dalam tentu lebih enak," tegur Rahma seraya me

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-18
  • Pembalasan Berkelas Istri Tak Sempurna   Kenapa Dengan Rambutmu, Mila?

    Bab 189) Kenapa Dengan Rambutmu, Mila? Hanum mengangguk, lalu bangkit dan menyusul Zainab ke dapur. "Nggak usah, Hanum. Kakak bisa melakukannya sendiri." Zainab menepis tangan Hanum saat ia akan mengambil gelas di rak piring. Hanum mengurungkan niatnya. Dia hanya menonton Zainab yang dengan cekatan menuangkan air teh di beberapa gelas. "Kakak memang tinggal di sini?" tanya Hanum. "Lebih sering tinggal di sini, Hanum. Kakak hanya balik ke rumah untuk membersihkan rumah itu saja. Kasihan Mama jika harus tinggal hanya bersama dengan Mila, apalagi Mila sedang hamil," jawab Zainab sembari membuka lemari makanan. Dia mengeluarkan kue pais pisang dan menatanya di piring. "Wah, kue pais pisang." Mata Hanum berbinar. Fahri sangat menyukai kue itu kue baik pisang buatan Zainab yang memang lembut dan gurih, tidak seperti yang ia beli di warung. Hanum pernah mencoba membuat kue itu, tetapi rasanya tidak seenak buatan Zainab. Benar-benar, dia tidak punya bakat memasak. Kalau berdagang, itu m

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-19
  • Pembalasan Berkelas Istri Tak Sempurna   Ini Asli, Bukan Editan

    Bab 190) Ini Asli, Bukan Editan "Aku?! Keramas? Apa maksud Kakak?" Refleks ia menggeleng. Terlihat sekali jika ia gelagapan. "Aku hanya bertanya, Mila." Hanum tetap tenang. "Itu buktinya. Aku melihat sendiri rambutmu basah seperti bekas keramas. Memangnya kamu mandi di rumah temanmu? Mandi keramas malam-malam begini? Itu tak masuk akal, Mila!" "Tapi aku memang mandi di tempat Ratih!" kilahnya. "Malam-malam begini? Emangnya kamu habis ngapain di rumah Ratih?" "Kak." Suara Mila meninggi. "Apa perlu aku lapor setiap apa yang kulakukan setiap hari? Kakak tidak berhak mengetahui semua yang kulakukan." Namun Hanum hanya tersenyum tipis. "Kakak hanya bertanya, Mila. Tidak usah marah." "Tapi Kakak seolah menuduhku! Aku tahu apa yang ada di pikiran Kakak saat ini. Kakak ingin bilang, kalau aku baru saja keramas karena habis anu anu, gitu?!" "Kak, biarkan aku mengatur hidupku sendiri. Nggak perlu turut campur mengatur hidupku. Hidupku sudah cukup susah karena ulah Kakak!" Mila mendorong

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-21
  • Pembalasan Berkelas Istri Tak Sempurna   Berjuang Sendiri

    Bab 191) Berjuang Sendiri"Tidak mungkin. Ini pasti fitnah. Tidak mungkin Mila melakukan itu lagi. Dia itu sudah menikah dan sedang hamil!" Ismah memekik keras saat melihat foto Mila yang hanya mengenakan g-string. Tak pernah terbayang di benaknya, kenyataan putrinya berpose nyaris telanjang di sebuah aplikasi kencan.Pertahanan wanita tua itu seketika runtuh. Tubuhnya lemas. Tak ada lagi selera makannya. Zainab lah yang berinisiatif mengambil mangkok berisi air untuk membasuh tangan wanita tua itu."Sabar, Ma. Sabar. Ini belum tentu benar. Apalah artinya sebuah foto." Zainab berusaha menenangkan ibunya. "Tapi ia sudah janda, Ma. Ingat itu," sahut Fahri serius."Mama tahu, Fahri.""Kamu itu, Fahri. Kenapa ngasih tahu sekarang, di dalam situasi yang tidak tepat?" Zainab mencak-mencak sembari memapah ibunya menuju kamar tidur. Wanita itu menepis tangan Fahri yang bermaksud ikut membantunya."Aku hanya ingin mengatakan hal yang sebenarnya, secepatnya kepada kalian, agar kalian tahu. Ana

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-22
  • Pembalasan Berkelas Istri Tak Sempurna   Pelacur Tapi Bukan Pelakor

