Share

Mengembalikan Ponsel

Penulis: Al Vieandra
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Iya, Bu. Sepertinya aku sedang tidak enak badan. Cellin mau masuk ke kamar dulu ya."

Tanpa menunggu jawaban, Cellin langsung berjalan melewati Rena. Namun tiba-tiba tangannya ditarik oleh sang ibu. Sehingga dengan terpaksa, Cellin menghentikan langkah kakinya.

"Tunggu, Cellin!" seru Rena.

Sontak, Cellin terkejut. Terlihat sekali jika gadis yang masih memakai pakaian seragam sekolah itu sangat ketakutan.

"A--ada apa, Bu?"

"Kenapa tanganmu dingin sekali? Sepertinya kamu beneran sakit." Rena memegang dahi sang anak. "Tidak panas," lirihnya setelah menyentuh kulit putrinya.

"Aku ... cuma lagi gak enak badan aja. Aku ke kamar dulu ya, Bu." Tanpa menunggu jawaban dari ibunya, Cellin berjalan cepat masuk ke dalam rumah dengan hati berdebar-debar.

'Huh, untung aja tadi aku bisa menghindar dari ibu. Kalau enggak, bisa-bisa ibu terus bertanya sama aku tentang handphone-nya yang hilang,' batin Cellin setelah ia berada di dalam kamarnya.

Gadis itu segera meng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pelayan Kampungan Milik CEO Arogan   Meminta Restu

    Waktu seakan berhenti saat itu juga, membuat tubuh Syahira mematung di tempatnya berdiri saat ini, tak jauh dari Samuel dan Romi yang sedang berbincang di depan sana.Kedua mata indah nan bening itu membelalak kaget, begitu terkejutnya saat mendengar apa yang baru saja dibicarakan oleh Samuel dan ayahnya.Awalnya gadis itu merasa bosan karena hanya berada di dalam kamar. Ia pun akhirnya memutuskan untuk keluar kamar dan berniat menemui Samuel. Syahira tersenyum saat melihat keberadaan Samuel dan Romi di ruang keluarga.Namun, seketika senyumnya mendadak pudar ketika ia mendengar perkataan Romi terhadap putranya itu."Apa, Yah? Ayah bercanda kan?" tanya Samuel dengan raut terkejut yang begitu jelas di wajahnya."Ayah tidak bercanda, Samuel. Ayah serius dengan keputusan ini. Kamu harus secepatnya menikahi Syahira dalam waktu dekat," tegas Romi sekali lagi.Samuel tertegun mendengar ucapan ayahnya. Ia hendak melayangkan sebuah pertanyaan kembali, tetapi tiba-tib

  • Pelayan Kampungan Milik CEO Arogan   Menyalahkan Syahira

    "Cellin!"Suara teriakan Rena menggema ke seluruh penjuru rumah. Wanita itu merasa terkejut bukan main, ketika menyadari putri kesayangannya yang tiba-tiba pingsan.Bergegas ia berlari menghampiri Cellin, yang kini sudah terbaring di lantai dengan kedua mata terpejam. Tentu saja Rena merasa kaget bukan main, karena sebelumnya Cellin berdiri tak jauh darinya dan turut menyaksikan ketika Samuel tengah meminta restu."Cellin, bangun, Nak!" seru Rena yang segera mengangkat kepala anaknya itu ke atas pangkuannya.Wajah Rena terlihat begitu khawatir, merasa cemas dengan keadaan putrinya itu. Ia sama sekali tak tahu apa yang terjadi kepada Cellin. Kenapa putrinya itu bisa tiba-tiba pingsan?"Cellin, apa yang terjadi sama kamu? Bangun, Sayang!" pekik Rena shock.Dengan panik, Rena mengguncang-guncangkan tubuh Cellin. Namun, gadis itu tetap saja tak bergeming dan tak kunjung membuka matanya. Keadaan putrinya itu tentu saja membuat Rena semakin panik tak karuan.Ia kembali menepuk-nepuk pipi Cel

