Tubuh Ken dalam kondisi yang lebih buruk dari apa yang dia pikirkan, meski kemampuan regenerasinya hanya bisa sedikit membantu pemulihannya dengan kondisi tubuhnya yang sudah terlalu parah. Belum lagi luka luar akibat cambukan yang terus di lakukan oleh Penjaga, kenyataan itu membuat Ken sangat marah dan kesal dengan apa yang terjadi padanya. Ken mencoba berpikir tentang apa yang terjadi kepadanya dan dia tidak menjawab apapun yang di tanyakan oleh Penjaga meski dia terus di cambuk. Meski kini Ken sudah merasa lebih baik karena efek kutukannya sudah berhenti, dan dia tidak lagi merasakan sakit akibat kutukannya dan hanya merasakan sakit akibat cambukan Penjaga.***Sudah lewat satu hari setelah Ken sadarkan diri dan dia masih belum bisa melakukan apapun dengan kondisi tubuhnya yang terus dicambuk sambil ditanyai berbagai hal oleh Penjaga yang mencambuknya. Perlahan tetapi pasti, itulah yang Ken yakini pada saat itu dan percaya pada regenerasi tubuhnya yang mulai memulihkannya. Ken jug
“Dokter cepat lakukan sesuatu pada Yuna!” perintah Arga yang panik melihat Yuna yang mengamuk, dia juga tidak percaya dengan kekuatan Yuna yang lebih kuat dari Kesatrianya.“Tenangkan diri anda Putri Yuna, kita selesaikan ini dengan kepala dingin agar bisa mencari solusi terbaik,” pinta Dokter yang terus mencoba menahan Yuna dengan sihirnya.“Kesatria, cepat jelaskan apa yang sebanarnya terjadi,” pinta Dokter untuk membuat Yuna berhenti mengamuk dan mengalihkan perhatiannya untuk mendengar penjelasan Kesatria.Rencana Dokter tersebut berhasil, Yuna telah berhenti mengamuk dan mulai memperhatikan Kesatria yang mulai berbicara untuk menceritakan apa yang terjadi di penjara pada mereka. Kesatria menjelaskan bila Ken berhasil melarikan diri dengan berpura-pura mati, dan berhasil mengelabui Penjaga lalu kabur dari penjara. Ken juga menyerang semua penjaga yang ada di penjara dan membunuh penjaga yang sudah mencambuknya, lalu dia menghilang begitu saja.“Ayahanda, kita harus cepat mencariny
Dua jam sebelum Ken menerobos tempat Yuna.Ken mendapatkan ide untuk membuat tubuhnya seperti mati, dia yang sudah pernah mencoba mengelabui Penjaga dengan berpura-pura sakit mengetahui bila mereka memeriksa kondisi Ken melalui daya kehidupan pada tubuh Ken. Ken yang sudah sering sekarat karena serangan monster bisa membuat tubuhnya seperti kehilangan semua daya hidupnya untuk sementara waktu, dan itu cukup baginya untuk mengelabui mereka. Perlahan Ken mulai mencaoba menyamarkan daya hidupnya seakan terkuaras secara perlahan, dan itu membuat Penjaga langsung memanggil Penjaga lain yang dulu menyembuhkannya.“Apa yang terjadi?” tanya si Penyembuh pada penjaga yang biasanya mencambuk Ken.“Aku juga tidak tahu, sebelumnya dia baik-baik saja seperti biasanya, lalu barusan daya hidupnya terus berkurang dengan cepat,” jawab Penjaga yang panik.“Ini buruk, kita akan mendapat masalah bila dia mati sebelum eksekusi.”Kemudian mereka segera melepaskan semua besi yang mengekang tangan dan kakiny
