Tentu saja apa yang dikatakan oleh Ashton yang akan melakukan hak veto, membuat gelombang protes tidak bisa dibendung. Pasalnya, dia menggunakan hak veto hanya untuk hal semacam ini yang mana tidak memiliki tingkat urgensi tinggi."Tuan Carter, keputusan Anda mengubah mekanisme voting ini keterlaluan!" Salah satu anggota Serikat Dagang, berdiri dari kursinya dengan wajah merah padam. Suaranya bergema di ruangan besar yang penuh oleh para pemilik suara dari berbagai keluarga besar. "Apakah Anda sadar, hak veto itu bukan untuk dimanfaatkan semena-mena?""Hak veto ini adalah bagian dari konstitusi Serikat sejak awal. Saya hanya menggunakan apa yang telah disepakati bersama." Ashton yang mengenakan setelan abu-abu sempurna, berdiri tegak di podium dengan ekspresi dingin yang hampir seperti patung. "Kesepakatan itu dibuat untuk situasi darurat, bukan untuk memaksakan kehendak Anda sendiri!" sahut yang lainnya, tangannya mengepal di atas meja.Gigio Moratta, yang duduk di deretan depan, me
Meskipun Matteo sudah sangat yakin kalau Laurence akan berpihak kepadanya, namun dia juga tidak mau jika Lucas berbicara dengan Laurence. Dia takut kalau Laurence akan terpengaruh dengan Lucas.Di benaknya, Gigio saja bisa dikuasai, itu berarti Lucas memiliki kemampuan yang sangat tinggi untuk menghasut orang.“Tuan Bellucci, biarkan aku bicara dengannya. Bukankah itu adil?” Laurence angkat bicara.Matteo tentu saja tidak bisa memaksakan kehendaknya agar Laurence tidak bicara dengan Lucas. Laurence bukanlah orang biasa dan terlebih, dia membutuhkan Laurence.“Baiklah, silakan saja. Tapi yang pasti, tidak ada yang lebih baik dari penawaranku, Tuan Whitmore,” ucap Matteo.Kemudian Matteo pun langsung pergi menjauh bersama dengan Ashton.Luki datang menghampiri dengan tergesa-gesa. “Bagaimana? Apakah keluarga Whitmore sudah bergabung?”“Luki, ini bukan ranahmu. Serahkan saja masalah ini kepadaku dan Tuan Bellucci!” seru Ashton.Luki mendesah, tak puas dengan jawaban itu. “Bukan apa-apa,
Kedatangan Grandmaster Luxio membuat Luki, Ashton dan Matteo senang. Meskipun tidak berpengaruh apa-apa dengan pengambilan suara mengenai usulan kenaikan pajak, sebab memang bukan itu tujuannya. Luki dengan cepat berlari menghampiri pria tua yang pakaiannya urakan itu.“Selamat datang, Grandmaster Luxio! Terima kasih sudah mau datang memenuhi undangan kami,” ucap Luki.“Mumpung aku sedang berada di kota ini, jadi langsung saja datang,” kata Luxio.“Oh, Ashton. Apa kabarmu?” sapa Luxio ketika Ashton datang.“Kabar baik. Bagaimana dengan kabarmu, Grandmaster? Maaf jika aku merepotkanmu,” kata Ashton.“Kabarku juga baik,” jawab Luxio. “tidak perlu meminta maaf.”Ashton mengulurkan tangannya pendek ke arah Matteo. Lalu dia memperkenalkan pemimpin keluarga Bellucci itu.“Oh iya, perkenalkan. Dia adalah tuan Bellucci, pemimpin keluarga Bellucci,” ucap Ashton memperkenalkan diri kepada Luxio.Luxio langsung mengulurkan tangannya untuk mengajak Matteo berjabat tangan.Matteo pun menerima jab
