Wanita berwajah oval dengan alis mata tebal,, keluar dari mobil. Dia kemudian terkejut melihat pria yang ditabraknya masih berdiri dengan kokoh seperti tidak terjadi apa-apa.
‘Apa yang aku tabrak? Apakah dia punya tulang besi?’
Melihat kondisi yang terjadi, Lucas yang baik-baik saja dan mobil bagian depannya yang rusak, Magdalena tidak mau menjadi tersangka.
“Hati-hati kalau menyebrang jalan. Apakah kamu buta? Tidak bisa melihat ada mobil yang sedang melaju?” omel balik Magdalena.
“Kamu yang buta! Sudah jelas-jelas kamu berkendara dengan ugal-ugalan!” kata Lucas sambil menaikkan sebelah bibirnya.
Magdalena menunjuk ke arah mobilnya yang hancur sambil berkata, “Lihat mobilku! Karena ulahmu, mobilku hancur. Untuk memperbaikinya setidaknya memerlukan 50 Juta. Cepat berikan uangnya kepadaku!”
“Apa? 50 Juta?” Lucas terkejut mendengarnya.
Jelas ini hanyalah akal-akalannya saja.
“Ya, benar. Bahkan aku pikir itu akan lebih banyak lagi. Tapi, karena aku lihat kamu orang yang berasal dari kasta bawah, aku akan menanggung sisanya,” kata Magdalena sambil menatap Lucas dengan ekspresi wajah jijik.
Lucas sadar jika ini adalah sebuah pemerasan. Dia tidak mau tertipu.
“Lupakan saja. Lebih baik kamu cari orang bodoh saja untuk diperas,” kata Lucas.
“Kalau tidak mau bayar, aku akan laporkan polisi! Ayahku adalah polisi,” ancam Magdalena.
“Ada apa?”
Magdalena membalikkan badan dan nyaris mati berdiri saat melihat sosok Angeline.
Angeline adalah wanita yang terkenal di Kota Verdansk ini. Sosoknya yang cantik sempurna namun memiliki sisi dingin yang misterius, membuatnya banyak dibicarakan orang, khususnya mereka yang berada di kasta atas.
“Angeline? Kamu adalah Angeline Jordan, ‘kan?” tanya Magdalena, penuh rasa kagum.
Angeline mengangguk.
“Ada apa ribut-ribut? Apa kamu mengenalnya? Apa yang sudah dia perbuat?”
Mendengar pertanyaan itu, Magdalena memanfaatkannya dengan baik. Dia pun memfitnah Lucas sebagai orang yang ingin mencelakainya.
“Aku hanya ingin dia ganti rugi saja tapi dia malah kabur. Jadi, aku berniat untuk melaporkannya ke ayahku yang seorang polisi.”
Angeline menghela napas panjang. “Ya sudah, aku yang akan membayarnya.”
Magdalena terkejut mendengarnya. Dia tidak menyangka kalau Angeline orang yang dermawan.
Dia sempat menyesal karena tidak memberikan nominal yang lebih besar. Jika dia melakukannya, dia pasti akan untung besar.
“Kamu sangat dermawan sekali, Angeline. Tidak salah kalau aku mengidolakanmu,” puji Magdalena.
“Bu Angeline! Jangan, Bu. Dia hanya ingin mencari untung saja. Memperbaiki kerusakan mobil segitu saja, tidak akan menghabiskan 50 Juta,” kata Lucas.
“Diam!” bentak Angeline.
Angeline mentransfer uang kepada Magdalena. Setelah itu, Magdalena pergi dengan senyum bahagia.
“Belum sampai satu hari aku bersamamu, tapi kamu sudah membuat masalah. Apakah hidupmu selalu bermasalah?” Angeline tampak kesal sekali.
Lucas mengangkat bahunya sambil berkata, “Aku tidak melakukan apapun.”
“Semalam aku tidak melihat cermin di rumahmu. Mungkin itu yang membuatmu tidak bisa berkaca,” kata Angeline.
Aura dingin nan menyeramkan, keluar dari tubuh Angeline.
“Dengar! Aku sudah menolongmu dua kali dan kamu juga harus bertanggung jawab atas tindakanmu semalam. Jadi, untuk membayarnya, kamu harus menuruti semua perintahku tanpa terkecuali,” kata Angeline, sangat serius.