Seuasana yang sebelumnya tenang berubah menjadi bising karena kedatangan Noha, para Kesatria yang tidak bisa menahannya dan hanya berteriak untuk memintanya berhenti. sedangan Arga dan Yuna yang terkejut langsung kaku seperti patung, apa lagi saat mereka merasakan aura mengerikan Ken yang kembali terpancar. Noha yang sudah berhasil menerobos memegang pedangnya dengan erat saat melihat Ken, dia langsung melangkah menuju tempat Ken tanpa menghiraukan para Kestaria yang terus memintanya berhenti.“Ayahanda, aku datang kemari untuk menyelamatkan Ayahanda!” teriak Pangeran Noha.“Apa ini? sepertinya perintah Raja cuman hal sepele hingga di abaikan begitu saja,” sindir Ken pada Arga yang seakan mengejeknya seperti tidak beguna.Mendengar sindiran dan perasaan mengerikan dari pancaran aura Ken, Arga langsung mengambil tindakan. “Kesatria! cepat tangkap Noha!”“Apa yang Ayahanda lakukan? aku kemari untuk membantu Ayahanda melawan Manusia itu.” tunjuk Noha pada Ken dan membuatnya menyeringai s
Para petinggi kerajaan dan Komandan Kesatria sudah berkumpul di ruang rapat, suasana di ruangan tersebut sangat bising karena mereka semua saling beradu argument tentang apa yang terjadi. Sedangkan Arga yang sudah memanggil mereka masih belum menampakkan diri karena pingsan. Hingga dua puluh menit berlalu dan Arga masih juga belum muncul, dan mereka yang semakin memanas saat saling adu argument terhenti saat seorang Kesatria memasuki ruangan tersebut bersama dengan Arga.“Brak! Raja Arga Ru Aisward memasuki ruangan!” teriak Kesatria tersebut.Mereka semua langsung memberi hormat kepada Arga saat dia berjalan menuju kursinya. “Maaf karena sudah membuat kalian semua menunggu lama,” ucap Arga dengan nada yang lemah dan di belakangnya ada Yuna dan Saintess yang ikut bersamanya.Kondisi Arga juga terlihat tidak sehat, wajahnya sangat pusat dan cara berjalannya seperti orang tua yang lemah. Padahal pagi tadi mereka masih melihat Arga sehat-sehat saja, hal itu membuat mereka penasaran dan sa
Detak jantung Ken berdebar kencang dan perasaanya juga sangat gembira saat dia akan memasuki Akademi. Meski dia masuk Akademi dengan tujuan mencari informasi, namun perasaanya tidak bisa berbohong bila dia ingin tahu secara langsung seperti apa sekolah di Dunia fantasi. Hanya saja Ken memiliki sedikit rasa khawatir tidak bisa menikmati masa sekolahnya di Akademi Airyano karena pemikirannya tentang sekolah dunia lain yang selalu membedakan kelas antara orang biasa dan Bangsawan kerajaan. Ken mencoba menghapus rasa khawatirnya itu karena dia memiliki surat rekomendasi langsung dari Raja dan dia juga akan masuk kelas yang memiliki sedikit waktu pembelajaran saja.Ken langsung di hadang saat akan memasuki Adademi, kemudian dia mengutarakan keinginananya dan memberikan surat rekomendasi miliknya. Penjaga gerdang itu langsung terkejut dan berbicara dengan sopan setelah melihat surat milik Ken, lalu Penjaga mengantar Ken menemui kepala Akademi. Setelah melihat isi suratnya, Kepala Akademi me
Setelah perkenalannya sebagai siswa pindahan, Ken mencoba berbaur dengan teman-temannya dan dengan pembelajaran Profesor. Dia merasa bila teman kelasnya tidak terlalu buruk, pembelajarannya juga cukup baik untuk pemula seperti Ken. Waktunya juga tidak terlalu lama seperti yang diharapkan oleh Ken, namun saat akan menuju perpustakaan Ken diajak untuk mengikuti kegiatan kelas selanjutnya. Ken penasaran dengan kegiatan seperti apa yang akan mereka lakukan saat melihat wajah ceria dari semua teman sekelasnya, melihat mereka membuat jantung Ken berdetak kencang karena semangat untuk mengikutinya.Saat Ken sudah sampai di tempat yang mereka tuju, detak jantung Ken kembali normal dan minatnya langsung berkurang saat melihat kegiatan yang teman-temannya maksud ternyata menjadi penjaga tempat latihan sihir dari siswa lain. Ken melihat mereka tampak sangat senang malakukan hal itu, selain berjaga mereka juga membantu siswa yang sedang mempraktekkan sihir dengan mengambilkan apa yang mereka butu
