Saat Maureen menjelaskan bahwa dia akan menjebak Clara di suatu tempat, di saat itulah rombongan Bimo datang bergegas menuju lokasi utama gudang bawah tanah yang ditutupi oleh meja besar itu. Mereka segera menyingkirkan mejanya, dan membuka ruangan bawah tanah.Bimo pun menuruni anak tangga untuk sampai di tempat, dan dia menemukan Ibu Laura dalam keadaan sangat mengkhawatirkan."Ini orangnya, cepat kita singkirkan sekarang juga." Seseorang dari anggota Bimo menggendong tubuh ibu Laura agar bisa keluar dari markas persembunyian Hary Hartawan.Mereka susah payah menaiki tangga dan akhirnya berhasil keluar dari ruangan yang pengap itu.Anggota yang menggendong tubuh ibu Laura sudah sampai di mobil, tetapi naas, ada salah satu karyawan Hary yang tak sengaja melihat orang-orang itu."Tuan, ada segerombolan orang-orang yang mengambil sandera kita di ruang bawah tanah."Betapa terkejutnya Hary Hartawan mendengar kabar itu, karena selain orang-orang kepercayaan dirinya, tidak ada yang menget
Darwin segera mendatangi Maureen yang bersembunyi di kamar Sheila, perempuan itu sangat takut ketika akan diusir kembali dari rumahnya sendiri, karena sejauh ini dia tidak punya tempat berlindung kecuali di rumah Darwin, dia sudah tidak bisa bersama ayahnya."Sedang apa kamu di sini? keluar dari rumahku!" bentak laki-laki itu meskipun di depan anaknya sendiri."Ayah jangan marah-marah, kasihan ibu." sahut Sheila, itu pun Sheila berbicara begitu juga karena disuruh oleh Maureen.Darwin segera mengangkat tubuh Sheila menjauhkannya dari Maureen, karena Darwin tidak mau anak perempuannya memiliki turunan sifat jahat dari ibunya."Tolong Sheila ikut sama Om Faris dulu ya, karena ayah mau bicara dulu sama ibu!"Sheila mengangguk. Dia segera berjalan keluar dari kamar menemui Faris sekretaris pribadi Darwin."Darwin Aku mohon jangan usir aku, aku akan diam tidak akan bertingkah apapun di rumah ini. Hanya saja tolong beri aku tumpangan. Aku janji aku tidak akan pernah mengganggu hidupmu."Mau
"Tidak bisa seperti ini, mengapa perempuan dari 14 tahun yang lalu tiba-tiba muncul? Bukannya kalian sudah memastikan bahwa mereka semua sudah mati?"Tidak tahu akan seperti apa mereka saat ini, kalang kabut dan tidak berarah. Hary seperti bertemu dengan kesalahan yang sudah dia kubur selama 14 tahun, yang sepertinya aman-aman saja namun menjadi bom waktu di kemudian hari."Aku tidak tahu Tuan, aku baru mendapatkan berkas panggilan dari kejaksaan Agung, bahwa nama kita terseret. Bagaimana ini?"Ibarat sakit di ujung kuku maka kuku tersebut harus dipotong agar sakitnya menghilang. Begitu pula bagi Hary Hartawan, dia tidak ikut dalam peristiwa pembantaian orang tua Clara. Yang langsung melakukan kejahatan itu adalah Vincent, maka ia hanya perlu mengorbankan laki-laki itu agar dirinya sendiri masih aman.Begitu pula dengan anak perempuannya, dia tidak memerlukan siapa-siapa lagi selain perusahaan dan uangnya sendiri. Maka kehilangan Maureen juga bukan masalah besar bagi dia."Ya sudah ka
Maureen dan Vincent sudah membuat rencana bagaimana caranya membunuh Hary Hartawan, karena mereka sakit hati oleh ulah pria tua itu.Rencana yang dibuat sebetulnya sangat simpel sekali, Hary harus bisa berada di ruang rahasia itu bagaimanapun caranya.Maureen yang masih berpura-pura tidak mengerti apa-apa itu masuk ke ruangan ayahnya dengan wajah yang menangis.Awalnya Hary sangat kesal dengan Maureen karena telah membuat Ibu Laura kabur, hampir saja pria tua itu melayangkan pukulan golf ke tubuh anaknya, tetapi Maurin keburu berkata sesuatu."Aku minta maaf Ayah karena telah membawa kabur perempuan itu, tapi aku sudah mengembalikannya lagi," ujar Maureen berbohong.Awalnya hary tidak percaya pada Maureen, tetapi Vincent dari arah luar sepertinya buru-buru masuk ke dalam ruangan itu untuk memverifikasi nya."Itu benar Tuan! Aku sudah melihat sendiri Ibu Laura ada di sana, apa Tuan ingin membunuhnya secara langsung?""Membunuh perempuan itu? aku kan sedang berada dalam panggilan Kejaks
