Maureen dan Vincent sudah membuat rencana bagaimana caranya membunuh Hary Hartawan, karena mereka sakit hati oleh ulah pria tua itu.Rencana yang dibuat sebetulnya sangat simpel sekali, Hary harus bisa berada di ruang rahasia itu bagaimanapun caranya.Maureen yang masih berpura-pura tidak mengerti apa-apa itu masuk ke ruangan ayahnya dengan wajah yang menangis.Awalnya Hary sangat kesal dengan Maureen karena telah membuat Ibu Laura kabur, hampir saja pria tua itu melayangkan pukulan golf ke tubuh anaknya, tetapi Maurin keburu berkata sesuatu."Aku minta maaf Ayah karena telah membawa kabur perempuan itu, tapi aku sudah mengembalikannya lagi," ujar Maureen berbohong.Awalnya hary tidak percaya pada Maureen, tetapi Vincent dari arah luar sepertinya buru-buru masuk ke dalam ruangan itu untuk memverifikasi nya."Itu benar Tuan! Aku sudah melihat sendiri Ibu Laura ada di sana, apa Tuan ingin membunuhnya secara langsung?""Membunuh perempuan itu? aku kan sedang berada dalam panggilan Kejaks
Saat Darwin menemui Clara di studio itu, Darwin tidak tahu harus berbicara apa lagi. Dia bahkan membahas apakah Clara masih ingat dengan kisah cinta mereka atau tidak.Kemarahan dalam hati Clara membuat dia akhirnya mengabaikan cinta itu meskipun Clara memang memiliki perasaan pada Darwin.Perlahan Darwin membungkukkan kakinya dan dia berlutut di depan Clara."Jika ada yang harus disalahkan atas sakit hatimu selama ini, maka akulah orangnya. Aku harus melakukan apa sekarang?""Mati!" Jawabnya dengan simpel."Sebab mata dibalas mata, maka nyawa juga dibalas nyawa. Kamu mau aku menghentikan semuanya, maka kamu harus membunuh Maureen dan Vincent juga Hary Hartawan. Setelah mereka semua mati, aku juga ingin melihat kamu mati. Mungkin kamu bisa bunuh diri, karena kalau kalian belum ada yang mati, aku akan terus melanjutkan semuanya sampai akhir."Darwin seperti ketakutan sendiri dengan jawaban dari Clara karena dia baru tahu, wanita yang selama ini dia cintai menyimpan dendam yang begitu b
"Berita selanjutnya.Dua jasad telah ditemukan di desa Tunggal Asih kecamatan Cianjur Jawa barat. Jasad itu dikubur di dalam tanah, dan diperkirakan sudah berusia 14 tahun. Tim forensik menyatakan bahwa jasad itu meninggal usai terbakar hangus dan kehabisan oksigen. Setelah diindentifikasi, kedua jasad tersebut diketahui bernama Hendra dan Karin, istrinya. Hendra sendiri adalah seorang direktur utama PT Addara yang beroperasi di bidang perkembangan teknologi, perusahaan itu sudah bangkrut sejak 14 tahun lalu yang dikarenakan penipu direktur utamanya. Namun ternyata, fakta menyebutkan bahwa PT Addara bangkrut karena dipaksa untuk menandatangani surat persetujuan bersedia mundur menjadi partner sebuah perusahaan asing dan hingga berakhir tewas di tangan seseorang berisinial V, pesuruh perusahaan ternama GA. Hal mengejutkan ini diungkapkan oleh wanita berusia 28 tahun, beranama Serayu yang ternyata merupakan anak tunggal dari Hendra yang selamat dari peristiwa pembantaian. Untuk itu, per
Kepala Jaksa Agam tentu sangat terkejut dengan informasi yang baru saja disampaikan oleh Clara, ia mengambil kunci mobil dan segera menancap gas ke tempat studio Clara.Begitu sampai, kepala Jaksa Agam melihat mayat Vincent yang terbujur kaku di ruangan rahasia dan ditutupi oleh selembar kain.Dia juga melihat Clara yang sedang ketakutan, Jaksa Agam mengambil selimut lalu menyelimuti Clara dan memilih untuk menenangkan perempuan itu."Tenang jangan khawatir, aku akan berusaha untuk menyelesaikan ini."Darwin kembali dari kamar mandi seusai mencuci tangannya yang berlumuran darah Vincent yang keluar dari hidungnya.Dia melihat Clara yang sedang dipeluk oleh Kepala Jaksa Agam."Tolong jelaskan padaku tuh pak Darwin bagaimana kejadian yang sebenarnya."***Mereka sudah tidak di ruangan rahasia lagi, mereka sekarang duduk bertiga di ruang utama studio dan meninggalkan jasad Vincent di sana.Darwin segera mengambil posisi untuk duduk berhadapan dengan jaksa Agam."Aku ingin berpamitan pada