“Tapi aku juga sudah menyelamatkan nyawamu, kenapa tidak dianggap lunas saja?” Lucas bernegosiasi.
“Apa? Lunas? Tidak bisa. Mungkin untuk uang 50 Juta, aku anggap sebagai imbalan atas pengobatan. Tapi untuk yang kamu lakukan terhadapku semalam, tidak bisa. Jadi kamu masih mempunyai satu hutang lagi kepadaku.”
“Aku tidak mau!” jawab Lucas, lantang.
“Oh, begitu. Baiklah, aku akan melaporkanmu ke polisi dan aku akan memberitahu ibumu,” ancam Angeline dengan liciknya. “aku juga penasaran dengan reaksi ibumu.”
Licik!
Lucas tidak bisa lagi mengambil alih negosiasi. Pikiran ibunya sangat dijaga agar penyakitnya tidak kembali kambuh. Oleh sebab itu, Lucas memilih untuk mengikuti permainan Angeline.
“Nanti malam, kamu datang ke rumah Keluarga Jordan. Aku menunggumu di sana!” ucap Angeline.
Wanita itu kemudian masuk ke dalam mobilnya dan pergi.
“Dasar nenek lampir! Sangat licik sekali!” Lucas begitu kesal.
Pria itu pun melanjutkan rencananya untuk masuk ke dalam toko barang antik.
Siapa tahu bisa menghilangkan stresnya.
Saat pertama masuk, pandangannya langsung tertuju kepada tiga orang pria tua yang sedang berdiskusi di depan porselen.
“Di ukiran sebelah sini, terdapat seekor angsa yang kepalanya menghadap ke atas. Ini adalah lambang dari Kekaisaran Lynx di abad 8,” ucap seorang pria dengan kepala berbentuk bulat, Mario.
“Meskipun di sana terdapat angsa tetapi ada di bagian sini, ada ukiran hitam di sisi bawah dan atas yang menggambarkan angin gelap. Ini identik dengan kejadian mengerikan di abad ke 10 di mana terjadi wabah virus yang dikenal dengan Black Bird Virus,” ucap John. Politisi senior sekaligus Ketua Dewan Rakyat Kota Verdansk.
“Atau bisa jadi, umurnya lebih tua lagi,” ucap Giorgio Moratta, atau biasa dipanggil Gigio, seorang Wakil Ketua Serikat Dagang.
“Di abad 8 apalagi sampai abad 10, rasanya tidak mungkin jika ukiran motifnya sekasar ini. Terlihat ada serabut di ujung garis dan alat seperti itu, terakhir kali digunakan pada Kekaisaran Monian di abad ke 5,” terang Gigio dengan penuh percaya diri.
Diskusi itu sungguh menggelitik bagi Lucas. Dari kejauhan saja, dia bisa mengetahui tentang porselen tersebut.
“Berpikir terlalu jauh dan menghabiskan energi untuk sebuah porselen palsu yang dibuat sekitar 50 tahun yang lalu,” ucap Lucas sambil berjalan mendekati ketiganya.
Tentu saja, apa yang dikatakan oleh Lucas membuat ketiganya terkejut. Mereka bertiga sontak menoleh ke arah Lucas.
“Bocah bau kencur! Apa yang kamu tahu tentang barang-barang antik! Asal bicara saja!” John merasa kesal.
“Toko ini tidak mungkin menjual barang-barang palsu. Kredibilitas toko ini sudah tinggi sejak dulu. Jadi, kamu jangan asal bicara! Anak muda lebih baik banyak belajar!” ucap Mario.
Lucas mengangkat kedua bahunya. Lalu dia berkata, “Aku hanya mengatakan fakta. Lagipula, jika kalian saja tidak tahu tentang hal seperti ini, apa menurut kalian pemilik toko akan peduli dengan kebenarannya? Jika orang-orang bodoh mau mengeluarkan uang banyak untuk sebuah barang murah, bukankah itu menguntungkan?”
John, Mario dan Gigio mendidih mendengarnya.
“Kamu mengatakan kami bodoh? Apa kamu tahu siapa kami sebenarnya? Berani-beraninya kamu mengatakan kami bodoh!” geram John dengan wajah yang merah. “orang sepertimu, bisa lenyap dengan mudah olehku.”
