Semakin malam, pesta semakin meriah.Bagaimana bisa sekelas perusahaan nomor satu, pestanya biasa saja.Tentu lah, minuman mahal beralkohol dari berbagai negara ikut berjejer di atas meja.Dan sekarang, saatnya berdansa bersama pasangan diiringi oleh musik jazz Havana. Beberapa waktu sebelumnya Kepala jaksa sudah undur diri dari acara karena harus menghadiri pertemuan lain Namun tampaknya, ada hal aneh yang terlihat di altar dansa!Di sana tak menunjukkan pasangan Darwin dan Maureen yang beradu gerakan.Wanita itu justru tengah sibuk berbincang dengan koleganya yang berasal dari luar negeri.Tak memperdulikan momen romantis yang seharusnya bisa dilakukan bersama pasangan.Lain halnya dengan Clara yang justru mengambil kesempatan untuk membuat Darwin panas.Wanita itu sengaja menari dengan lincah sambil memperlihatkan buah dadanya yang montok, untuk menarik simpati dari Darwin.Dari kejauhan, Darwin jelas saja memperhatikan sikap Clara yang dinilai berlebihan untuk mencuatkan nafsunya
"Lepaskan tangan aku Tuan! Ini sungguh tidak sopan!" ucap Clara yang sedang berusaha melepas tangannya.Darwin baru melepas tangan Clara ketika mereka sudah menjauh dari kerumunan. Tentu saja, tanpa sepengetahuan Maureen, istrinya."Kamu sengaja kan? Bersikap manis di depanku agar aku tergoda. Kenapa kamu harus berpakaian menggoda? Katakan, apa tujuan kamu!"Darwin memaki Clara dengan suara teriak dan menggema.Sedangkan perempuan itu hanya menyunggingkan senyum jahil."Apa kamu tergoda padaku Tuan? Aku ingin bersenang-senang dengan seseorang yang menyukaiku bukan karena nafsu." Clara meraba seluruh tubuh Darwin, dari atas hingga berhenti tepat di bagian sensitif."Aku, aku menyukaimu Nona. Sejak pertama aku melihat kamu memainkan alat musik biola, aku sudah tertarik dengan pesona kamu. Kemudian kamu mengajak aku bertemu di tempat pribadi dan mencium bibirku, sejak saat itu aku tidak bisa bisa menghilangkan dirimu dalam ingatanku.Aku mulai sering merindukan kamu, dan aku bahagia ket
"Clara? Jujur aku tidak menyangka selicik apa jalan pikiran kamu hingga berhasil melumpuhkan Darwin. Kamu benar-benar hebat!" Ibu Ibu Laura dan Clara sedang mengobrol dan mengevaluasi apa saja yang telah mereka lakukan selama ini.Ternyata Ibu Laura sendiri tak menyangka bahwa Clara memainkan aksinya dengan apik."Aku mempersiapkan ini sejak lama. Tentu saja harus aku persiapkan dengan baik. Kalau tidak, selamanya kita tidak akan pernah melihat mereka hancur.""Benar! Sekarang tinggal saatnya aku mengumpulkan anggota asosiasi korban kelicikan Golden Ang yang bernasib sama dengan anak perempuan aku! Akan aku berikan ganjaran lewat hukum.""Sedangkan aku akan memberikan ganjaran lewat perasaan."Setelah ini, mereka berdua kembali melakukan aktivitas masing-masing. Ibu Laura mengumpulkan berkas-berkas yang diperlukan lagi, sedangkan Clara masih diam di tempat mendengarkan percakapan antara Maureen dan Darwin lewat alat penyadap yang dia simpan di rumah mereka."Sayang, apakah lima tahu
"Selamat pagi," ucap Agam ketika dia sudah tiba di depan pintu studio, dia melihat Clara yang sedang duduk di kursi menunggu kedatangan dirinya."Halo Kak, silakan masuk!" jawab Clara mempersilahkan Agam untuk duduk. Rupanya laki-laki itu seperti sedikit gugup karena pertama kalinya dia bertemu, berdua sebagai Serayu dan Agam dengan leluasa."Aku suka kalau kamu memanggilku kakak," celoteh Agam sedikit bercanda."Oh ya?" Clara tersenyum sedikit, "sebetulnya aku juga suka ketika kamu memanggil aku Serayu, karena itu Nama asliku. Tapi aku takut kamu tidak sengaja memanggilku itu di depan semua orang, jadi saat ini aku lebih senang jika kaka tetap panggil aku Clara, karena saat ini Serayu sudah tidak hidup lagi!" papar Clara dengan yakin."Baik aku paham tentang hal itu. Aku hanya ingin memberikan dokumen ini, ini adalah catatan penggelapan dana yang pernah dilakukan oleh Golden Ang, sebelum masa kejayaan Darwin Charles. Kamu bisa membacanya dan mungkin saja suatu saat nanti dokumen ini