Wanita yang berteriak tadi adalah Aina Sirdora yang merupakan Wakil kepala Akademi Airyanao dan merupakan penyihir circle tujuh, dia juga datang bersama dengan Yuna dan Saintess. Reon akhirnya bisa bernafas lega, dia senang karena ada yang datang untuk menolong mereka. Airmatanya kembali menetes karena merasakan senang akhirnya penderitaanya akan berakhir sementara, dan dia juga sedih karena tanganya terasa perik. Raon menajdi semakin sedih saat memikirkan tentang hukuman yang akan mereka terima, karena mereka pasti akan menyalahkan siswa kelas U atas keribuatan yang terjadi tadi.Saat itu, Ken yang sedang tergeletak di tanah, dia tersenyum lebar lalu berteriak "Aaaaaaggggkkk! tanganku!"Yuna yang mengenali suara tersebut langsung berlari mendekat dan dia mendapati tangan Ken terbakar dan Saintess langsung mencoba menyembukan Ken. Amarah Yuna tiba-tiba meluap begitu saja saat melihat apa yang terjadi pada Ken, dan dia langsung memancarkan kekuatannya pada semua siswa sihir dan membuat
Warna rambut pirang yang berkilau seperti emas terurai hingga di bahunya, dan telihat sangat indah dengan wajah manis yang sangat cantik seperti boneka berbie. Bentuk tubuhnya juga aduhai yang membuat semua cowok membuka mulut mereka saat melihatnya berjalan. Kulitnya juga putih mulus yang terlihat sangat cerah terawat dengan baik, dan itu mmebuat semua cewek sangat ingin memiliki kulit sepertinya. Kedatangannya juga membuat suasana kelas menjadi hening karena semua siswa terus terpaku dan menatap kepadanya. “Perkenalkan nama saya Alice de Pendragon, mulai hari ini saya akan belajar di kelas ini.” Semua siswa langsung bersorak setelah mendengar perkenalannya, kecuali Ken yang tahu sosok tersebut sangat mirip dengan Garga. Namanya juga mirip dengan nama yang Ken berikan kepada Garga, hanya beda nama tengahnya saja, tetapi mengucapannya sama. Guru kemudian menjelaskan bila Alice merupakan siswa istimewa dan juga siswa pertukaran dari luar negeri yang akan belajar tentang budaya di Indo
Ken merasa tidak juga harus menggunakan kekuatannya untuk melawan Dion yang kekuatannya juga sudah menyatu sempurna. Ken merasa harus mencari tahu lebih dalam tentang metode yang Dion gunakan untuk menyatukan semua kekuatannya. Ken menggunakan skill overdrive yang membuat tubuhnya memiliki kekuatan dua kali lipat dan bergerak berdasarkan instingnya untuk bertarung menggunakan seluruh kekuatannya. Pergerakan Dion menjadi semakin cepat dan serangannya juga semakin kuat dari sebelumnya, Ken bisa merasakan perbedaannya dari tekanan yang Dion berikan. Beruntung Ken memiliki skill untuk mengimbangi kekuatan Dion dan langsung menggunakannya, jika tidak Ken akan terkena serangan Dion dan berakhir teluka. Ken kini juga kesulitan untuk menghindari serangan Dion dan hanya bisa bertahan, tetapi Dia masih bisa memberikan perlawanan dan serangan balasan dalam kondisinya yang semakin terdesak. Ken mulai kesal karena tidak segera menemukan metode yang Dion gunakan. “Ju*nc*k!” “Kugkk!” Ken bertriak
