Ketika pulang sekolah aku memungut lagi ponsel yang tadi aku buang. Untung saja masih ada di sana, lalu ku nyalakan ponselnya dan aku menunggu telepon dari laki-laki itu semoga saja dia setuju.Sengaja aku beralasan pada Mama bahwa aku akan pulang terlambat karena ada kerja kelompok hari ini. Memang itu bohong tapi aku harus seperti itu supaya aku bisa mengobrol dengan Kak Agam dengan leluasa.Tak lama, ponsel ini berdering dari nomor yang tidak disimpan."Halo, apakah ini Kak Agam?" Tuhan, aku sangat antusias."Iya ini saya, di mana kita bisa bertemu saya akan membantumu sebisa saya.""Sudah ku duga. Wah terima kasih banyak, aku senang sekali mendengar telepon ini. mari kita bertemu di danau telaga warna sekarang. Aku sudah menunggumu di sini.""Oke tunggu aku sebentar lagi datang."Menunggu hampir kurang lebih 15 menit, Kak Agam sudah datang di danau yang aku sebutkan tadi malam. Mungkin karena gelap dan aku juga sedang capek, aku tidak terlalu memperhatikan wajahnya, tetapi jika se
Aku segera berlari masuk ke dalam rumah mencari Mama untuk meminta penjelasan ini semua."Mama apa ini, kenapa orang-orang memindahkan kardus dari rumah kita? Kita mau pindah?" tanyaku sangat serius pada Mama. Pasalnya, barang-barang itu dibungkus rapi dengan beberapa lapis kain, dan beberapa tumpuk koper juga tersedia di sana."Kamu sudah pulang sekolah?"Mama membawa aku ke ruangan yang lebih sepi dari orang-orang. "Mama dan Papa sudah sepakat akan melakukan ini. Untuk sementara, kita pindah dulu ke rumah kenalan Papa yang di Singapura soalnya biar Papa fokus dulu kerja di pabrik Pekanbaru Riau."O ow, planning is changed right? Aku tak bisa buat gak terkejut."Kenapa mendadak?" tanyaku heran."Karena Papa tidak bisa pulang pergi dari Riau ke Jakarta, maka kita disuruh untuk tinggal sementara di rumah kenalan papa itu. Papa gak mau membiarkan kita hanya berdua tinggal di sini."Astaga! Lalu bagaimana dengan ibu Laura kita sudah janji akan bertemu besok, aku harus menelepon Kak Agam
"Hati-hati ya di Indonesia, kalau merasa sulit hubungi Mama, mama akan pulang menemani kamu.""Iya mah, pokoknya doakan Serayu supaya aku di sana bisa menimba ilmu dengan baik. Mama jangan khawatir dan hubungi aku seperti biasanya saja."Mama memelukku dengan sangat erat ketika kami berpisah di bandara.Keputusan terakhir sudah dibuat, bahwa aku akan menjalani kuliah di Indonesia bukan di Singapura lagi, aku terpaksa meninggalkan mama demi misi balas dendam ini.Aku melambai kepada Mama sebelum aku masuk ke pintu check in Bandara Singapura. Karena hari ini adalah hari keberangkatan aku ke Indonesia juga hari di mana Kak Agam akan bekerja di firma hukum Atmajaya sebagai pengacara dan lepas dari kantor Papa, dia sudah meminta izin untuk mencari pengalaman baru di IndonesiaMungkin Kak Agam juga cerita pada Papa bahwa dia ada di Indonesia untuk menjagaku, supaya tidak terlalu sendirian. Mungkin alasan itulah akhirnya Papa mengizinkan keagamaan untuk lepas dari kantornya.Firma hukum Atma
Untuk balas dendam ini aku harus mengesampingkan perasaan belas kasihan, hati nurani, pokoknya segala macam yang bakal menghancurkan rencana ini, termasuk perkataan pun harus aku sesuaikan. Jika aku harus menghina, maka hinaanku harus terdengar menyakitkan.Maureen dan juga sekretarisnya menoleh ke arahku yang sedang memarahi pengemis itu."Maaf ya Nyonya, saya motong pembicaraan soalnya saya sudah gedek banget sama pengemis ini! Di mana-mana dia selalu minta-minta, coba kau cari pekerjaan yang lebih layak. Kenapa harus mengemis?"Aku tak henti-hentinya memarahi pengemis itu meskipun dalam hati sangat menyesal."Maafkan saya karena saya hanya ingin mencari uang untuk makan keluarga saya.""Kerja, Mbak kerja! jangan mengemis. kamu tidak tahu uang seratus rupiah yang dikeluarkan oleh Nyonya ini, sangat berharga, didapatkan dengan kerja keras enak aja main diminta oleh pengemis rendahan seperti kamu pergi sana!"Sungguh aku sangat menyesali perbuatan ini, jika nanti aku masih diberikan k