Lisa tidak segera menjawab. Dia hanya memandangi jendela besar di belakang meja, mengarahkan pandangannya pada langit mendung di luar. Suara hujan rintik mulai terdengar samar, menambah kesan muram pada suasana."Tentang hasil keputusan tadi?" "Bukan," jawab Lisa singkat sambil memutar kursinya untuk menghadap Angeline. "Ada hal lain yang lebih mendesak."Angeline memiringkan kepalanya sedikit, menunjukkan rasa penasaran. "Baiklah. Tapi aku mohon maaf sebelumnya, aku ingin memastikan sesuatu. Mengapa Nenek tidak menghadiri pertemuan tadi? Bahkan tidak mengirim perwakilan? Itu cukup mengejutkan semua pihak."Lisa mendengus kecil sambil menyilangkan tangan di dada. "Ada masalah yang harus kuurus sendiri, Angeline. Itu urusanku. Kita tidak perlu membahasnya sekarang."Nada tegas Lisa tidak meninggalkan ruang untuk pertanyaan lebih lanjut. Angeline hanya mengangguk kecil, meskipun dalam hati dia masih merasa ada sesuatu yang tidak beres."Baik, Nenek. Jadi, apa yang ingin Nenek bicarakan
Di tengah keheningan, pembawa acara mengetuk mikrofon."Baiklah, hadirin sekalian. Setelah diskorsing selama dua jam, kini kita akan melanjutkan ke pemungutan suara. Sesuai dengan aturan, kita akan mendengar keputusan masing-masing pemegang suara utama." "Kamu pasti sudah tahu hasilnya, Gigio. Kali ini, aku yang menang." Matteo Bellucci berbisik pada diri sendiri dengan nada penuh percaya diri ke arah pria yang duduk di ujung meja bundar. Gigio Moratta, yang biasanya selalu memiliki ekspresi angkuh dan tidak tergoyahkan, kini tampak sedikit tegang. Dia hanya mengangkat bahu tanpa menjawab, memilih untuk menatap lurus ke depan saat panitia pertemuan kembali mengambil tempatnya di podium.Mata semua orang kini tertuju pada Matteo. Dengan penuh percaya diri, ia mengambil mikrofon terlebih dahulu."Silahkan Tuan Belluci." Pembawa acara mempersilahkan Matteo bicara lebih dulu."Atas nama keluarga Bellucci, aku menyatakan setuju dengan kenaikan pajak."Tidak ada yang terkejut. Semua sudah
Matteo kalang kabut. Kredibilitasnya, nama baiknya, bahkan nama keluarganya, diacak-acak oleh seorang anak muda yang entah berasal dari mana.Bukan hanya Matteo dan keluarga Bellucci saja yang “diinjak”, tetapi juga keluarga Carter. Dua keluarga besar yang masuk dalam 5 keluarga terbesar kota Verdansk, terlihat hina.Ini tidak bisa diterima!“Apanya yang tidak mungkin?” tanya Lucas. “hal baik selalu menemukan jalannya.”“Rencanamu itu sama sekali tidak masuk akal, memaksakan dan … hanya menguntungkan dirimu saja. Oleh karena itu, alam pun tidak merestuinya,” lanjutan Lucas.Matteo mengepalkan kedua telapak tangannya dengan keras. Wajahnya merah padam dan giginya pun saling beradu. “Sialan! Kau Memang licik! Lidah ular!”Lucas mengerutkan keningnya mendengar umpatan yang dilemparkan oleh Matteo.“Lucas! Kamu bertanggung jawab atas kegagalan rencana yang baik itu! Jika Serikat Dagang berjalan tidak baik, kamu harus berpikir di depan untuk mempertanggungjawabkan semuanya!” ucap Ashton de
Kehadiran seorang grandmaster yang dianggap sebagai legenda, membuat suasana di ruangan menjadi tambah mencekam. Para peserta yang hadir, merinding. Mereka bahkan bersiap untuk pergi meninggalkan ruangan.“Dia akan mati!”“Ini masalah besar untuk pria itu. Dia sudah berani melawan ketua Matteo dan tuan Ashton, tapi dia tidak akan berani melawan Grandmaster Luxio.”“Lebih baik kita pergi dari sini sebelum kehancuran terjadi. Selamatkan diri kita masing-masing!”….Suara dari para peserta, mulai terdengar, menanggapi kemunculan Grandmaster Luxio.Gigio juga mengenal sosok Grandmaster Luxio. Dia pun menjadi sangat cemas sekarang. Apalagi dia tidak memiliki seseorang yang memiliki kemampuan sehebat Grandmaster Luxio. Yang dia punya hanyalah Lucas saja.“Bagaimana ini Lucas. Kita berada dalam bahaya,” kata Gigio, gemetaran.“Memangnya dia siapa? Aku sama sekali tidak mengenalnya,” tanya Lucas.Meskipun suaranya kecil, namun terdengar dengan cukup baik oleh Ashton. Dia tersenyum mendapati G