Lucas menghela napas panjang. “Masih untung aku beritahu agar kalian tidak rugi. Jika tidak punya pengetahuan akan barang antik, jangan berlagak seperti ahli. Itu sangat memalukan.”Merasa terhina dengan apa yang dikatakan oleh Lucas, membuat John menggertakan giginya. Sepanjang hidupnya, dia tidak pernah direndahkan oleh seorang anak muda.“Kurang ajar! Berani sekali kamu berbicara seperti itu kepada kami!” geram John. “apa kamu tidak tahu siapa kami?”Lucas tidak terpengaruh dan ekspresi wajah yang datar dan tanpa takut itu, membuat John semakin meradang.Sambil menunjuk wajah Lucas, John berkata, “Kamu ini benar-benar kurang ajar, ya. Kamu bahkan tidak memiliki niat untuk meminta maaf.”“Asal kamu tahu, aku adalah Ketua Dewan Rakyat Kota Verdansk. Sangat mudah bagiku mengusirmu dan seluruh keluargamu dari kota ini. Aku juga dapat dengan mudah menggusur rumahmu tanpa uang ganti rugi!”Lucas tertawa mendapat ancaman seperti itu dari John.“Jadi kerjaan Ketua Dewan Rakyat itu hanya me
Sontak saja, semua yang ada di sana terkejut mendengar Lucas adalah tamunya Angeline.Dengan raut wajah terkejut, Bella bertanya, “Apa? Dia temanmu? Kenapa kamu bisa berteman dengan orang rendahan?”“Kenapa? Dia adalah karyawan perusahaan kita. Secara langsung, dia membantu kita mendapatkan uang selama ini. Jadi, kenapa aku tidak boleh berteman dengannya?” kata Angeline.“Dia itu hanyalah karyawan kontrak. Tidak pantas anggota Keluarga Jordan berteman dengannya,” kata Bella sambil melirik tajam ke arah Lucas.Dengan dingin, Angeline berkata, “Dia bukan hanya sekedar teman.”Bella mengerutkan keningnya. “Jangan bilang kalau kalian berpacaran?”Angeline tidak menjawab pertanyaan itu. Dia menarik tangan Lucas dan membawanya masuk ke dalam rumah.Di dalam rumah, terlihat sudah ramai. Beberapa anggota Keluarga Jordan terlihat sedang berbincang-bincang satu dengan yang lainnya.Ketika Angeline dan Lucas masuk, semua menjadi sunyi. Fokus mereka tertuju kepada dua orang yang baru datang itu.
Seketika seisi ruangan menjadi hening. Namun beberapa saat kemudian, ruangan itu kembali meledak dengan gelak tawa. “Hahaha … konyol sekali. Apa kamu pikir mendapatkan investasi semudah bermain permainan monopoli?” Bella terkekeh. “orang miskin memang tidak tahu apa-apa tentang bisnis.” “Cih! Kamu pikir, kamu adalah orang hebat dengan relasi luas dan kuat? Kamu itu hanya seorang karyawan kontrak. Kesempatan kamu untuk mendapatkannya tertutup rapat,” kata Jeremy. “Aku dengar, lebih dari setengah perusahaan di Provinsi Everdale telah mengajukan investasi dan kebanyakan adalah perusahaan dengan valuasi di atas Perusahaan Liquid. Memangnya, apa caramu supaya bisa dapat investasi? Mengemis seperti keahlianmu? Atau menjadi alas kaki? Percuma saja, itu tidak akan bisa,” kata Sabrina sambil mengangkat sebelah bibirnya. Cemoohan datang juga dari yang lainnya. Seolah semua orang ingin mengomentari “kekonyolan” Lucas. “Aku kenal dengan orang-orang yang ada di sana. Presiden Direkturnya dulu
