Share

96. Kabar duka cita

Hari itu duka menyelimuti keluarga besar Edi Mahardika. Semua orang bersedih melihat kepergian salah satu pengusaha tambang ternama yang sangat berpengaruh di pulau Jawa dan baru saja merambah ke pasar Asia Tenggara tersebut.

Mereka meratapi kepergian Edi Mahardika dengan isak tangis dan mengiringinya dengan doa-doa kebaikan untuknya semoga diterima di sisi sang pencipta.

Satu per satu pelayat pergi meninggalkan pemakaman di mana Edi Mahardika disemayamkan.

Yang tersisa hanyalah Elia dan ke dua putra tampannya yang berada di sisinya, mendampingi ibunda tercinta untuk memberikan dukungan moril padanya.

Tangisan Elia sudah surut meski kesedihan masih terlukis di wajahnya. Wajahnya terlihat pucat bak kunarpa dan matanya terlihat sembab. Sungguh terlihat menyedihkan. Ke dua putranya dari Harun enggan meninggalkannta dalam keadaan terpuruk.

Haikal merangkul sang ibu di sebelah kanannya sedangkan Haidar merangkulnya sang ibu di sebelah kirinya.

“Mom, ayo pulang! Hari sudah senja,” tutur Hai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status