Grandmaster Luxio tak mau menyerah. Ia berlari ke samping, mencoba mencari celah, lalu melesat dengan tinju yang berlapis listrik, mengarah langsung ke kepala Lucas."Aku tidak akan jatuh semudah itu."Grandmaster Luxio kembali bergerak. Ia menjejak lantai dan melesat ke kiri, berputar cepat untuk mengelabui Lucas. Dengan kecepatan tinggi, ia berpura-pura menyerang dari samping, namun di detik terakhir, tubuhnya berbalik dan ia meluncur ke arah belakang lawannya.Kali ini, ia tak hanya mengandalkan pukulan biasa. Grandmaster Luxio menyalurkan energi petir ke kakinya, lalu menghantam tulang kering Lucas dengan tendangan rendah.Listrik meletik di sekitar kaki Grandmaster Luxio saat tendangannya mendarat. Namun, alih-alih membuat Lucas kehilangan keseimbangan, pria itu hanya sedikit bergeser, seperti batu besar yang hanya didorong angin.Grandmaster Luxio mendongak, sedikit terkejut, namun ia tak sempat berpikir lama. Lucas membalas dengan mengayunkan lututnya ke perut Grandmaster Luxio
Lucas menatap Angeline dengan tenang setelah melontarkan pertanyaan itu.“Jika kamu memiliki perusahaan sebesar BQuality, apakah kamu akan merasa senang?”Angeline menatap Lucas dengan ekspresi bingung, lalu tertawa pelan.Lucas mengangkat alis. “Kenapa tertawa?”Angeline meletakkan cangkir kopinya di meja dan menghela napas. “Lucas, membangun perusahaan tidak semudah itu. Apalagi sebesar BQuality.”Lucas tetap diam, menunggu kelanjutannya.Angeline bersandar ke sofa, menatap langit-langit sebentar sebelum kembali menoleh ke arah Lucas.“Perusahaan sebesar itu butuh modal besar, jaringan luas, dan bertahun-tahun pengalaman. Aku tidak pernah terpikir untuk memiliki sesuatu seperti itu,” katanya dengan nada realistis.Lucas menyipitkan mata. “Siapa tahu suatu saat nanti kamu bisa.”Angeline tersenyum tipis. “Aku lebih suka realistis. Jika aku terlalu banyak berharap, aku hanya akan kecewa dengan ekspektasi yang kubuat sendiri.”“Itu menyakitkan, Lucas!” tutupnya.Lucas mengangguk kecil,
Lucas berjalan menuruni bukit dengan langkah tenang, tetapi pikirannya terus bekerja.Dia tidak melihat gunanya menunggu Matteo, John, Luki, dan Ashton keluar dari istana Raja Verdansk. Tidak akan ada informasi berharga yang bisa didapat hanya dengan mengamati mereka dari kejauhan.Jika ingin mengetahui sesuatu, lebih baik langsung mencari sumbernya.Mata-mata organisasi Veleno adalah yang terbaik dalam bidang ini. Dan hanya ada satu orang yang bisa mengaturnya dengan baik, Julian.Lucas merogoh ponselnya, menekan tombol panggilan cepat.Nada sambung berbunyi beberapa kali sebelum akhirnya suara Julian terdengar di seberang.‘The Obsidian Blade.’Lucas langsung berbicara tanpa basa-basi. ‘Julian, aku butuh bantuanmu.’Julian terdiam beberapa detik sebelum menjawab, ‘Apa yang terjadi?’Lucas menghela napas singkat. ‘Matteo, John, Ashton, dan Luki baru saja mengunjungi istana Raja Verdansk dan mereka diterima di sana.’Julian langsung terkejut. ‘Apa? Raja Verdansk? Apa kau yakin, The Ob