Angeline memejamkan matanya tanpa melakukan perlawanan sedikitpun. Aroma tubuh Lucas, membuatnya nyaman dan tenang.Angeline merasakan ada sesuatu yang menyentuh tubuhnya secara perlahan, mulai dari pundak, turun ke dada hingga sampai ke pinggangnya, membuat bulu kuduknya berdiri.“Nah, sudah. Bu Angeline tidak boleh menyetir tanpa menggunakan sabuk pengaman,” ucap Lucas.Sontak saja, Angeline langsung membuka matanya, terkejut karena yang terjadi ternyata bukan seperti yang dia pikirkan.‘Jadi, dia hanya ingin memakaikan aku sabuk pengaman? Bukan ingin menyentuhku?’ batin Angeline.Bercampur antara rasa kesal dan malu, Angeline mendorong tubuh Lucas dengan cukup keras.“Sana pergi!”Lucas mengerutkan keningnya. Dia tidak mengerti kenapa Angeline marah kepadanya, padahal dia melakukan perbuatan baik.“Kenapa Bu Angeline marah?” tanya Lucas dengan polosnya.“Ehm … ya itu … kamu. Kenapa kamu dekat-dekat dengan tubuhku? Mau mencari kesempatan dalam kesempitan lagi?” Angeline mencari alas
Mendengar tempat yang selama bertahun-tahun menjadi “rumah” baginya sedang berada dalam masalah besar, membuat Lucas marah. Apalagi ketika mengetahui kalau rakyat juga terkena dampaknya, membuat Lucas tambah geram.Namun, tidak semudah itu memutuskan untuk kembali. Ada banyak hal yang dipertimbangkan, dan yang paling utama adalah ibunya.“Berapa lama kira-kira kalian bisa bertahan?” tanya Lucas.“Jika kekuatan mereka masih sama, kami bisa bertahan setidaknya sampai 6 bulan ke depan. Tapi, kemungkinan untuk Veleno hancur, bisa lebih cepat lagi karena setiap hari mereka bertambah kuat,” ucap Axel dengan mimik wajah yang cemas. “oleh karena alasan itulah aku datang mencarimu, The Obsidian Blade. Kami sangat membutuhkanmu.”Lucas menganggukkan kepalanya. Lalu, dia berkata, “Sampaikan kepada Angelo, aku akan kembali di waktu yang tepat. Untuk sekarang, kalian bermain aman saja dan jangan membuat keributan mencolok. Minimalisir gesekan dengan Organisasi Dominus Noctis maupun organisasi mana
Lucas terperanjat karena melihat sosok wanita menyebalkan yang kemarin dia temui. “Kamu! Untuk apa kamu ke sini? Apa kamu memata-matai aku?” tanya Magdalena dengan tatapan mata yang tajam. Dengan ekspresi wajah yang malas, Lucas menjawab, “Jangan kepedean. Untuk apa aku mencarimu? Aku ke sini karena aku ingin bertemu dengan pemilik restoran ini.” Magdalena mengerutkan keningnya. Lalu dia berkata, “Untuk apa kamu ingin bertemu denganku? Katanya kamu tidak mengikutiku? Dasar penipu ulung!” Lucas terkejut ketika mengetahui Magdalena adalah pemilik restoran tersebut. “Oh, jadi pemiliknya adalah kamu. Bagus kalau begitu, jadi aku bisa langsung bicara,” kata Lucas. Magdalena menyilangkan tangan di dada. Wajahnya tampak meremehkan. “Apa yang mau kamu bicarakan? Mau minta pekerjaan?” tanya Magdalena. “Aku sudah memiliki pekerjaan. Kedatanganku ke sini karena aku ingin protes mengenai pembangunan atau renovasi restoranmu ini. Debu yang dihasilkan sangat parah sekali. Banyak warga yang
Seorang pria datang dan langsung menghampiri Magdalena dan Lucas.“Ada apa ini?” tanya seorang pria yang memiliki suara berat. Dia adalah Albin.Magdalena melirik Lucas dengan mimik wajah kesal. “Kak, orang itu datang ke sini dan membuat keributan. Dia bilang kalau renovasi restoran membuat masalah untuk warga. Padahal semuanya sudah berjalan dengan baik.”Karena posisinya masih ada di belakang Lucas, Albin pun maju dua langkah untuk bisa melihat siapa yang sudah membuat keributan di restoran adiknya.Saat dia menoleh, dia terkejut mendapati Lucas.“Lucas?”Lucas pun masih mengingat wajah Albin dengan baik.“Kamu … Albin? Kepala pengawal pria tua itu?”“Namanya Giorgio Moratta. Dia adalah Wakil Ketua Serikat Dagang,” terang Albin.Lucas mengangguk-angguk kepalanya.Magdalena terkejut mengetahui kakaknya telah lebih dahulu mengenal Lucas.“Kakak mengenalnya?” tanya Magdalena.Albin mengangguk sambil berkata, “Ya, aku mengenalnya. Tapi baru satu kali bertemu.”Magdalena sedikit lega men