"Katanya kamu bakal menghubungi aku, tapi sampai hari ini telepon itu tidak juga menerima panggilan darimu. Bagaimana ini?"Darwin tampak harap-harap cemas menanti jawaban dari Clara."Ini baru tiga hari setelah terselenggara nya pesta Tuan. Aku juga musti mencari cara agar hubungan kita tidak ketahuan oleh siapa-siapa. Tentu saja, ada kalanya juga aku ingin dunia tahu tentang keberadaan aku. Tapi semua butuh proses Tuan." Clara mencoba memainkan ekpresinya kembali.Dia lupa bahwa membenci Darwin terlalu dini juga berakibat tidak baik."Aku tidak sabar ingin tidur denganmu. Segera hubungi aku.""Kepala jaksa mengirimkan proposal untuk aku dan Nyonya Maureen agar kami berkunjung ke luar negeri untuk studi banding dalam rangka mendirikan departemen store yang benar. Rencananya tiga hari ke depan. Aku janji setelah pulang dari sana, aku akan memberikan kabar baik untuk Tuan. Karena itu bersabarlah!" Hanya dengan metode negosiasi, sudah bisa meredam asa yang menggebu-gebu dalam lubuk hat
"Baguslah! Melalui perjalanan bisnis ini, kamu bisa lebih leluasa untuk melakukan pendekatan pada Nyonya Maureen. Saat kamu pergi, aku bisa mengumpulkan lebih banyak bukti.Aku bisa mendatangi gudang tim IT Golden Ang yang sudah tidak digunakan, mencari lebih banyak bukti kejahatan mereka!" pungkas ibu Ibu Laura saat berpura-pura membantu Clara mengemasi baju yang akan dia bawa dalam perjalanan bisnis bersama Nyonya Maureen.Dua jam lagi mereka harus sudah tiba di Bandara karena pesawat akan berangkat pukul 10 pagi, dan yang akan mengantarkan Clara ke Bandara adalah Bian. Otomatis, hanya sekarang kesempatan Ibu Laura memberi nasihat untuk Clara."Siap Ibu. Aku juga tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Tolong setelah aku pergi, kunci lah studio dan jangan pernah dipakai. Kita tidak akan tahu kalau Darwin mungkin saja datang ke sana dan melihat-lihat lebih jauh.""Aku mengerti!" Saat mereka bercengkrama dengan serius, Bian hadir membuka pintu dan mengajak Clara untuk segera berang
"Ibu, buka saja studio nya. Tinggal lah di tempat itu untuk sementara waktu tapi jangan buat studio kosong. Jika pergi, maka dikunci rapat. Maureen melacak mobil suaminya dan mengetahui bahwa Darwin pernah berkunjung ke jalan Pattimura. Di mana lagi kalau bukan di studio kita. Biarkan orang-orang Maureen tahu bahwa Darwin bukan datang ke tempat ku!"Pamitnya untuk izin ke toilet, tapi sebetulnya Clara sedang mencuri waktu untuk segera memberitahukan ibu Laura akan kabar urgent ini.Setelahnya, Clara akan memberitahu Darwin."Oh ya? Oke, aku akan langsung ke sana. Kamu kabari Darwin dan bilang bukan studio itu tujuannya!" jawab Ibu Laura dan mereka mengakhiri percakapan di telepon itu.Setelah menghubungi Ibu Laura, Clara menyambungkan panggilan ke nomor Darwin."Halo? Bagaimana, pesawat kamu sudah berangkat?" Darwin mengangkat telepon itu dengan cepat."Sebentar lagi, tapi ada seseorang yang memberitahukan padaku bahwa kamu sering ke berada di jalan Pattimura. Tolong klarifikasi itu d
"Siapa kamu?" tanya Ibu Laura dengan sorot mata yang mencekam.."Maaf mengganggu Bu, saya ingin bertanya apakah anda sering kedatangan tamu laki-laki dari kalangan konglomerat?" tanya Pengawal itu langsung berterus-terang.Untung saja Ibu Laura sudah dibriefing terlebih dahulu, maka dari itu dia bisa menjawabnya tanpa ragu-ragu."Tamu laki-laki maksudnya seperti apa? Saya punya suami dan dia akan pulang jam lima sore. Kamu benar-benar menyinggung saya ya! Lagi pula, saya ini beragama katolik, dan di dalam agama saya diajarkan untuk suci sebelum dan setelah menikah. Kasar sekali tiba-tiba dituduh seperti itu!"Ibu Laura sungguh memerankan peran ibu galak dengan baik.Pengawal sampai dibuat membisu di tempat."Sembarangan saja main menuduh orang!" Rupanya emosi wanita itu benar-benar terpancing."Kalau begitu saya minta maaf Nyonya, telah menganggu kenyamanan anda. Saya permisi!" kata pengawal tadi dan membungkuk lalu meminta maaf."Awas jangan sampai aku melihat wajah kamu lagi ya!" Ibu