Share

chapter 76

Kecanggungan terus terjadi hingga beberapa hari. Meski Gery sedikit lega karena Belva tidak buka mulut, tapi tetap saja Gery terkadang merasa was-was. Saking takutnya dan tidak mau ditinggal Amora, bahkan Gery hampir selalu berada di dekat Amora.

Makan, bekerja dan segala hal, Gery selalu merengek seperti anak kecil meminta ditemani. Sifat manja yang Amora lihat dari diri Gery, tidaklah masalah. Hanya saja, Amora tetap merasa sedikit curiga.

“Aku belum mau bangun,” rengek Gery sambil menggeliat.

Amora yang sudah terduduk terpaksa berbaring lagi karena ditarik oleh Gery. Tali piyama yang tipis di bagian pundak, sampai merosot karena ke gesek lengan Gery saat berbaring.

“Ini sudah siang, kau juga mau kerja kan?” sahut Amora.

Gery bergumam tidak jelas lalu membenamkan wajah di dada Amora. Gery sungguh seperti bayi yang tidak mau lepas dari sang ibu.

“Kau wangi,” bisik Gery.

Amora mencebik dan memutar bola mata. “Aku belum mandi. Bagaimana bisa wangi?”

Gery menelusup ke bagian ten
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status