Lucas merasakan ada sesuatu yang tidak beres terjadi. Karena beberapa hari yang lalu Angeline hampir saja meninggal, membuatnya mencemaskan keselamatan wanita itu.“Aku harus ke pabrik A. Di sana sedang ada keributan,” jawab Angeline sambil membuka pintu mobil.“Keributan apa? Para pekerja demo?” tanya Lucas, penasaran.Angeline menunda untuk masuk ke dalam mobil. Dia menoleh ke arah Lucas dan menjelaskan, “Ada organisasi mafia yang mengacau. Katanya setoran kepada mereka tidak masuk selama 2 bulan dan penanggung jawab pabrik bersikap tidak baik kepada mereka. Jadi, sekarang mereka membawa pasukan lebih dari 100 orang untuk menyerbu pabrik.”“Organisasi mafia? Organisasi apa?” tanya Lucas.Angeline menggelengkan kepalanya sambil menjawab, “Tidak tahu. Tapi informasi yang aku dapat, pemimpin mereka adalah Enrique.”Lucas mengerutkan keningnya. Dia berusaha mengingat siapa mafia yang memiliki nama Enrique di Kota Verdansk. Namun, buntu. Dia tidak mengingat siapapun.“Aku pergi dulu!” uc
Apa yang dikatakan oleh Lisa membuat Angeline patah.Sejak kecil dia memang selalu dikesampingkan. Posisinya sekarang pun harus dia dapat dengan kerja keras yang sangat hebat. Jauh berbeda dengan Jeremy yang tidak harus membuktikan apapun untuk mendapatkan posisi yang sangat tinggi.Angeline terdiam sejenak sebelum berkata dengan nada rendah. "Tapi kamu berjanji, Nek.”"Ya, Nenek tahu,” jawab Lisa dengan ringan. “Tapi sebagai gantinya, Nenek akan memastikan kamu mendapatkan deviden yang sangat tinggi. Lebih tinggi dari siapa pun di keluarga ini. Bukankah itu cukup adil?""Deviden?" Angeline mengulang kata itu dengan nada datar. "Nenek pikir aku melakukan semua ini demi uang? Aku ingin pengakuan, Nek. Aku ingin posisiku dihormati."Lisa menyandarkan tubuhnya, senyumnya memudar. "Kamu harus mengerti, posisi pemimpin perusahaan bukan untukmu. Kamu terlalu ... keras kepala. Perusahaan ini butuh pemimpin yang lebih fleksibel." Angeline menggelengkan kepala, menatap Lisa dengan tatapan kec
Angeline duduk diam di ruang keluarga. Tatapannya kosong, dan pundaknya terlihat sedikit turun, jauh dari sikap tegas dan dingin yang biasa ia tunjukkan.Lucas muncul dari lantai dua, mengenakan kemeja hitam sederhana, namun auranya tetap memancarkan karisma seorang pemimpin. Dia berjalan mendekati Angeline, lalu berhenti tepat di belakangnya."Kau terlihat tidak seperti biasanya," ujar Lucas, nadanya ringan namun khawatir. "Ada apa?"Angeline tidak langsung menjawab. Dia menarik napas panjang, mencoba menutupi perasaannya."Tidak ada apa-apa. Aku hanya lelah."Lucas mendengus kecil. "Lelah? Angeline Jordan yang aku kenal tidak pernah menyerah pada rasa lelah. Ini pasti soal perusahaan, bukan?"Angeline menggelengkan kepala sambil tersenyum tipis. "Aku bilang, tidak ada apa-apa. Jangan terlalu penasaran."Lucas memutar kursi di sebelah Angeline dan duduk. "Angeline, aku tahu sesuatu mengganggumu. Kau bisa terus menutupinya, atau kau bisa bicara. Aku tidak akan memaksamu, tapi aku di s