Ken tidak menyangka bila kejadiannya akan menjadi sangat buruk, karena dia tetap menyimpan kekuatan Dewi yang dia ambil kembali dari Reka. Kini mana, aura, kekuatan kegelapan Garga dan kekuatan Dewi bercampur dalam tubuh Ken dan terus saling bertabrakan. Ken mencoba untuk mengendalikan aliran dari kekuatannya agar bisa berjalan selaras dan menyatu dengan baik. Dia ingat dengan apa yang terjadi pada Dion yang mana kekuatan kegelapan bersatu dengan aura dan kekuatan Dewi menyatu dengan mana.Hanya saja yang membuat Ken merasa aneh adalah keempat kekuatan itu terbagi menjadi dua yang berada pada sisi kanan dan kiri tubuh Dion. Ken yang mencoba mempelajari tentang hal itu saat bertarung dengan Dion akhirnya bisa mengetahui metode yang Dion gunakan. Hanya saja Ken menggunakan metode yang mirip, tetapi metode yeng Ken gunakan lebih sempurna dan bisa menyatukan semua kekuatan itu agar bisa mengalir selaras pada tubuhnya.Semua kekutan itu berjalan bersama mengalir ke seluruh tubuh Ken dan ki
Tubuh Ken tidak bisa bergerak karena tekanan kuat yang dipancarkan oleh Dion, dan perasaan takut saat melihat Dion seakan melihat Dewa kamatian yang akan mencabut nyawanya. Kekuatan Dion yang sudah terlepas seluruhnya di luar perkiraan dan akal sehat yang Ken miliki, dan tanpa Ken sadari Dion sudah ada dihadapannya dan menusuk jantungnya. Kecepatan Dion sudah melebihi apa yang bisa Ken hadapi, bahkan matanya masih belum berkedip dan Dia sudah tertusuk kedua kalinya oleh Dion.Dion benar-benar seperti terlahir kembali, dan dia bisa merasakan sensasi yang sama seperti yang dia rasakan saat dia baru menjadi Dewa. Kini Dion juga sudah berhasil menyingkirkan Ken yang merupakan penghalang utamanya untuk menjadi penguasa mutlak. Meski begitu Dion tidak terbawa suasana dan memastikan Ken benar-benar mati ditangannya sendiri.Melihat Ken yang tidak bisa bereaksi akan serangannya dan hanya menatapnya dengan wajah yang tampak terguncang hingga matanya bergetar, membuat Dion benar-benar puas. Dia
Melihat Garga yang sudah tidak bisa bereaksi dengan semua serangannya yang sudah menargetkan Ken, membuat Dion yakin jika dia benar-benar berhasil. “Duuuaarrrrr!”“Sialan! dia kab--, craassssttttt!” Dion terkejut saat Ken berhasil menebas dirinya.Dion yang sebelumnya penuh percaya diri bila berhasil menyerang Ken jadi terkejut karena keberadaan Ken lenyap sebelum semua sarangan mengenai dirinya. Kini dia juga terkejut karena Ken yang tiba-tiba bisa muncul kembali tanpa luka yang bahkan berhasil menyerangnya. Dion benar-benar tidak tahu trik apa yang Ken gunakan, namun dia merasa bila Ken berpindah ke sebuah dimensi untuk menghindari semua serangannya.Berkat perhitungannya yang matang, Ken berhasil berpidah ke celah antar dimensi pada detik-detik semua serangan Dion akan mengenainya. Ken akan benar-benar mati jika dia tidak berpindah dalam celah ruang dan waktu pada saat itu, namun Ken juga harus kehilangan tempatnya bersembunyi. Karena dia yang berpindah saat ada Dion di dekatanya a
Ken seakan dipaksa harus memilih untuk terus maju, karena Dion juga berhasil merusak diemnsi yang merupakan efek dari setu senjatanya. Sejata itu juga langsung patah saat dimensinya berhasil Dion hancurkan, dan membuat Ken terlempar keluar. Ken memang tidak memiliki waktu lagi, karena Dion benar-benar berniat untuk menyingkirkannya.[Garga, buat dia sibuk saat aku menyiapkan sesuatu untuk melawannya.] ujar Ken dan dia juga memberi beberapa informasi kepada Garga lewat telepati.Dion tersenyum saat dia mendengar perintah Ken yang dia kirim lewat telepati kepada Garga, dengan itu dia tidak perlu lagi membaca maksud dari isyarat yang Ken gunakan. Berkat itu Dion tidak perlu memperdulikan Garga, dan langsung menuju tempat yang akan Ken tuju. Dengan penuh percaya diri Dion melesat dan menunggu kedatangan Ken, namun dia tidak melihat adanya Ken yang datang kearahnya dan Garga juga tidak mengejarnya.Dion terhenti sejenak dan mencerna apa yang sebenarnya terjadi, karen