    Bab 192) Pelacur Tapi Bukan Pelakor Setelah memastikan Mila masuk ke dalam cafe, Fahri membelokkan mobilnya memasuki halaman tempat itu. Lelaki itu menginjak rem kemudian mematikan mesin mobil. "Kamu yakin mau menemui Sandi dan Mila di sini?" tanya Fahri. Hanum mengangguk. "Kita sudah bahas soal ini berulang kali dan aku rasa tidak mungkin bagi kita untuk mundur. Tapi satu hal yang ingin aku tekankan sama Kakak, tolong jangan marahi Mila di depan umum...." "Ya. Aku akan berusaha mengontrol emosi," ujar lelaki itu seraya keluar dari mobil dan berjalan memutar membukakan pintu mobil untuk sang istri. "Baiklah, sekarang mari kita temui mereka." Hanum meraih tangan sang suami kemudian bergegas melangkah menuju bangunan itu. Butuh waktu beberapa hari bagi Hanum untuk meyakinkan Fahri tentang idenya yang satu ini. Menemui Sandi dan Mila secara bersamaan, bukan untuk menangkap basah mereka, tetapi untuk bernegosiasi. Sandi dan Mila tidak mungkin bisa sadar dengan cara kekerasan. Keduan

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-23

Bab terbaru

  • Pembalasan Berkelas Istri Tak Sempurna   Pencapaian Tertinggi

    Bab 225) Pencapaian Tertinggi4 tahun kemudian....Mila menatap pantulan dirinya di cermin. Kebaya bermodel simpel berwarna putih dengan bawahan yang terdiri dari kain batik yang dililit. Sebenarnya ini agak merepotkan lantaran tak terbiasa, tapi ia harus memakainya karena hari ini adalah momen bahagianya.Wanita muda itu tersenyum, lalu meraih toga yang berada di meja rias dan memasangnya ke kepala. Toga ini layaknya sebuah mahkota yang memiliki nilai prestisius. Seumur-umur dia tidak pernah membayangkan akan bisa meletakkan toga ini di kepalanya.Jika bukan karena support dari suaminya dan peristiwa di rumah sakit 4 tahun yang silam, mungkin dia masih akan tetap menjadi Mila yang dulu, tak berubah sampai akhir hayatnya, menjadi seorang ibu rumah tangga yang hanya bisa memasak dan melayani suami di atas ranjang. Urusannya hanya berputar pada sumur, kasur dan dapur seperti apa yang sudah diajarkan oleh mendiang ibu dan kakaknya.Mila menggigit bibirnya. Bertahun-tahun ia menikah denga

  • Pembalasan Berkelas Istri Tak Sempurna   Maafkan Aku, Mbak!

    Bab 224) Maafkan Aku, Mbak!Kondisi Zainab kian lama semakin mengkhawatirkan. Kalau dulu wanita itu masih bisa mengayuh kursi rodanya sendiri, sekarang dia hanya mampu terbaring di tempat tidur. Tubuhnya kurus kering, hanya tinggal kulit pembalut tulang. Sudah berulang kali Fahri dan Faiz membujuk untuk membawanya ke rumah sakit, tetapi Zainab selalu menolak. Gairah hidupnya sudah mati. Kekecewaan yang begitu dalam pada hidupnya, terakhir dengan suami barunya yang ternyata mengkhianatinya dengan menikah lagi dengan perempuan lain membuatnya sangat terpukul. "Kak." Suara Hanum perlahan menyapa. Dia meletakkan dua box berisi kue-kue yang ia bawa ke meja dekat pembaringan. Aroma kurang sedap menguar di kamar itu, tercium oleh indera penciumannya, tapi sekuat mungkin Hanum berusaha untuk menahan agar perutnya tidak mual. "Ini ada kue-kue untuk Kakak. Barusan kami menyelenggarakan acara syukuran 4 bulan kehamilanku. Semoga kakak suka ya," ujarnya."Kakak ini ada-ada saja. Masa iya bikin