Tawaran itu sangat besar dan rasanya tidak mungkin bagi Laudrup untuk menolaknya. Nominalnya terlalu besar untuk dilewatkan.Matteo menatap kedua mata Laudrup dalam-dalam. Dia pun tersenyum tipis.Pria itu sangat yakin kalau Laudrup tertarik dengan tawaran yang diberikan olehnya itu. Sebab, pertahanan terlemah seseorang adalah ketika dia harus menerima serangan uang.“Pak Matteo ingin mengajakku bergabung?” tanya Laudrup dengan mata yang terbuka lebar dan berbinar.Dari reaksi yang ditunjukan oleh Laudrup, terlihat jelas jika pria itu tertarik dengan tawaran yang diberikan oleh Matteo. Hal ini disadari oleh Matteo.“Ya, tentu saja. Aku sangat yakin dengan bergabungnya kamu di sasana Dragon's Den, akan membantu sasana berkembang lebih cepat. Oleh sebab itu, aku akan mengajukan tawaran untukmu agar mau bergabung dengan sasana Dragon's Den,” ucap Matteo.“Jadi, aku akan menawarkan bayaran tinggi kepadamu di setiap pertandingan yang kamu jalani. Kamu akan mendapatkan bayaran paling rendah
Laudrup pernah melihat Matteo beberapa kali di televisi. Namun Baru kali ini dia bertemu secara langsung.Dia pun sangat bingung sekali kenapa seorang seperti Matteo bisa mengenalinya yang bukanlah siapa-siapa.Sambil menganggukkan kepalanya Laudrup berkata, “Ya, aku Laudrup. Ada yang bisa aku bantu?”Matteo tersenyum dengan sangat lebar. Akhirnya dia bisa bertemu dengan seseorang yang direkomendasikan oleh John.“Apakah kamu punya waktu? Aku ingin mengajakmu makan malam. Bagaimana?” tanya Matteo.Diajak oleh pemimpin keluarga Bellucci, tentu saja Laudrup merasa senang. Dia tidak memiliki alasan apapun untuk menolaknya karena pada dasarnya, dia tidak tahu jika Matteo sekarang ini memiliki sasana yang sedang dipersiapkan untuk menyaingi sasana Brotherhood.“Boleh, Pak, jika memang ingin mengajakku makan malam. Aku sangat tersanjung sekali,” ucap Laudrup.Saat ini Laudrup mengira jika Matteo suka dengan penampilannya sebagai seorang petarung tinju bawah tanah dan untuk besok lusa, dia a
Lucas tidak mungkin kembali bekerja karena sudah meminta izin kepada Angeline untuk menyelesaikan urusan. Jadi dia memutuskan untuk pergi ke sasana Brotherhood.Dia ingin lebih dekat dengan para petarung dari sasana miliknya itu sehingga terjadi sebuah hubungan yang erat. Dengan begitu mereka bisa bekerja sama lebih baik lagi..Sesampainya di sana, seperti biasa dia disebut oleh Moretti dan Diego.“Apakah hari ini ada latihan?” tanya Lucas.Moretti menjawab, “Iya, ada Ketua. Sekarang sedang ada dua latihan terpisah. Ya satu latihan biasa dan yang satunya lagi latihan khusus untuk mempersiapkan pertandingan besok lusa.”“Oh ya? Bagus sekali. Jadi ada pertandingan besok lusa? Berapa petarung yang akan turun dari sasana kita?” tanya Lucas.“Ada tiga petarung yang akan bertanding. Mereka akan melawan petarung dari sasana yang berbeda semuanya, tidak ada yang sama,” jawab Moretti.“Kalau begitu, ayo kita ke sana. Aku ingin melihat bagaimana mereka berlatih,” kata Lucas.“Baik. Ayo kita ke
Kontrol kerjasama dibuat oleh perusahaan pusat, jadi Camila tidak mengetahui apa-apa. Namun, dia percaya jika tidak ada sesuatu yang melanggar hukum atau manipulasi surat. Sebab, investasi itu diberikan kepada perusahaan Liquid atas rekomendasi dari Lucas.Selain itu poin yang dimasalahkan adalah sebuah keuntungan bagi Lucas. Jadi, tidak ada yang salah tadi itu. “Oh ini… iya, memang ada poin itu, karena kami menerima proposal yang kalian berikan yang dibuat oleh Angeline. Jadi, kami percaya dengan proyek yang sudah disusun olehnya dan ingin memastikan semuanya berjalan dengan lancar dan sesuai dengan yang ditawarkan oleh kami,” jelas Camila sambil tersenyum.Duaaar!Penjelasan dari Camila, bagaikan sebuah petir yang menyambar di siang bolong bagi Jeremy. Dia tidak percaya jika poin itu benar-benar dibuat oleh perusahaan Golden Star.“Apa Bu Direktur yakin jika poin ini dibuat oleh perusahaan Golden Star atas pertimbangan menyeluruh yang disetujui oleh para pemimpin? Atau jangan-janga