  • Pelayan Kampungan Milik CEO Arogan   Samuel Difitnah

    "Apa, Yah?" Jelas Samuel terkejut bukan main saat mendengar fakta yang baru saja dikatakan oleh ayahnya itu."Ayah serius?" Pria itu mengulangi perkataan ayahnya, karena dia ingin memastikan bahwa dirinya tidak salah dengar."Aya serius, Samuel. Karena itu kamu harus secepatnya datang ke kantor." Suara Romi terdengar mendesak."Baiklah, Ayah. Aku akan segera ke kantor setelah mengantarkan Syahira pulang.""Baik. Ayah tunggu."Tut, tut.Sambungan telfon itu pun akhirnya terputus. Setelah itu, Samuel cepat-cepat memasukkan ponselnya kembali ke dalam saku celananya."Ayo kita pulang sekarang," ajak Samuel pada Syahira dengan gusar.Meskipun pria itu tengah berusaha untuk bersikap tenang, tetapi hal itu tetap saja tak bisa menyembunyikan raut wajahnya yang penuh dengan kecemasan."Ada apa, Pak? Kenapa wajah anda terlihat cemas seperti itu?" Syahira bertanya dengan keheranan, karena dia menangkap gurat kepanikan di wajah tampan pria itu."Sudah, jangan banyak tanya! Ayo pulang sekarang," aj

  • Pelayan Kampungan Milik CEO Arogan   Kekalahan Tuan Rinto

    Keadaan terlihat begitu riuh setelah pernyataan Syahira dalam konferensi pers tadi. Para wartawan terlihat memburu Tuan Rinto, karena pria itu memang menjadi topik dalam konferensi pers tadi."Kurang ajar si Samuel. Berani-beraninya bocah ingusan itu mencari masalah denganku," geram Tuan Rinto dengan wajah murkanya.Tuan Rinto benar-benar shock dan tak menyangka, jika kini para wartawan itu akan berbalik mengejarnya. Dengan dilindungi oleh dua orang bodyguardnya, pria paruh baya tersebut bergegas masuk ke dalam mobilnya dengan cepat untuk menghindari kejaran dari para pencari berita itu."Tuan Rinto, mohon dijelaskan bagaimana kejadian yang sebenarnya!""Apakah yang dikatakan oleh gadis itu memang benar?""Kenapa anda melakukan semua ini dan malah melemparkan kesalahan anda pada Tuan Samuel?"Para wartawan masih setia mengepung mobil Tuan Rinto dan menanyakan berbagai hal. Namun, Tuan Rinto cepat-cepat menutup kaca mobilnya dan memerintahkan sopirnya untuk se

  • Pelayan Kampungan Milik CEO Arogan   Kedatangan Luna di Rumah Samuel

    Atmosfer di sekitar Luna mendadak berubah. Gadis itu yang tadinya merasa sangat antusias dan begitu bersemangat saat datang ke rumah Samuel, kini mendadak tercengang. Terdiam, seolah merasakan tubuhnya yang tiba-tiba membeku saat melihat keberadaan Syahira di sana."Syahira," suara Luna terdengar lirih, serasa tersangkut di tenggorokannya.Kedua matanya masih terbeliak lebar, menatap Syahira dengan sorot tajamnya yang tampak tak percaya dengan keberadaan Syahira di rumah keluarga Sastrawinata.Sama halnya dengan Luna, Syahira pun juga turut merasa terkejut dengan keberadaan Luna di sana. Pandangan matanya bahkan tak lepas dari Luna yang sejak tadi juga sedang menatap seolah mengintimidasi terhadapnya."Luna," ucap Syahira pelan, nyaris tak dapat didengar oleh Luna.Meskipun lirih, tetapi rupanya perkataan Syahira itu masih bisa didengar jelas oleh Luna. Mendengar panggilan Syahira, seketika membuat Luna tersentak dan buru-buru menggeleng pelan. Ia seolah baru saja mendapatkan kesadara

