Share

106. Luka dan air mata

Akhirnya Zaara, Mae, Haidar dan Shafeeya berempat duduk bersama di restoran seafood. Shafeeya memberanikan diri mulai angkat bicara karena merasa dialah yang pertama kali menemukan fakta pahit tentang insiden yang menimpa Zaara Nadira.

Zaara dan Mae duduk di seberang Haidar dan Shafeeya. Zaara mengusap air mata yang berlinang dengan tisu karena dia juga masih berpikir logis, tak mungkin dia mengamuk ataupun menangis sesenggukan di restoran tersebut. Zaara mengatur nafasnya yang terasa sesak. Seolah ada bara api yang membakar jiwanya. Mengapa pria yang dia cintai ternyata pria yang melukainya dan menghancurkan segala mimpinya.

Haidar yang merasa perih hatinya melihat kondisi Zaara merasa sangat bersalah. Mengapa kebenaran pahit sepahit empedu tersebut harus terkuak dengan cara seperti itu. Padahal Haidar sudah merencanakan untuk tidak mengungkapkan peristiwa itu dalam waktu dekat. Haidar hanya ingin Zaara kembali melihat seperti sedia kala. Alasannya satu karena Haidar mencintai Zaar
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status