Semua orang terkejut saat melihat Murka terkena sebuah serangan yang tidak meraka sadari sama sekali, bahkan Ken juga tidak tahu akan serangan tersebut. Serangan itu seperti leser yang sangat cepat mencapai targetnya, bahkan tubuh Murka yang kuat bisa berlubang. Lebih parahnya lagi, Reka yang berusaha dia lindungi juga mengalami luka yang cukup parah.Perasaan Ken yang tidak nyaman saat meninggalkan Dion meski dalam keadaan sekarat, kini membuat sebuah malapetaka bagi semuanya. Emosinya langsung memuncak saat melihat sahabatnya yang terkapar bersimbah darah dengan kondisi tubuh penuh lubang. Murka juga tidak bergerak sama sekali, Ken bergegas mendekat dan merasakan tubuh Murka sudah dingin. Jantung Ken seakan terhenti sebentar setelah mengerti kondisi sahabatnya, namun perasaanya seakan masih tidak bisa terima dan langsung meminta bantuan Garga.“Murka bertahanlah, Garga cepat sembuhkan dia!” teriak Ken yang panik.Garga mendekat pada Murka, namun setelah melihat kondisi Murka, dia ti
Ken dan Garga tidak tahu apa yang sudah Dion lakukan, hingga dia bisa merebut kekuatan dan tubuh Dewi Aria, dan lagi gempa yang terjadi membuat Ken merasa hal buruk akan terjadi. Kekutan yang terus diserap oleh tubuh Dion juga membuat Ken penasaran dengan asalnya, dia merasakan campuran dari aura dan mana. Kondisi mereka berdua juga tidak menguntungkan, karena tidak bisa bergerak dan akan buruk jika Dion menyerang. Akan tetapi, Dion tidak menyerang keduanya dan hanya tertawa saja, mengetahui Dion yang melewatkan kesempatan itu membuat Ken berpikir bila Dion juga dalam kondisi yang sama.Jika apa yang Ken pikirkan memang benar maka dia masih memiliki kesempatan untuk kembali merubah keadaan, namun jika tidak maka situasinya akan buruk bagi mereka. Belum lagi firasat buruk Ken tentang kekuatan yang terus Dion serap dalam tubuhnya, yang membuat Ken berpikir bila Dion bergantung kepada kekuatan itu. Ken juga mencoba untuk terus menggerakkan anggota tubuhnya meski itu sulit dan hanya melak
Ken bisa mendengar jika suara yang keluar dari mulut Dewi Aria bukan suara wanita, melainkan suara pria yang sangat dia kenal. Bahkan ekspresi wajah dan gaya dari sikap sombongnya juga sama persis meski tubuhnya merupakan wanita. Hanya saja Ken tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, dan bagaimana cara hal itu bisa terjadi.Pikiran Ken juga dibuat bingung dengan siapa yang saat itu berada dalam tubuh Dewi Aria, apakah Dewi Aria sendiri atau Dion. Karena yang Ken ketahui sebelumya adalah Dion yang sudah tidak sadarkan diri dan sekarat, sedangkan Dewi Aria yang panik dalam keadaan putus asa. Semua itu berubah saat kemunculan Dewi Aria dari portal, tetapi yang paling mungkin adalah Dewi Aria mencoba untuk menyerap kembali kekuatannya dari tubuh Dion.Hanya saja Ken merasa janggal dengan suara dan gaya yang Dewi Aria pelihatkan kepadanya, dan cara bertarungnya juga terasa berbeda. Bila semua itu hanya sekedar efek dari dia menyerap kekuatan Dion, Ken merasa efeknya terlalu tumpang t