  • Pelayan Kampungan Milik CEO Arogan   Halusinasi Luna

    Tubuh Syahira yang tengah didorong oleh Luna itu pun terhuyung ke arah pintu. Akan tetapi, untungnya dengan sigap sepasang tangan kekar itu langsung menangkap tubuh ramping Syahira.Samuel yang baru saja datang dan hendak masuk ke dalam rumah, sontak merasa begitu terkejut saat melihat Syahira yang sedang didorong oleh Luna. Refleks yang begitu bagus, membuat Samuel pun akhirnya dengan cekatan menangkap tubuh Syahira."Syahira," ucap Samuel kaget saat melihat Syahira diperlakukan seperti itu.Kini tatapan mata tajamnya itu seketika mengarah pada Luna, yang tampak berdiri dengan kaki gemetar. Wajah gadis itu mendadak pucat pasi ketika melihat kedatangan Samuel."Samuel," lirih Luna dengan gugupnya.Wajah tampan Samuel yang biasanya memang sudah datar, kali ini langsung berubah 360 derajat. Wajah pria itu sudah terlihat memerah, dengan tatapan nyalang yang segera dia tujukan pada Luna.Sorot mata yang nampak memerah penuh dengan bara api kemarahan, terlihat berkobar dan membesar di matan

  • Pelayan Kampungan Milik CEO Arogan   Keceplosan

    "Maaf atas kejadian tadi, Syahira. Saya benar-benar tidak tau jika perempuan itu nekat datang ke rumah ini," ujar Samuel dengan gurat penuh sesal yang teramat jelas di wajah tampannya itu.Ia merasa sangat bersalah pada Syahira karena telah melibatkan gadis itu pada urusan perjodohannya dengan Luna. Perjodohan yang sama sekali tidak diinginkan oleh Samuel. Suatu paksaan dari ibunya.Samuel sudah menyangka jika tadi, sebelum ia datang ke rumahnya, Luna pasti sudah mengintimidasi Syahira. Sampai-sampai Luna melakukan kekerasan fisik. Syahira terdiam seketika itu juga. Ia tak tau mengapa Samuel harus meminta maaf kepadanya. Karena sampai detik ini pun Syahira tidak tau jika Samuel sebenarnya dijodohkan dengan Luna oleh ibunya. Seharusnya ia beruntung karena Samuel datang tepat pada waktunya. Jika tidak, mungkin saja tubuhnya terbentur pintu saat didorong oleh Luna, dan itu rasanya pasti sakit sekali. Kini Samuel tampak mendekati Syahira yang masih berdiri di dekat pintu. "Kamu gak ap

  • Pelayan Kampungan Milik CEO Arogan   Keputusan yang Tepat

    "Siapa gadis itu, Sam? Bisa-bisanya kamu membuat gadis terhormat seperti Luna menangis hanya gara-gara dia!" Martha geram. Kedua manik matanya menatap tajam ke arah gadis yang memakai dress selutut itu. Penampilan Syahira memang terlihat sederhana, namun tak mengurangi kecantikannya. Syahira merasa sangat risih ditatap seperti itu oleh ibunya Samuel. Wanita paruh baya yang berpenampilan glamor dengan lipstik merah menyala, khas seorang wanita sosialita. "Dia calon istriku. Dan Ibu tidak pantas berkata seperti itu pada Syahira. Dia jauh lebih terhormat dibandingkan dengan perempuan yang dipilih Ibu untuk menjadi istriku!" Dengan tegas Samuell berbicara. Sejak tau ibunya pergi meninggalkan dirinya hanya karena demi harta, saat itu juga rasa hormat pada wanita yang telah melahirkannya hilang begitu saja. "Jaga bicaramu, Sam! Luna itu perempuan terhormat dan pastinya berkelas. Sepadan dengan keluarga kita. Tidak seperti dia!" Telunjuknya mengarah tepat ke wajah Syahira yang sedang ter