Pikiran mereka sudah sangat buruk kepada Lucas dan juga Angeline. Mereka menduga jika kecurigaan mereka selama ini, terbukti dengan kehadiran Lucas.Lisa yang tadinya sudah berpihak kepada Angeline dan telah menyiapkan pertemuan setelah pulang dari perusahaan Golden Star, kini menjadi terpengaruh. Dia pun menjadi sangat kesal sekali kepada Angeline.“Dasar! Bikin malu saja! Mau ditaruh di mana wajahku ini, di mata orang-orang dari perusahaan Golden Star?” geram Lisa.“Ini tidak bisa dibiarkan! Aku akan membuat perhitungan kepadanya!” geram Jeremy.Pria itu kemudian berjalan cepat menghampiri Lucas yang kini sedang berbincang dengan seorang satpam dengan begitu ramah.“Lucas!”Mendengar namanya dipanggil, Lucas menoleh. Dia tidak terkejut dengan kehadiran Jeremy dan Lisa.Jeremy tidak suka dengan sikap Lucas yang terlihat tenang dan penuh sandiwara.“Untuk apa kamu di sini? Bukankah seharusnya kamu sedang bekerja di kantor?” tanya Jeremy dengan nada suara yang tinggi.“Dasar tidak tah
Pelukan itu terasa sangat hangat. Sabrina seperti melepaskan semua kesakitan yang dialaminya selama ini. “Sabrina! Kemana saja kamu? Kenapa tidak ada kabar sama sekali? Membuat nenek cemas,” tanya Rose sambil mengusap punggung sang cucu. Sabrina melepaskan pelukannya. Dia ingin sekali jujur dengan apa yang dialaminya. Namun, dia tidak berani. Sudah cukup baginya untuk melawan Lucas. Dia tidak mau melakukannya lagi. “Aku mengalami kecelakaan dan dirawat di rumah seseorang yang ada di desa. Ponselku hilang, jadinya aku tidak bisa menghubungi siapa-siapa. Setelah aku pulih, aku baru bisa pulang,” terang Sabrina. “Apa? Kamu mengalami kecelakaan? Bagaimana kondisimu sekarang?” tanya Rose dengan sangat cemas. Sabrina tersenyum sambil berkata, “Sekarang aku baik-baik saja. Luka-lukanya pun sudah sembuh karena memang hanya luka kecil saja.” Lisa mengajak Sabrina duduk di sofa. “Jadi bagaimana ceritanya kamu bisa kecelakaan?” tanya Rose. Sabrina pun kemudian menceritakan keja
Lucas khawatir jika Sabrina langsung bertemu dengan Lisa, malah akan membuat situasinya menjadi tidak baik. Dan lagi, dia takut Sabrina akan terhasut oleh omongan-omongan dari Rose. Selama ini, Lisa memang selalu bisa mempengaruhi orang-orang dengan perkataannya. “Tenang saja. Serahkan semuanya kepadaku. Angeline pasti akan menjadi wakil presiden direktur seperti yang sudah seharusnya,” kata Sabrina sambil tersenyum dengan lebar. Lucas pun mengangguk sambil berkata, “Ya sudah kalau begitu, aku serahkan semua ya kepadamu. Jangan kecewakan aku!” Sabrina mengangguk sambil berkata, “Aku akan lakukan yang terbaik.” Lucas pun kemudian langsung menyusul Angeline masuk ke dalam kamar. Malam ini, dia tidak bisa pisah kamar dengan Angeline karena ada Sabrina. Lucas membuka pintu kamar dengan perlahan agar tidak membangunkan Angeline. Ketika dia masuk, tampak wajah Angeline yang sangat polos, tanda wanita itu sedang terlelap. ‘Aku tidak pernah menyangka akan terjebak dalam hubungan