  • Pembalasan Berkelas Istri Tak Sempurna   Kabar Gembira

    Bab 223) Kabar GembiraZainab benar-benar lelah. Tak ada gunanya ia hidup di dunia ini, jika tubuhnya tak berdaya. Andai bunuh diri bukanlah dosa ingin rasanya ia minta disuntik mati saja agar penderitaannya segera berakhir. Tak pernah terbayangkan dibenaknya, hidup bergantung dari belas kasihan adik dan para iparnya. Sungguh tak pernah terbayangkan!Dulu dia merasa memiliki segala macam kelebihan. Kepandaian mengurus rumah tangga, melayani suami dan anak, juga ikut bekerja di sawah. Tenaganya kuat. Itulah yang selalu ia banggakan, terutama di hadapan Hanum yang ia anggap tak memiliki kelebihan apapun saat pertama kali wanita itu masuk ke dalam keluarganya sebagai istri Fahri.Dia selalu membandingkan dirinya dengan Hanum. Hanum tidak pandai memasak, sedangkan dia merupakan ahlinya. Tenaga Hanum sangat lemah, bahkan dulu saat Hanum masih tinggal rumah ibunya pun seringkali harus dibantu oleh Fahri dalam mengurus rumah. Namun tenaga Zainab sangat kuat. Dia bisa mengurus seisi rumah se

  • Pembalasan Berkelas Istri Tak Sempurna   Melepas Popok

    Bab 222) Melepas PopokTak ada lagi kata-kata yang terlontar dari mulut lelaki itu. Dia langsung memeluk istrinya, mendekapnya erat sekali seraya mengusap-usap perut Hanum yang masih rata. Hanya ada rasa bangga dan bahagia, karena masih diberi kesempatan untuk memiliki keturunan lagi. Memberikan putranya seorang adik adalah salah satu mimpinya, meski ia tetap menyerahkan sepenuhnya kepada kesiapan tubuh sang istri untuk hamil kembali.Keduanya berpelukan cukup lama, sebelum akhirnya Hanum merenggangkan pelukan suaminya, lantas mengusap wajahnya yang basah."Kamu menangis?" Fahri tersentak menyadari wajah istrinya yang basah. "Apakah ini bukan kehendakmu? Apakah ini karena kita kebobolan?"Hanum menggeleng. "Tidak. Aku sudah lepas KB 4 bulan yang lalu.""Syukurlah." Fahri menghela nafas lega. "Berarti kehamilan ini memang kamu kehendaki, kan?"Tangannya kembali terulur mengusap wajah basah itu. Dia menangkupkan tangan di pipi istrinya. "Jangan menangis, Sayang.""Aku hanya terharu meli

  • Pembalasan Berkelas Istri Tak Sempurna   Hadiah

    Bab 221) Hadiah "Aku terlebih lagi merindukanmu." Wanita itu memutar tubuhnya sehingga posisi mereka kini berhadapan. Hanum membalas pelukan sang suami, membenamkan wajahnya di dada bidang lelakinya. "Dua minggu rasanya seperti bertahun-tahun. Aku nggak ada bakat ldr-an." "Maaf, Sayang. Itu sudah menjadi resiko dari pekerjaanku, lebih tepatnya amanah yang diberikan oleh Kak Iskandar." "Aku tahu itu dan aku akan selalu mendukung." "Kita berhutang budi padanya dan aku tidak mau mengecewakannya." Fahri menghela nafas. Dengan sekali gerakan, lelaki itu membopong tubuh istrinya menuju tempat tidur. Dia membaringkan istrinya dengan hati-hati, lalu melepas mukena yang masih melekat di tubuh Hanum, melemparkannya kembali ke atas sajadah yang masih terhampar di lantai. "Aku mengerti...." Hanum tak sempat melanjutkan ucapannya lantaran mulutnya sudah dibungkam oleh lelaki itu dengan ciuman yang terasa semakin menuntut. Ada denyar kerinduan yang membuat tubuh Hanum serasa disengat aliran l

  • Pembalasan Berkelas Istri Tak Sempurna   Penyesalan Zainab

    Bab 220) Penyesalan ZainabZainab hanya sanggup menatap kepergian adik iparnya yang melesat cepat setelah memenuhi semua keperluannya. Sebenarnya bukan ini yang Zainab inginkan. Zainab pengen sekali ditemani, dimengerti, meskipun dia tak mungkin menceritakan semua yang sudah terjadi pada hidupnya kepada siapapun, apalagi kepada ipar-ipar yang dulu pernah dimusuhinya. Mereka pasti akan tertawa dan menyorakinya penuh dengan ejekan.Dia merasa malu, sangat malu. Pernikahannya yang hanya seumur jagung, harus berakhir menyakitkan. Dia hancur sehancur-hancurnya. Tidak ada lagi yang bisa ia banggakan kini. Semua sudah lenyap. Harta, kemampuan fisik dan semuanya. Hanya menyisakan dirinya yang terpaksa setia duduk di kursi roda. Bahkan untuk menjalankan aktivitas sehari-hari pun tidak bisa. Sehari-hari dia hanya mengharap belas kasihan adik dan para iparnya untuk mengurus semua keperluannya.Sepasang matanya mengembun. Antara sedih, kecewa, terpuruk dan kesepian bercampur baur dalam dirinya.