Bab terbaru

  • Pelayan Kampungan Milik CEO Arogan   Terperangkap di Kamar Mandi

    "Ayo cepat mandinya, jangan lama-lama!" seru Romi. Kemudian ia pun kembali ke ruang tengah dan duduk si sofa semula. Sambil menunggu anak dan menantunya bersiap-siap, Romi memainkan ponselnya.Samuel segera mengetuk pintu kamar mandi yang memang hanya ada satu di dalam villa itu. Tok ...tok ... tok ..."Syahira, apa kamu bisa lebih cepat di kamar mandinya?" Samuel sedikit berteriak tepat di depan pintu kamar mandi. "I--iya, ini sebentar lagi juga udah selesai, kok," sahut Syahira dari dalam kamar mandi. Kemudian ia pun segera menyelesaikan ritual mandinya dengan tergesa-gesa. 'Huh, ga enak banget mandi aja di tungguin.' Syahira menggerutu di hatinya. Menit berikutnya, pintu kamar mandi pun terbuka, dan Samuel masih berdiri di depan pintu, membuat Syahira merasa malu, karena saat ini Syahira hanya mengenakan handuk. Tubuh polosnya kini hanya berbalut handuk. Syahira dan Samuel sama-sama mematung dan saling pandang. Samuel sampai meneguk air liurnya b

  • Pelayan Kampungan Milik CEO Arogan   Ganggu Saja!

    "Pagi, pengantin baru," sapa Romi yang sepagi ini sudah berada di depan pintu villa yang ditempati oleh Syahira dan Samuel. Syahira yang baru bangun, sangat terkejut melihat kedatangan ayah mertuanya yang tiba-tiba, dan sepagi ini pria paruh baya yang masih terlihat tampan diusianya itu sudah datang ke villa. Entah untuk apa Romi datang sepagi ini. "Pa ... Pak Romi?" pekik Syahira terkejut. "Ayolah, Syahira. Jangan panggil 'pak'. Panggil Ayah saja. Kamu ini sekarang adalah istri dari Samuel, putra Ayah satu-satunya. Jadi, Ayah juga sudah menganggap kamu sebagai putri Ayah."Romi mengacak rambut Syahira. Pria itu memperlakukan Syahira sudah seperti anak kandungnya sendiri. Karena memang sedari Syahira kecil, Romi sudah menganggap gadis itu sebagai anaknya sendiri. Dan betapa bahagianya Romi saat ini, setelah keinginannya terwujud untuk menikahkan putranya dengan Syahira. 'Ish, kenapa ayah sama anak itu tingkahnya sama saja. Sama-sama suka mengacak rambutku,' g

  • Pelayan Kampungan Milik CEO Arogan   Hadiah Bulan Madu

    "Kamu kenapa, Syahira? Kok ngeliatin aku kayak gitu?" Samuel memicingkan matanya. Menatap wajah perempuan yang baru saja dinikahinya itu. "Eh ... siapa yang ngeliatin Bapak. Kepedean, deh," sanggah Syahira sembari memalingkan wajahnya, menatap hamparan lautan di depannya. Terlihat sekali jika Syahira berusaha untuk menutupinya. Perempuan yang kini sudah sah menjadi istri dari Samuel itu, saat ini pasti sedang merasakan malu.Samuel tersenyum. Laki-laki yang kini berkulit putih itu masih terus memandangi wajah Syahira. Ekspresi wajah istrinya sungguh sangat menggemaskan bagi Samuel. Baginya, Syahira masih sama seperti dulu. Syahira kecil yang manja dan menggemaskan. Rasanya, Samuel masih tak percaya jika saat ini ia telah menikahi gadis kecilnya. "Kenapa jadi sekarang Bapak yang ngeliatin aku kayak gitu?" protes Syahira yang merasa dirinya sedang diperhatikan oleh Samuel. Kali ini giliran Samuel yang terlihat salah tingkah. Ia merasa termakan oleh omongannya s