Aku terbangun setelah aku merasa harus mengakhiri mimpi itu. Membuka mata sekaligus membuat aku bingung, "ini di mana?" kataku dalam hati. aku memutarkan pandangan ke segala penjuru ruangan dan terdiam sebentarTunggu bukannya, Ini kamarku sewaktu kecil ya kenapa aku di sini lagi?aku melihat kaki dan tanganku yang memang benar-benar berbeda dari aku yang ada di dunia asing itu, aku mengecil apa dunia ini yang membesar batinku?berapa kali pun aku menyangkal bahwa mungkin aku berhalusinasi karena saking merindukan masa kecilku itu, namun kenyataan tetap berada di sini.Tok tok,aku mendengar suara pintu diketuk dan tak lama pintu itu terbuka."Serayu ayo kita sarapan nanti kamu telat sekolahnya!"Aku tak percaya dengan apa yang aku lihat, bukankah mama dan papa sudah tiada? Aku bahkan mengunjungi makamnya di hutan.Apa yang terjadi? Aku terus bertanya-tanya dalam hati, apakah justru aku yang sedang bermimpi sekarang? sangking aku merindukan orang tuaku?Aku bergerak dan keluar dari ka
"Kamu sudah pulang? Kenapa cepat sekali?" tanya Mama begitu melihat aku sudah berdiri di hadapannya."Ma, apa setelah aku pulang ke rumah mama akan mengajakku pergi ke supermarket?"Mama memandangku sebentar, "kan tadi pagi mama sudah bilang, akan mengajak kamu ke supermarket. Apa kamu lupa?""Apa hari ini akan hujan, dan kita terjebak hujan di supermarket hingga malam?"Walaupun pertanyaan aku itu agak nyeleneh, tapi mama tetap menjawabnya dengan santai."Kemungkinan iya, karena sekarang sedang musim hujan, kita tidak ada yang tahu langit Jakarta seperti apa."Tuh kan semua ucapan dia sama persis dengan mimpiku 14 tahun lalu. Tidak, bukan itu maksudnya, mimpiku tadi malam dan kejadian ini sama persis dengan 14 tahun yang lalu. Bukan begitu, maksudku, aku sekarang berada di umurku yang 14 tahun dan aku sudah melihat nasibku di masa mendatang. Tuhan apakah aku bisa merubahnya aku mohon aku tidak ingin berpisah dengan orang tuaku."Mama sebaiknya kita tidak usah pergi hari ini, aku moho
Sudah kuduga, mungkin itulah para penyusup yang datang ke rumah. Begitu orang-orang dari mobil turun, aku bisa mengingat wajah orang yang paling tua di sana, itu berarti yang bernama Vincent, orang yang akan membunuh Mama dan Papa.Apa yang harus aku lakukan, aku tidak mau kejadian itu terulang tetapi jika melihat kita semua ada di rumah ini, mungkin mereka tidak akan memaksa masuk.""Serayu apakah yang kamu maksud para penyusup itu mereka?" tanya Mama mendekati aku yang sedang mengintip di balik jendela Kami berbicara dengan nada yang berbisik, takut ada yang mendengar."Aku tidak tahu mungkin saja iya karena kita tidak mengenal siapa mereka.""coba periksa apakah ada orang di rumah ini atau tidak, kita harus menemukan istri dari Hendra dan juga anaknya, buat mereka sebagai sandera supaya bisa menggertak laki-laki keras kepala itu!""siap bos!"aku dan mama bisa mendengar percakapan mereka dan kita berdua ketakutan berarti mimpiku itu benar kita akan dijadikan sandera untuk menakut-
Aku tidak tahu apa yang Papa dan Jaksa Agam, aduh aku selalu saja memanggilnya Jaksa Agam, padahal saat ini dia adalah seorang pengacara muda. Baiklah aku akan memanggilnya Kakak seperti biasanya.Memang kapan aku bertemu dengan laki-laki itu selain hari ini, tapi bukankah kita seperti sudah mengalami banyak perjalanan jauh hingga Aku menikah denganmu.Aku hanya masuk ke dalam kamar lalu memikirkan tentang sosok Ibu Laura.Jika benar seperti di dalam mimpi maka perempuan itu setelah kehilangan anaknya satu tahun yang lalu, dan saat ini sedang berkabung di kediamannya di Kalimantan Timur. Setelah apa yang terjadi padaku dia datang dan membawaku ke rumahnya.Usiaku baru 14 tahun, mana bisa aku pergi ke sana sendirian aku pasti butuh wali. Bagaimana caranya aku bisa bertemu dengan wanita bernama ibu Laura?Lalu otaku sedikit bekerja. Bagaimana jika aku meminta bantuan kepada orang yang bernama Agam di luar sana, apakah dia akan percaya padaku dan mau membantuku?Kami semua makan malam be