  • Pembalasan Berkelas Istri Tak Sempurna   Jatuh Tertimpa Tangga

    Bab 219) Jatuh Tertimpa Tangga"Bi Nab tuh!" seru Adzkar dengan bahasa bocah."Bibi Zainab terjatuh?!" pekik Hanum kaget. Kepala mungil itu mengangguk.Hanum buru-buru mengucap istighfar kemudian bangkit dari tempat duduknya. Sembari menggendong Adzkar, ia segera berlari kecil menuju rumah sebelah.Sudah lebih dari 3 bulan Zainab menderita stroke. Sehari-hari hanya menghabiskan waktunya di atas kursi roda. Dia tidak bisa melakukan apapun. Separuh tubuhnya dari tengah sampai ke bawah mati rasa. Hanum, Mila dan Husnalah yang akhirnya merawat wanita itu. Untuk meringankan pekerjaannya, terpaksa Hanum membawa serta bibi Diah untuk tinggal di rumah ini. Dia tidak mungkin menghandle semuanya sendirian. Mengurus rumah, mengasuh Adzkar, merawat Zainab, sekaligus mengerjakan pekerjaannya di Najmi Store. Bahkan kini, pekerjaan Hanum bertambah, yaitu menjadi konten kreator di sebuah aplikasi. Bermula dari keisengannya mengunggah video-video Adzkar yang tengah belajar menghafal Al-Qur'an. Tern

  • Pembalasan Berkelas Istri Tak Sempurna   Peringatan Terakhir

    Bab 218) Peringatan Terakhir Merasa tak ada lagi respon dari istrinya, Fahri memilih melangkah menuju kamar mandi. Dia melepas seluruh pakaiannya, melemparkannya ke keranjang cucian, lalu mengguyur tubuhnya yang lengket akibat keringat. Sembari mengguyur tubuhnya, bayangan raut wajah istrinya yang datar menari-nari di benak Fahri. Dia tahu, sulit bagi Hanum untuk mempercayainya lagi setelah selama bertahun-tahun, janji hanya tinggal janji. Namun dia tak bisa menampik, kenyataan bahwa dia memang tidak bisa terlalu tegas terhadap keluarga besarnya sendiri, karena waktu itu masih ada ibunya. Surga di bawah telapak kaki ibu. Ajaran yang melekat kuat di alam bawah sadarnya, membuatnya tunduk dengan mutlak. Sejauh yang bisa ia lakukan hanya sekedar mencari jalan tengah, meski pada akhirnya Hanum juga yang harus mengalah dan berkorban. Kini sudah saatnya ia bertindak. Ibunya sudah meninggal dunia. Apalagi yang mesti ia perhatikan? Darah memang lebih kental daripada air, tetapi jika air l

  • Pembalasan Berkelas Istri Tak Sempurna   Kita Lihat Saja Nanti

    Bab 217) Kita Lihat Saja NantiMila menatap nanar saat mobil yang membawa kakak madunya pergi dari rumah ini. Sampai di titik akhir, Mila tetap menolak. Dia takkan pernah sudi menerima tawaran Herlita untuk menjadi asisten pribadinya. Bekerja merupakan hal yang berat bagi Mila dan itu bukan tujuan hidupnya. Selamanya dia bercita-cita untuk menjadi istri dan ibu bagi anak-anaknya, sementara urusan pekerjaan dan nafkah itu urusan laki-laki, urusan suami. Sudah cukup ia menyaksikan mendiang ibunya harus pontang panting kerja di sawah sambil mengurus rumah, suami, anak-anak, bahkan mertua.Bekerja itu sama sekali tidak menyenangkan bagi Mila. Dia menyaksikan sendiri bagaimana lelahnya ibunya saat pulang dari sawah. Setelah pulang dari sawah pun tetap tidak bisa beristirahat, karena harus mengurus rumah, anak-anak dan mertua.Dia tidak mau nasib buruk ibunya menimpa dirinya pula. Dia harus mencari suami orang kaya, agar hidupnya terjamin. Dan sekarang keinginan itu tercapai, walaupun keny

DMCA.com Protection Status