  • Pelayan Kampungan Milik CEO Arogan   Sisi Lain Samuel

    "Cellin!" pekik Rena begitu terkejutnya, saat ia melihat putri kesayangannya itu tiba-tiba jatuh pingsan di dekatnya.Kedua matanya langsung membelalak lebar. Wajah Rena pun sudah terlihat begitu panik dan kebingungan, tak mengerti kenapa putrinya jadi seperti ini lagi.Rena berjalan cepat menghampiri Cellin yang sudah terpejam tak berdaya. Lekas ia duduk bertekuk lutut di samping sang putri dan menepuk-nepuk pipi Cellin dengan pelan."Astaga, Cellin! Apa yang terjadi sama kamu? Kenapa kamu jadi seperti ini, Nak?" Rena masih panik dan mengguncang-guncangkan tubuh Cellin supaya mau terbangun."Ayo bangun, Cellin. Jangan buat ibu jadi cemas begini," panik Rena, karena putrinya itu tak kunjung membuka matanya.Rena benar-benar kebingungan dan kalang kabut. Dia tak tahu apa yang telah terjadi kepada putrinya, kenapa akhir-akhir ini Cellin seringkali mendadak pingsan seperti saat ini.Melihat Cellin yang tiba-tiba jatuh pingsan, membuat hati bersih Syahira pun ter

  • Pelayan Kampungan Milik CEO Arogan   Memperkenalkan Syahira

    "Ya ampun, Cellin. Apa yang terjadi sama kamu?"Rena tengah duduk di atas tempat tidur dengan wajahnya yang terlihat begitu cemas. Di sampingnya tampak sang putri kesayangan yang sedang berbaring miring membelakanginya.Selimut tebal nampak menutupi tubuh gadis remaja itu hingga sebatas telinganya. Di balik selimut tebal itu, terlihat bahunya naik turun dan suara isakan pelan terdengar."Hiks, hiks," isak tangis Cellin tergugu, membuat dadanya terasa kian sesak.Menyaksikan putrinya yang sedang menangis tertahan, tentu saja membuat Rena semakin merasa cemas. Perlahan ia menyentuh punggung Cellin dan mengusap-usapnya."Cellin, ada apa, Nak? Katakan sama ibu, apa yang terjadi sama kamu?" bujuk Rena.Akan tetapi, Cellin sama sekali tak mau menjawab pertanyaan ibunya dan memilih untuk tetap diam meringkuk sambil terus menangis. Rena menjadi kebingungan dengan sikap sang putri. Tangannya kemudian terulur meraih kepala Cellin, tetapi tiba-tiba Rena merasa sangat te

  • Pelayan Kampungan Milik CEO Arogan   Manja

    Dengan langkah berjingkat, Syahira berjalan keluar dari kamar. Sengaja ia berjalan pelan seperti itu agar tak menimbulkan suara yang bisa mengganggu istirahat Samuel saat ini."Aku harus segera masak, mumpung dia masih tidur," gumam Syahira, sembari membuka pintu kamar dengan pelan dan menutupnya kembali dengan berhati-hati.Kritt!Begitu pintu kamar tertutup, Syahira kembali melanjutkan langkahnya menuju dapur. Ruangan luas yang tampak rapi itu menyambut kedatangan Syahira di sana. Pasti Mbak Siti yang sudah merapikan tempat itu sebelumnya. Syahira pun kemudian mulai berjalan mendekati lemari es yang berada di sudut dapur."Mungkin ada sesuatu yang bisa aku masak pagi ini," gumam Syahira, berucap pada dirinya sendiri.Perlahan tangannya mulai meraih gagang pintu lemari es tersebut dan lekas menariknya. Kulkas pun terbuka lebar, tetapi ketika suhu dingin dari lemari es itu menguar menerpa wajah Syahira, seketika kedua mata gadis itu membelalak lebar. Kedua bibirn