Saat Darwin menemui Clara di studio itu, Darwin tidak tahu harus berbicara apa lagi. Dia bahkan membahas apakah Clara masih ingat dengan kisah cinta mereka atau tidak.Kemarahan dalam hati Clara membuat dia akhirnya mengabaikan cinta itu meskipun Clara memang memiliki perasaan pada Darwin.Perlahan Darwin membungkukkan kakinya dan dia berlutut di depan Clara."Jika ada yang harus disalahkan atas sakit hatimu selama ini, maka akulah orangnya. Aku harus melakukan apa sekarang?""Mati!" Jawabnya dengan simpel."Sebab mata dibalas mata, maka nyawa juga dibalas nyawa. Kamu mau aku menghentikan semuanya, maka kamu harus membunuh Maureen dan Vincent juga Hary Hartawan. Setelah mereka semua mati, aku juga ingin melihat kamu mati. Mungkin kamu bisa bunuh diri, karena kalau kalian belum ada yang mati, aku akan terus melanjutkan semuanya sampai akhir."Darwin seperti ketakutan sendiri dengan jawaban dari Clara karena dia baru tahu, wanita yang selama ini dia cintai menyimpan dendam yang begitu b
"Berita selanjutnya.Dua jasad telah ditemukan di desa Tunggal Asih kecamatan Cianjur Jawa barat. Jasad itu dikubur di dalam tanah, dan diperkirakan sudah berusia 14 tahun. Tim forensik menyatakan bahwa jasad itu meninggal usai terbakar hangus dan kehabisan oksigen. Setelah diindentifikasi, kedua jasad tersebut diketahui bernama Hendra dan Karin, istrinya. Hendra sendiri adalah seorang direktur utama PT Addara yang beroperasi di bidang perkembangan teknologi, perusahaan itu sudah bangkrut sejak 14 tahun lalu yang dikarenakan penipu direktur utamanya. Namun ternyata, fakta menyebutkan bahwa PT Addara bangkrut karena dipaksa untuk menandatangani surat persetujuan bersedia mundur menjadi partner sebuah perusahaan asing dan hingga berakhir tewas di tangan seseorang berisinial V, pesuruh perusahaan ternama GA. Hal mengejutkan ini diungkapkan oleh wanita berusia 28 tahun, beranama Serayu yang ternyata merupakan anak tunggal dari Hendra yang selamat dari peristiwa pembantaian. Untuk itu, per
Kepala Jaksa Agam tentu sangat terkejut dengan informasi yang baru saja disampaikan oleh Clara, ia mengambil kunci mobil dan segera menancap gas ke tempat studio Clara.Begitu sampai, kepala Jaksa Agam melihat mayat Vincent yang terbujur kaku di ruangan rahasia dan ditutupi oleh selembar kain.Dia juga melihat Clara yang sedang ketakutan, Jaksa Agam mengambil selimut lalu menyelimuti Clara dan memilih untuk menenangkan perempuan itu."Tenang jangan khawatir, aku akan berusaha untuk menyelesaikan ini."Darwin kembali dari kamar mandi seusai mencuci tangannya yang berlumuran darah Vincent yang keluar dari hidungnya.Dia melihat Clara yang sedang dipeluk oleh Kepala Jaksa Agam."Tolong jelaskan padaku tuh pak Darwin bagaimana kejadian yang sebenarnya."***Mereka sudah tidak di ruangan rahasia lagi, mereka sekarang duduk bertiga di ruang utama studio dan meninggalkan jasad Vincent di sana.Darwin segera mengambil posisi untuk duduk berhadapan dengan jaksa Agam."Aku ingin berpamitan pada
Aku terbangun setelah aku merasa harus mengakhiri mimpi itu. Membuka mata sekaligus membuat aku bingung, "ini di mana?" kataku dalam hati. aku memutarkan pandangan ke segala penjuru ruangan dan terdiam sebentarTunggu bukannya, Ini kamarku sewaktu kecil ya kenapa aku di sini lagi?aku melihat kaki dan tanganku yang memang benar-benar berbeda dari aku yang ada di dunia asing itu, aku mengecil apa dunia ini yang membesar batinku?berapa kali pun aku menyangkal bahwa mungkin aku berhalusinasi karena saking merindukan masa kecilku itu, namun kenyataan tetap berada di sini.Tok tok,aku mendengar suara pintu diketuk dan tak lama pintu itu terbuka."Serayu ayo kita sarapan nanti kamu telat sekolahnya!"Aku tak percaya dengan apa yang aku lihat, bukankah mama dan papa sudah tiada? Aku bahkan mengunjungi makamnya di hutan.Apa yang terjadi? Aku terus bertanya-tanya dalam hati, apakah justru aku yang sedang bermimpi sekarang? sangking aku merindukan orang tuaku?Aku bergerak dan keluar dari ka