Sam menelan ludah, tangannya mulai berkeringat. Tubuhnya gemetaran saat tatapan tajam Luki semakin dekat.Pemuda itu benar-benar tidak menyangka jika dia akan berhadapan dengan seseorang yang terlihat berbahaya seperti Luki.Luki melangkah dengan perlahan, sorot matanya seperti elang yang sedang mengunci mangsanya."Aku tanya sekali lagi," katanya dengan nada dingin. "siapa kamu?"Sam mencoba mempertahankan ekspresi tenangnya. Tapi suaranya sedikit bergetar saat menjawab, “Aku hanya kebetulan lewat. Aku sedang berjalan-jalan di sekitar sini.”Luki menatapnya lebih lama. Dia mengamati Sam dari atas ke bawah, mencari tanda-tanda yang mencurigakan.Lucas yang bersembunyi di balik pepohonan hanya bisa mengamati dengan tegang.Jika Sam melakukan kesalahan sedikit saja, dia akan mati di tempat.Detik berlalu dengan begitu lambat.Luki mengernyit, lalu melangkah lebih dekat hingga hanya berjarak satu langkah dari Sam.“Jalan-jalan?” Luki mendengus. “di tempat terpencil seperti ini?”Sam beru
Kesunyian yang melingkupi ruangan itu begitu mencekam. Aura kekuasaan Raja Verdansk terasa semakin menekan setiap detik yang berlalu.Dari singgasananya yang megah, sang raja menatap tajam ke arah dua pria yang berdiri di hadapannya. Tatapannya tidak menunjukkan emosi, tetapi ada sesuatu dalam sorot matanya yang membuat John dan Matteo merasa seakan mereka sedang dihakimi.Bagi Raja Verdansk, pertemuan seperti ini adalah sesuatu yang membuang waktu. Dia tidak suka berbasa-basi, tidak tertarik mendengarkan keluhan orang lain. Tetapi, setelah mendengar laporan bahwa Matteo telah berusaha tujuh kali untuk menemuinya, rasa penasarannya sedikit terusik.Lagi pula, yang diketahui olehnya, Matteo bukan orang sembarangan. Dia adalah ketua Serikat Dagang, organisasi paling berpengaruh di Kota Verdansk dan menjadi salah satu lumbung pendapatannya.Namun, yang membuat Raja Verdansk akhirnya memutuskan untuk menerima pertemuan ini bukanlah karena kesetiaan Matteo, melainkan untuk memahami kenapa
Luki duduk dengan santai di ruang tamu, senyum tipis terukir di wajahnya. Dia baru saja mendapat kabar dari Matteo yang membuatnya senang dan penuh semangat.Di tangannya masih ada gelas berisi anggur merah. Dia menggoyangkannya perlahan, matanya menatap cairan itu dengan penuh antisipasi.Langkah kaki terdengar dari arah pintu masuk.Ashton baru saja pulang kerja, jasnya masih rapi, tetapi ekspresinya terlihat lelah. Begitu dia melihat Luki duduk dengan ekspresi mencurigakan, alisnya langsung terangkat.“Ada apa? Kenapa senyum-senyum seperti itu?” tanya Ashton sambil melepas jasnya dan menggantungnya di sandaran sofa.Luki meneguk sedikit anggurnya sebelum menjawab, “Kak, sesuatu yang hebat akan segera terjadi.”Ashton mengernyit. Dia tidak menyukai cara bicara Luki yang penuh misteri.“Apa maksudmu?” tanya Ashton.Luki tersenyum lebih lebar. “Balas dendam akan segera terlaksana.”Ashton langsung menegang. Pikirannya langsung tertuju pada satu nama.“Balas dendam kepada Lucas?” tanya
Lucas tetap berjongkok di balik semak-semak, matanya tidak pernah lepas dari istana mewah itu. Lampu-lampu temaram di sekeliling gedung menciptakan bayangan panjang yang bergerak pelan mengikuti tiupan angin malam.Di sebelahnya, Sam mulai gelisah. “Jadi … kita cuma akan diam di sini?” bisiknya.Lucas tidak menjawab. Pertanyaan itu telah ditanyakan oleh Sam sebelumya, jadi Lucas tidak perlu lagi untuk menjawab karena membuang-buang energi saja.Lucas masih mengamati setiap detail pergerakan di depan vila. Dia terpikir untuk mengambil beberapa foto dan video sebagai bukti.Namun saat ponselnya dikeluarkan, ada panggilan suara masuk. Tidak ada suara dan tidak ada getaran karena memang Lucas mengatur ponselnya agar sunyi. Dia tidak ingin ada gangguan saat sedang mengawasi Matteo dan John.Di layar ponselnya nama Troy terpampang di sana. Lucas mendesah pelan. Troy sudah meneleponnya sepuluh kali. Tanpa ragu, Lucas akhirnya menerima panggilan itu.‘Apa yang terjadi, The Obsidian Blade? Ke