  • Pelayan Kampungan Milik CEO Arogan   First Kiss

    Brukk!Syahira terkejut bukan main, ketika tiba-tiba Samuel menarik pergelangan tangannya, hingga membuat tubuh Syahira terjatuh dan mendarat sempurna di atas tubuh kokoh milik Samuel."Aaa." Syahira memekik kecil, tetapi kemudian kedua matanya segera beradu tatap dengan manik hitam milik Samuel yang begitu tajam.Hawa panas langsung menjalari sekujur tubuhnya saat itu juga, bagaikan sengatan listrik yang mampu mengendalikan urat sarafnya menjadi tak biasa. Dada Syahira bergemuruh sangat kencang, saat dia merasakan sentuhan tangan Samuel yang begitu hangat tengah melingkar di pergelangan tangannya."Sstt!" Samuel refleks meletakkan jari telunjuknya tepat di bibir istri polosnya itu.Degh! Degh! Degh!Bagaikan genderang perang yang sedang ditabuh dengan sangat kencang, begitulah kondisi jantung Syahira saat ini. Kencang dan cepat tak terkendali. Tubuh Syahira serasa menjadi beku di detik itu juga, merasakan jemari hangat yang menyentuh bibirnya untuk pertama kali di dalam hidupnya.Sua

  • Pelayan Kampungan Milik CEO Arogan   Serangan untuk Samuel

    Kedua pasang mata itu masih saling beradu, mengunci tatapan satu sama lain dengan begitu lekat. Detak jantung keduanya semakin terasa kencang tak beraturan. Hawa dingin di malam itu, justru membuat suhu tubuh Samuel dan Syahira tiba-tiba memanas. Terlebih dengan posisi mereka yang sedang terjatuh seperti saat ini.Tubuh Syahira mematung, seakan ia tak bisa menggerakkannya sama sekali. Sebisa mungkin ia berusaha menahan nafas, ketika merasakan hembusan nafas hangat beraroma mint milik Samuel menyapu wajahnya. Aroma harum nan maskulin turut menembus indra penciuman Syahira. Aroma harum dari tubuh Samuel, membuatnya ingin menyesap aroma itu lagi dan lagi.Sementara Samuel, tatapan tajamnya itu terus mengarah lekat pada wajah cantik gadis yang kini sedang berada di bawahnya. Matanya mulai berkelana, menyusuri setiap inci wajah Syahira tanpa ada satu pun yang lepas dari tatapannya.Tiba-tiba saja Samuel merasakan tubuh bagian bawahnya bereaksi, ketika tak sengaja dada bidangnya itu bersent

  • Pelayan Kampungan Milik CEO Arogan   Menggoda Syahira

    Lagi dan lagi, entah untuk yang keberapa kalinya malam ini kata-kata Samuel sukses membuat wajah Syahira terasa memanas dan tampak memerah. Bisikan suara Samuel yang begitu lembut, masih terasa berdenging tepat di telinganya. Syahira bahkan bisa merasakan sapuan nafas hangat Samuel menerpa telinga dan lehernya."Bagaimana? Apa kamu benar-benar menunggu saya untuk menggendong kamu?" bisik Samuel, bertanya sekali lagi.Lutut Syahira terasa semakin bergetar dibuatnya. Kali ini ia sudah tak bisa menahan detak jantungnya yang nyaris saja melompat keluar. Meskipun kedua lututnya terasa lemas, tetapi Syahira sudah tak mempunyai pilihan lain lagi saat ini."Aku … aku …."Berusaha memaksakan kakinya yang terasa gemetar, Syahira pun akhirnya memutuskan untuk berjalan mundur beberapa langkah. Tatapan matanya masih mengarah lekat pada Samuel, sedangkan dadanya tampak naik turun karena deru nafasnya yang memburu."Ayolah, tenang saja. Aku akan melakukannya pelan-pelan," ucap Samuel lagi, sembari t

DMCA.com Protection Status