Gara-gara ucapanku ke perempuan itu, aku harus menanggung risiko yaitu mempelajari tarian salsa dalam waktu kurang lebih dari satu minggu.Susah sekali belum lagi badan harus lentur. Aku latihan di tempat salsa dan pulang ke studio juga latihan di sana sampai-sampai Aku tidak mengikuti masa ospek kampus.Pokoknya usahaku harus bisa menghasilkan dalam waktu yang singkat ini aku harus bertanggung jawab dengan ucapanku."Nih minum dulu. Kamu pasti capek banget." di sela-sela Aku latihan nari salsa Kak Agam datang menemui aku di tempat studio."Terima kasih sudah berkunjung ke sini, mau ikutan menari?" ejek aku ke dia."Tidak, fashion saya adalah dihukum, bukan menari." dia tertawa melihat aku yang capek ngos-ngosan."Lagian kamu ada-ada saja, kenapa pakai menari, bakat apa kek selain menari?""Duh nggak tau deh pokoknya, tiba-tiba saja aku mau nyoblos akan menari salsa.""Tapi kamu pintar sekali, otak kamu bekerja dengan spontan walaupun sangat beresiko, tetapi aku yakin kamu pasti berh
Beberapa detik aku dan kak Agam larut menikmati adegan ciuman Ini, akhirnya kita tersadar dan saling melepaskan diri satu sama lain, akhirnya kita jadi salah tingkah berdua.dia bingung aku lebih bingung, bagaimana cara menjelaskannya tadi tapi kenapa ciuman dari bibirnya begitu hangat, aku sampai tidak ingat ini adalah sebuah jebakan?"Maaf ya Kak, Aku melakukan hal ini pada kakak.""Sebetulnya aku hanya ingin meminta penjelasan, apa yang terjadi, kenapa tiba-tiba kamu menciumku?"Akan aku jelaskan nanti di studio, aku mengambil jaket, tas, dan membawa kak Agam keluar dari ruangan tunggu. Lalu kita sama-sama pulang dari acara itu.Sepanjang jalan, Aku sangat canggung sekali, ngajak ngobrol pun sungkan, karena aku benar-benar merasa bersalah sudah menodai bibirnya yang mungkin dia ingin melakukan ciuman pertama dengan orang yang dia cintai."Tolong jangan diam-diaman seperti ini, lebih baik kamu ceritakan saja apa yang tadi kamu lakukan padaku!' suaranya terdengar gemetar dan terbata-
Setelah dari galeri Maureen, aku bergegas pulang ke tempat persembunyian kita di sana sudah ada Ibu Laura dan Kak Agam yang menanti kabar dari aku.Aku pun menceritakan semuanya tanpa ada yang terlewat bahwa dia meminta aku untuk melakukan sesuatu hal yang menguntungkan dirinya, dia ingin pesta lelang itu gagal terlaksana tapi aku juga tidak tahu bagaimana caranya."Bagaimana kalau kita membuat tempat terselenggara acara itu bermasalah, hingga akhirnya acara tidak dapat dilanjutkan, jadi kita akan membuat acara itu terhenti Di tengah-tengah," usul dari Kak Agam membuat aku dan ibu Laura tertegun sebentar."Bisa juga ya ide itu, toh tidak akan mencurigakan dan Hary Hartawan juga tidak akan menuduh pada anaknya, yang tidak setuju dengan ide dirinya.""Oke jalan pertama sudah terlihat, kemudian selanjutnya kita harus memikirkan Bagaimana cara menghentikan acara itu di tengah-tengah."Bagaimana kalau kita padamkan listrik dari gedung yang akan dipakai acara lelang itu?" lagi-lagi sebuah i
Hampir saja aku ketahuan oleh para petugas yang langsung menyusul ke lantai atas menggunakan tangga darurat sama sepertiku, tetapi aku lebih cepat dari mereka sehingga aku bisa turun bertemu lagi dengan Kak Agam tepat waktu.Aku dan dia buru-buru melepas baju yang semula dipakai menjadi baju biasa saja, dan berlari keluar gedung saat semua petugas kalang kabut untuk mencari kerusakan dari listrik yang padam.Akhirnya rencana kita berhasil. Aku berlari menjauhi gedung itu bersama Kak Agam dan langsung masuk ke dalam mobil.Kita masih menstabilkan pacuan nafas, karena berlari dari lantai sekian membuat aku hampir kehabisan nafas."Berhasil kamu Serayu. Bagaimana menjalankan misi pertama, mendebarkan bukan?" tanya Kak Agam kita berdua kelelahan berada di dalam mobil, dan menepi sebentar di area yang sudah jauh dari gedung tadi."Asli aku jantungan banget, takut salah gunting atau takut aku nggak bisa gunting secara barengan, dan menggagalkan misi!""Tapi kamu hebat, kamu berhasil dalam s