Di balik bayangan pepohonan, Lucas tetap berjongkok dengan tenang. Matanya fokus pada vila besar di depan mereka, sementara di sampingnya, seorang pemuda bernama Samuel tampak gelisah.Samuel, atau yang biasa dipanggil Sam, masih tidak mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi. Dia hanya seorang pengendara motor biasa yang tiba-tiba diseret ke dalam situasi ini.Sam menelan ludah, lalu berbisik, “Hei, kita sudah sampai di sini. Sekarang bisa jelaskan, kenapa kita mengikuti orang itu?”Lucas tetap diam, matanya tidak berkedip sedikit pun.Sam melirik Lucas dengan ragu. “Dengar, aku memang butuh uang, tapi aku tidak mau terlibat dalam sesuatu yang berbahaya. Kamu bahkan belum memberitahuku siapa pria yang kita ikuti.”Lucas akhirnya menoleh ke arah Sam, sorot matanya tajam dan dingin. Aura berbahaya keluar dari tubuhnya begitu saja, membuat Sam langsung merasa tidak nyaman.Jantung pemuda itu berdetak lebih cepat. Seolah-olah dia baru saja menantang seekor harimau di tengah hutan.“Ad
Pada awalnya Lucas ingin membiarkan Matteo pergi. Namun dia juga mengingat lagi tentang keresahan hatinya tentang Lucas bebepaa hati yang lalu.Lucas menatap jalanan yang macet dengan rahang mengeras. Matteo sudah menghilang dari pandangan mereka, dan itu membuat nalurinya berteriak.“Baiklah Troy. Kejar dia!” perintah Lucas dengan suara tegas.Troy tersenyum. Inilah yang diinginkan olehnya. Yaitu menghukum Matteo dengan keras.Tanpa membuang waktu, Troy pun langsung menginjak pedal gas, mencoba menyalip kendaraan di depannya.Awalnya dia cukup mulus untuk melewati mobil-mobil di depannya meski sedang padat. Namun pada akhirnya, kondisi jalanan tidak berpihak kepada mereka. Lalu lintas menjadi semakin pada sehingga tidak ada ruang untuk menyalip lagi.Terdengar klakson kendaraan bersahutan, menciptakan kekacauan di jalan utama kota Verdansk.Troy mengumpat pelan. “Sial. Mobilnya tidak terlihat lagi.”Lucas menyipitkan matanya, berusaha mencari tanda-tanda keberadaan Matteo. Dia tahu b
Di dalam kantornya, Matias membaca pesan dari Randy dengan ekspresi serius. Dia langsung menghubungi rekannya itu via panggilan suara.‘Apa maksudmu dengan ‘orang ini berbahaya’?’ tanya Matias tanpa basa-basi begitu Randy menjawab panggilan suaranya.Di seberang telepon, Randy mendesah. ‘Dia bukan orang yang bisa kita kendalikan. Dia dingin, profesional, dan tidak tertarik dengan tawaran apa pun. Hal ini terlihat jelas saat dia berkunjung ke divisiku.’Matias mengernyit. ‘Jadi kita tidak bisa melobinya? Atau hanya belum tahu saja celahnya?‘Sepertinya akan sulit,’ jawab Randy. ‘aku sudah mencoba mengajaknya makan malam untuk mengenalnya lebih jauh, tapi dia langsung menolak dengan tegas seperti dia tahu apa rencanaku. Dia bukan tipe yang bisa dijebak dengan cara biasa.’Matias menyandarkan tubuhnya ke kursi, berpikir dengan keras.‘Hmmm … jalau begitu, kita harus tahu apa yang membuatnya bergerak,’ kata Matias akhirnya. ‘aku akan mencari tahu berapa gaji dan bonus yang dia dapat setia